Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH : KELOMPOK 2
GURU PEMBIMBING :
KELAS : XI IIS 1
2018-2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Islam. Secara garis besar, makalah ini meliputi
pembahasan mengenai akhlak hormat dan patuh kepada orang tua dan guru yang meliputi materi
mengenai pembahasan ini. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun,
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan
saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya ucapkan terima kasih tiada terhindar kepada Allah SWT juga mengucapkan doa
dan syukur kepada semua pihak yang telah ikut mendorong dan membantu terwujudnya makalah
ini. Semoga kita semua selalu diberikan dan senantiasa dalam lindungannya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. AKHLAQ SEORANG ANAK KEPADA KEDUA ORANG TUA .................................. 2
B. AKHLAK SEORANG SISWA KEPADA GURU ATAU DOSEN .................................. 5
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini banyak kasus tentang anak yang membunuh orangtuanya sendiri demi
kepentingannya. Padahal orangtualah yang merawat, membimbing dan menyaksikan anak-
anaknya tumbuh dan berkembang. Begitu juga dengan guru, kebanyakan siswa menyepelekan
gurunya. Padahal nilai mereka tergantung pada guru. Mereka malah membolos dan pergi
bermain. Atau malah ribut didalam kelas.
Padahal menghormati orang yang lebih tua dari kita adalah suatu keharusan. Karena
didalam Al-Quran juga mengatur hukum-hukum tentang bagaimana kita seharusnya bersikap
kepada orangtua, guru dan orang yang lebih tua.
Jika kita mempunyai akhlaq terpuji, maka kita akan terbiasa melakukan hal-hal baik,
terutama bersikap baik terhadap orangtua dan guru. Tidak membenci mereka, karena orangtua
dan guru adalah sama pentingnya untuk masa depan kita. Jika kita berperilaku terpuji, maka
insyaallah Allah juga akan menyayangi kita. Karena Allah tidak menyukai umatnya yang
durhaka. Terutama kepada Ibunya. Sebab, surga ada di telapak kakinya. Jika kita ingin meraih
surga itu, maka kita harus mempunyai akhlaq yang baik. Seperti tauladan kita, Nabi Muhammad
SAW.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dan manfaat dari pembahasan ini adalah untuk menyadarkan kita betapa
pentingnya orang tua dan guru yang telah mendidik kita.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Orangtua adalah dua orang yang menjadi perantara Tuhan mengantarkan kita didunia ini.
Mereka mengemban tugas yang besar. Mendidik dan membimbing kita dari kita lahir atau
mungkin dari saat kita masih dalam kandungan Ibu hingga dewasa. Mereka selalu
mengupayakan yang terbaik untuk anak-anaknya, bahkan harus lebih baik dari orangtuanya.
Orangtua mau bersusah payah dan mengorbankan kesenangan mereka demi kebahagiaan anak-
anaknya.
Dalam islam, anak adalah titipan Allah SWT yang harus dijaga, dirawat dan dibimbing
seiring anak mereka tumbuh dan berkembang. Maka orangtua mengemban tanggung jawab yang
besar. Mereka harus mendidik anak-anak mereka agar kelak menjadi anak yang shaleh shalehah
dan berkepribadian baik.
Jika orangtua berusaha bekerja keras mengerjakan kewajibannya, maka seorang anak pun
mempunyai kewajiban untuk memiliki akhlak yang baik kepada orangtuanya.
Berikut ini adalah kewajiban anak kepada orangtua :
1. Bertutur kata yang baik dan bersikap sopan
Sebagai seorang anak kita tidak boleh berkata kasar, apalagi membentak orangtua. Jangan
bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong
saat beradua pendapat dengan mereka. Bicaralah dengan nada lembut dan bahasa yang santun.
Jangan pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu, jangan sekali-kali meremehkan
mereka. Sesuai firman Allah dalam Qs. Al – Isra : 23
ف َو ََّل ٍّ ُ سانًا ِإ اما يَ ْبلُغ اَن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أ َ َحدُ ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ
َ ْضى َربُّكَ أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا ِإ اَّل ِإيااهُ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح
َ ََوق
ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل َك ِري ًما
“Dan Tuhanmu telah mewajibkan supaya kamu jangan menyembah selain dari pada – Nya
dan berbuat baiklah kamu kepada kedua ibu bapak .Apabila mereka atau salah seorang dari
mereka telah tua, janganlah kamu berkata kepada keduanya dengan perkataan “ ah “ dan
jangalah engkau gertak mereka tetapi ucapkanlah kepada mereka dengan kata – kata yang
sopan lagi lembut”.
Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai
dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika
pulang, tidak sekedar seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap kurang
ajar kepada orang tua.
2
2. Ringan tangan membantu
Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua,
terutamanya Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai
orang tua, perkara-perkara rutinitas keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah.
Maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membantu meringankan beban orang tua tersebut,
seperti halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan
rumah dan lain-lain. Walaupun tidak setiap hari kita bisa membantu dalam meringankan
pekerjaan-pekerjaan tersebut, tapi niscaya itu akan membuat orang tua merasa bahagia.
Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita
jalankan, maka jangan menolak atau menunda-nunda. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir,
sejak masih bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Jadi tidak pantas ketika orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara
yang sanggup kita kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah
tersebut.
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Dan kita tidak diperbolehkan membuat orangtua kita marah. Karena kemarahan orangtua
adalah kemarahan Allah.
)س ْخ ِط اْ َلوا ِلدَيْن (رواه الترمذى ُ س ْخ
ُ ط هللاِ فِى ُ ضى اْ َلوا ِلدَي ِْن َو
َ ضى هللاُ فِى ِر
َ ر.
ِ
Artinya: “Keridoan Allah terletak pada keridoan kedua orang tua dan kemurkaan
Allah terletak pada kemurkaan kedua orang tua.” (HR. at-Tirmidzi).
3
4. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua
Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan
dan kerja keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan perjuangan
mereka tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik, bahkan lebih baik dari mereka.
Contoh sikap tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah:
Mengahambur-hamburkan uang pemberian orangtua
Membolos sekolah
Mengeluhkan segala sesuatu yang diberikan orangtua
Membuang-buang makanan
4
Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada. Dalam hal
ini menurut tuntunan ajaran islam sebagaimana yang disiarkan oleh rasulullah dari Abu usaid :
Artinya : Abu usaid berkata:
“Kami pernah berada pada suatu majelis bersama nabi, seorang bertanya kepada
rasulullah: wahai rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah keduanya meninggal dunia yang
aku untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada kedua orang tuaku. “rasulullah bersabda: ”ya, ada
empat hal :mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati / melaksanakan
janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahim yang engkau
tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua.”
Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi
untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang
telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang
benar terhadap gurunya.
Bagaimanapun juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua kita yang di
rumah. Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah. Jadi sebagaiman kita
menghormati orang tua kandung kita, maka kitapun juga harus menghormati guru kita.
Beberapa contoh etika murid terhadap guru, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Seorang siswa hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.
b. Seorang siswa hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau
berjumpa dengan beliau.
c. Seorang siswa hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa gurunya
itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil manfaat
dari beliau.
d. Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya
dan tidak melupakan jasanya.
e. Seorang siswa hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai
kasar dan keras.
f. Seorang siswa hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri,
hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh
gurunya.
g. Jangan duduk sambil menengok kanan kiri kecuali untuk suatu kepentingan.
h. Seorang siswa hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal
yang tidak berguna.
i. Seorang siswa hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan
kepandaian kepada guru.
j. Seorang siswa hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru
k. Seorang siswa hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna
l. Jika guru berdiri, seorang murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.
