Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

A. Cash Flow
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan Nomor 2 Tahun 2009, arus
kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas (Ikatan Akutansi
Indonesia, 2013). Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah aliran kas
masuk (cash inflow) merupakan sumber-sumber dari mana kas diperoleh
sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk
pembayaran-pembayaran (Martono dan Harjito, 2012).
Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) masing-
masing dibagi menjadi dua bagian, antara lain:
1. Arus kas masuk (cash Inflow)
a. Bersifat rutin, misalnya: penerimaan dari hasil penjualan secara tunai,
penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit
yang dilakukan.
b. Bersifat tidak rutin, misalnya: penerimaan sewa gedung, penerimaan modal
saham, penerimaan utang atau kredit, dan penerimaan bunga.
2. Arus kas keluar (cash outflow)
a. Bersifat rutin, misalnya: pengembalian bahan baku dan bahan pembantu,
membayar upah dan gaji dan pembelian peralatan kantor habis pakai.
b. Bersifat tidak rutin, misalnya: pembelian asset, pembayaran angsuran utang,
dan pembayaran deviden.
Dari defenisi diatas, dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas
yang mengalir masuk dan keluar dari suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus
kas adalah perubahan yang terjadi dalam pos kas suatu periode tertentu.
1. Outlay (Pengeluaran)
Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalam
peralatan dan mesin perusahaan. Menurut Gaver (1993), kesempatan investasi
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-
pengeluaran yang ditetapkan manajemen pada masa yang akan datang. Dimana
pengeluaran modal merupakan pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dan akan menambah nilai dari
perusahaan. Sehingga kemakmuran pemegang saham secara maksimum
meningkat (Hasnawati, 2005).
Menurut (Lubis, Bukit, & Lubis, 2013), Pengeluaran modal adalah
Pengeluaran/biaya yang digunakan untuk penambahan/penggantian, dan
peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang
memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan
mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
Menurut (Lubis et al., 2013), Pengeluaran Modal dapat dikategorikan:
1. Pengeluaran modal tanah
2. Pengeluaran modal peralatan dan mesin
3. Pengeluaran modal gedung dan bangunan
Berdasarkan pengeluaran (outlay) Go Kitchen termasuk kedalam
golongan pengeluaran modal untuk pembuatan aplikasi dalam menjalankan
aplikasi Go Kitchen seperti Adobe XD, SDK Tools, Xcode, Android Studio,
Eclipse IDE + Android Development Tools, Phonegap (Cross Platform), Game
Maker Studi (Android), Sencha Touch Bundle (1 Developer), Corona SDK Pro,
Game Maker Studio (iOS), Visual Studio 2012 dan XNA Game Studio. Selain
modal dalam pembuatan aplikasi dibutuhkan juga modal dalam pengadaan
modal bangunan dan modal peralatan kerja.
No Pengeluaran Biaya/Unit
1 Pengeluaran Kantor
a. Gaji Tenaga Kerja Rp. 150.000.000
b. Printer Rp. 1.760.000
c. Mesin Fotokopi Rp. 14.500.000
d. Kursi Kantor Rp. 300.000
e. Meja Kantor Rp. 6.000.000
f. Komputer Rp. 7.000.000
g. Proyektor Rp. 7.000.000
h. CCTV Rp. 1.700.000
i. AC Rp. 2.500.000
j. Genset Rp. 90.000.000
k. Lemari Rp. 5.000.000
l. Rak Rp. 720.000
m. TV Rp. 4.599.000
n. Komputer Rp. 7.000.000
o. Biaya Listrik Rp. 14.000.000
p. ATK Rp. 500.000
q. Wifi Rp. 750.000
2 Pengadaan Bangunan
a. Gedung Rp. 120.000.000
b. Instalasi Air Rp. 10.000.000
c. Instalasi Listrik Rp. 25.000.000
3 Pembuatan Aplikasi
a. Adobe XD Rp. 730.000
b. SDK Tools Rp. 0
c. Xcode Rp 0
d. Android Studio Rp 0
e. Eclipse IDE + Android Development
Rp. 0
Tools
f. Phonegap (Cross Platform) Rp. 0
g. Game Maker Studi (Android) Rp. 0
h. Sencha Touch Bundle (1 Developer) Rp. 9.759.000
i. Corona SDK Pro Rp. 8.428.000
j. Game Maker Studio (iOS) Rp. 4.198.000
k. Visual Studio 2012 Rp. 5.500.000
l. XNA Game Studio Rp. 0
Total Rp. 1. 226.214.000

