Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN PEMERINTAH DALAM PREAPEKTIF


EKONOMI ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Islam
Dosen pengampuh :

Kelompok 4 :
1. Sarifah Mustika (17510002)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmad, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
Islamiyah dan semoga kita akan mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Dengan
pertolongan dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis berjudul Jual Beli dan Kontrak
Bisnis .Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan
makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik. Oleh karena itu kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. H. Muhammad Djakfar, SH., M.Ag. selaku dosen pengampu
matakuliah yang juga telah membimbing kami dan mengarahkan kami
dengan sabar agar memahami dengan benar mengenai mata kuliah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi lebih sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Maslahah fiidinni wadunya
walakhirah.

Malang, 1 September 2019

Penyusun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi ( AT- Ta’min )
1. Asuransi Konvensional
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assuratie, yang
dalam hukum belanda disebut Verzekering yang artinya
pertanggungan. Dari peristilahan assuratie kemudian timbul istilah
assuradeur bagi penanggung, dan geassurade bagi tertanggung1.
Menurut Mark R. Greene mendefinisikan asuransi sebagai ekonomic
institusion that reduces risk by combining under one management and
group of objects so situated that aggreate accidental losses to which
the group is subject become predictable within narrow limits.yaitu
institusi yang mengurangi risoko dengan menggabungkan sejumlah
unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat
diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dapat
dibagi dan didistribusikan secara proposional diantara semua unit-unit
dalam gabungan tersebu.2
Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan
dalam Undang-Undang Rebublik Indonsia nomor 2 tahun 1992 tentang
usaha peransuransian. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
anatara dua pihak atau lebih, dimana pihak penangung mengikatkan
diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggatan kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan.3 Atau,
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang akan diderita
tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seorang yang dipertanggungkan.

1
2
3
2. Asuransi syariah
Dalam bahsa arab asuransu disebut at-ta’min, penanggung
disebut at-ta’min, sedang tertanggung disebut mu’amman lahu atau
musta’min. At-ta’min diambil dari kata () yang memiliki arti
perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut.
sebagaimana dalam firman Allah dalam Q.S quraisy: 4 beikut ini
ْ َ ‫الَّذِي أ‬
ٍ‫ط َع َم ُه ْم ِم ْن ُجوعٍ َوآ َمنَ ُه ْم ِم ْن خ َْوف‬
artinya : yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa
ketakutan.
Men-ta’min-kan sesuatu, artinya adalah seorang
membayar/ menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli
warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaiman yang
telah disepakati, tau untuk mendapatkan ganti terhadap
hartanya yang hilang. Menurut Musthafah Ahmad Zarqa
asuransi diartikan sebagai suatu kejadian. atau dalam artian
lainya asuransi merupakan sebuah metode untuk memelihara
manusia dalam menghindari risiko ( ancaman )bahaya yang
beragam yang akan terjadi dalam hidupnya,dalam perjalanan
kegiatan hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya.
Dalam buku ‘Aqdu at-Ta’min wa Maufiqu asy-
Syari’ah al-Islamiyyah minhu, Az-Zarqah juga mengatakan
bahwa sistim asuransi yang dipahami oleh para ulama
syariah merupakan sebuah sistem ta’awun dan tadhamun
yang bertujuan untuk menutupi kerugian akibat peristiwa-
peristiwa atau musibah-musibah. dana yang digunakan untuk
untuk menggati hal tersebut yaitu berasal dari premi-[remi
yang diberikan oleh masing-masing anggota dengan tujuan
agar dapat meringankan beban yang ditanggung sesamanya.
Deangan demikian asuransi jika dilihat dari segi teori
dan sisitem tanpa melihat sarana atau cara-cara kerja dalam
merealisasika sisitem dan mempraktekan eorinya, sudah
sangan relevan dengan dengan tujuan-tujuan umum syariah.
Bisa dikatakan demikian sebab asuransi dalam artian ini
merupakan gabungan kesepaktan untuk saling menolong,
yang telah diatur dengn sistem yang rapi atara sejumlah
manusia. Tujuan asuransi ini, yaitu untuk menghilangkan
atau menringankan kerugian yang muncul dari peristiwa
yang terjadi. Hal tersebut diwujudkan dengan cara
memberikan sedikit pemberian (derma ) dari masing-masing
individu.
Asuransi semacam ini diberbolehkan dengan alasan
untuk saling menolong dan meringankan beban sesamanya
yang sedang tertimpah musibah atau mengalami kerugian
yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang terjadi. Dan
asuransi semacam ini disepakati oleh semua ulama tanpa
menimbulkan perbedaan pendapat. Sebenarnya hal yang
mendasari munculnya perdebadan perial diperbolehka atau
tidaknya asuransi bukanlah asuransinya itu sendiri
melainkan saran-sarana dan cara kerja yang diterapkan
dalam asuransi lah yang terkadang terdapat hal-hal yang
bertentangan dengan nilai-nilai hukum syariah sehingga
menimbulkan perbedaan pendapat atau pndangan mengenai
diperbolehkanya asuransi.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) dalam fatwanya menganai pedoman umum
asuransi syariah, mendefinisikan asuransi syariah sebagai (
Ta’min, Takaful, Tadhamu) merupakan usaha untuk saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang /
pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau Tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa asuransi syariah bersifat saling
melindungi dan bersikap saling tolong menolong yang
disebut dengan ta’awun yaitu prinsip hidup yang saling
melindungi dan saling menolong atas dasar ukhuwah
islamiyah antara anggota peserta asuransi syariah dalam
mengahdapi risiko.
B. ASAL MULA ASURANSI SYARIAH
Sebenarnya konsep asuransi islam bukanlah sebuah hal
yang baru, karena sudah ada sejak zaman Rasulullah yang
disebut dengan aqilah.Manurut Thomas Patric dalam bukunya
yang berjudul Dictonary of islam, hal-hal yang berhubungan
dengan suransi sebenarnya sudah sejak dulu dilakukan oleh
suku Arab sejak zaman dulu. ketika ada salahsatu anggota suku
yangoleh anggota dari suku lain maka pewaris korban akan
mendaptkan sejenis uang ganti rugi ats hilangnya nyawa
sejumlah uang darah ( diyat ) sebagai konpensasi oleh saudara
terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat dari pihak yang
membunuh tersebutlah yang disebut aqilah. Aqilah harus
membayar uang darah atas nama pembunuh.
Menurut Dr. Muhammad Muhsin Khan kata aqilah
berarti asobah yang menunjukan hubungan ayah dengan
pembunuh. Oleh karena itu, ide pokok dari aqilah yang
dilakukan oleh suku arab zaman dahulu, harus siap untuk
melakukan kontribusi finansial atas nama pembunuh untuk
membayar pewaris korban. Kompensasi yang dilakuka
beradarkan Al- Aqilah mungkin sama dengan nilai pertanggung
jawaban yag ada dalam praktik asuransi sekarang. Karena hal
tersebut merupakan bentuk perlindungan finansial untuk
pewaris terhadap kematian yang tidak diharapkan dari sang
korban.
Selajutnya berkembang seiring dengan datangnya islam,
sistem aqilah diterima oleh Rasulullah menjadi bagian dari
hukum islam. hal ersebut dapat dilihat dari sebuah hadist yang
bercerita tentang pertengkaran anatar dua wanita dari suku
Huzail. Abu hanifah mengatakan bahwa, pernah ada dua
wanita dari suku Huzail bertikai salah seorang dari mereka
memukul yang lain dengan batu hingga mengakibatkan
kematian wanita tersebut dan janin yang ada dalam
kandunganya. Pewaris korban membawa kasus ini ke
pengadilan. Nabi Muhammad memberika keputusan bahwa
konpensasi bagi anak bayi yaitu membebaskan seorang budak
laki-laki atau wanita. Sedangkan kompensasi atas pembunuhan
wanita yaitu uag darah (diyat) yang harus dibayar oleh Aqilah
(saudara pihak ayah) dari yang tertuduh.
C. AT-TAKAFUL ( TOLONG-MENOLONG)
Istilah yang sering digunakan untuk asuransi syariah
yaitu at-takaful. Kata Takaful berasal dari kata takafala-
yatakafulu, yang berarti menjamin atau saling menanggung.
Takaful dalam pengertian muamalah ialah saling memikul
resiko diantara sesama orang sehingga anatara satu dengan yang
lainya menjadi penanggung atas resiko yang lainya. Takaful
dalam Pengertian muamalah ditegakkan diatas tiga prinsip dasar
yaitu :
1. Saling tanggung jawab
Banyak hadist nabi SAW. Seperti yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan muslim, yang mengajarkan bahwa
hubungan orag-orang yang beriman dalam jalinan rasa
kasih sayang satu sama lain. ibarat satu badan, bila
satu bagian sakit makas seluruh anggota tubuh ikut
merasakan sakit.
2. Saling bekerja sama dan saling tolong-menolong
Allah memerintah agar dalam kehidupan berasyarakat
ditegakkan nilai tolong menolong dalam kebijakan
dan takwa, sebagai mana dalam firman Allah dalam
Q.S Al-Maidah : 2
ِ ‫اْلثْ ِم َو ْالعُد َْو‬
‫ان‬ َ ‫علَى ْالبِ ِر َوالت َّ ْق َو ٰى ۖ َو ََل تَعَ َاونُوا‬
ِ ْ ‫علَى‬ َ ‫َوتَعَ َاونُوا‬
Artinya : tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan
dan takwa, janganlah tolong-menolong dalam dosa
dan permusuhan
3. Saling melindungi
Hadist nabi saw. mengajarkan bahwa belum sempurna
keimanan sesorang yang dapat tidur nyenyak dengan
perut kenyang, sedangkan tetangganya menderita
kelaparan. Dasar pijakan takaful dalam asuransi yaitu
mewujudkan hubungan manusia yang islami diantara
para pesertanya yang sepakat untuk menanggung
bersama atas resiko yang diakibatkan suatu peristiwa
yang dialami peserta.
D. TABARRU’ ( HIBAH / DANA KEBIJAKAN)
Tabarru’ berasal dari kata tabarra’a- yatabarra’u-
tabarru’an, yang artinya sumbangan, hibah dan dana kebijakan
atau derma. Tabarru’ merupakan pemebrian sukarela seseorang
kepada orang lain, tanpa ganti rugi yag mengakibatkan
berpindahnya kepemilikan harta tersebutdari pemberi kepada
orang yang diberi4. Jumhur ulama mendefinisikan tabarru’
sebagai akad yang mengakibatkan kepemilikan harta, tanpa
ganti rugi apapun yang dilakukan seorang dalam keadaan hidup
kepada orang lain secara suka rela.
Tabarru dalam akad asuransi syariah merupakan
alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam
melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan Allah.
Dalam konteks asuransi syariah, tabarru’ bermaksud
memberikan dana kebijakan dengan niat ikhlas untuk tujuan
saling membantu diatara sesama peserta takaful ( asuransi
syariah)
E. AQAD ( AKAD)
Akad yang berarti perjanjian dan pemunfakatan. secara
terminologi akad didefinisikan denganpertalian ijab (pernyataan
melakukan ikatan)dan Qobul (pernyataan menerima ikatan ).
Pencantuman kalimat yang sesuai dengan kehendak syariah
dimaksudkan bahwa seluruh perikatan yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih tidak dianggap sah apabila tidak sejalan dengan
syariat. akad yang dilakukan pada asuransi syariah yaitu akad
takafuli atau akad tolong-menolong. Akad dalam asuransi
haruslah sebagai berikut :
4
Nasrun Harun, Fiqih muamala. media pratama: Jakarta. 2000 hlm 82.
1. akad yang dilakukan anatar peserta dengan perusahaan
terdiri atas akad tijaroh atau tabarru’
2. akad tijaroh yang dimaksudkan yaitu mudharabah sedangakn
akad tabarru’ adalah hibah
3. dalam akad sekurang-kurangnya disebutkan
 hak dan kewajiban perusahaan dan peserta
 cara dan waktu pembayaran premi
 jenis akad tijarosh atau tabrru’ serta syarat-syarat yang
disepakati sesuai jenis asuransi yang diakad
F. KETENTUAN UMUM ASURANSI SYARIAH
Majelis Ulama Indonesia melalui Dewan syariah Nasional
mengelurkan fatwah pedoman asuransi syariah sebagai berikut :
1. Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan saling
menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk mengahdapi risiko tertentu melalui
akad yang sesuai dengan syariah
2. Akad yang sesuai syariah yang dimaksudkan adalah
terhindar dari gharar, penipuan , maysir, perjudian, riba ,
peganiayaan, suap, barang haram dan maksiat
3. akad tijaroh adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk
tujuan komersial
4. akad tabarru’ adala semua bentuk akad yang dilakukan
dengan tujuan kebaikan tolong-menolong bukan semata
tjuan komersial
5. Premi adalah kewajiban peserta untuk memberikan sejumlah
dana kepada perusahaan sesuai kesepakatan dalam akad.
6. klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberi
perusahaan asuransi sesuai dengen kesepakatan akad
G. PRODUK-PRODUK ASURANSI SYARIAH
 Produk Takaful Individu
Produk Takaful Individu bi bagi menjadi dua jenis, yaitu produk
takaful individu tabungan dan produk takaful non tabungan.6
Produk-produk tabungan, diantaranya adalah:
1. Takaful dana investasi, yaitu Suatu bentuk perlindungan
untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan
pengumpulan dana dalam mata uang rupiah atau US dollar
sebagai dana investasi yang diperuntukkan bagi ahli
warisnya jika ditakdirkan meninggal dunia lebih awal atau
sebagai bekal untuk hari tuanya.
2) Takaful dana haji, yaitu Suatu bentuk perlindungan untuk
perorangan yang menginginkan dan merencanakan
pengumpulan dana dalam mata uang rupiah atau US dollar
untuk biaya menjalankan haji.
3) Takaful dana siswa, yaitu Suatu bentuk pertimbangan untuk
perorangan yang bermaksud menyediakan dana pendidikan
dalam mata uang rupiah dan US dollar untuk putra-putrinya
sampai sarjana.
4) Takaful dana jabatan, yaitu Suatu bentuk perlindungan untuk
direksi atau pejabat teras suatu perusahaan yang
menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam
mata uang rupiah atau US dollar sebagai dana santunan
yang diperuntukkan bagi ahli warisnya, jika ditakdirkan
meninggal lebih awal atau sebagai dana santunan investasi
pada saat sudah tidak aktif lagi di tempat kerja
 Produk-produk non tabungan
1) Takaful al-Khairat Individu, yaitu Program ini diperuntukkan
bagi perorangan yang bermaksud menyediakan santunan
untuk ahli waris bila peserta mengalami musibah kematian
dalam masa perjanjian.
2) Takaful Kecelakaan Diri Individu, yaitu Program yang
diperuntukkan bagi perorangan yang bermaksud
menyediakan santunan untuk ahli waris bila peserta
mengalami musibah kematian karena kecelakaan dalam
masa perjanjian.
3) Takaful Kesehatan Individu, yaitu Program ini diperuntukkan
bagi perorangan yang bermaksud menyediakan dana
santunan rawat inap dan operasi bila peserta sakit dalam
masa perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai