PENDAHULUAN
Akuntansi Manajemen
Adalah proses pengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi
ekonomi/keuangan, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi manajemen yang menggunakan informasi tersebut di mana titik sentralnya untuk
pihak-pihak di dalam organisasi/perusahaan.
Contoh :
Kalkulasi biaya produk.
Kalkulasi biaya suatu aktivitas.
Kalkulasi biaya suatu department.
Aktivitas Perencanaan
Operasi Keputusan
Penyediaan Analisa
Sumber Interpretasi
Dokumen Saran
Mencatat Menerbitkan
Mengklasifikasi Laporan
Meringkas
2. Fungsi Staf
Adalah pegawai atau bagian yang mempunyai tugas tidak langsung dalam mencapai tujuan
organisasi/perusahaan, lebih menekankan pemberian jasa konsultasi, pelayanan dan
informasi kepada staf fungsi garis.
Contoh :
Eksekutif Yang Mengurus Hubungan Dengan Pemerintah
2. Strategi
Adalah pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan bagi perusahaan. Satu set strategi yang
perlu dijalankan bagi organisasi yang bertujuan mendapatkan laba, yaitu :
a. Memilih produk/jasa apa yang hendak dijual.
b. Bagaimana membuat produk/jasa.
c. Bagaimana memasarkannya.
3. Struktur Organisasi
Adalah gambar tentang kelompok-kelompok kerja atau tempat-tempat pimpinan. Serta
penjelasan mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang.
Fungsi Manajemen
1. Planning
Adalah keputusan tentang apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
2. Coordinating
Adalah koordinasi dalam melaksanakan planning/perencanaan yang telah ditetapkan,
supaya bisa berjalan seperti yang diharapkan.
3. Directing
Adalah pengawasan dari pelaksanaan planning pada saat planning tersebut dijalankan, di
sini termasuk pengarahan dari orang-orang yang menjalankan planning tersebut
4. Controlling
Adalah pengawasan dari hasil pelaksanaan planning yang biasanya dijalankan dengan
membandingkan antara planning dengan pelaksanaan sesungguhnya.
JENIS-JENIS INFORMASI AKUNTANSI
SERTA PERBEDAAN AKUNTANSI MANAJEMEN
DAN AKUNTANSI KEUANGAN
Informasi
Informasi Informasi
Kualitatif Kuantitatif
Keterangan :
Informasi Kualitatif
Contoh : Telah dibangun realestate disebelah selatan Jakarta
Informasi Kuantitatif
Contoh :Telah dibangun 30.000 unit rumah di sebelah timur Jakarta
Informasi Akuntansi
Contoh :Keuntungan Setelah Pajak PT Wanodya Rp.200 milyar
Informasi Non Akuntansi
Contoh : 400 orang karyawan PT Tata keracunan makanan
Informasi Operasi
Contoh : Jumlah Bahan baku yang digunakan 200 lembar Kayu Lapis
Informasi Laporan Keuangan
Contoh : Neraca , Rugi Laba, Laporan Laba ditahan, Laporan ARus Kas dll.
Informasi Akuntansi Manajemen
Contoh : Anggaran, Laporan Biaya Produksi, Laporan pendukung pemilihan
alternatif.
Ialah jumlah seluruh biaya langsung yang berkenaan dengan item tersebut ditambah bagian
yang layak dibebankan pada item tersebut dari biaya tidak langsung.
Ialah informasi keuangan yang akan digunakan dalam membantu untuk menentukan
alternatif mana yang dipilih, dimana biaya-biaya yang berbeda antara satu set
kondisi/alternatif yang satu dengan kondisi yang lain dan merupakan biaya yang akan
datang
Contoh :
Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan membeli atau
membuat
Informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan menjual atau memproses lebih
lanjut
3. Akuntansi Pertanggung jawaban (Responsibility Accounting)
Ialah informasi keuangan dengan tujuan untuk pengendalian biaya, dimana setiap pusat
pertanggungjawaban yang dipimpin seorang manajer (pimpinan) bertanggung jawab atas
pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat.
Contoh :
Informasi menganai jumlah biay yang telah dikeluarkan dari suatu departemen/Divisi
Informasi mengani Kentungan yang diperoleh Kantor Cabang di Jakarta
POKOK BAHASAN
1. Konsep Biaya
2. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
3. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang
4. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa
Konsep Biaya
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode berjalan (current periode)
biasanya dicatat sebagai beban.
Manfaat Informasi Biaya bagi Manajer
• Penilaian Persediaan yakni untuk mengetahui biaya mana yang akan dilekatkan
(dibebankan) dalam persediaan perusahaan.
• Penentuan Laba Usaha yakni : untuk mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan
dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama periode
tertentu.
• Pengambilan Keputusan yakni : untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambil dlm
menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.
Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada
umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
• Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode
• Biaya produk :
Biaya bahan baku langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
• Biaya Periode
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 ….Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………Rp. xxx.xxx (+)
Biaya Periode :
Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang
dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor.
Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya
dipakai.
Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan sebagai : biaya
langsung dan tidak langsung, ter- kendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama,
dan berbagai golongan lainnya.
Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi,
yang sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, kawasan penjualan,
pelang- gan, divisi, pabrik, departemen atau suatu aktivitas.
Terdapat dua jenis obuek biaya : obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara
(intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan
kepada obyek biaya lainnya.
Obyek biaya Akhir (final cost object), adalah titik penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan
lagi alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang palim lazim adalah produk.
Biaya Terkendaliakan :
Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen tertentu manakala
lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya tadi. Contoh
biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di
mempunyai kekuasaaan untuk mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat mengotorisasinya. Misal biaya
penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya tidak
terkendalikan, karena manajer tsb tidak mempunyai wewenang untuk mengotorisasi pemakain
mesin pabrik.
Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya Bersama
(Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya
ini terjadi ketika dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana bermacam-macam keluaran
berasal dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat diolah menjadi bermacam-macam
produk (misal solar, oli, premium dll).
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling
tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
• Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya
meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda
dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak berubah untuk semua alternatif.
BAB III
Akuntansi Biaya Variabel
Metode penentuan harga pokok produksi (dan pengaruhnya pada penyajian laporan laba
rugi), dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian kos produk.