2. Investment
Menurut Suliyanto (2010), biaya investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Contoh biaya investasi adalah
1. Biaya persiapan penyusunan kelayakan bisnis, perizinan, perisapan,
perekrutan karyawan, pelatihan karyawan baru, biaya uji coba mesin dan
peralatan
2. Biaya pembelian atau sewa tanah dan Gedung
3. Biaya pembelian mesin dan peralatan
4. Biaya pembelian furniture
5. Biaya pembelian kendaraan
Selain untuk pembelian barang investasi yang telah disebutkan,
investasi juga diperlukan sebagai modal kerja. Modal kerja merupakan modal
yang diperlukan untuk belanja operasi sehari-hari, misalnya untuk memberikan
persekot pembelian bahan mentah, bayar upah, dimana dana yang dikeluarkan
tersebut akan segera kembali masuk ke perusahaan dalam jangka pendek
melalui hasil penjualan produksi.
Investasi modal merupakan salah satu aspek utama dalam keputusan
investasi selain penentuan komposisi aktiva (Wijaya dan Bandi, 2010).
Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi harus dievaluasi dan
dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan (Hasnawati, 2005). Bagi
beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi
perusahaan dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau
seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan pada bagian ini. Dalam
Signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan
(Wahyudi dan Pawestri, 2006). Dalam hal ini, perusahaan dihadapkan pada
keputusan tentang berapa dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar
dan aktiva tetap serta pos-pos yang terkait dengan aktiva lain-lain perusahaan.
Dengan aktiva yang tersedia perusahaan harus dapat menghasilkan laba
(Purnamasari, 2009).
Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan sumber dan
bentuk dana untuk pembiayaannya. Masalah yang harus dijawab dalam
mendanai perusahaan adalah apakah sumber dana yang dipakai berasal dari
internal atau eksternal perusahaan, besarnya hutang dan modal sendiri, dan
bagaimana tipe hutang dan modal yang akan digunakan (Hasnawati, 2005).
Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal berupa laba
ditahan dan dari eksternal perusahaan berupa hutang atau penerbitan saham
baru.Suatu kombinasi yang optimal atas penentuan pendanaan sangat penting
karena dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil studi Myers (1984) tentang
pecking order hyphotesis menggambarkan sebuah hirarki dalam pencarian dana
perusahaan dimana perusahaan cenderung mempergunakan pendanaan internal
dahulu untuk membayar dividen dan mengimplementasikannya sebagai
peluang pertumbuhan, dan apabila memerlukan pendanaan eksternal, maka
perusahaan akan menggunakan hutang sebelum penerbitan saham baru.
Menurut Fernanda (2012), Selain keputusan investasi dan pendanaan,
keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi
oleh perusahaan. Dividen merupakan alasan bagi investor dalam menanamkan
investasinya, dimana dividen merupakan pengembalian yang akan diterimanya
atas investasinya dalam perusahaan. Para investor memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam
bentuk dividen, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara
terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus
memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya, sehingga
kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan pemegang saham terhadap
dividen dengan tidak menghambat perumbuhan perusahaan disisi yang lainnya
(Wijaya dan Bandi, 2010).
3. Proceed
Aliran kas masuk neto tahunan yaitu aliran kas sebagai hasil dari investasi baru
tersebut. Aliran ini sering pula disebut net cash proceeds atau cukup dengan
istilah proceeds.
4. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang
dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Klasifikasi biaya
adalah proses pengelompokkan atas keseluruhan elemen-elemen biaya secara
sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu untuk dapat memberikan
informasi biaya yang lengkap bagi pimpinan perusahaan dalam mengelola dan
menyajikan fungsinya. Pemahaman terhadap hubungan antara biaya dengan
aktivitas bisnis sangat menentukan keberhasilan terhadap perencanaan dan
pengendalian biaya dalam suatu usaha. Biaya dapat dikelompokkan menurut
tujuan penggunaan biaya tersebut, sehingga setiap biaya akan memiliki tujuan
tersendiri.
