EKOLOGI HUTAN
ACARA IV
Disusun oleh :
NIM :18/424042/KT/08617
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui struktur kuantitatif komunitas tumbuhan bawah berdasarka spesies
penyusun dan persen penutupnya.
Metode line intercept biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari
komunitas padang rumput. Dalam cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik
sebagai pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m.
Tebal garis transek biasanya 1 cm. Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-
segmen yang panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. pengamatan terhadap tumbuhan
dilakukan pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya mencatat, menghitung dan
mengukur panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen
tersebut. Cara mengukur panjang penutupan adalah memproyeksikan tegak lurus
bagian basal atau aerial coverage yang terpotong garis transek ketanah.
Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang
luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk
mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi, dan
elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topograpi, dari tepi laut kepedalaman,
memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan. Lebar transek
yang umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar antar transek 200-
1000 meter tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk kelompok hutan
yang luasnya 10.000 ha, intensitas yang dikendaki 2 %, dan hutan yang luasnya
1.000 ha intensitasnya 10 %.
Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja
penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata teresterial (daratan). Metode
strip sensus meliputi, berjalan disepanjang garis transek, dan mencatat spesies-
spesies yang diamati disepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa
indeks populasi (indeks kepadatan).
Roll meter dibentangkan sepanjang 20 m, dibagi menjadi 10 ruas dengan masing-masing ruas 200 cm.
Data diolah
Azrai,Eka Putri & Erna Heryanti. 2015. Biodiversitas Tumbuhan Semak di Hutan Tropis
Dataran Rendah Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat. Prosiding Semirata 2015
bidang MIPA BKS-PTN Barat. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta,
Jakarta Hal 403 – 408
Kunarso, Adi & Fatahul Azwar. 2013. Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Berbagai
Tegakan Hutan Tanaman di Benakat, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman Vol. 10 No. 2 : 85-98.
Maridi, dkk. 2015. Analisis Struktur Vegetasi di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
BIOEDUKASI. Volume 8, No. 1: 28-42