Makalah Sel Volta
Makalah Sel Volta
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang besar terhadap
kehidupan manusia. Tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia sebagai makhluk
individual, tapi sampai pada kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.Kecanggihan teknologi
dan berbagai macam penemuan-penemuan baru memanjakan manusia, semakin mempermudah
pelaksanaan tugas dan aktifitas kehidupan. Namun hal ini juga meningkatkan taraf hidup
kebutuhan manusia, semakin tinggi pengetahuan yang dimilikinya maka akan semakin banyak
hal dan barang yang dibutuhkannya. Salah satu contoh kebutuhan manusia sebagai dampak
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah diantaranya megenai kebutuhan tentang
pemakaian barang elektroknika Di mana dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai suatu
peralatan-peralatan elektronika yag didalam terdapat berbagai macam komponen yang didalam
termasuk sel elektrokimia khususnya sel galvani atau biasanya di sebut dengan sel volta.Tapi di
zaman sekarang orang atau masyrakat kita hanya ingin mrnggunakan barang tersebut tanpa mau
mengetahui peristiwa apa atau apa yang ada di dalam peralatan yang ia gunakan yang dapat
menunjang jalan atau proses beraktifitas barang tersebut .
Jadi disebabkan masalah inilah kami bersama-sama membuat suatu makalah yang akan
membahas tengtang suatu hal yang sangat sering kita temui tapi kita tidak perhatkannya dengan
seksama yang berada dalam barang elektronik yang sering kita gunakan yaitu makalah tentang
sel elektrokima : sel galvani
PEMBAHASAN
Dalam dunia listrik banyak sekali penemu-penemu yang telah berpartisipasi. Berikut
merupakan orang yang pertama kali menemukan manfaat listrik dalam kehidupan sehari.
1. Luigi Galvani
Pada tahun 1780-an ahli anatomi Itali, Luigi Galvani, secara tak sengaja melihat kaki
kodok yang sudah mati bisa terkejut saat pisau bedahnya menyentuh saraf kaki kodok, ia
berpendapat bahwa efek ini berkaitan dengan sifat-sifat syaraf.
2. Alessandro Volta
Alessandro Volta lahir di Como, Italia pada 1745. Pada 1774, ia diangkat sebagai
profesor fisika di Royal School di Como. Sementara di Royal School, Alessandro Volta
dirancang penemuan pertamanya yang Electrophorus pada tahun 1774, sebuah alat yang
menghasilkan listrik statis. Tahun 1800, Alessandro Volta dari Italia membangun tumpukan
volta dan menemukan metode praktis pertama dari pembangkit listrik. Count Volta juga
membuat penemuan-penemuan di elektrostatika, meteorologi, dan pneumatik. Penemuan yang
paling terkenal, bagaimanapun, adalah baterai pertama. Dibangun dari cakram bolak seng dan
tembaga, dengan potongan karton direndam dalam air garam antara logam, tumpukan volta
dihasilkan arus listrik. Melakukan busur logam digunakan untuk membawa listrik dari jarak yang
lebih jauh. Alessandro Volta's volta tumpukan pertama adalah baterai yang menghasilkan yang
handal, stabil arus listrik.
Salah satu dari Alessandro Volta kontemporer adalah Luigi Galvani, pada kenyataannya,
itu Volta tidak setuju dengan teori Galvani galvanik tanggapan (jaringan hewan mengandung
bentuk listrik) yang menyebabkan Volta untuk membangun tumpukan volta untuk membuktikan
bahwa listrik tidak berasal dari jaringan hewan tapi yang dihasilkan oleh kontak dari berbagai
logam, kuningan dan besi, di sebuah lingkungan lembab. Ironisnya, keduanya ilmuwan benar.
3. Michael Faraday
Michael Faraday lahir pada tanggal 22 September 1791 di Newington Butts, Inggris.