Menurut Siregar et al. (2013:25), pada dasarnya biaya dapat
diklasifikasi berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
1. Hubungan Biaya dengan Produk
Berdasarkan hubungannya dengan produk, biaya dapat digolongkan
menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur ke produk. Contoh
biaya langsung adalah biaya bahan baku.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung
ditelusur ke produk. Contoh biaya tidak langsung adalah sewa peralatan
pabrik.
2. Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan
Berdasarkan hubungannya dengan perubahan kegiatan ini, biaya
diklasifikasi menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah proporsional
dengan perubahan volume kegiatan atau produksi tetapi jumlah per
unitnya tidak berubah. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku.
b. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh
volume kegiatan dalam kisaran volume tertentu. Contoh biaya tetap
adalah biaya sewa bangunan kantor atau pabrik.
c. Biaya campuran (mixed cost)
Biaya campuran adalah biaya yang jumlahnya terpengaruh oleh volume
kegiatan perusahaan tetapi tidak secara proporsional. Contoh biaya
campuran adalah tagihan listrik.
3. Elemen Biaya Produksi
Berdasarkan hubungannya dengan elemen biaya produksi maka biaya
dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Biaya bahan baku (raw material cost)
Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan
ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalah besarnya biaya tenaga kerja yang
secara langsung berhubungan dengan produksi barang jadi.
c. Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost)
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain
biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik sulit ditelusur ke suatu produk.
4. Fungsi Pokok Perusahaan
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan biaya dapat diklasifikasi menjadi 3
(tiga), yaitu:
a. Biaya produksi (production cost)
Biaya produksi terdiri atas 3 (tiga) jenis biaya, yaitu biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja.
b. Biaya pemasaran (marketing expense)
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk
memasarkan produk atau jasa.
c. Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense)
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam rangka
mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan perusahaan untuk
memproduksi barang jadi.
5. Hubungan Biaya dengan Proses Pokok Manajerial
Proses pokok manajerial meliputi perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja. Ada beberapa istilah biaya yang sering digunakan dalam rangka
melaksanakan fungsi pokok manajerial di atas. Berbagai istilah biaya
tersebut meliputi:
a. Biaya standar (standart cost)
Biaya standar adalah biaya ditentukan di muka yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu
kegiatan.
b. Biaya aktual (actual cost)
Biaya aktual adalah biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membuat
suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan.
c. Biaya terkendali (controllable cost)
Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi
oleh seorang manajer tingkatan tertentu.
d. Biaya tak terkendali (uncontrollable cost)
Biaya tak terkendali adalah biaya yang tidak secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu.
e. Biaya komitan (commited cost)
Biaya komitan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mempertahankan
kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi,
pemasaran, dan administrasi.
f. Biaya diskresioner (discretionary cost)
Biaya diskresioner adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada
kebijakan manajemen.
g. Biaya relevan (relevant cost)
Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu
alternatif dan alternatif lainnya.
h. Biaya kesempatan (opportunity cost)
Biaya kesempatan adalah manfaat yang dikorbankan pada saat satu
alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif lain.
DAFTAR PUSTAKA

Fernanda, G. I. (2012). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan


Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Lubis, A., Bukit, R., & Lubis, T. (2013). Pengaruh Pengeluaran Modal, Penelitian Dan
Pengembangan, Transaksi Pihak Hubungan Istimewa Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Telaah Dan Riset Akuntansi, 6(1), 1–13.

Anda mungkin juga menyukai