1. Pengertian Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status
kesehatan individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang sistemis. 2. Tujuan 1. Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh individu. 2. Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai. 3. Kebijakan Tentang penanggung jawab pelayanan berdasarkan SOP. 4. Referensi Buku saku pengendalian penyakit kusta (2014).
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamesa dan pemeriksaan fisik.
2. Petugas mengambil hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta, yaitu: a. Tanda- tanda pada kulit. - Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit pada kulit terutama diwajah dan telinga. - Bercak kurang/ mati rasa. - Bercak yang tidak gatal. - Kulit mengkilab atau kering bersisik. - Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut. - Kulit melepuh dan tidak nyeri. b. Tanda- tanda pada saraf. - Nyeri tekan dan atau spontan pada saraf . - Rasa kesemutan, tertusuk- tusuk dan nyeri pada anggota gerak. - Kelemahan anggota gerak dan wajah. - Adanya cacat (ulkus) yang sulit sembuh. c. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta, mempunyai kelainan kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat keterlibatan saraf tepi. 3. Petugas membandingkan tanda- tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit lainnya , Seperti Panu, Kurap, Kudis, Psoriasi, Vitiligo, dll. 4. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan hasil positif , maka berikan pengobatan sesuai diagnosa. 6. 6. Langkah- Langkah 1. Memeriksa cardinal sing( Bercak mati rasa yang terbatas terbatas tegas, penebalan saraf tepi yang disertai penurunan fungsi ). 2. Melakukan charting dan mendokomentasikan kedalam blanko pasien. 3. Apabila sudah tegak diagnosa kusta. 4. Memberikan penjelasan tentang prosedur pengobatan dan penatalaksanaan. 5. Memberikan obat MDT- COMBI atau PB-MH. 7. Bagan air -
8. Hal- hal yang perlu 1. Mengevaluasi perbaikan kliniks pasien sebelum dan di perhatikan sesudah pengobatan