Anda di halaman 1dari 15

ALIRAN SALURAN TERBUKA

Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
channel flow) maupun aliran pipa (pipa flow). Kedua jenis aliran ini memiliki
prinsip yang sangat berbeda. Aliran melalui saluran terbuka adalah aliran yang
memiliki permukaan bebas sehingga tekanan udara walaupun berada dalam
saluran yang tertutup.
Analisis yang dilakukan pada saluran terbuka lebih sulit dibandingkan
analisis yang dilakukan pada aliran dalam pipa dan pada umumnya analisis
saluran terbuka menggunakan persamaan-persamaan empiris. Hal tersebut karena
analisis aliran pada saluran terbuka memiliki banyak variabel yang berubah-ubah
dan tidak teratur terhadap ruang dan waktu. Variabel-variabel tersebut antara lain
penampang saluran, kekasaran permukaan saluran, kemiringan saluran, debit
aliran, kecepatan aliran, pertemuan saluran (junction) dan sebagainya.
Perbandingan bentuk kedua aliran tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

Gambar 1. Perbandingan antara aliran pipa dengan aliran saluran terbuka

Perbandingan rumus energy untuk kedua type aliran tersebut adalah :

Aliran pada saluran tertutup


𝑃 𝑉12 𝑃 𝑉22
h1 + 𝜌𝑔1 + = h2 + 𝜌𝑔2 + + hf
2𝑔 2𝑔

1
Aliran pada saluran terbuka

𝑉12 𝑉22
h1 + = h2 + + hf
2𝑔 2𝑔

Umumnya, penyelesaian untuk aliran-aliran terbuka lebih didasarkan pada


hasil pengamatan dibandingkan dengan aliran pipa. Metode empiris ini
merupakan metode terbaik yang ada pada saat ini, dan bila diterapkan secara hati-
hati dapat menghasilkan nilai yang sesuai dengan praktek.
Aliran dalam saluran tertutup tidak selalu bersifat aliran pipa. Bila terdapat
suatu permukaan bebas, harus digolongkan sebagai aliran saluran terbuka.
Mislanya, saluran pembuangan air banjir yang merupakan saluran tertutup,
biasanya direncanakan untuk aliran saluran terbuka sebab aliran dalam saluran
pembuang diperkirakan hamper setiap saat memiliki permukaan bebas.
1. Tipe Aliran
Aliran saluran terbuka dapat digolongkan menjadi beberapa type dan
diuraikan dengan berbagai cara. Penggolongan berikut ini dibuat berdasarkan
perubahan kedalaman aliran sesuai dengan waktu dan ruang.
Aliran tetap (steady flow) dan Aliran tak tetap (unsteady flow). Aliran
dalam saluran terbuka dikatakan tetap bila kedalaman aliran tidak berubah
atau dianggap konstan selama jangka waktu tertentu. Aliran dikatakan tak
tetap bila kedalaman berubah sesuai dengan waktu.
Pada umumnya, perhitungan saluran terbuka hanya digunakan pada aliran
tetap dengan debit Q dinyatakan sebagai :

Q=V.A

Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran (m/det)


A = Luas penampang melintang saluran (m2)

Aliran seragam (uniform flow) dan Aliran berubah (varied flow). Aliran
saluran terbuka dikatakan seragam bila kedalaman aliran sama pada setiap
penampang saluran. Suatu aliran seragam dapat bersifat tetap atau tidak tetap

2
tergantung dari kedalamannya yang berubah sesuai dengan perubahan waktu.
Aliran disebut berubah bila kedalaman aliran berubah disepanjang saluran.
2. Keadaan Aliran
Keadaan atau sifat aliran terbuka pada dasarnya ditentukan oleh pengaruh
kekentalan dan gravitasi sehubungan dengan gaya-gaya inersia aliran.
Tegangan permukaan air dalam keadaan tertentu dapat pula mempengaruhi
sifat aliran.
Pengaruh kekentalan (viscosity). Aliran dapat bersifat laminar, turbulen,
atau peralihan, tergantung pada pengaruh kekentalan sehubungan dengan
kelembamannya (inertia). Aliran dikatakan laminar bila gaya kekentalan
relative sangat besar dibandingkan dengan gaya kelembaman sehingga
kekentalan berpengaruh besar terhadap sifat aliran. Dalam aliran laminar
butir-butir air seolah-olah bergerak menurut lintasan tertentu yang tertaur atau
lurus, dan selapis cairan yang sangat tipis seperti menggelincir di atas lapisan
di sebelahnya. Aliran dikatakan turbulen apabila gaya kekentalan relative
lemah dibandingkan gaya kelembamannya. Pada aliran turbulen, butir-butir air
bergerak menurut lintasan yang teratur, tak lancar, maupun tidak tetap. Di
antara keadaan laminar dan turbulen terdapat suatu campuran atau keadaan
peralihan.
Aliran Laminer dan Aliran Turbulen. Aliran laminar didefinisikan sebagai
aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina
dengan satu lapisan meluncur secara lancer pada lapisan yang bersebelahan.
Kecenderungan kea rah kestabilan dan turbulensi diredam habis oleh gaya-
gaya geser viskos yang memberikan tahanan terhadap gerakan relative
lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan. Aliran turbulen mempunyai gerakan
partikel yang tidak menentu.
Perbandingan gaya-gaya yang disebabkan oleh gaya Inersia, gravitasi, dan
kekentalan dikenal sebagai bilangan Reynolds (Re):

𝑉.ℎ
Re = 𝜈

3
Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran (m/det)
h = Panjang karakteristik untuk aliran terbuka (m)
ν = Viskositas kinematik (m2/det)

Leminer → Re < 2000 Turbulen → Re > 4000


Gambar 2. Aliran Laminer dan Turbulen

Pengaruh gravitasi (gaya tarik bumi) terhadap keadaan aliran dinyatakan


dengan perbandingan gaya Inersia dengan gaya tarik bumi. Perbandingan ini
ditetapkan sbagai bilangan Froude, didefinisikan sebagai :

𝑉
Fr =
√𝑔.ℎ

Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran (m/det)


g = Percepatan gaya tarik bumi (9,81 m/det2)
h = Panjang karakteristik (m)

Bila Fr sama dengan satu maka aliran dikatakan berada dalam keadaan
kritis. Bila Fr kurang dari satu aliran bersifat subkritis. Dalam keadaan ini
peranan gaya tarik bumi lebih menonjol, sehingga aliran mempunyai
kecepatan rendah dan sering dikatakan tenang atau mengalir. Bila Fr lebih
besar dari satu aliran bersifat superkritis. Dalam keadaan ini gaya-gaya inersia
sangat menonjol, sehingga aliran mempunyai kecepatan tinggi dan biasanya
disebut cepat atau menjeram.

Fr = 1 → aliran kritis

Fr < 1 → aliran subkritis

Fr > 1 → aliran superkritis

4
Resim aliran. Kombinasi pengaruh kekentalan dan gaya tarik bumi dapat
menimbulkan salah satu dari empat resim aliran pada saluran terbuka, yakni :

1. Laminer subkritis (sub-critical laminar), bila Fr lebih kecil dari satu


dan Re terletak dalam daerah laminer.
2. Laminer superkritis (super-critical laminar), bila Fr lebih besar dari
satu dan Re terletak dalam daerah laminer.
3. Turbulen superkritis (super-critical turbulent), bila Fr lebih besar dari
satu dan Re terletak dalam daerah turbulen.
4. Turbulen subkritis (sub-critical turbulent), bila Fr lebih kecil dari satu
dan Re terletak dalam daerah turbulen.

Gambar 3. Hubungan antara kedalaman dengan kecepatan untuk keempat


macam resim aliran saluran terbuka

Hubungan antara kedalaman untuk keempat resim aliran dalam saluran


terbuka yang lebar dapat dilihat dari gambar logaritmis. Garis tebal untuk Fr
sama dengan satu dan jalur arsir untuk daerah peralihan laminar-turbulen
berpotongan pada gambar tersebut dna membaginya menjadi empat bagian,
masing-maisng menyatakan suatu resim aliran.
Dua resim aliran yang pertama, laminar subkritis dan laminar superkritis
tidak banyak dijumpai dalam praktek hidrolika saluran terbuka, karena
alirannya biasanya bersifat turbulen.
Namun resim-resim ini kadang-kadang terjadi bilamana air sangat
dangkal, dikenal sebagai aliran dangkal (sheet flow) dan tampak jelas dalam
percobaan dengan model hidrolis, penilitian aliran permukaan dan pencegahan
erosi.

5
3. Jenis Saluran Terbuka
Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut
saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran
alam (natural) dan saluran buatan (artificial).
Saluran alam meliputi semua alur air yang terdapat secara alamiah di
bumi, mulai anak selokan kecil di pegunungan, selokan kecil, kali, sungai
kecil dan sungai besar sampai ke muara sungai. Aliran air di bawah tanah
dengan permukaan bebas juga dianggap sebagai saluran terbuka alamiah.
Sifat-sifat hidrolis saluran alam biasanya sangat tidak menentu. Dalam
beberapa hal dapat dibuat anggapan pendekatan yang cukup sesuai dengan
pengamatan dan pengalaman sesungguhnya, sehingga persyaratan aliran pada
saluran ini dapat diterima untuk penyelesaian analisa hidrolika teoritis.
Saluran buatan dibentuk oleh manusia, seperti saluran pelayanan, saluran
pembangkit listrik, saluran irigasi dan talang, parit pembuangan, pelimpah
tekanan, saluran banjir, saluran pengangkutan kayu, selokan dan sebagainya,
termausk model saluran yang dibuat di laboratorium untuk keperluan
penelitian.

↘ Saluran Buatan :
↘ Saluran Alamiah :
Bentuk dan arah teratur, kekasaran
Bentuk, arah dan kekasaran
permukaan sekelilingnya pun
permukaannya tidak beraturan
seragam
Contohnya :
Contohnya :
Sungai besar atau kecil
Irigasi dan pembangkit tenaga air

Menurut bentuknya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran prismatis


(prismatic channel) dan saluran tidak prismatis (non-prismatic channel).
Saluran prismatis merupakan suatu saluran yang penampang
melintangnya dibuat tidak berubah-ubah dan kemiringan dasarnya tetap. Dan
sebaliknya untuk saluran tidak prismatis. Contohnya adalah pelimpah
tekanan yang memiliki lebar berubah-ubah dengan trase melengkung.
Penampang saluran alam umumnya sangat tidak beraturan, biasanya
bervariasi dari bentuk seperti parabola sampai trapesium. Untuk saluran

6
pengatur banjir, dapat terdiri dari satu penampang saluran utama yang
mengalirkan debit normal dan satu atau lebih penampang saluran tepi untuk
menampung kelebihan air.
Penampang saluran buatan biasanya direncanakan berdasarkan bentuk
geometris yang umum. Bentuk yang paling umum dipakai untuk berdinding
tanah yang tidak dilapisi adalah bentuk trapesium sebab stabilitas kemiringan
dapat disesuai. Bentuk persegi panjang dan segitiga merupakan bentuk khusus
selain trapezium. Berhubung bentuk persegi-panjang mempunyai sisi tegak,
biasanya dipakai untuk saluran yang dibangun dengan bahan yang stabil,
seperti pasangan batu, logam atau kayu. Penampang segitiga hanya dipakai
untuk saluran kecil, selokan, dan penyelidikan di laboratorium.
Unsur-unsur geometri penampang saluran :
a. Kedalaman aliran
(y) adalah jarak vertical titik terendah pada suatu penampang saluran
sampai kepermukaan bebas.
b. Lebar dasar saluran (b)
c. Lebar puncak
(T) adalah lebar penampang saluran pada permukaan bebas.
d. Luas basah
(A) adalah luas penampang melintang aliran yang tegak lurus arah aliran.
e. Keliling basah
(P) adalah panjang garis perpotongan dari permukaan basah dengan bidang
penampang melintang yang tegak lurus arah aliran.
f. Jari-jari hidrolis
(R) adalah perbandingan antara luas basah dengan keliling basah.
A
R= P

g. Kedalaman hidrolis
(D) adalah perbandingan antara luas basah dengan lebar puncak.
A
D= T