5
m. Seorang siswa hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah
jalan.
n. Seorang siswa hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang
tidak berguna.
o. Seorang siswa hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru.
p. Seorang siswa sebaiknya tidak mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.
q. Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong
pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu
hingga beliau selesai berbicara dan setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan
dengan sopan dan dalam bahasa yang baik.
r. Siswa haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.
s. Tidak menggunjingkan guru.
t. Mengamalkan yang diajarkan guru.
u. Murid harus mengamalkan tayamun (mengutamakan yang kanan). Ketika memberi sesuatu
kepada guru. Harus menjaga sikap wajar, tidak terlalu dekat hingga jaraknya terkesan
mengganggu guru.
v. Murid harus menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah ia
mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari. Ia memperoleh keselamatan dunia dan
akhirat. Meskipun guru menyampaikan informasi yang sudah di ketahui murid, ia harus
menunjukan rasa ingin tahu tinggi terhadap informasi
w. Tetap bersilaturahmi walaupun sudah lulus.
“Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami,
tidak mengasihi orang yang lebih kecil dari kami dan tidak mengetahui hak orang alim dari
kami.” (HR.Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit. Ra)
“Pelajarilah oleh kalian ilmu, pelajarilah oleh kalian ilmu(yang dapat menumbuhkan)
ketenangan, kehormatan, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kalian menuntut ilmu
darinya.” (HR. Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)
6
BAB III
KESIMPULAN
Orangtua adalah orang pertama yang mengasihi kita dari saat kita dalam kandungan Ibu
hingga kita tumbuh dan berkembang. Mereka adalah orang mulia pilihan Tuhan untuk mengasuh
dan membimbing kita.
Orangtua mengemban tanggung jawab besar untuk merawat dan menjadikan kita anak-anak
yang sholeh sholehah menurut tuntunan dalam Al-Quran dan perintah Allah SWT. Maka sebagai
seorang anak kita harus berbakti kepada orangtua dan tidak berperilaku tercela terhadapnya.
Karena merekalah kita berada didunia ini. Kita harus menghormati dan menghargai apa yang
orangtua lakukan. Walaupun orangtua kita sudah lanjut usia, kita harus merawatnya.
Dalam konteks berbuat baik kepada kedua orang tua, Al-Qur’an menganjurkan agar kita
melakukannya dengan cara “ihsān”. Ihsan artinya kita melakukan sesuatu lebih dari sekedar
kewajiban. Shalat lima waktu merupakan kewajiban, tetapi jika kita menambahnya dengan
shalat-shalat sunnah lainnya, maka itulah ihsan. Puasa Ramadhan adalah kewajiban, dan jika kita
mampu menambahnya dengan puasa-puasa sunnah, puasa Senin-Kamis misalnya, maka itulah
ihsan.
ير
ُ صِ ي ْال َم َ سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنا ً َعلَى َو ْهن َو ِف
صالُهُ ِفي َعا َمي ِْن أ َ ِن ا ْش ُك ْر ِلي َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإلَ ا َ اإل ْن
ِ ص ْينَا
َو َو ا
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman / 31:14)
Begitu juga dengan guru atau dosen, mereka adalah orangtua kedua kita saat diluar rumah,
maka kita juga harus berbakti kepada mereka. Guru merupakan orang yang bejasa terhadap sang
murid.dengan kata lain guru merupakan orang yang mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan kepada murid diluar bimbingan orang tua dirumah,sehingga akhlakul karima
terhadap guru perlu di rerapkan sebagaimana akhlak kita terhadap orang tua.
7
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlaq Mulia. Yogyakarta:Debut Wahana Press.
Al-Qur’an dan Terjemah. 2010. Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta:CV Toha Putra.
http://kantin-rama.blogspot.com/2016/05/makalah-akhlak-kepada-orang-tua.html
http://tptqhabibussholihin.blogspot.com/2013/10/makalah-akhlak-muslim-terhadap-orang.html