PT.WIRATA
Laporan Laba/Rugi
Periode Tahun 2008 (dlm jutaan rupiah)
(Pendekatan Full Costing)
Biaya Operasi:
Biaya operasi (variabel) 45.000 10 450.000
Biaya operasi (tetap) - - 1.000.000
Total biaya operasi - - 1.450.000
PT.WIRATA
Laporan Kos Produk & HP. Penjualan
Periode Tahun 2008 (dlm jutaan rupiah)
(Pendekatan Variable Costing)
PT.WIRATA
Laporan Laba/Rugi
Periode Tahun 2008 (dlm jutaan rupiah)
(Pendekatan Variable Costing)
PT. WIRATA
Laporan Kos Produk & HP. Penjualan
Periode Tahun 2008
PT. WIRATA
Laporan Laba Rugi
Periode Tahun 2008
Rp 50.000
BAB IV
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA
1. Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,yang telah terjadi atau
yang kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu.
2. Pengurangan aktiva bersih akibat digunakannya jasa-jasa ekonomis untuk menciptakan
pendapatan pada saat ini atau masa mendatang.
3. Pengorbanan yang diukur dengan harga yang dibayar, untuk
memperoleh,menghasilkan, atau mempertahankan barang-barang dan jasa.
Untuk membantu membuat keputusan, para manajer perlu mengetahui berapa biaya yang
menyangkut suatu hal Sesuatu yang ada biayanya disebut sasaran biaya ( cost objective
), yang bisa dirumuskan sebagai suatu kegiatan yang memerlukan adanya suatu jumlah
biaya tertentu.
Istilah “biaya”(cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah “beban”
( expense). Beban mencakup:
1. Biaya yang telah habis dipakai (expired) yang dapat dikurangkan dari pendapatan.
2. Biaya dalam manfaat yang habis/berakhir. Expense yang tidak berkaitan dengan
manfaat disebut:“ Loss”.
Dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas,pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva disebut dengan istilah Harga Pokok. Istilah
harga pokok juga digunakan untuk menunjukan pengorbanan sumber ekonomi dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk. Harga pokok produksi akan berubah menjadi
biaya dan dipertemukan dengan pendapatan penjualan pada saat produk terjadi.
Jika pengorbanan sumber ekonomi tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan
tersebut merupakan rugi. Jika seorang pengusaha telah mengeluarkan biaya, tetapi
pengorbanannya tidak mendatangkan pendapatan (revenues), maka pengorbanan ini
disebut rugi.
Objek Biaya
Objek biaya didefinisikan sebagai beberapa unit, kegiatan, atau fenomena dimana rencana
dibuat untuk mengakumulasi dan mengukur biaya.Konsep obyek biaya terletak pada apa
yang dimaksud dengan biaya.Pemilihan obyek biaya memberikan jawaban pada pertanyaan
yang paling mendasar mengenai biaya, yaitu : “ Biaya untuk apa?”
Mengapa informasi Biaya Diperlukan?
Akuntansi biaya berfungsi untuk mengukur pengorbanan nilai masukan guna menghasilkan
informasi bagi manajemen yang salah satu manfaatnya adalah untuk mengukur apakah
kegiatan usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil usaha. Akuntansi biaya juga
menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai oleh manajemen sebagai dasar untuk
merencanakan alokasi sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.
Tanpa informasi biaya maka :
1. Manajemen tidak memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomi
yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga tidak memiliki informasi apakah
kegiatan usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil usaha sangat diperlukan untuk
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan.
2. Manajemen tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang
dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi lain.
Jadi Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang memungkinkan manajemen
melakukan pengelolaan alokasi berbagai sumber ekonomi untuk menjamin dihasilkannya
keluaran yang memiliki nilai ekonomis yang lebihtinggi dibandingkan dengan nilai masukan
yang yang dikorbankan.
Untuk mengelola perusahaan, diperlukan informasi biaya yang sistematik dan komparatif
serta data analisis biaya dan laba. Informasi ini membantu manajemen untuk:
1. Menetapkan Sasaran laba perusahaan.
2. Menetapkan target departemen yang menjadi pedoman manajemen menengah dan
operasi menuju pencapaian sasaran akhir.
3. Mengevaluasi keefektifan rencana
4. Mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan dalam bentuk tanggung jawab yang
spesifik
5. Menganalisa serta memutuskan pengadaan penyesuaian dan perbaikan agar seluruh
organisasi tetap bergerak maju secara seimbang menuju tujuan yang ditetapkan
Guna mencapai tujuan ini, system harus dirancang untuk memberikan informasi yang tepat
waktu.Informasi harus dikomunikasikan secara efektif.
Dalam merancang sistem informasi akuntansi biaya diperlukan pemahaman yang
menyeluruh atas struktur organisasi perusahaan dan jenis informasi biaya yang dibutuhkan
oleh semua tingkatan manajemen.
Sistem informasi akuntansi biaya harus terkait erat dengan pembagian wewenang,
sehingga setiap manajer dapat dianggap bertanggung jawab atas biaya yang terjadi
didepartemennnya.
Sistem tersebut harus dirancang untuk mengembangkan konsep manajemen berdasarkan
penyimpangan (management by exeption)yaitu, yang dapat memberikan informasi bagi
manajemen untuk segera mengambil tindakan perbaikan. Sistem tersebut juga harus
mencerminkan prosedur pabrikasi dan administrasi bagi perusahaan yang
menggunakannya.
Sistem informasi tersebut harus mengarahkan perhatian manajemen.Informasi yang
disajikan kepada manajer haruslah bersifat tepat guna, dan keterbatasannya harus
diungkapkan.Kegunaan system informasi harus dikembangkan apabila memungkinkan.
C. Klasifikasi Biaya
Biaya Utama (Prime Cost) terdiri dari : biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja
langsung.
Biaya Konversi (Conversion Cost) terdiri dari: biaya overhead + biaya upah langsung. Biaya
ini mencerminkan biaya pengubahan bahan langsung menjadi barang jadi.
+
Beban Pemasaran + Beban Administrasi = Beban Komersial
Meliputi: Meliputi:
Gaji penjualan Gaji administrasi dan
Komisi staf penjualan kantor
Pajak penghasilan Pajak penghasilan
pekerja pekerja
Iklan Sewa
Contoh barang gratis Penyusutan
Hiburan Pajak Bumi dan
Ongkos perjalanan bangunan
Sewa Beban pemeriksaan
Penyusutan akuntansi =
Pajak Bumi dan Beban urusan hukum
Bangunan Piutang yang tak
Telepon dan telegraf tertagih
Alat tulis menulis dan Telepon + Telegraf
cetak Alat tulis menulis dan
Benda-benda pos cetak
Ongkos angkut Benda-benda pos
Beban penjualan rupa- Beban administrasi
rupa rupa-
rupa
minus
= Marjin Bruto
minus
Biaya
Penjualan ٢ Biaya
dan Perioda
Biaya
Administrasi ٣
= Laba Operasional
Pembelian Persediaan
Bahan Baku Bahan Baku
Langsung Langsung
Biaya
Produk Penjualan
(Persediaan)
minus
Upah Persediaan
Langsung Barang terjual Harga Pokok
Overhead Dalam Penjualan
Pabrik ٤ Proses (suatu biaya)
= Marjin Bruto
minus
Biaya
Penjualan ٢ Biaya
dan Perioda
Biaya
Administrasi ٣
= Laba Operasional
C.3 Klasifikasi Biaya Dalam Hubungannya Dengan Volume Produksi :
1. Biaya Variabel
Ciri-ciri biaya variable:
a. Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume
b. Biaya perunit relatif konstan meskipun volume berubah dalam rentang yang relevan
c. Dapat dibebankan kepada departemen operasi yang cukup mudah dan tepat
d. Dapat dikenndalikan oleh seorang peyelia/supervisor operasi
2. Biaya Tetap
Ciri-ciri biaya tetap :
a. Jumlah keseluruhan tetap dalam rentang (range) yang relevan
b. Penurunan biaya perunit bila volume bertambah dalam rentang yang relevan
c. Dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan
manajerial atau menurut metode alokasi biaya
d. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen eksekutif
daripada penyelia operasi
Untuk tujuan administratif, perusahaan dapat dibagi kedalam segmen yang bervariasi
namanya. Pembagian sebuah pabrik menjadi beberapa departemen,proses,pusat
biaya,atau himpunan biaya (cost pool) yang menjadi dasar untuk mengelompokkan dan
mengakumulasikan biaya-biaya produk serta menetapkan tanggung jawab atas
pengendalian biaya.
Untuk pencapaian tingkat pengendalian yang tinggi, manajer harus mengembangkan
anggaran departemen atau pusat biaya. Pada akhir suatu periode pelaporan, efisiensi
departemen, dan keberhasilan manajer dalam mengendalikan biaya dengan
membandingkan biaya actual terhadap biaya yang dianggarkan.
Biaya yang berhubungan dengan beberapa tindakan atau alternatif untuk mengidentifikasikan
biaya (pengurangan biaya & penghematan biaya) dengan pendapatan yang relevan dengan
keputusan pilihan tersebut, dikenal beberapa biaya yaitu:
(i) Biaya Diferensial (Differential Cost): Salah satu nama dari biaya yang relevan
dengan pilihan di antara berbagai alternatif. Biaya diferensial disebut juga
Biaya Marjinal (marginal cost) atau biaya incremental (incremental cost)
(ii) Biaya tunai (out of pocket): sejumlah biaya dikeluarkan jika satu alternatif
tertentu dipilih.
(iii) Biaya kesempatan (opportunity cost): Sejumlah pendapatan atau manfaat lain
akan hilang bila alternatif tersebut dipiih.
(iv) Biaya tertanam (sunk Cost): Biaya yang telah dikeluarkan dan ternyata tidak
relevan dengan keputusan itu.
(v) Biaya yang tak dapat terhindari (unavoidable cost): Biaya produk atau divisi
untuk tidak melanjutkan suatu produk atau divisi .
(vi) Biaya yang dapat dihindari (avidable cost): Biaya yang relevan dengan
keputusan
Dalam rangka untuk mengevaluasi kinerja manajer dikenal beberapa biaya yaitu :
(i) Biaya yang dapat dikendalikan (Controllable cost ) oleh manajer
(ii) Biaya yang tidak dapat dikendalikan (Uncontrollable cost) : Biaya yang tidak
dapat dikendalikan oleh manajer karena tidak relevan dengan evaluasi prestasi
kerja manajer dan seharusnya manajer tersebut tidak diberikan tanggung
jawab.
Arus Biaya Dalam Perusahaan Industri
Jmh Proses
Rp.1.500.000
masuk dalam Produksi
proses produksi aAss((((((a((
sebagai bagian Assets
biaya produksi
Jmh
Rp.1.500.000
bergerak Barang Selesai
perlahan masuk (Assets )
ke barang
selesai. Barang
selesai
menunggu
penjualan
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Cara memproduksi
produk ada 2 macam :
1. Produksi atas dasar pesanan : Perusahaan melaksanakan pengolahan produksinya
atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Contohnya : Perusahaan percetakan,
perusahaan mebel, dll.
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga
pokok produksi persatuan produk dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk pesanan dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
2. Produksi massa : Perusahaan melaksanakan pengolahan produksinya untuk
memenuhi permintaan di gudang, umumnya produknya berupa produk standar.
Contohnya : Perusahaan semen, pupuk,makanan ternak dan bumbu masak dan tekstil.
Dalam metode ini pengumpulan harga pokok produksi dengan menggunakan metode
harga pokok process (process cost Method).Dalam metode ini biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi persatuan produk yang
dihasilkan dalam periode tsb dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
periode tersebut dengan jumlah satuan yang dihasilkan dalam periode tertentu.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah : Cara memperhitungkan unsur-unsur biaya
kedalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi melalui 2
pendekatan, yaitu :
1. Full Costing
Full Costing : merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi , yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel
maupun tetap.
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode Full costing :
Biaya bahan baku XX
Biaya tenaga kerja langsung XX
Biaya overhead pabrik variabel XX Biaya produksi
Biaya overhead pabrik tetap XX
Harga pokok produksi XX
Biaya pemasaran XX
Biaya administrasi & umum XX Biaya non produksi/by.komersial
Total harga pokok produk XX
Ikhtisar Harga Pokok Produksi Dan Total Harga Pokok Produk Menurut Metode
Full Costing :
Conversion Cost = Biaya Tenaga Kerja + By.Overhead Pabrik tetap + By. Overhead
Pabrik Variabel
Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja+ By.Overhead Pabrik
tetap + By. Overhead Pabrik Variabel
2. Variable Costing
Variable Costing : merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke kedalam harga pokok produksi ,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
yang berperilaku variabel. .
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode Variable costing :
Biaya bahan baku XX
Biaya tenaga kerja langsung XX Biaya produksi
Biaya overhead pabrik variabel XX
Harga pokok produksi XX
Biaya pemasaran XX
Biaya administrasi & umum XX
Biaya non produksi/by.komersial
Total harga pokok produk XX
Ikhtisar Harga Pokok Produksi Dan Total Harga Pokok Produk Menurut Metode
Variable Costing :
Harga Pokok Produksi Variabel = Biaya Bahan Baku + By.Tenaga Kerja + By. Overhead
pabrik Variabel
By. Periode = By.Overhead pabrik tetap + By. Adm & umum Tetap + By. Pemasaran Tetap
Total Harga Pokok Produk = Harga Pokok Produksi Variabel + By Adm & Umum Variabel
+ By. Pemasaran Variabel + By. Periode
Perbandingan Laporan Rugi laba perusahaan Manufaktur Dengan Laporan Rugi Laba
Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang:
Kegiatannya berupa pembelian barang dagangan dari perusahaan lain dan penjualan
barang dagangan tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
Perusahaan dagang tidak melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan yang
dibeli .
