Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Tulang adalah jaringan ikat khusus yang diresapi dengan garam anorganik, lebih
utamanya garam kalsium seperti kalsium fosfat, kalsium karbonat dan lainnya. Tulang
memiliki beberapa fungsi,salah satu fungsi utama tulang adalah sebagai salah satu
penyusun rangkah tubuh makhluk hidup. Tulang juga memiliki fungsi sebagaitempat
terbentuknya sel-sel darah, pelindung organ, memberi bentuk tubuh, penyimpanan
mineral dan mendukung lokomosis hewan. Tulang merupakan alat gerak pasif yang
mana hanya dapat bergerak dengan bantuan otot rangka yang melekat pada tulang.

Penyebab terjadinya kelainan berdasarkan faktor yang berasal dari luar


diantaranyameliputi kecelakaan, nutrisi (makanan), kebiasaan, pola hidup dan lainnya.
Sedangkan yang menjadi faktor dari dalamnya yaitu terjadi kesalahan metabolisme
serta fungsi sel tubuh penyusun tulang.
Berikut beberpa penyakit pada tulang serta alat teknologi utuk penyembuhannya

1. Osteoartritis
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif
sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago
biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang
disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai
bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling
mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang
akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut
semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.

PENYEBAB
Penyebab utamanya nyeri sendi adalah osteoartritis. Penyebab osteoartritis bermacam-
macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis
dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan
adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun
demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah Wanita berusia lebih
dari 45 tahun, Kelebihan berat badan, Aktivitas fisik yang berlebihan, seperti para
olahragawan dan pekerja kasar, Menderita kelemahan otot paha, Pernah mengalami
patah tulang disekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatanyang tepat.

2.Rheumatoid arthritis
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA)
merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh
sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu
lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak
sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi
serta atrofi otot dan penipisan tulang. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada
wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1.
Umumnya penyakit ini ada pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan,
bahulutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak
dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yanglain
yaitu berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang
darah. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan
kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1%
sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.

Penyebab

Rheumatoid arthritis disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya


melawan infeksi, tetapi justru menyerang sel normal pada persendian dan membuat
sendi terasa nyeri, bengkak, dan kaku.

Walau alasan kenapa sistem kekebalan tubuh keliru menyerang tubuh dalam
rheumatoid arthritis masih belum diketahui, ada beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko, seperti faktor usia, hormon, genetika, lingkungan, obesitas dan
kebiasaan merokok.

3.SCOLIOSIS
Kelainan tulang belakang seperti Scoliosis adalah gangguan yang menyebabkan kurva
abnormal pada tulang belakang atau tulang punggung seseorang. tulang belakang
harus lurus bila dilihat dari belakang dan terlihat membentuk gambar ‘S’ dari
samping. Bentuk tulang membungkuk pada tulang belakang ketika melihat dari
samping disebut ‘kyphosis’, sementara mundur membungkuk dalam kurva jika dilihat
dari sisi disebut sebagai ‘Lordosis’. Orang yang menderita scoliosis dapat
mengembangkan kurva tambahan sisi baik mereka, dengan tulang-tulang dari tulang
belakang memutar satu sama lain. Scoliosis adalah masalah yang dapat terjadi pada
orang dari setiap kelompok umur, tetapi yang paling umum pada mereka lebih dari 10
tahun. Masalah ini adalah 2 kali lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada
anak laki-laki.
Penyebab
Ø Cacat Lahir dapat menyebabkan scoliosis pada anak-anak. Sehingga dapat terjadi
bahwa tulang mereka berkembang berbeda atau tidak lengkap, sehingga hanya
separuh dari tulang tumbuh. Kadang-kadang tulang belakang atau tulang rusuk yang
normal bergabung bersama-sama. Tulang belakang biasanya dibagi menjadi tulang-
tulang kecil normal, tapi pada anak-anak dengan gangguan blok besar tulang dibentuk
di tulang belakang.
Ø Kemungkinan dari scoliosis pada anak-anak lebih tinggi jika seseorang dalam
keluarga telah mengalami masalah yang sama. Anak-anak yang memiliki kedua orang
tua dengan scoliosis berada pada risiko yang lebih tinggi memiliki scoliosis.
Ø Situasi traumatis yang mengarah ke skoliosis mungkin termasuk fraktur, radiasi
atau pembedahan tulang belakang di masa lalu.
Ø Masalah kesehatan lainnya di anak Anda juga dapat menyebabkan scoliosis di
dalamnya. Penyakit seperti polio, cerebral palsy dan distrofi otot yang
menyebabkan masalah dalam kontrol otot dan aktivitas dapat mengakibatkan masalah
scoliosis.
4. Osteoporosis

