DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah “Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ...................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar yang bekerja pada tubuh manusia
yang hasil sekresinya langsung ke dalam darah tanpa melewati duktus atau
saluran dan dari sekresi tersebut adalah hormone.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis memiliki kasus dan
memunculkan pertanyaan sebagai berikut “Bagaimankah Asuhan
Keperawatan pada Sistem Endokrin?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
2
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada sistem
endokrin
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada sistem endokrin
D. Manfaat Penulisan
1. Teori
Dapat menambah wawasan penulis mengenai asuhan keperawatan
pada sistem endokrin
2. Praktik
Dapat memahami asuhan keperawatan pada sistem endokrin dan
menerapkan asuhan keperawatan sistem endokrin
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Biodata klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker.
Seperti ibu klien pernah menderita hipertensi, asam urat dan ayah klien
pernah menderita penyakit gatal-gatal
b. Riwayat social ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan,
konsumsi pola makan dan porsi makan
3. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan
koordinasi, kelelahan berat
b. Tanda : Atrofi otot
4. Sirkulasi
a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,
peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat.
Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
5. Eliminasi
a. Gejala : perubahan pola berkemih, (polyuria nocturia), rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih
berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning,
poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi
hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
6. Integritas / Ego
4
a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
b. Tanda : Ansietas peka rangsang
7. Makanan /Cairan
a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet:
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan
lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik
(tiazid)
b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid
(peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula
darah), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)
8. Neurosensori
a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap
lanjut), gangguan memori (baru masa lalu) kacau mental. Refleks
tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang (tahap lanjut
dari DKA)
9. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang/berat), wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
10. Pernapasan
a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulent (tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan meningkat
11. Keamanan
a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk
otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
12. Seksualitas
5
a. Gejala : Rabas wanita (cenderung infeksi), masalah impotent pada pria
; kesulitan orgasme pada wanita
b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/dl atau lebih. Aseton
plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid
dengan kolosterol meningkat.
Pemeriksaan Fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjol karena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
6
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata
secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi
jantung.
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada refleks
tendon dan tremor, iritabilitas.
7
Simetris antara kanan dan kiri
Sklera berwarna putih
Mata normal
4. Telinga
- Inspeksi
Telinga ukuran sedang
Simetris antara kanan dan kiri
Tidak ada serumen pada lubang telinga
Tidak ada benjolan
5. Hidung
- Inspeksi
Simetris
Tidak ada sekret
Tidak ada lesi
- Palpasi
Tidak ada benjolan
6. Mulut
- Inspeksi
Bentuk mulut simetris
Lidah bersih
Gigi bersih
7. Leher
- Inspeksi
Bentuk leher simetris
- Palpasi
Ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Paru – paru
- Inspeksi
Simetris antara kanan dan kiri
- Palpasi
Getaran local femitus sama antara kanan dan kiri
- Aukustalsi
8
Normal
- Perkusi
Resonan
9. Abdomen
- Inspeksi
Perut datar simetris antara kanan dan kiri
- Palpasi
Tidak ada nyeri
- Perkusi
Resonan
10. Ektremitas
- Inspeksi
Tangan kanan dan kiri normal
9
10
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
C. Perencanaan / Intervensi.
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d. hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja
jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
1) Nadi perifer dapat teraba normal.
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
11
Intervensi :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat
dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume
sirkulasi
b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen
oleh otot jantung atau iskemia
c. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal
(seperti krekels)
Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
d. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering,
nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
e. Catat masukan dan haluaran
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energy
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat energi
Intervensi :
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia
mungkin ditemukan
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
12
c. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism
d. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti
massage
Rasional : Meningkatkan relaksasi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
a. Nafsu makan baik.
b. Berat badan normal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan
gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan
hiperglikemia
b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan
masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap
terapi antitiroid
c. kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan
vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan
zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan
pengganti yang sesuai
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,
terbebas dari ulkus
Intervensi :
13
a. Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
b. Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan
jaringan retroorbita
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat
diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang
dan imsomnis
b. Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi
informasi
c. Jelaskan prosedur tindakan
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
d. Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan
kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
14
a. Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
menentukan pilihan berdasarkana informasi
b. Berikan informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi
yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan
c. Identifikasi sumber stress
Rasional : faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
d. Tekakan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional :Mencegah munculnya kelelahan
e. Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar
kemungkinan mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah
pengobatan selama 5 tahun kedepan
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali
perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
a. Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi
terhadap tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
b. Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat,
sensitifitas meningkat atau menangis atau mungkin berkembang
menjadi psikotik yang sesungguhnya
c. Kaji tingkat ansietas
Rasional : Ansietas dapat merubah proses piker
d. Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
15
Rasional : Penurunan stimulasi ekternal dapat menurunkan
hiperaktif/refleks, peka rangsang saraf
e. Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional : Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan
kesadaran pada realita/lingkungan
f. Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi
klien
Rasional : Membantu dalam mempertahankan sosialisai dan orientasi
pasien
g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer,
atau obat anti psikotik.
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas
saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir.
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab
16
Kasus :
DATA FOKUS
17
ANALISIS DATA
No. S E P
1. Ds: - Kelemahan umum Intoleransi Aktivitas
Pasien mengeluh kelelahan, Domain:4 Kelas:4
sulit berkonsentrasi, dan Aksis
penurunan memori. 1: Intoleransi
aktivitas
Dx: 2: Individu
Batasan karakteristik : Intoleransi 3:
Menyatakan merasa letih aktivitas b.d 4: Verbal
kelemahan umum 5: Dewasa
6: Akut
7: Aktual
2. Ds: - Faktor Biologis Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan tidak nutrisi kurang dari
nafsu sudah 2 minggu kebutuhan tubuh.
Domain: 2 kelas:1
Aksis
Batasan karakteristik : Dx: 1: Nutrisi
- Kurang makan Ketidakseimbangan 2: Individu
- Kurang minat pada nutrisi kurang dari 3:
makanan kebutuhan tubuh b.d 4: Tubuh
faktor biologis 5: Dewasa
6: Akut
7: Aktual
18
No. NANDA NOC NIC
19
makan dan
aktivitas akhir-
akhir ini.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk menunjang pembelajaran
kita sebagai perawat yang profesional
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Gardner, D.G and Shoback, D., 2011. Greenspan’s Basic & Clinical
Endocrinology. 9th ed. China: The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume
2, (Edisi 8), EGC, Jakarta
3. Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi
2), EGC, Jakarta
4. Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
5. Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan
Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta.
6. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta
7. Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
8. Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC,
Jakarta
9. Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta
10. Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta
11. Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta
12. Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC,
Jakarta
13. Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta
14. Arief, M. Suproharta, Wahyu J. K Wlewik S. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran, ED: 3 Jilid : 1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
22