Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. DEFINISI
Wanita yang mengalami IMA sering kali datang dengan satu atau lebih
manifestasi yang jarang terjadi di atas. (M.Black, Joyce, 2014 : 346)
b. Fisiologi
1. Atrium Kanan
Atrium kiri adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian
berlakang jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri
pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke
bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular.
Auricula sinistra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium,
terletak pada sisi kiri pangkal aorta.
4. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan
belakang jantung. Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal daripada
ventrikel kanan. Valva atrioventrikular sinistra (mitralis)
mengelilingi lubang atrioventrikular kiri pada bagian samping
ventrikel, katup ini memiliki dua daun katup mendapat nama yang
sama dengan topi (mitre uskup), tepinya melekat pada chordae
tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut myocardium
dinding ventrikel. Lubang aorta membuka dari ujung atas ventrikel
ke dalam aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta, sama
dengan katup pulmonalis.
5. Myocardium
6. Endocardium
8. Arteri coronaria
D. Fibrinolisis
b. Keluhan utama
2. Pengkajian persistem
a. B 1 : Breathing (Pernafasan/Respirasi)
1) Pola napas : Dinilai kecepatan, irama, dan kualitas
2) Bunyi napas: Bunyi napas normal; Vesikuler, broncho
vesikuler
3) Penurunan atau hilangnya bunyi napas dapat menunjukan
adanya atelektasis, pnemotorak atau fibrosis pada pleura
4) Penurunan atau hilangnya bunyi napas dapat menunjukan
adanya atelektasis, pnemotorak atau fibrosis pada pleura
5) Rales (merupakan tanda awal adanya CHF. emphysema)
merupakan bunyi yang dihasilkan oleh aliran udara yang
melalui sekresi di dalam trakeobronkial dan alveoli
6) Ronchi (dapat terjadi akibat penurunan diameter saluran
napas dan peningkatan usaha napas)
7) Bentuk dada : Perubahan diameter anterior – posterior (AP)
menunjukan adanya COPD
8) Ekspansi dada : Dinilai penuh / tidak penuh, dan
kesimetrisannya
9) Ketidaksimetrisan mungkin menunjukan adanya atelektasis,
lesi pada paru, obstruksi pada bronkus, fraktur tulang iga,
pnemotoraks, atau penempatan endotrakeal dan tube
trakeostomi yang kurang tepat
10) Pada observasi ekspansi dada juga perlu dinilai : Retraksi
dari otot-otot interkostal, substrernal, pernapasan abdomen,
dan respirasi paradoks (retraksi abdomen saat inspirasi). Pola
napas ini dapat terjadi jika otot-otot interkostal tidak mampu
menggerakan dinding dada
11) Sputum: Sputum yang keluar harus dinilai warnanya, jumlah
dan konsistensinya. Mukoid sputum biasa terjadi pada
bronkitis kronik dan astma bronkiale; sputum yang purulen
(kuning hijau) biasa terjadi pada pnemonia, brokhiektasis,
brokhitis akut; sputum yang mengandung darah dapat
menunjukan adanya edema paru, TBC, dan kanker paru
12) Selang oksigen: Endotrakeal tube, Nasopharingeal tube,
diperhatikan panjangnya tube yang berada di luar.
13) Parameter pada ventilator: Volume Tidal
b. B 2 : Bleeding (Kardiovaskuler / Sirkulasi)
1) Irama jantung : Frekuensi ..x/m, reguler atau irregular
2) Distensi Vena Jugularis
3) Tekanan Darah : Hipotensi dapat terjadi akibat dari
penggunaan ventilator
4) Bunyi jantung : Dihasilkan oleh aktifitas katup jantung
5) Pengisian kapiler : normal kurang dari 3 detik
6) Nadi perifer : ada / tidak dan kualitasnya harus diperiksa.
Aritmia dapat terjadi akibat adanya hipoksia miokardial
7) PMI (Point of Maximal Impuls): Diameter normal 2 cm,
pada interkostal ke lima kiri pada garis midklavikula.
Pergeseran lokasi menunjukan adanya pembesaran ventrikel
pasien hipoksemia kronis.
8) Edema : Dikaji lokasi dan derajatnya
c. B 3 : Brain (Persyarafan/Neurologik)
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/infark-miokard-
akut/penatalaksanaan