Ketika umurnya menginjak 20 tahun, dia mengikuti ceramah-ceramah yang diberikan oleh
ilmuwan Inggris kenamaan. Salah satunya adalah Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia yang
juga kepala laboratorium Royal Institution. Berkat kegigihannya dalam belajar, hanya dalam
waktu relatif singkat, ia dapat membuat penemuan-penemuan baru atas hasil kreasinya sendiri,
yaitu menemukan dua senyawa klorokarbon dan berhasil mencairkan gas klorin dan beberapa
gas lainnya. Berkat kepandainnya pula, Faraday dapat berhubungan dengan para ahli ternama,
seperti Andre Marie Ampere.
Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun
sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnet kompas biasa dapat beringsut jika
arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Dari temuan ini, Faraday berkesimpulan,
jika magnet diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia
berhasil membuat suatu skema yang jelas di mana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan
dengan magnet sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat. Sesungguhnya, dalam hal ini Faraday
sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk
membuat sesuatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan
"nenek moyang" dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini. Sejak
penemuannya yang pertama pada tahun 1821, Michael Faraday si ilmuwan autodidak ini
namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang
kelistrikan. Hukum Faraday Dalam percobaan-percobaan yang dilakukannya pada tahun 1831, ia
menemukan bahwa bila magnet dilalui sepotong kawat, arus akan mengalir di kawat, sedangkan
magnet bergerak. Keadaan ini disebut "pengaruh elektromagnetik" dan penemuan ini disebut
"Hukum Faraday". Dengan berbagai temuannya, tak berlebihan jika Faraday termasuk salah satu
tokoh yang telah memberi sumbangan terbesar pada umat manusia. Ia seorang yang sederhana,
seorang penemu yang mulai belajar secara autodidak.
· reaksi kimia diubah menjadi energi · energi listrik diubah menjadi reaksi kimia
listrik · Reaksi redoks tak spontan
· Reaksi redoks spontan · Katoda (-) dan anoda (+)
· Katoda (+) dan anoda (-)
Contoh : sel aki
Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah
elektrode yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan
pada kedua elektroda tersebut. Sel volta terdiri atas elektroda negatif tempat berlangsungnya
reaksi oksidasi yang disebut anoda, dan elektroda positif tempat berlangsungnya reaksi reduksi
yang disebut katoda.
Susunan sel volta adalah :
Prinsip kerja
1. Terdiri atas elektroda dan elektrolit yang dihubungkan dengan sebuah jembatan garam.
2. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
3. Arus elektron mengalir dari katode ke anode.
4. Arus listrik mengalir dari katode ke anode.
5. Adanya jembatan garam untuk menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
6. Terjadi perubahan energi: energi kimia menjadi energi listrik.
Logam-logam yang terletak di sisi kiri H+ memiliki E°red bertanda negatif. Semakin ke
kiri, nilai E°red semakin kecil (semakin negatif). Hal ini menandakan bahwa logam-logam
tersebut semakin sulit mengalami reduksi dan cenderung mengalami oksidasi. Oleh sebab itu,
kekuatan reduktor akan meningkat dari kanan ke kiri. Sebaliknya, logam-logam yang terletak di
sisi kanan H+ memiliki E°red bertanda positif. Semakin ke kanan, nilai E°red semakin besar
(semakin positif). Hal ini berarti bahwa logam-logam tersebut semakin mudah mengalami
reduksi dan sulit mengalami oksidasi. Oleh sebab itu, kekuatan oksidator akan meningkat dari
kiri ke kanan. Singkat kata, logam yang terletak disebelah kanan relatif terhadap logam lainnya,
akan mengalami reduksi. Sementara, logam yang terletak di sebelah kiri relatif terhadap logam
lainnya, akan mengalami oksidasi. Logam yang terletak disebelah kiri relatif terhadap logam
lainnya mampu mereduksi ion logam menjadi logam (mendesak ion dari larutannya menjadi
logam). Sebaliknya, logam yang terletak di sebelah kanan relatif terhadap logam lainnya mampu
mengoksidasi logam menjadi ion logam (melarutkan logam menjadi ion dalam larutannya).
Dari penjelasan tentang derat Volta di atas maka dapat dikatakan bahwa:
- Pada anoda, elektron adalah produk dari reaksi oksidasi; anoda kutub negatif
- Pada katoda, elektron adalah reaktan dari reaksi reduksi; katoda = kutub positif
Sel Volta:
1. Deret Volta/Nerst
a. Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au
b. Makin ke kanan, mudah direduksi dan sukar dioksidasi. Makin ke kiri, mudah dioksidasi,
/ = potensial ½ sel
Bila Anda celupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam
larutan elektrolit dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel volta akan
tersusun. Pertama, logam dengan kecenderungan ionisasi yang lebih besar akan teroksidasi,
menghasilkan kation yang terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan
akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada
logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation yang terlarut dalam larutan elektrolit
akan direduksi dengan adanya elektron yang mengalir ke logam tersebut.
Dalam gambar diagram skematik sel volta di atas terlihat arah arus listrik berlawanan
dengan aliran elektron, jadi arus listrik mengalir dari logam yang kecenderungan ionisasinya
lebih rendah ke logam yang kecenderungan ionisasinya lebih tinggi. Kemudian yang perlu
dipahami disini bahwa kation yang dihasilkan dari reaksi pada elektroda negatif (oksidasi)
berbeda dengan kation yang bereaksi pada elektroda positif (reduksi). Untuk lebih jelasnya
perhatikan percobaan berikut ini :
Baterai Jeruk
Zn → Zn2+ + 2 e-
pada katoda ion H+ yang dihasilkan dari larutan asam jeruk direduksi menjadi molekul hidrogen.
2H+ + 2e- → H2
a. Reaksi Pada Sel Galvani
Reaksi kimia yang terjadi pada bejana sebelah kanan merupakan reaksi reduksi dari ion
tembaga (bilangan oksidasi positif) menjadi logam tembaga. Hal ini menyebabkan massa
elektroda tembaga bertambah. Kekurangan muatan positif terhadap muatan negatif akibat
reduksi tembaga segera disetimbangkan oleh muatan positif jembatan garam. Dengan demikian
elektrolit tetap netral. Sebaliknya elektrolit dalam bejana kiri akan terjadi penambahan kation
sebagai akibat reaksi oksidasi logam zink. Hal ini dapat diketahui karena berkurangnya massa
elektroda zink. Reaksi sel yang terjadi adalah :
b. Jembatan Garam
Jembatan garam adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan reaksi reduksi dan
oksidasi setengah sel dari sel volta. Jembatan garam berbentuk seperti huruf U terbalik yang diisi
dengan larutan elektrolit KCl (dalam agar-agar) yang kedua ujungnya disumbat dengan kapas
agar tidak terjadi aliran mekanis. Selain KCl, bisa juga digunakan elektrolit KNO3, NaCl dan
K2SO4. Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua
elektrolit yang berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan
kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana
selama reaksi elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari suatu zat yang digunakan
untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan elektrolit yang digunakan
dalam pengukuran potensial sel.
Elektroda dalam sel Galvani terbalik dengan elektroda sel elektrolisis. Dalam sel Galvani,
Anoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi oksidasi (kehilangan elektron). Anoda
menarik anion.
Katoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi reduksi (menerima elektron). Katoda
menarik kation.
d. Perhitungan Potensial Standar
Potensial listrik standar dapat ditentukan dengan menggunakan tabel potensial standar
stengah sel. Langkah pertama adalah mengetahui logam apa yang bereaksi dalam sel. Kemudian
mencari potensial elektroda standar (E0) dalam volt, dari masing-masing dua setengah reaksi.
Contoh perhitungan sel volta adalah sebagai berikut. Pada gambar di atas ada larutan
ZnSO4 dan CuSO4 yang dihubungkan oleh jembatan garam. Elektroda yang digunakan adalah
zink dan tembaga. Maka potensial standar yang dihasilkan adalah:
Cu2+ + 2 e- ⇌ Cu E0 = +0,34 V
Zn2+ + 2 e- ⇌ Zn E0 = -0,76 V
Potensial standar didapatkan dengan cara menghitung E yang lebih besar dikurangi E yang lebih
kecil. Jadi,
E0 = +0,34 V − (−0,76 V) = 1,10 V
Zn2+ + 2e → Zn E° = -0,76 V
Cu2+ + 2e → Cu E° = +0,34 V
yang mempunyai harga potensial reduksi (E°red) lebih kecil akan di oksidasi dan yang
potensial reduksi (E°red) lebih besar akan direduksi.
nilai E°red yang lebih kecil akan dioksidasi dan yang lebih besar akan direduksi. maka Zn akan
dioksidasi dan Cu akan direduksi.
E°oks Zn = +0,76 V
E°red Cu = +0,34 V
nilai potensial sel (E°sel) yang positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung
secara spontan.
nilai potensial sel (E°sel) nya negatif menunjukkan bahwa dalam keadaan normal tidak akan
terjadi reaksi. Reaksi dapat terjadi bila ada suplai elektron dari luar/dialiri listrik yang akan
dibahas pada bab sendiri yakni pada bab elektrolisis.
Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan elektron mengalir dari elektroda
negatif ke elektroda positif. Hal ini disebabkan karena perbedaan potensial antara kedua
elektroda. Andaikan kita mengukur perbedaan potensial (∆V) antara dua elektroda dengan
menggunakan potensiometer ketika arus listrik yang dihasilkan mengalir sampai habis. Maka
akan diperoleh nilai limit atau perbedaan potensial saat arus listriknya nol yang disebut sebagai
potensial sel (E°sel).
Perbedaan potensial yang diamati bervariasi dengan jenis bahan elektroda dan
konsentrasi serta temperatur larutan elektrolit. Sebagai contoh untuk sel Daniell, bila diukur
dengan potensiometer beda potensial pada suhu 25°C saat konsentrasi ion Zn2+ dan Cu2+ sama
adalah 1,10 V. Bila elektroda Cu/Cu2+ dalam sel Daniell diganti dengan elektroda Ag/Ag+ ,
potensial sel adalah 1,56 V. Jadi dengan berbagai kombinasi elektroda dapat menghasilkan nilai
potensial sel yang sangat bervariasi. Jadi alat potensiometer digunakan untuk mengukur
perbedaan potensial antara dua elektroda sedangkan untuk mengukur nilai potensial mutlak
untuk suatu elektroda tidak bisa dilakukan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu elektroda yang dipakai sebagai standar atau
pembanding dengan elektroda-elektroda yang lainnya. Dan telah ditentukan yang digunakan
sebagai elektroda standar adalah elektroda Hidrogen. Elektroda Hidrogen terdiri dari gas H2
dengan tekanan 1 atm yang dialirkan melalui sekeping logam platina (Pt) yang dilapisi serbuk Pt
halus pada suhu 25°C dalam larutan asam (H+) 1 M. Berdasarkan perjanjian elektroda Hidrogen
diberi nilai potensial 0,00 Volt.
Potensial sel yang terdiri atas pasangan elektroda hidrogen/standar (H/H+) dan elektroda
Zn/Zn2+ adalah -0,76 V. Bila elektroda Zn/Zn2+ diganti dengan elektroda Cu/Cu2+ maka besar
potensial selnya menjadi +0,34 V.
potensial reduksi (E°red) menunjukkan kecenderungan untuk menerima elektron. jadi berdasarkan
nilai potensial elektroda di atas, potensial elektroda Zn bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa
Zn/Zn2+ lebih sukar untuk menerima elektron/direduksi dibanding dengan H/H+ dan Cu bernilai
positif (+) menunjukkan bahwa Cu/Cu2+ lebih mudah untuk menerima elektron/direduksi
dibanding dengan H/H+.
Semakin sukar untuk direduksi berarti semakin mudah untuk dioksidasi dan sebaliknya
semakin mudah direduksi berarti semakin sukar dioksidasi. karena besar potensial oksidasi
(E°oks) berlawanan dengan potensial reduksi (E°red).
Li+(aq) + e- → Li(s)
-3.04
K+(aq) + e- → K(s)
-2.92
Na+(aq) + e- → Na(s)
-2.71
Cu2+(aq) + e- → Cu+(aq)
0.16
Cu+(aq) + e- → Cu(s)
0.52
Fe3+(aq) + e- → Fe2+(aq)
0.77
Hg22+(aq) + 2e- → 2Hg(l)
0.80
Ag+(aq) + e- → Ag(s)
0.80
Ce4+(aq) + e- → Ce3+(aq)
1.44
Co3+(aq) + e- → Co2+(aq)
1.82
tabel di atas lebih dikenal sebagai deret volt, adapun deret volta yang sering keluar dalam
materi SMA disusun dalam baris sebagai berikut :
K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Semakin ke kanan semakin mudah direduksi yang berarti semakin mudah menerima elektron dan
merupakan oksidator (penyebab zat lain mengalami oksidasi).
Semakin ke kiri semakin mudah dioksidasi yang berarti semakin mudah melepas elektron dan
merupakan reduktor (penyebab zat lain mengalami reduksi).
Logam di sebelah kiri dapat bereaksi dengan ion logam di sebelah kanannya :
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Logam di sebelah kanan tidak dapat bereaksi dengan ion logam di sebelah kirinya :
b. Baterai Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan untuk usaha
perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah penyusun
dari baterai merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium hidroksida (KOH).
Sel ini mempunyai beda potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada baterai ini adalah:
Zn(s) + 2OH-(aq) → ZnO(s) + H2O + 2e- (anoda)
HgO(s) + H2O + 2e- → Hg(l) + 2OH-(aq) (katoda)
Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah:
Zn(s) + HgO(s) → ZnO(s) + Hg(l)
d. Baterai Litium
Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti pada baterai
alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar dan daya tahannya
lebih lama dibandingkan baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi dari baterai Litium:
Li│Li+ (pelarut non-air)│KOH (pasta)│MnO2, Mn(OH)3, C
a. Aki Timbal
Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor atau
automobil. Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang digunakan
dalam konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda PbO2 (timbel(IV) oksida)
dan anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini merupakan zat padat, yang dicelupkan
kedalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah:
Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e- (anoda)
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2H2O (katoda)
Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya. Pengisian aki
dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki,
anoda (Pb) mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada pengisian aki, elektrode
timbal dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga Pb2SO4 yang terdapat pada
elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi pengisian aki:
PbSO4(s) + H+(aq) +2e- → Pb(s) + HSO4-(aq) (elektrode Pb sebagai katoda)
PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3H+(aq) + 2e- (elektrode PbO2 sebagai anoda).
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Elektrokimia adalah suatu Hubungan Reaksi kimia dengan daya gerak listrik (aliran elektron) Sel
galvani adalah suatu Reaksi kimia menghasilkan daya gerak listrik
- Pada anoda, elektron adalah produk dari reaksi oksidasi; anoda kutub negatif
- Pada katoda, elektron adalah reaktan dari reaksi reduksi; katoda = kutub positif
3.2 SARAN
Setelah penyusun melaksanakan penyusunan makalah ini, selama kurang lebih 2 minggu
penyusun banyak mendapat pengalaman baik dari pencarian artikel-artikel tentang elektrokimia
maupun pengalaman yang lainya