Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sapi Potong

Sapi potong adalah jenis sapi yang diternak guna untuk dikembangbiakkan
untuk tujuan penggemukan (breeding). Dimana pada hasil pengamatan kami di BBPP-
Batu kami mendapati jenis sapi yakni Simental, PO, Madura, Angus, Brangus dan
Limosin. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Simental
Sapi Simmental berasal dari Swiss, dipublikasikan pertama kali pada tahun
1806. Pada tahun 1990 bulu sapi Simmental berwarna kuning, merah dan putih.
Pada dewasa ini kebanyakan berwarna hitam. Peternak berkeyakinan sapi hitam
mempunyai harga yang lebih baik.
Sapi Simmental adalah jenis sapi jinak dan mudah dikelola, dan dikenal
dengan pola daging yang ekstrim. Sapi Simmental yang asli badannya besar
dengan tulang iga yang dangkal, tetapi akhir-akhir ini tubuh yang sedang lebih
disenangi. Bobot sapi jantan dewasa adalah 1000-1400kg, sedangkan bobot betina
dewasa adalah 600-850kg. Masa produksi sapi betina 10-12 tahun.
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah
beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar,
voluantry intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang
sebenarnya) yang tinggi dan metabilc rate yang cepat, sehingga menuntut tata
laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
2. Pernakan Ongol (PO)
Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki
tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah
beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Cirinya berwarna putih
dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya
adaptasinya baik (Anonim, 2012).
Ciri-ciri khusus Sapi Peranakan Ongole (PO) :
 Ukuran tubuh besar dan bisa lebih tahan terhadap kepanasan, kehausan dan
kelaparan.
 Dapat mengkondisikan diri dengan mengkonsumsi pakan berkualitas rendah
sekalipun.
 Sapi PO betina memiliki sifat serta hasil reproduksi lebih baik dibandingkan
dengan sapi madura dan sapi bali, dan terlebih lagi harga sapi ongole jelas
lebih tinggi ketimbang kedua sapi tersebut.
Menurut penuturan Ir. Heru wahyono sebagai kabid peternakan dan produksi
hewan dinas pertanian dan peternakan kabupaten Kebumen, sapi PO mempunyai
bentuk muka yang agak cembung serta pendek dengan lingkar mata berwarna
hitam. Bermoncong rata dengan warna hitam, memiliki tanduk berwarna gelap dan
lengkungannya mengarah ke belakang. Pada sapi PO betina tanduk lebih panjang
dari sapi PO jantan. Mempunyai tulang belikat besar, serta punduk sudah ada sejak
lahir. Memiliki pusar panjang dan berwarna putih. Serta memiliki posisi uyeng
uyeng yang tidak segaris lurus dengan posisi pusar. Ciri lain dari sapi PO adalah
terletak pada bentuk telinga yang berdiri, agar lebar dan bisa bergerak dengan
leluasa. Lehernya yang panjang dan bergelambir warna putih. Gelambirnya yang
tebal dari depan membelah dua. Sapi PO mempunyai bentuk punuk yang besar
tegak serta menonjol ke belakang dan tidak jatuh. Berat sapi PO yang baru lahir
bisa mencapai 28 kg.

3. Madura
Karakteristik sapi Madura sudah sangat beragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil,
kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian
perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan perlihatan yang kurang jelas,
bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Ciri-ciri umum sapi Madura :
 Baik jantan atau betina sama-sama berwarna merah bata.
 Paha belakang berwarna putih.
 Kaki depan berwarna merah muda.
 Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil pendek berukuran 10cm,
sedangkan pada jantan berukuran 15-20cm.
 Panjang badan mirip sapi bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil
secara umum.
4. Angus
Bangsa sapi angus ini berasal dari negara skonlandia yang diimpor ke amerika
untuk disilangkan dan dikembangkan guna meningkatkan industri sapi pedaging.

Ciri-ciri Sapi Angus :


 Sapi angus ini warnanya hitam dengan bulu yang halus dan tidak bertanduk.
 Ukuran badannya relatif kecil yaitu yang jantan dapat mencapai berat badan
sampai 850 kg sedang yang betina mencapai 675 kg.
 Berat lahir dan berat sapihnya termasuk golongan kecil.
 Sifat-sifat yang menonjol dan mempunyai arti penting adalah tahan terhadap
hawa dingin, mempunyai kemampuan memelihara anak, fertilitasnya tinggi.
 Kualitas karkas istimewa dengan tulang-tulang yang kecil, perdagingan baik
dan persentase lemak yang rendah.
 Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 1,1 kg
sampai 1,2 kg/hari.
Bangsa sapi ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Sragen dan hasil
silangnya (keturunannya) memiliki ADG sebesar 0,58 kg per hari.
5. Brahman Cross (BX)
Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah Brahman, 25% darah Hereford,dan
25% adalah darah Shortorn. Secara fisik bentuk fenotip sapi BX lebih cenderung
mirip sapi American Brahman karena proporsi darahnya lebih dominan, seperti
punuk dan gelambir masih jelas, bentuk kepala dan telinga besar dan menggantung,
sedangkan dengan warna kulit sangat bervariasi mewarisi tetuanya. Di Indonesia
sapi BX di import dari Australia sekitar pada tahun 1973 namun penampilan yang
dihasilkan tidak sama dengan di Australia.
Sifat-sifat Sapi BX :
 Presentase kelahiran 81,2%. Rataan bobot lahir 28,4kg, bobot umur 13 bulan
mencapai 212kg dan umur 18 bulan bisa mencapai 295kg.
 Angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5,2%, mortalitas
sebelum disapih 4,4%, mortalitas setelah sapih sampai umur 15 bulan sebesar
1,2% dan mortalitas dewasa sebesar 0,6%.
 Daya tahan panas cukup tinggi karena produksi panas basal rendah dengan
mengeluarkan panas yang efektif. Ketahanan terhadap penyakit dan parasit
sangat baik, serta efisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman
dan persilangan Hereford Shortorn (Turner, 1997 dalam Priyo, 2008)
6. Limosin
Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa (Bos Taurus) yang
berkembang di Prancis. Karakteristik sapi Limousin adalah pertambahan badan
yang cepat perharinya sekitar 1,1kg, tinggi mencapai 1,5m, bulu tebal yang
menutupi seluruh tubuh warnanya mulai dari kuning sampai merah ke emasan,
tanduknya berwarna cerah, bobot lahir tergolong kecil sampai medium (sapi betina
dewasa mencapai 575kg dan pejantan dewasa mencapai berat 1100kg), fertilisasi
cukup tinggi, mudah beranak, mampu menyusui, dan mengasuh anak dengan baik
serta pertumbuhannya cepat (Blakely dan Bade, 1994). Sapi Limousin merupakan
sapi pedaging bertipe besar dan mempunyai volume rumen yang besar. Keunggulan
sapi Limousin dari segi pertumbuhan badannya yang sangat cepat.
Sapi Limousin dapat bereproduksi secara optimal pada daerah yang beriklim
temperatur dengan suhu antara 4-15°C dengan mendapat hijauan serta konsentrat
yang bernilai tinggi (Meyn, 1991). Menurut Thomas (1991), sapi Limousin
memiliki berat lahir rata-rata 39,95kg dengan berat sapih pada umur 205 hari yaitu
198kg. Sapi Limousin termasuk kualitas ternak potong berkualitas baik, bentuk
tubuhnya panjang, dan tingkat pertumbuhannya tinggi (Suharyati dan Madi, 2011).
Sapi Limousin murni masih sulit ditemukan di Indonesia. Sapi Limousin yang
dipelihara oleh peternak umumnya merupakan hasil persilangan dengan sapi lokal.
Kebanyakan sapi Limousin di Indonesia adalah Limousin Cross. Persilangan
tersebut misalnya dengan peranakan Ongole (PO), Brahman, Hereford. Persilangan
sapi Limousin dengan sapi Ongole dikenal sebagai sapi Limpo (Limousin Ongole).
Sapi limpo memiliki ciri tidak berpunuk, tidak bergelambir, dan warna bulunya
hanya berwarna cokelat kehitaman atau cokelat muda (Syamsul dan Ruhyadi.
2013).
Ciri-ciri Sapi Limousin :
 Warna cokelat muda, kuning agak kelabu.
 Bentuk tubuh besar, panjang, kompak dan padat.
 Cocok didaerah yang mempunyai curah hujan tinggi.
Keunggulan Sapi Limousin :
 Pertumbuhan badan sangat cepat.
 Berat jantan dewasa mencapai lebih 1000kg.
 Kualitas daging tinggi.
 Telah dikenal dan disukai peternak.

2.2. Manajemen Pengadaan Bibit Sapi

Sipen (2019) menyatakan bahwa bibit yang dibesarkan harus sehat dan tidak
cacat. Untuk itu, saat akan membeli bibit perlu memperhatikan ciri-ciri sebagai
berikut yaitu tidak ada cacat fisik. Kulit tidak rusak atau luka. Ada tanda di telinga
yang menunjukkan bahwa anakan sapi tersebut telah didaftar dan lengkap
silsilahnya. Mata tampak cerah dan bersih (tidak berair dan kotor) Tidak sering
batuk atau gangguan pernapasan serta tidak keluar lendir dari hidungnya. Tidak
ditemui adanya eksternal parasit di tubuh dan kulit. Tidak ada gejala bengkak pada
kuku. Bila diraba, kukunya tidak terasa panas dan kurang lebih memiliki umur 1
tahun yang ditandai dengan poel (gigi lepas).

2.3 Manajemen Pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai