BAB I Kimia
BAB I Kimia
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Gerak Brown
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak
Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam
larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat
(suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem
koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya
semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka
gerak Brown semakin lambat.
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang
terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
permukaannya menyerap ion S2+.
4. Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid
bermuatan negatif. Contohnya ada pada gambar diatas, yaitu Koloid Fe(OH)3
bermuatan positif dan Koloid As2S3 bermuatan negatif.
5. Koagulasi koloid
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid
lain dari proses koagulasi.
Koloid pelindung dari cat adalah latex / binder, dimana latex / binder ini akan
membentuk lapisan film transparan yang akan melindungi dan merekatkan cat ke
permukaan. Cat sendiri sebenarnya adalah pewarna pigmen yang hanya menempel
pada permukaan dan membutuhkan latex / binder sebagai pelapis luar untuk
meningkatkan ketahanan lunturnya baik dari air, gosokan maupun cahaya.
7. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini
disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan
koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring.
Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid,
sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
7
8. Elektroforesis
1. Cara Kondensasi
Cara Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dibedakan menjadi dua, yaitu
cara kimia dan fisika. Kedua cara ini banyak diterapkan untuk membuat koloid tipe
sol, khususnya sol emas dan sol belerang.
a.Cara Kimia
Pembuatan koloid dari larutan sejati dengan cara reaksi kimia dapat dilakukan
dengan empat macam, yaitu melalui reaksi pengendapan, reaksi hidrolisis, reaksi
pemindahan, dan reaksi redoks.
8
Reaksi Pengendapan
Reaksi hidrolisis
Koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan mereaksikan garam
tertentu dengan air. Misalnya Sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara
menambahkan larutan FeCI3 ke dalam air mendidih. Larutan FeCI3 akan terionisasi
menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan mengalami reaksi hidrolisis menjadi
Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi:
Reaksi pemindahan/substitusi
Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan yaitu sol As2S3. Sol As2S3 dibuat
dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan arsen(lll)
oksida. Reaksinya:
Koloid lain yang dibuat melalui reaksi pemindahan yaitu sol belerang. Sol ini dibuat
dengan menambahkan larutan HCI ke dalam larutan Na2S203. Campuran ini akan
9
menghasilkan partikel- partikel belerang yang berukuran partikel koloid. Reaksi pada
pembuatan koloid belerang sebagai berikut.
Reaksi redoks
Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan perubahan bilangan
oksidasi, misal pada pembuatan sol emas den sol belerang.
b. Cara Fisika
Pengembunan uap
Cara pengembunan uap diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg). Sol raksa dibuat
dengan menguapkan raksa. Uap raksa selanjutnya dialirkan melalui air dingin
sehingga mengembun dan diperoleh partikel raksa berukuran koloid.
Pendinginan
Penggantian pelarut
2. Cara Dispersi
Dispersi merupakan cara pembuatan koloid yang berasal dari suspensi. Pembuatan
koloid dengan cara dispersi dapat dilakukan dengan cara busur Bredig, mekanik,
peptisasi, dan homogenisasi.
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut juga dengan
elektrodispersi. Cara ini dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase terdispersi
11
dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini banyak digunakan untuk
membuat sol logam. Logam yang akan didispersikan dipasang sebagai elektrode-
elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik bertegangan tinggi. Loncatan
bunga api listrik yang muncul di antara kedua elektrode akan menguapkan sebagian
logam. Uap logam yang terbentuk di dalam medium dispersi akan menyublim dan
membentuk partikel halus. Cara busur Bredig biasa digunakan untuk membuat sol
emas dan sol platina.
Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan cara penggerusan zat padat
hingga halus, kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Namun, pada
proses ini fase terdispersinya kadang-kadang mengalami penggumpalan kembali
sehingga perlu ditambahkan stabilizer atau zat pemantap. Contoh pada pembuatan
mentega, tinta, dan cat.
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan jalan memecah partikel zat yang
mengendap dalam medium pendispersi air menjadi berukuran partikel koloid. Proses
ini diikuti dengan penambahan suatu elektrolit atau dengan menghilangkan ion-ion
elektrolit penyebab pengendapan.
Cara peptisasi ini digunakan pada pembuatan sol perak iodida (Agl). Sol perak iodida
dibuat dengan cara mencampur larutan AgN03 dengan larutan Kl berlebih. Campuran
kedua larutan ini menghasilkan endapan Agl. Endapan Agl kemudian dicuci agar
mengalami peptisasi, yaitu terbentuknya partikel koloid Agl. Pencucian
mengakibatkan hilangnya kelebihan elektrolit sehingga Agl dapat terdispersi kembali.
12
Cara Homogenisasi
Homogensasi adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi
homogen dan berukuran partikel koloid. Misal untuk membuat koloid tipe emulsi,
seperti susu. Pada pembuatan susu, ukuran partikel lemak pada susu diperkecil
hingga berukuran partikel koloid. Caranya dengan melewatkan zat tersebut melaiui
lubang berpori yang mempunyai tekanan tinggi. Apabila partikel lemak dengan
ukuran partikel koloid sudah terbentuk, zat tersebut kemudian didispersikan ke dalam
medium pendispersinya.
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan
arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai
zat. Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi menjerap
berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan para topeng gas,
lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap nikotin
dan tar)
5. Perebusan Telur
Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein.
Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut menggumpal.
6. Pembuatan Yoghurt
Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan
terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
7. Pembuatan Tahu
Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk
bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu
CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan
membentuk tahu.
8. Pembuatan Lateks
Lateks tersebut dari getah karet, salah satu sistem koloid. Pada pembuatan lateks,
getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.
9. Pembentukan Delta
Delta terbentuk dari hasil pencampuran air sungai yang mengandung koloid tanah liat
dan elektrolit yang berasal dari air laut. Pencampuran tersebut menyebabkan
terjadinya koagulasi sehingga terbentuk delta.
10. Pengolahan Asap atau Debu
Asap atau Debu yang dihasilkan dari suatu proses industri dapat mencemari udara
disekitarnya. Asap atau debu merupakan sistem koloid zat padat dalam medium
pendispersi gas (udara). Padatan dalam asap atau debu dapat diendapkan dengan
menggunakan alat cottrel.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem koloid adalah merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua
atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar. Macam-macam sistem koloid : Aerosol, sol, buih, emulsi dan gel.
Sifat-sifat sistem koloid : Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan listrik, kestabilan
koloid, koloid liofil dan liofod. Pembuatan sistem koloid dibedakan menjadi 2 yaitu
dengan cara kondensi dan dispepersi. Komponen penyusun koloid dibedakan menjadi
2 yaitu fase kontinyu dan fase diskontinyu. Bentuk- bentuk sistem koloid antara lain
bulatan, batang, serat dam piringan. Kegunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari-
hari seperti dalam bidang industri, makanan, kosmetik, obat-obatan dan sebagainya.
3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari koloid sangat bermanfaat bagi kita. Khususnya dalam
bidang kosmetik. Akan tetapi banyak jenis kosmetik yang berbahaya bagi kesehatan
karena mengandung zat kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, kita harus berhati-
hati dalam memilih dan menggunakan kosmetik.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pelajaran.co.id/2016/07/cara-pembuatan-koloid-cara-kondensasi-dan-
cara-dispersi.html, 25 Maret 2018
http://imanrohimanchymoth.blogspot.co.id/2011/06/manfaat-koloid-dalam-
kehidupan-sehari.html?m=1, 25 Maret 2018