Untuk menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan sumber
ekonomi untuk memperoleh barang dagangannya, mengeluarkan biaya administrasi
dan umum, serta biaya pemasaran.
Pegorbanan sumber ekonomi yang disajikan dalam laporan rugi laba dikelompokkan ke
dalam 3 golongan :
1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari perusahaan
lain. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Harga Pokok Penjualan”
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang dagangan .
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya Pemasaran”.
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang dagangan dan
pemasaran barang dagangan . Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya
administrasi dan umum”.
Perusahaan Manufaktur:
Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi tersebut
kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.
Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi memerlukan 3 kelompok
pengorbanan sumber ekonomi :
1. Pengorbanan bahan baku
2. Pengorbanan jasa tenaga kerja
3. Pengorbanan jasa fasilitas
Dalam pendekatan Full costing, berbagai pegorbanan sumber ekonomi disajikan dalam
laporan rugi laba yang dikelompokkan dalam 3 gol:
1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya produksi” yang dirinci menjadi
:biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi . Pengorbanan ini
dikelompokkan dengan judul : “Biaya Pemasaran”.
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan pemasaran produk .
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya administrasi dan umum”.
Biaya Usaha:
Biaya administrasi & umum Rp. 56.000
Biaya pemasaran Rp. 75.000
Rp. 131.000
Laba bersih usaha Rp. 74.000
Pendapatan di luar usaha Rp. 4.000
Biaya di luar usaha Rp. 7.000 Rp. 3.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 71.000
Pajak penghasilan 35 % 24.850
Laba bersih setelah pajak Rp. 46. 150
Gb. 1.6. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan pendekatan Full Costing
Biaya Tetap:
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 20.000
Biaya Adm&umum 40.000
Biaya pemasaran tetap 30.000
Total biaya tetap Rp. 90.000
Laba bersih Rp. 80.000
BAB VI ANALISIS DIFERENSIAL
Analisis diferensial memakai pendapatan dan biaya relevan u: ambil keputusan, d mana
keputusan yg d ambil adalah yg m berikan laba incremental terbesar (Perbedaan antara
pendapatan relevan dan by relevan setiap alternative pilihan)
By relevan berhubungan dgn by masa depan,by masa lalu tidak relevan terhadap
keputusan.
Kesimpulan: Lebih baik perusahaan memilih alternative membuat kulit jadi karena laba
lebih besar yaitu Rp 30 juta.
By diferensialnya=(45.000.000-30.000.000)=15.000.000
Pendapatan diferensial=(75.000.000-45.000.000)=30.000.000
Kapasitas menganggur bs digunakan u:buat 50.000 sampul buku dgn by produksi sbb:
(full costing)
Perunit Total
Bahan baku Rp 2.5 Rp 125.000
BTKL Rp 1.6 Rp 80.000
BOP Variabel Rp 1.0 Rp 50.000
BOPtetap(25%x340.000)=85.000/50.000=Rp 1.7 Rp 1.7 Rp 85.000
Total
Rp 6.8 Rp 340.000
Perusahaan lain menawarkan mensuply sampul berwarna dgn hrg Rp 6.0. Sepertinya lbh
menghemat by karena Rp 6.0x50.000=Rp 300.000.
Buat analisis keputusan apakah membuat sendiri atau membeli sampul berwarna dr
perusahaan lain!
Perunit Total
Bahan baku Rp 2.5 Rp 125.000
BTKL 1.6 80.000
BOP Variabel 1.0 50.000
Karena produk C menurut laporan L/R metode full costing mendatangkan kerugian Rp
9000 maka manajemen menyimpulkan produk C dihentikan produksinya,tapi sebelumnya
manajemen meminta kontroler mengadakan analisis.
Analisis dr controller : (mtd variabel costing)
Produk C Produk C
dihentikan diteruskan
Produk A Produk B Total
Penjualan 1.200.000 900.000 2.100.000 2.400.000
By Variabel:
Produksi 720.000 540.000 1.260.000 1.470.000
Operasi 80.000 60.000 140.000 170.000
800.000 600.000 1.400.000 1.640.000
Kontribusi Margin
By tetap: 400.000 300,000 700.000 760.000
Produksi
Operasi 480.000 480.000
120.000 120.000
Laba sblm pjk 600.000 600.000
Pajak 40% 100.000 160.000
40.000 64.000
Laba bersih
60.000 96.000
Kesimpulan : Jika produk C dihentikan akan ada penurunan laba Rp 36.000 (Rp 96.000-
Rp 60.000), tapi jika produk C diteruskan maka laba perusahaan menjadi Rp 96.000.
Manajemen memutuskan untuk meneruskan produksi produk C.
Ada tawaran dr pelanggan, ingin memesan 100.000 botol dgn harga Rp 40. Dan
perusahaan jg membyr ongkos kirim Rp 150.000 jika menerima pesanan tsbt.
Buat analisis menerima atau menolak pesanan itu!
Jawab:
Jika memakai mtd full costing, pesanan ini ditolak karena hrg penawaran yakni Rp 40
lebih kecil dr by produksinya (20+5+5+20=Rp 50) perusahaan rugi. Tapi jika dihitung dgn
analisis diferensial hasilnya berbeda yaitu :
By Variabel:
400rb x Rp 30 12.000.000 12.000.000
100rb x Rp 30 - 3.000.000 3.000.000
Margin kontrbusi -
12.000.000 13.000.000 1.000.000
By tetap
By pengiriman 10.000.000 10.000.000
- 150.000 150.000
Anggaran
Karakteristik Anggaran :
Memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta non finansial di masa yang akan
datang
Manfaat Penganggaran
Keterbatasan Penganggaran
Dalam banyak kejadian, anggaran cenderung terlalu menyederhanakan fakta situasi
nyata di lapangan
Terlampau menekankan hasil ( Yi : laba bersih sesung- guhnya dibandingkan dg jumlah
laba yang dianggar kan), namun bukan pada sebab musababnya.
Tema partisipatif pada anggaran menuntut dukungan penuh dan keterlibatan manjemen.