Osteoporosis disebut tulang lemah dan keropos yang tidak mampu mempertahankan
fungsi tulang normal. Dalam sebagian besar kasus, penyakit ini progresif tapi secara
diam (sampai tulang mendapatkan hasil yang sangat lemah dan fraktur dengan
sejumlah besar rasa sakit dan ketidaknyamanan).

Penyebab
Faktor risiko utama termasuk jenis kelamin perempuan, riwayat merokok, berat badan
rendah, usia lanjut dan menopause (atau penyimpangan hormonal lainnya). Setiap
faktor yang mengganggu mineralisasi tulang yang tepat dapat menyebabkan
osteoporosis (salah satu gangguan tulang yang paling umum). Penelitian menyebutkan
bahwa setelah usia 50 tahun, hampir 20% individu mengembangkan osteoporosis
moderat.

5. Penyakit Paget Tulang (Paget Disease Of Bone)


Paget tulang adalah masalah lain muskuloskeletal umum yang mungkin juga
melibatkan sistem lain seperti pendengaran. Gangguan ini ditandai dengan potensi
pertumbuhan yang tinggi dari tulang yang terutama mempengaruhi tulang panjang
tubuh. Tulang tidak hanya meningkatkan dalam ukuran tetapi juga lemah dan rentan
terhadap cedera, patah tulang dan dislokasi. Hal ini ditandai dengan resorpsi tulang
yang berlebihan dengan pembentukan tulang yang abnormal yang akhirnya
menggantikan sumsum dengan berserat dan pembuluh darah jaringan.

Penyebab

Jalur fisiologi yang Persis tidak diketahui. Namun, secara umum diyakini multi-
faktorial (dengan peran yang kuat dari keturunan). Dalam beberapa kasus, penyakit ini
didahului oleh infeksi virus. Paling sering terlibat tulang tengkorak, tulang belakang,
tulang panjang kaki dan tulang panggul. Dalam kebanyakan kasus, satu atau dua
tulang yang terlibat lebih dari yang lain (kelemahan sistemik atau umum dari tulang
jarang).

Teknologi Untuk Mengatasi Gangguan dan Kelainan pada Tulang

1. PEMASANGAN PEN

Pemasangan pen kian sering dijadikan pilihan untuk menangani kasus patah
tulang.Dengan dipen, diharapkan tulang kembali tersambung tersambung dengan lebih
baikTujuan pemasangan pen adalah fiksasi agar posisi tulang tidak berubah setelah
reposisi. Penyembuhan tulang yang baik perlu posisi tulang yang baik juga,” tutur dr
Nario Gunawan SpOT.
Spesialis ortopedi dan traumatologi RS Mitra Keluarga itu menambahkan, dalam
memperbaiki cedera tulang, gips bisa juga dijadikan pilihan. Tindakan tersebut
merupakan fiksasi eksternal. Sedangkan penggunaan pen merupakan fiksasi internal.
“Pen dipasang lewat tindakan operasi,” tuturnya.

Kelebihan pen untuk menangani patah tulang, papar Nario, reposisi tulang lebih
bagus. Bila pakai gips, jelas dia, kadang tulang jadi bengkok karena reposisi dilakukan
dari luar. “Tapi, harus dilihat pula kondisi tulang yang cedera,” ungkap dokter yang
akrab dipanggil Rio itu

2 PEMBIDAIAN
Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang
patah. Di bawah ini adalah beberapa macam teknik penyembuhan patah tulang dengan
pembidaian.
1.Bidai keras : umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain
yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna
dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi
syarat di lapangan.Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

2.Bidai traksi : bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya
dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang
paha. Contoh : bidai traksi tulang paha

3.Bidai improvisasi : bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan
untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan
kemampuan lain-lain.improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan

4.Gendongan/Belat dan bebat : pembidaian dengan menggunakan pembalut,


umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai
sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan.

3 VESSELPLASTY

Dr Bambang Darwono, SpB, SpOT, menyatakan metode tersebut memang bisa


menangani jenis patah tulang stabil atau yang tidak menekan saraf. Dalam teknik ini,
ia menyebutkan tindakan pembedahan tanpa pisau dengan bius lokal ini menggunakan
zat semacam semen yang bisa mengeras dengan cepat ke dalam rongga pada bagian
tulang yang patah. Teknik vesselplasty ini masih tergolong konsep baru untuk
mengatasi patah tulang belakang. Meski ditemukan pertama kali di Prancis pada 1984,
teknik ini dikembangkan dan disempurnakan di Amerika Serikat pada 1995. Tindakan
minimal invasif ini dilakukan dengan cara menyuntik tulang patah dengan
menggunakan jarum khusus dengan pembiusan lokal.

Melalui jarum, dimasukkan semacam balon yang terbuat dari polietilen dengan pori-
pori sebesar 80 mikron ke dalam ruas tulang belakang yang patah. Selanjutnya, ke
dalam balon disuntikkan semen tulang khusus dengan tekanan yang bisa diatur.
Sebagian semen keluar lewat pori-pori mengisi jaringan sekitar atau ruang kosong
pada ruas tulang yang patah. Efek ini bisa mendongkrak tulang belakang ke bentuk
semula. Selanjutnya, jarum ditarik dan balon tinggal di tulang belakang. Semen tulang
menjadi keras dalam waktu 20-30 menit. Dengan kepadatan gradual, di dalam balon
semen makin padat, konstruksi ini relatif lentur sehingga aman bagi tulang di
sekitarnya, terutama bagi penderita osteoporosis.

4. KOMPERESI

Kompresi adalah dengan menciptakan ruangan di dalam ruas tulang belakang dan
memasukkan bahan pengisi tulang atau bone filler material (BFM), sehingga ruas
tulang belakang yang mengalami patah tulang kembali normal seperti sebelumnya.
Namun, risiko dari cara ini adanya kebocoran dari bahan pengisi tulang tadi.

5. STIMULASI MEDAN ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PE


NYEMBUHAN PATAH TULANG

Stimulasi Medan Elektromagnetik merupakan salah satu terapi tambahan pada usaha
untuk mempercepat proses penyembuhan patah tulang pada keadaan
pascamenopause, akan tetapi prosesnya belum dapat dijelaskan secara keseluruhan
karena masih dalam proses pendalaman dan peninjauan. Penelitian ini ditujukan untuk
membuktikan proses penyembuhan patah tulang pascaovariektomi oleh stimulasi
medan elektromagnetik. Ada tiga indikator penyembuhan patah tulang yang dipakai,
yaitu :

 Jumlah osteoblas yang mengekspresikan TGF kalus, jumlah osteoblas itu


sendiri, dan ketebalan kalus.

Dan percobaan ini diujicobakan pada tikus putih, setiap kelompok tikus putih terdiri
dari sepuluh tikus. Kelompok 1 adalah kelompok yang tidak mendapatkan stimulasi
medan elektromagnetik. Kelompok 2 adalah kelompok yang mendapatkan stimulasi
medan elektromagnetik selama 6 jam sehari selama 4 minggu. Semua tikus kemudian
diperiksa secara histologis dan imunohistokimia untuk mengetahui jumlah osteoblas
yang mengekspresikan , jumlah osteoblas, dan tebal kalus. Dari data hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah osteoblas, sehingga dapat
disimpulkan stimulasi medan elektromagnetik dapat merangsang penyembuhan patah

tulang pada keadaan pascaovariektomi , melalui peningkatan jumlah osteoblas yang


mengekspresikan TGF osteoblas dan tebal kalus. Pada akhirnya diharapkan stimulasi
medan elektromagnetik dapat merangsang penyembuhan patah tulang pada penderita
osteoporosis pascamenopause.

6. LIMB SALVAGE (Memuat Kemoterapi dan Amputasi juga)

Sekarang dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilakukan cara
lain yang lebih “terhormat” yaitu menggunakan metode teknik baru limb salvage,
dimana teknik terapi baru ini telah dikembangkan di hampir semua pusat
penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan operasi adalah untuk menghilangkan
tumor lokal pada tulang yang terkena.

Menurut Prof. Errol, operasi ini dibagi menjadi dua:


1. Limb salvage yaitu tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas kaki
pasien lain yang baru saja meninggal dunia atau tulang yang terkena tumor pada
stadium dini dimatikan dulu dengan radiasi kemudian dipasanglagi.
2. Limb ablation yaitu tulang yang terkena tumor ganas di amputasi.Sekarang sebelum
dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan
tumor mengecil. Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor
yang sudah mulai menyebar.Kemoterapi yang sekarang dianut adalah neo ajuvant
therapy, pada metode ini diberikan terlebih dahulu 3 siklus kemoterapi pra operasi dan
kemudian diberikan lagi kemoterapi pasca bedah 3 siklus. Kemoterapi yang biasa
diberikan adalah metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin, Doxorubicin
(adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (sitoksan), dan Bleomycin.

7 . CORAL DAN GAMPING

Kabar baik bagi penderita kanker tulang atau patah tulang. Penderita penyakit tersebut
kini mempunyai alternatif pengobatan yang lebih murah, yakni dengan menggunakan
biokeramik hidroksiapatit dari bahan coral atau gamping. “Selama ini mahalnya biaya
operasi tulang karena bahan-bahan yang diperlukan masih diimpor, contohnya
material tulang buatan biokeramik hidroksiapatit yang harganya dapat mencapai 1 juta
rupiah per gram,” kata Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material Marzan Aziz Iskandar, di
Jakarta, Kamis.

Proses pembuatan coral atau gamping sebagai hidroksiapatit tersebut, ujarnya,


sederhana saja yakni dengan membakar material itu dengan suhu 900 derajat Celcius
untuk menghilangkan zat organiknya, penambahan unsur fosfat, penyaringan,
pencucian dan pembakaran berikutnya dengan suhu 600 derajat Celcius.

Material biokeramik hidroksiapatit baik berbahan dasar komersial atau bahan mineral
alam yang memenuhi standar medis, urainya, berbentuk serbuk, bahan berpori, bahan
padat atau bahan komposit. Bahan komposit memiliki kelebihan bisa dimasukkan obat
sebelum ditanam ke tulang penderita. Dalam tiga minggu, menurut dia, hidroksiapatit
dengan bahan coral atau gamping ini mulai menyatu sebagai tulang, sehingga tak
diperlukan operasi berikutnya untuk mengeluarkan bahan asing tersebut.

8 . TRANSPLANTASI SUMSUNG TULANG


Untuk dapat menngetahui bagaimana transplantasi sumsum tulang itu, hendaknya kita
mengetahuai apa itu sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang
ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian
besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang: sumsum merah (dikenal juga
sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah merah, keping darah, dan
sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum kuning
menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang
banyak dikandungnya.

Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak
digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat
disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi
sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang
masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi
sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari kembar identik,
dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari bukan kembar
identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi allogenik. Sekarang
ini, transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.
Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan
juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah
anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien
sembuh sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak
dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50%.

9 . PENGGANTIAN SENDI

Operasi penggantian sendi adalah suatu jenis operasi yang dilakukan untuk mengganti
sendi yang telah rusak dengan sendi buatan yang disebut prostesis. Operasi ini telah
dilakukan pada ratusan ribu pasien yang mengalami kerusakan, khususnya sendi lutut
dan pinggul, dengan hasil yang sangat memuaskan selama sekitar 35 tahun terakhir.
Penyebab utama kerusakan di lutut dan pinggul adalah pengapuran (osteoartritis).

Anda mungkin juga menyukai