7
h. Faktor penampang
(Z) adalah hasil perkalian luas basah dan akar kedalaman hidrolis.

Z= A √𝐷

Untuk berbagai macam penampang :

A=b.y
T
P = b + 2y
y
T=b
Z = b.y1,5
b

A = (b + m.y).y
b

T P = b + 2.y √1 + m2
1 y T = b + 2.m.y
m (b.y+m.y2 )1,5
b Z=
√b+2.m.y

A = m.y2

1
P = 2.y √1 + m2
y
T = 2.m.y
m
1
Z= m.y2,5
√2

Pembagian kecepatan pada penampang saluran tergantung pada factor-


faktor seperti bentuk penampang yang tidak lazim, kekasaran saluran dan
adanya tekukan-tukukan. Pada arus yang lebar, deras dan dangkal atau saluran
yang sangat licin kecepatan maksimum sering terjadi di permukaan bebas.
Kekasaran saluran dapat menyebabkan pertambahan kelengkungan kurva
pembagian kecepatan vertical.

8
Gambar 4. Kurva kecepatan sama yang khas
pada berbagai penampang saluran

4. Aliran Seragam
Aliran seragam (steady uniform flow) merupakan aliran yang terjadi dalam
saluran terbuka bila saluran itu prismatic dan dibuat dengan kemiringan tetap.
Aliran seragam tidak dapat terjadi pada kecepatan tinggi sebab aliran akan
menjadi tidak stabil dan ada kemungkinan kemasukan udara.
Aliran seragam adalah aliran yang mempunyai :
a. Bentuk penampang prismatis
b. Kemiringan dasar saluran tetap
c. Kedalaman aliran tetap
d. Luas penampang basah tetap
e. Kecepatan aliran tetap
f. Debit aliran tetap
Bila air mengalir dalam saluran terbuka, air akan mengalami tahanan saat
mengalir ke hilir. Tahanan ini biasa dilawan oleh komponen gaya berat yang
bekerja dalam air dalam arah geraknya. Aliran seragam akan terjadi bila
tahanan ini seimbang dengan gaya berat. Besarnya tahanan bila factor-faktor

9
fisik lain dari saluran dianggap tidak berubah, tergantung pada kecepatan
aliran.
Bila air memasuki saluran secara perlahan, kecepatan mengecil dan
tahanan juga mengecil, dan tahanan lebih kecil dari gaya berat sehingga terjadi
aliran percepatan dibagian yang lurus di sebelah hulu. Kecepatan dan tahanan
akan meningkat lambat laun sampai terjadi keseimbangan antara tahanan
dengan gaya-gaya berat. Pada keadaan ini dna selanjutnya aliran menjadi
seragam.

Gambar 5. Pembentukan aliran seragam pada saluran yang panjang

Bagian lurus di hulu yang diperlukan untuk membentuk aliran seragam


dikenal sebagai daerah peralihan. Dalam daerah ini aliran dipercepat dan
berubah. Bila saluran lebih pendek daripada panjang daerah peralihan yang
diperlukan untuk kondisi yang ditetapkan, maka tidka terjadi aliran seragam.
Di bagian hilir saluran, tahanan mungkin akan terjadi lebih kecil daripada
gaya-gaya berat, sehingga aliran menjadi tidak seragam lagi atau berubah.

10
Kecepatan aliran seragam. Kecepatan rata-rata aliran seragam turbulen
dalam saluran terbuka biasanya dinyatakan dengan perkiraan yang dikenal
dengan rumus aliran seragam. Sebagian besar rumus-rumus aliran seragam
dapat dinyatakan dalam bentuk umum sebagai berikut :

V = C R x Sy

Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran (m/det)


C = Faktor tahanan aliran
R = Jari-jari hodrolis (m)
S = Kemiringan energy
Rumus Chezy. Pada awal tahun 1769 seorang insinyur Prancis, Antoine
Chezy membuat rumus yang mungkin merupakan rumus pertama kali untuk
aliran seragam yakni rumus Chezy yang terkenal, yang biasanya dinyatakan
sebagai berikut :

V = C √R. S

87
C= γ Dalam satuan metrik
157,6 1+
C= Dalam satuan inggris √R
m
1+
√R 𝑚
γ = 1,81

Dimana : V = Kecepatan aliran seragam (m/det)


C = Koefisien Chezy
R = Jari-jari hodrolis (m)
S = Kemiringan dasar saluran
m = Koefisien Bazin

11
Tabel 1. Nilai m yang diusulkan Bazin
No. Permukaan Saluran m
1 Semen yang sangat halus atau kayu diketam 0,11
2 Kayu tidak diketam atau beton bata 0,21
3 Papan, batu 0,29
4 Pasangan batu pecah 0,83
5 Saluran tanah dalam keadaan baik 1,54
6 Saluran tanah dalam keadaan rata 2,36
7 Saluran tanah dalam keadaan kasar 3,17

Rumus Strikler. Strickler menyarankan lagi dengan memberikan


konstanta :

1
K=n

Sehingga

V = K . R2/3 . S1/2

Rumus Manning. Pada tahun 1889 seorang insinyur Irlandia, Robet


Manning mnegemukakan sebuah rumus yang akhirnya diperbaiki menjadi
rumus yang sangat dikenal sebagai berikut :
1,49
V= . R2/3 . S1/2 Dalam satuan inggris
n

1
V= . R2/3 . S1/2 Dalam satuan metrik
n

1 A
V= . (P)2/3 . S1/2
n

n = Koefisien kekasaran manning


Baik menggunakan rumus Chezy maupun rumus manning terlihat bahwa
R adalah parameter yang turut menentukan besarnya V. Untuk mendapatkan V
yang tetap untuk semua kedalaman (y) pada kemiringan dasar (S0) yang tetap,
maka R harus konstan pada kedalaman tersebut (bentuk penampanganya harus
sedemikian rupa sehingga R-nya tetap sama).

12
Dalam slauran terbuka kecepatan bertambah dengan bertambahnya
kedalaman aliran. Kecepatan yang bertambha ini dapat menyebabkan
pengikisan pada dasar dan sisi-sisi saluran. Sebaliknya apabila kecepatan
berkurang, ini dapat menyebabkan pengendapan bahan yang melayang dalam
cairan itu.
Saluran dengan kecepatan tetap terhindar dari keadua hal yang kurang baik
tersebut. Kecepatan tidak merata diseluruh penampang dekat permukaan bebas
disebabkan terhambat oleh tegangan permukaan dan angin.
Kemiringan normal dan kemiringan kritis.

1
Q= . A . R2/3 . S1/2
n

5 1
1 A 𝐴3 𝑆2
Q= .A. (P)2/3 .S1/2
= 2 .
n 𝑛
𝑃3

- Untuk n, Q, S tertentu, hanya ada satu kedalaman air yang


mempertahankan kondisi aliran seragam, yaitu “Kedalaman normal” → yn
- Untuk yn, n, S tertentu hanya ada satu harga debit (Q) yang
mempertahankan kondisi aliran seragam yaitu “Debit normal” → Qn.
- Jika Q dan n diketahui, maka dengan rumus manning dapat dihitung
kemiringan saluran prismatic dimana mengalir aliran seragam dengan
kedalaman normal (yn), kemiringan inni disebut kemiringan normal (Sn)

n 2 . Q2
Sn = 4 Satuan inggris
A2 .R3

n 2 . Q2
Sn = 4 Satuan metrik
2,22 A2 .R3

- Dengan mengubah kemiringan saluran, yn dapat diubah sehingga aliran


seragam tersebut menjadi aliran kritis (Debit tetap). Kemiringan ini
disebut “kemiringan kritis (Sk)” dan keadalaman aliran disebut kedalaman
kritis.