Dapat menggerogoti inisiatif manajemen dengan meng halangi perkembangan dan
tindakan baru yang tidak tercakup dalam anggaran.
Proses penganggaran bukanlah ilmu murni dan pertimbangan yang baik memainkan
peran esensial.
Yakni metode anggaran yang hanya mempertimbangkan perubahan sumber daya dari
anggaran tahun sebelumnya. Dalam hal ini anggaran sebelumnya, berfungsi sebagai
landasan bagi penganggaran sumber daya inkremental.
Kelemahannya adalah bahwa pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun ke
tahun tanpa pernah diketahui.
Contoh Anggaran Inkremental
PT Safira Prima
Anggaran Inkremental untuk Tahun 20XX
Dalam penganggaran ini, semua jajaran manajemen bertolak dari nol dan mengestimasi
kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mendanai aktivitas-aktivitas tahun anggaran.
Yakni merupakan ancangan yang dipakai oleh banyak perusahaan jasa dan ada banyak fungsi
jasa pendukung seperti bagian pembelian, bagian akuntansi, dan bagian hukum.
Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang dianggarkan. Bermanfaat
terutama dalam menaksir dan mengendalikan biaya pabrik dan beban operasi.
Dapat dipakai untuk merumuskan anggaran sebelum adanya data taksiran tingkat
aktivitas.
Dapat dipakai setelah adanya data untuk menghitung berapa seharusnya biaya untuk
tingkat aktivitas aktual.
Membantu manajemen dalam menghadapi ketidak pastian dengan memampukan
mereka untuk melihat taksiran hasil dalam kisaran aktivitas tertentu.
Induk Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan
keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu
tahun atau kurang.
Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk
mencapai hasil laba yang memuaskan.
Anggaran Keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan
kegiatan-kegiatan usaha yang terencana.
Induk Anggaran untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran berikut :
INDUK ANGGARAN
Anggaran Penjualan
Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk
periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan
kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri tas anak-anak, akan
merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 200.000 unit selama
tahun 2006.
Berikut disajikan informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2005) adalah Rp. 3.100.000
Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 70% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan
sisanya 30% ditagih pada kwartal berikutnya.
Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 5.400.000 yang tidak tertagih dan
dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2006
PT Singga Buana
Anggaran Penjualan
31 Desember 2006
Kwartal
Keterangan I II III IV Tahun
Expektasi Penjualan 20000 60000 30000 18000 128000
Harga Jual per Unit 1000 1000 1000 1000 1000
Jumlah Penjualan 20000000 60000000 30000000 18000000 128000000
Yakni merupakan skedul rinci yang mengidentifikasi produk atau jasa yang harus dihasilkan
atau disediakan utnuk meraih penjualan yang dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
Kebutuhan produksi.
Jumlah unit produk yang akan diproduksi (produksi dianggarkan) dapat ditentukan dengan
cara :
(Tingkat persediaan akhir barang jadi yang dikehendaki + Taksiran penjualan) – Tingkat
Persediaan awal barang jadi yang dikehendaki.
Berdasarkan data penjualan di atas, buatlah angaran Produksi dengan ketentuan sebagai
berikut :
Diketahui :
Jml persediaan akhir yang dikehendaki sebesar 20% dari penju-alan kuartal berikutnya.
Jumlah persediaan awal adalah sama dengan jumlah perse- diaan akhir pada kuartal
sebelumnya.
PT Singga Buana
Anggaran Produksi
31 Desember 2006
Keterangan Kwartal
I II III IV Tahun
Expektasi Penjualan 20000 60000 30000 18000 128000
Persed Akhir yg dikehendaki 12000 6000 3600 4000 4000
Jml Kebth persed 32000 66000 33600 22000 132000
Persed Awal -3000 -12000 -6000 -3600 -3000
Jml yg akan Diprod 29000 54000 27600 18400 129000
BAB VIII
PENGANGGARAN MODAL-MIRR
KOMPETENSI
Penganggaran Modal adalah proses menganalisis potensi investasi aktiva tetap dan
keputusan penganggaran modal mungkin adalah keputusan paling penting yang harus
Proses menganalisis potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan lima
dibutuhkan untuk mengembalikan biaya suatu proyek Metode ini mengabaikan arus
kas diluar periode pembayaran kembali dan tidak mempertimbangkan nilai waktu
dari uang. Akan tetapi , pembayaran kembali memberikan indikasi mengenai risiko
dan likuiditas suatu proyek, karena menunjukkan berapa lama modal yang
kembali biasa kecuali bahwa metode ini mendiskontokan arus kas pada tingkat biaya
modal proyek. Metode ini mempertimbangkan nilai waktu dari uang tetapi
Metode Nilai Sekarang Bersih mendiskontokan seluruh arus kas pada tingkat
biaya modal proyek dan kemudian menjumlahkan arus-arus kas tersebut. Proyek
memaksa NPV proyek sama dengan nol. Proyek akan diterima jika IRR-nya lebih
yang sama untuk proyek-proyek yang independen, tetapi jika proyek-proyek tersebut
saling eksklusif, maka dapat terjadi konflik peringkat. Jika terjadi konflik peringkat,
maka sebaiknya menggunakan metode NPV. Metode NPV dan IRR lebih unggul
daripada metode pembayaran kembali, tetapi NPV lebih unggul dari IRR, karena
NPV berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal
perusahaan , sedangkan IRR berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada
tingkat IRR proyek. Investasi kembali pada tingkat biaya modal umumnya adalah
Metode IRR yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang terdapat dalam IRR
biasa. MIRR melibatkan perhitungan nilai akhir (TV) dari arus kas masuk yang
CONTOH SOAL :
Anda adalah seorang analis keuangan . Direktur penganggaran modal telah meminta
anda untuk menganalisis dua usulan investasi modal, Proyek S dan Proyek T. Masing-
masing proyek memiliki biaya sebesar $ 10.000 dan biaya modal dari setiap proyek
adalah 12 % . Ekspektasi arus kas bersih proyek adalah 12 %. Ekspektasi arus kas
Pertanyaan :
3. Manakah proyek yang sebaiknya diterima jika mereka bersifat saling eksklusif
JAWABAN :
DIKETAHUI :
Proyek S sesuai ekspektasi arus kas (tabel soal) modal akan kembali pada tahun ketiga
($6.500 + $ 3.000 + $ 500= $10.000). JADI Tahun sebelum pengembalian penuh adalah
tahun ke-2
Proyek T sesuai ekspektasi arus kas (tabel soal) modal akan kembali pada tahun ketiga
*= -$10.000- $6.500 (lihat tabel soal tahun pertama diharapkan arus kas 6.500)= -$3.500
= - $3.500- $3.000 (lihat tabel soal tahun kedua diharapkan arus kas $3.000)= - $500
JADI Proyek S, biaya yang belum dikembalikan pada awal tahun adalah - $ 500
*= -$10.000- $3.500 (lihat tabel soal tahun pertama diharapkan arus kas 3.500)= -$6.500
= - $6.500- $3.500 (lihat tabel soal tahun kedua diharapkan arus kas $3.500)= -$3.000
JADI Proyek T, biaya yang belum dikembalikan pada awal tahun adalah - $ 3.000
1. a. Pembayaran Kembali
= $.966,01
NPV T = -$10.000+$3.500/(1,12)1+$3.500/(1,12)2+$3.500/(1,12)3+$3.500/(1,12)4
= $.630,72
IRR S = 18,0 %
IRR T = 15,0%
(1+MIRR)n
TV S = $6.500/(1,12)3+$3.000/(1,12)2+$3.000/(1,12)1+$1000 = $17.255,23
TV T = $3.500/(1,12)3+$3.500/(1,12)2+$3.500/(1,12)1+$3.500 = $16.727,65
MIRR S= 14,61%
MIRR T= 13,73%
2. NPV proyek S
3. IRR proyek S
2. MIRR proyek S
lagi, kedua proyek dapat diterima menurut criteria NPV, IRR, dan MIRR, jadi kedua
Kita akan memilih proyek S karena nilai NPV lebih tinggi pada k=12%
TUGAS
Anda adalah seorang analis keuangan . Direktur penganggaran modal telah meminta
anda untuk menganalisis dua usulan investasi modal, Proyek S dan Proyek T. Masing-
masing proyek memiliki biaya sebesar $ 20.000 dan biaya modal dari setiap proyek
adalah 12 % . Ekspektasi arus kas bersih proyek adalah 12 %. Ekspektasi arus kas
Pertanyaan :
3. Manakah proyek yang sebaiknya diterima jika mereka bersifat saling eksklusif.
BAB VIII
JUST-IN-TIME ( JIT )
1. Pengertian JIT
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak
perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga
produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya
untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous
Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman
terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya
pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
A. Pembelian JIT
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi
permintaan atau penggunaan.
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan
aktivitas pembelian dengan cara:
B. Produksi JIT
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang
tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi
berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
a. Persediaan Rendah
b. Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c. Filosofi TQC (Total Quality Control)
bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke
satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang
terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
JIT TRADISIONAL
Sistem Pull-through Sistem Push-through
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Sel-sel pemanufakturan Berstruktur departemen
Tenaga kerja terinterdisipliner Tenaga kerja terspesialisasi
Pengendalian mutu (TQC) Level mutu akseptabel (AQL)
Dsentralisasi jasa Sentralisasi jasa
3. Analisis Biaya-Volume-Laba
3.1 Analisis CPV Konvensional
Analisis biaya-volume-laba (CPV) konvensional menganggap bahwa semua
biaya, produksi dan non produksi, dap[at digolongkan ke dalam dua kelompok
yaitu:
a. Biaya yang bervariasi dengan volume, disebut biaya variabel
b. Biaya yang tidak bervariasi dengan volume, disebut biaya tetap.
Dalam anlisis tersebut biaya dianggap sebagai fungsi linier volume penjualan
sehingga persamaannya adalah:
L = P-B Dalam hal ini:
P =HX L = Laba bersih sebelum pajak
B = T + VX P = Pendapatan Total
Sehingga: B = Biaya Total
L = HX - T - VX H = Harga jual per unit
X(H - V) = L + T X = Unit atau volume produk yang
X = (L+T)/(H-V) T = Biaya tetap total
V = Biaya variabel per unit
3.2 Analisis CPV dalam JIT
Dalam sistem JIT,biaya variabel per unit produk yang dijual turun namun biaya
tetapnya naik.Dalam JIT,biaya variabel berdasar batch tidak ada karena batch
menjadi satu kali.Jadi,rumus biaya dalam JIT dapat digambarkan sebagai
berikut:
B = T + V1X1 + V3X3
B = Biaya Total X1 = Jumlah unit
T = Biaya tetap X3 = Jumlah kegiatan
V1 = Biaya variabel berdasar unit penjualan (berdasar unit)
V3 = Biaya variabel berdasar non unit
4. Titik Impas
Titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun
rugi.jadi dapat dikatakan kondisi pendapatan perusahaan dalam keadaan seimbang.
X = (I + F) / (P - V)
Illustrasi :
Diminta:
1. Hitunglah jumlah maksimum dari masing-masing sistem biaya yang harus dibayar
seandainya perusahaan memutuskan untuk membeli pada pemasok luar.
2. Bila diketahui perusahaan berproduksi pada kapasitas 1500 unit dengan harga
jual Rp 1.100, susunlah laporan L/R untuk periode yang bersangkutan
3. Lakukan analisis terhadap kasus tersebut.
Penyelesaian :
1. Jumlah maksimum yang harus dibayar kepada pemasok luar, biasa dianggap sebagai
biaya terhindarkan yang harus diputuskan oleh perusahaan tersebut.
Biaya yang dapat dihindarkan:
- Sistem biaya konvensional = Rp 800 + 70 + 90 + 30 = Rp 990
- Sistem biaya JIT = Rp 800 + 100 +30 +20 +30 = Rp 980
2. Laporan L/R
Apakah kita pernah berpikir hal apa saja yang melandasi kebijakan perusahaan dalam
menetapkan harga dari suatu produk?
Anda mungkin akan menjawab dengan cepat, “Tergantung mau untung berapa dari
harga belinya?” Atau mungkin anda mencoba menjawab lebih teoritis yaitu karena faktor
eksternal dan internal perusahaan. Dimana faktor eksternal di antaranya adalah harga
barang yang sama yang dijual perusahaan saingan atau kebijakan pemerintah. Faktor
internal tergantung dari marketing mix (bauran pemasaran) yang menjadi kebijakan /
diterapkan oleh perusahaan.
Saat ini saya ingin melihat satu hal yang cukup penting yang mendasari faktor internal
itu yaitu Cost of Goods Sold (Harga Pokok Penjualan) atau yang lebih sederhana
Harga Produksi atau Harga Beli dari suatu produk.
Ok, saya mau coba fokuskan di masalah Harga Beli saja yang menjadi Harga Pokok
Penjualan, kita tidak menyentuh produksi dulu tapi itu akan menjadi pendukung saja
hehehe :)
Harga Pokok Penjualan atau disingkat HPP menjadi penting karena dia menjadi
semacam (ambang) batas dimana jika menjual di bawah batasan tersebut perusahaan
akan merugi dan menjual di atas batas tersebut perusahaan akan memperoleh
keuntungan.
Cukup sederhana dan mudah bukan? Misalnya, kita beli 1 meja dengan harga 1.000
maka karena mau untung sebesar-besarnya bagaimana jika kita jual 10.000… Hehehe
well, tidak semudah itu, kita juga harus melihat apakah meja sejenis di pasaran
harganya 10.000 bagaimana kalau harga meja sejenis di pasaran hanya di kisaran 800-
900? Jika itu yang terjadi maka keputusan harga kita akan ditertawakan oleh pembeli
kita.
Jadi apa yang harus kita perbuat? Kita kan nggak mungkin menjual rugi, nanti siapa
yang membiayai operasional perusahaan kalo kita jual rugi? Nah itu yang akan coba kita
bahas sedikit. Ada 3 faktor yang mempengaruhi Harga Jual sehingga akan melahirkan
rumusan sebagai berikut :
HARGA BELI, hal-hal apa yang kira-kira dapat mempengaruhi Harga Beli suatu produk?
Saya uraikan beberapa yang mungkin ada lebih banyak lagi, di antaranya :
1. Supplier (pemasok), seberapa kompetitif supplier ini di pasaran, hal ini mungkin
akan terlihat dari seberapa produktif, efisien dan efektif si supplier ini sehingga produk
yang ditawarkan akan sangat kompetitif. Misalkan supplier A mampu memproduksi
7.500 produk/bln, bahan baku seharga 200/produk, mempunyai 5 pegawai (rata-rata gaji
1.500.000/bln), dan pabrik sebesar 500m2 (sewa 500.000/m2/bln). Sedangkan supplier
B memproduksi 1.500 produk/bln, bahan baku seharga 150/produk, mempunyai 10
pegawai (rata-rata gaji 1.200.000/bln), dan pabrik sebesar 100m2 (sewa
550.000/m2/bln). Jadi manakah yang akan memberikan penawaran terbaik untuk kita
kira-kira?
2. Distance (jarak), jarak yang dimaksud disini adalah gudang kita sebagai pembeli
dengan gudang supplier, karena walau dalam harga yang ditawarkan misalnya tidak
dicantumkan harga ongkos transportasinya tetapi pada perhitungannya pasti sudah
dimasukkan oleh sang supplier.
Jadi walau suppliernya cukup kompetitif tetapi jika jaraknya dengan kita jauh maka akan
terjadi kemungkinan secara total harga beli kita akan lebih mahal.
3. Relationship (hubungan), hal ini termasuk yang penting dalam dunia perdagangan,
malah terkadang orang menempatkannya dalam urutan paling atas jika anda ingin
sukses dalam dagang (atau apapun juga sih sebetulnya). Karena hubungan yang baik
maka anda bisa mendapatkan barang tepat waktu atau lebih cepat, kualitas yang baik,
harga yang bersaing dan lainnya yang dapat memberikan anda keuntungan dalam
persaingan dengan kompetitor.
LABA, hal paling utama yang harus melandasi keputusan pengambilan keputusan
mengenai laba / keuntungan ini adalah bahwa laba harus minimal dapat menutup
operasi perusahaan, tapi tidak secara harafiah bahwa 1 produk harus dapat menutup
keseluruhan operasional perusahaan, kalau itu jadinya berapa harga produk tersebut
hehehe…
Jadi mudahnya adalah sebagai berikut, jika suatu perusahaan mempunyai 3 produk, A
dengan produksi per bulan 1.000, B 1.500 dan C 2.000. Perusahaan tersebut
mempunyai biaya operasional 9.000.000/bln maka biaya tersebut dibagi proporsional
kepada masing-masing produk seperti berikut : produk A menanggung per bulan
2.000.000, B 3.000.000, dan C 4.000.000.
Jadi laba minimal per produk adalah 2.000, oh ya ini di luar bahwa perusahaan
mempunyai kebijakan-kebijakan dimana suatu produk mempunyai laba lebih dari produk
yang lain. Nah dengan anggapan bahwa semua produk akan terjual dalam 1 bulan
maka dengan laba minimal tersebut maka biaya operasional perusahaan akan dapat
ditutupi sehingga perusahaan dapat terus berjalan, di luar itu semua maka harus ada
hitung-hitungan lagi yang lebih rumit yang tidak akan kita bahas dulu di sini.
Tapi jangan gembira dulu, kalau hanya biaya operasional saja yang ditutupi mah tidak
ada serunya, buat apa jalanin perusahaan susah-susah kalau hanya untuk menutupi
biaya operasional saja, itu mah masukin uangnya ke bank aja lalu tidur tiap bulan pasti
dapat bunga (bunga mimpi dan bunga deposito).
Jadi, tricky-nya adalah bagaimana at the end of the month anda bisa mendapatkan hasil
lebih baik daripada jika uangnya anda masukkan ke deposito or saham. Nah hal itu kita
bahas di lain waktu karena akan terlalu rumit…
FAKTOR X, diantaranya yang akan kita bahas disini adalah added value (nilai tambah)
dan brand (merk), walau mungkin banyak lagi tapi kalau terbanyak maka bahasan kita
juga akan bertambah banyak.
Pertama added value (nilai tambah), mengapa hal ini akan mempengaruhi Harga Jual
suatu produk? Dengan asumsi bahwa suatu produk mempunyai nilai tambah lebih
daripada produk lain yang sejenis maka perusahaan akan berani memberikan Harga
Jual lebih tinggi dibanding yang lain. Nilai tambah itu seperti apa sih? Sebagai contoh
mungkin sikat gigi yang dapat dilipat, pensil dengan penghapus di belakangnya, atau
yang termudah adalah handphone dengan berbagai macam fitur.
Tetapi ada yang mengatakan bahwa nilai tambah itu juga tercipta dikarenakan adanya
biaya yang dikeluarkan dalam memberikan nilai tambah itu, maka hal itu sebetulnya
sudah terserap dalam Harga Beli-nya. Terkadang ya, terkadang suatu perusahaan men-
create (membuat) sendiri nilai tambah itu dan mem-blow up dalam promosinya walau
mungkin kita tidak melihatnya itu sebagai suatu nilai tambah hehehe…
Nah Faktor X berikutnya adalah brand (merk), inilah yang membedakan membeli kopi di
starbuck dan membeli kopi di restoran. Ada yang berargumen bahwa ya itu pastilah,
wong kopi di starbuck kan impor dari harga belinya saja sudah pasti lebih mahal,
sedangkan kopi di restoran kan kopi lokal.
Hehehe ya argumen itu bisa diterima, tetapi karena suatu persepsi dari perusahaan
bahwa merk-nya mempunyai image yang sangat kuat di pasaran dibanding dengan
merk lain maka perusahaan tersebut akan berani memposisikan produknya dengan
harga yang lebih tinggi dibanding produk dari merk lain.
Jadi setelah kita baca ini pusing juga ya ternyata rentetan atau faktor-faktor dalam
penentuan Harga Jual cukup banyak juga? Ya, tidak semudah membalikkan telapak
tangan tapi juga seharusnya tidak sesulit menguraikan benang kusut…
Penentuan harga tidaklah terlalu mengikat karena biasanya kita dapat melakukan
survey pasar terlebih dahulu sehingga mempermudah kita dalam pengambilan
keputusan dan selain itu trial and error juga berlaku selama kita siap dengan resikonya.
BAB X
Activity Based Costing (ABC)
Misal:
- Jika pekerja butuh pelatihan tambahan sebelum memproduksi suatu produk tertentu.
- Jika beberapa mesin digunakan secara eksklusif untuk satu produk.
- Jika beberapa bahan baku khusus (unik) untuk satu produk dan tidak dipesan secara
terpisah untuk tiap batch yang diproduksi, maka biaya pembelian, penerimaan, dan
inspeksi bahan baku itu adalah biaya tingkat produk.
- Biaya membeli software komputer baru untuk menyediakan jenis jasa baru pada
firma konsultasi (bidang jasa).
- Biaya paten, riset pasar, dan promosi produk (biaya tingkat produk yang terjadi di
luar pabrik).
Pemicu tingkat produk adalah ukuran aktivitas yang bervariasi dengan bermacam
jumlah produk yang diproduksi dan dijual. Contoh: perubahan desain, jam desain,
jumlah komponen berbeda yang diperlukan.
Tingkat Pabrik
Tingkat biaya diatas biaya tingkat produk, antara lain tingkat lini produk, tingkat proses,
tingkat departemen, dan tingkat pabrik.
Biaya tingkat pabrik adalah biaya meemlihara kapasitas di lokasi produksi. Contoh:
sewa, penyusutan, pajak properti, dan asuransi bangunan pabrik.
Pemicu tingkat pabrik: luas lantai yang ditempati. Tapi ini sulit diidentifikasi sehingga
butuh pengembangan ide mengenai hal ini. Atau biasanya bersifat arbitrer.
Tampilan 13.1
Ramalina
Ikhtisar Produksi Tahun Terakhir
Umum Khusus Total
Unit yang diproduksi 98.000 200
Biaya bahan baku
langsung Rp.10 Rp.150
Per unit 980.000 30.000 Rp.1.010.
Total 000
Tenaga kerja langsung 1 10
Jam per unit 98.000 2.000
Total jam 980.000 20.000
Total biaya (Rp.10 1.000.000
per jam)
Persiapan 40 40
Perubahan desain 12 8
Biaya overhead
Departemen Rp.1.400.
produksi 000
Departemen 900.000
teknik 700.000
Pabrik umum 3.000.000
Total overhead
Total biaya produksi 5.010.000
Pembentukan tempat penampungan biaya aktivitas:
Produksi Teknik Pabrik Total
umum
Total overhead Rp.1.400.00 Rp. Rp.700.0 Rp.
Dikurangi biaya yang berkaitan 0 900.000 00 3.000.000
dengan
Persiapan 200.000 300.000 300.000 800.000
Perubahan desain 200.000 300.000 100.000 600.000
400.000 600.000 400.000 1.400.000
Overhead lain-lain 1.000.000 300.000 300.000 1.600.000
Biaya total dan biaya per unit tiap produk dengan sistem perhitungan biaya tradisional
Tampilan 13.2
Ramalina
Biaya Produk Dari Sistem Perhitungan Biaya Tradisional
Tarif overhead:
Rp.3.000.000 overhead dibagi 100.000 jam tenaga kerja
langsung (DLH)
= Rp.30 per jam tenaga kerja langsung
Umum Khusus Total
Bahan baku Rp. 980.000 Rp. 30.000 Rp.
langsung 980.000 20.000 1.010.000
Tenaga kerja 1.000.000
langsung 2.940.000
Overhead: 60.000
Rp. 30 x 98.000 Rp. 110.000 3.000.000
DLH 4.900.000 200 Rp.
Rp. 30 x 2.000 98.000 5.010.000
DLH Rp. 550
Total biaya Rp. 50
Unit yang produksi
Biaya total dan biaya per unit tiap produk dengan sistem ABC.
Tampilan 13.3
Ramalina
Biaya Produk Dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Tarif overhead:
Rp.800.000 biaya tingkat batch dibagi 80 persiapan (40+40) = Rp.10.000 per
persiapan
Rp.600.000 biaya tingkat produk dibagi 20 perubahan desain (12+8) = Rp. 30.000
per perubahan desain.
Rp. 1.600.000 overhead lain –lain dibagi 100.000 jam tenaga kerja langsung (DLH)
= Rp. 16 per jam tenaga kerja langsung
Umum Khusus Total
Bahan baku langsung Rp. 980.000 Rp. 30.000 Rp. 1.010.000
Tenaga kerja langsung 980.000 20.000 1.000.000
Overhead:
Rp. 10.000 x 40 persiapan 400.000
Rp. 10.000 x 40 persiapan 400.000 800.000
Rp. 30.000 x 12 perubahan 360.000
desain 240.000 600.000
Rp. 30.000 x 8 perubahan 1.568.000
desain 32.000 1.600.000
Rp. 16 x 98.000 DLH Rp. 4.288.000 Rp. 722.000 Rp. 5.010.000
Rp. 16 x 2.000 DLH 98.000 Rp. 200
Total biaya
Unit yang produksi Rp. 43,76 Rp. 3.610
Biaya produk khusus yang dilaporkan pada kedua sistem dapat direkonsiliasi sbb:
Total Per unit
Biaya produk khusus dan sistem tradisional Rp. 110.000 Rp.550
Penyesuaian untuk:
Biaya tingkat batch yang dibebankan
terlalu tinggi, Rp.384.000
Rp. 800.000 x (50% - 25%)
Biaya tingkat produk yang dibebankan Rp. 228.000
terlalu tinggi, 612.000 3.060
Rp. 600.000 x (40% - 2%) Rp. 722.000 Rp. 3.610
Total penyesuaian
Biaya produk khusus dari sistem ABC