13
n 2 . Q2
Sk = 4 Satuan inggris
Ak2 .Rk3

n 2 . Q2
Sk = 4 Satuan metrik
2,22 Ak2 .Rk3

- Dengan mnegatur kemiringan dan debit pada kedalaman normal tertentu


dapat dicapai suatu keadaan aliran yang kritis. Kemiringan ini disbeut
kemiringan kritis pada kedalaman normal tertentu → Skn.

Penampang melintang terefisien. Penampang disebut terefisien jika


memberikan Q yang maksimum untuk A, S dan n yang diketahui, tahanan
tersedikit pada aliran sehingga daya angkut maksimum, agar K maksimum
maka P harus minimum dan harus ekonomis dalam artian biaya sebagian besar
tergantung pada galian, banyaknya galian berbanding lurus dengan luas
penampang, diharapkan galian minimum untuk debit yang diketahui sehingga
biaya menjadi minimum dan karena P minimum maka biaya pemerataan dan
pelapisan saluran juga akan minimum.
Kecepatan dalam saluran terbuka adalah fungsi daripada R dan S.
Persamaan debit :
1
Q= . A . R2/3 . S1/2
n

Persamaan ini menyatakan bahwa :


- Untuk A dan S diketahui, Q akan maksimum jika R maksimum.
A
- Karena R = , maka R akan maksimum jika P minimum. Oleh karena itu
P

untuk penampang yang terefisien, keliling basah harus minimum.

Aliran Berubah Lambat Laun


Merupakan aliran tetap yang kedalamannya berubah-ubah secara lambat
laun sepanjang saluran. Definisi ini mencantumkan dua syarat yaitu :

14
1. Aliran tetap, yakni sifat-sifat hidrolis aliran tetap konstan selama
jangka waktu yang ditentukan.
2. Garis arus praktis sejajar, yakni pada penampang saluran terdapat
pembagian tekanan hidrostatis.

Aliran Berubah Tiba-tiba


Aliran berubah tiba-tiba memiliki kelengkungan garis aliran yang sangat
jelas. Perubahan kelengkungan dapat terjadi sedemikian mendadak sehingga
profil aliran terputus, menghasilkan keadaan turbulensi tinggi; inilah yang
disebut aliran berubah tiba-tiba (Rapidly Varied Flow) dengan profil terputus,
dengan loncatan hidrolis sebagai salah satu contohnya.
Untuk membedakannya dengan aliran berubah lambat laun (Gradually
Varied Flow), sifat-sifat berikut dari aliran berubah tiba-tiba perlu
diperhatikan :
1. Kelengkungan aliran sangat nyata, sehingga pembagian tekanan tidak
dapat dianggap hidrostatis lagi
2. Perubahan resim aliran (flow regime) yang tiba-tiba sering terjadi
dalam jarak yang relative pendek.
3. Bila aliran berubah tiba-tiba terjadi pada bangunan peralihan tiba-tiba,
cirri-ciri fisik aliran pada dasarnya tergantung pada batas-batas
geometri bangunan, juga pada keadaan aliran.
4. Bila pada aliran berubah tiba terjaid perubahan luas basah yang tiba-
tiba, koefisien-koefisien pembagian kecepatan biasanya jauh lebih
besar dari satu dan tidak dapat ditentukan dengan tepat.
5. Daerah-daerah pemisah, olakan dan pusaran yang mungkin terjadi
pada aliran berubah tiba-tiba cenderung memperumit pola aliran dan
mendistorsi pembagian kecepatan yang sesungguhnya di sungai.

15

Anda mungkin juga menyukai