Anda di halaman 1dari 22

MODUL 4

LINGKUNGAN FISIK KERJA

4.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikan mampu memahami pengaruh dari lingkungan fisik kerja
terhadap produktivitas kerja.
2. Praktikan mampu mengetahui dan menganalisa pengaruh dari faktor
kebisingan dan faktor pencahayaan terhadap produktivitas kerja.
3. Praktikan dapat menentukan lingkungan fisik kerja yang paling
ergonomis dari seluruh kondisi.

4.2 Landasan Teori


Lingkungan kerja adalah kondisi – kondisi material dan psikologis yang
ada dalam perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja.Menurut Anoraga
dan Widiyanti (2001) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar karyawan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankannya.Jadi lingkungan kerja disini merupakan
faktor yang penting dan besar pengaruhnya bagi perusahaan
yang bersangkutan. Nitisemito (2000) mendefinisikan lingkungan kerja sebag
ai sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sedangkan
Feldman (1983) bahwa lingkungan fisik adalah sumber kepuasan, keluhan
mengenai lingkungan fisik, adalah simbol atau perwujudan dari prestasi yang
dalam, karena itu perlu mendapat perhatian dari pengelola
lingkungan.Suasana lingkungan kerja yang menyenangkan akan dapat
mempengaruhi karyawan dalam pekerjaannya.
Dalam perancangan sistem kerja, perlu diperhatikan lingkungannya
karena dapat mempengaruhi produktivitas kerja.Lingkungan ini terbagi dalam
lingkungan fisik dan non fisik.Lingkungan kerja yang positif dan sehat
merupakan salah satu unsur pokok yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa
yang mempengaruhi lingkungan kerja, salah satunya adalah lingkungan kerja

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 376


di laboratorium. Karena faktor-faktor lingkungan kerja merupakan parameter
yang digunakan untuk mengetahui penyebab akibat dari pengaruh lingkungan
kerja yang benar atau salah.Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
lingkungan fisik kerja yaitu temperatur, kelembaban, siklus udara,
pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis dan warna. Berikut
penjelasan masing-masing faktor:
1. Temperatur,tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan
keadaan normalnya dengan suatu sistem tubuh yang sempurna.
Sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi di luar tubuh tersebut.
Berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-
beda, antara lain:
± 49oC :Temperatur yang dapat ditahan sekitar sekitar 1 jam, tapi
jauh di atas tingkat kemampuan fisik dan mental
± 30oC :Timbulnya kelelahan fisik dikarenakan aktivitas mental
dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
membuat kesalahan dalam pekerjaan
± 24oC : Kondisi optimum
± 10oC : Kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.

Prokdutivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi


pada temperatur sekitar 24oC sampai 27oC

2. Kelembaban
Banyaknya air yang terkandung dalam udara(dinyatakan dalam %).
Sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya. Suatu
keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran
(karena sistem penguapan).
3. Siklus Udara
Kotornya udara di sekitar manusia dapat dirasakan dengan sesaknya
pernafasan dan ini tidak boleh dibiarkan belangsung terlalu lama,
karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan mempercepat proses

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 377


kelelahan. Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi yang cukup
(lewat jendela) akan menggantikan udara yang kotor dengan yang
bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman-tanaman akan mampu
pula membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.
4. Pencahayaan
Sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek-obyek secara
jelas. Pencahayaan yang kurang atau berlebihan akan mengakibatkan
mata seseorang menjadi cepat lelah, lelahnya mata akan
mengakibatkan pula lelahnya mental. Kemampuan mata untuk melihat
obyek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran obyek, derajat kontras
antara obyek dengan sekelilinganya, kecerahan, serta lamanya waktu
untuk melihat objek tersebut.
5. Kebisingan
Bunyi-bunyian yang tidak dikendaki oleh telinga seseorang.Karena
dapat menggangu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan dapat
menimbulkan kesalahan komunikasi. Ada tiga aspek yang menentukan
tingkat gangguan terhadap manusia yaitu:
- Lama waktu bunyi tersebut terdengar. Semakinlama telinga
seseorang mendengar kebisingan akan semakin buruk akibatnya
bagi pendengaran
- Intensitas, biasanya diukur dengan satuan desibel yang
menunjukkan besarnya arus energi per satuan luas.
- Frekuansi suara yang menunjukkan jumlah dari glombang-
gelombang-gelombang suara yang sampai di telinga seseorang
setiap detik dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau Herz
Tabel 4.1 Kondisi Suara dan Batas Tingkat Kebisingannya

Kondisi Suara Desibel Batas Dengar


Tertinggi
Menulikan 120 Halilintar
110 Meriam
100 Mesin Uap
Sangat Hiruk Pikuk 90 Jalan Hiruk Pikuk

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 378


80 Pluit Polisi
Kuat 70 Kantor Gaduh
Jalanan Umum
60 Radio
Perusahaan
Sedang 50 Rumah Gaduh
Kantor
40 Percakapan Kuat
Radio Perlahan
Tenang 30 Rumah Tenang
Kantor Pribadi
20 Auditorium
Percakapan
Sangat Tenang 10 Suara daun-daunan
0 Berbisik-berbisik

Tabel skala intensitas di atas adalah kebisingan yang terjadi di


suatu tempat akibat alat/sebuah kejadian
6. Bau-bauan
Polusi yang deapat menggangu konsentrasi orang dalam
bekerja.Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian air
conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu di
sekitar tempat kerja.
7. Getaran Mekanis
Getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang
sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan
akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh seseorang
8. Warna
Dinding ruangan dan interior yang ada disekitar tempat kerja. Warna
selain berpengaruh terhadapa kemampuan mata untuk melihat

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 379


obyek,juga memberikan pengaruh yang lain pula terhadap manusia,
seperti:
a. Warna merah bersifat merangsang
b. Warna kuning memberikan kesan luas, terang dan leluasa
c. Warna hijau atau biru memberikan kesan sejuk, aman, dan
menyegarkan
d. Warna gelap memberikan kesan sempit
e. Warna terang memberikan kesan leluasa, dan lain-lain

4.3 Prosedur Praktikum


1. Praktikan melakukan perakitan secara bergantian disetiap 3 tingkat
kebisingan dengan 3 tingkat pencahayaan yang berbeda.
2. Praktikan melakukan perakitan selama 1 menit setiap tingkat kebisingan
dan tingkat pencahayaan yang berbeda.
3. Praktikan melakukan 3 proses perakitan disetiap tingkat kebisingan
dengan tingkat pencahayaan.
4. Praktikan mencatat jumlah produk yang mampu dirakit dalam kondisi
tingkat pencahayaan dan tingkat kebisingan yang berbeda dalam 1 menit
perakitan.

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 380


4.4 Pengumpulan Data
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :

NamaOperator : Farhan Maulidan


Nama Pengamat : Witri

Tabel 4.2 pengamatan terhadap faktor Kebisingan dan Pencahayaan

Faktor 1 : Tingkat Kebisingan


Level 1 : Level 2 : Level 3 :
Keterangan
Tenang Sedang Bising
30 Db 60 dB 90 Db
Level 1 : 2 2 3
Rendah 3 2 2
Faktor 2 : Pencahayaan

10 Watt 3 3 4
Level 2 : 4 4 4
Sedang 4 4 3
100 Watt 4 3 4
Level 3 : 3 3 4
Tinggi 4 3 4
TL 26 3 4 4

4.5 Hasil dan Pembahasan


4.5.1 Hasil olah data two way ANOVA pada software SPSS
1. Pemasukan data variabel view
a. Dari menu utama File , pilih menu New , lalu klik pada Data .
kemudian klik pada sheet tabVariabel View
b. Pengisian variabel kebisingan
Name , sesuai kasus ketik kebisingan
Type, biarkan default numeric yang sudah ada.
Width, untuk keseragaman ketik 8
Decimals. Untuk keseragaman ketik 0
Values .pilihan ini untuk proses pemberian kode. Klik kotak
kecil di kanan sel. Pengisian :

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 381


Value label ketik level = 1 dan label = 30 Db, kemudian Add

Gambar 4.1 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

selanjutnya :value = 2 dan label = 60 dB, kemudian Add

Gambar 4.2 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Value= 3 dan label = 90 dB, kemudian add

Gambar 4.3 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 382


Kemudian klik OK
Measure, dari unknow ganti menjadi ordinal
c. Pengisian variabel pencahayaan.
Name , sesuai kasus ketik pencahayaan.
Type, biarkan default numeric yang sudah ada.
Width, untuk keseragaman ketik 8
Decimals. Untuk keseragaman ketik 0
Values .pilihan ini untuk proses pemberian kode. Klik kotak
kecil di kanan sel. Pengisian :
Value label ketik level = 1 dan label = 30 Db, kemudian Add

Gambar 4.4 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

selanjutnya :value = 2 dan label = 60 dB, kemudian Add

Gambar 4.5 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 383


Value= 3 dan label = 90 dB, kemudian add

Gambar 4.6 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Gambar 4.7 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Kemudian klik OK
Measure, dari unknow ganti menjadi ordinal
d. Pengisian variabel hasil perakitan
Name , sesuai kasus ketik hasil perakitan.
Type, biarkan default numeric yang sudah ada.
Width, untuk keseragaman ketik 8
Decimals. Untuk keseragaman ketik 0
Measure, scale

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 384


Gambar 4.8 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

2. Bukasheet tabVariabel View


Isikan data variabel kebisingan, variabel pencahayaan dan variabel
hasil perakitansesuai value label.

Gambar 4.9 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 385


3. Bukasheet tabData View
a. Tambahkan variabel F_tabel.
Name , sesuai kasus ketik F_tabel.
Type, biarkan default numeric yang sudah ada.
Width, untuk keseragaman ketik 8
Decimals. Untuk keseragaman ketik 0
Values adalah none
Measure, pilih scale

Gambar 4.10 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

b. Klik Transform>Compute Variable

Gambar 4.11 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 386


c. Pada Target Variable isikan F_tabel

Gambar 4.12 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS
d. Pada Function group >inverse DF kemudian idf.F
Selanjutnya akan muncul 3 tanda tanya pada Numeric Expression
? pertama = convidence level
? kedua = k – 1 = 9 – 1 = 8 (k = kelipatan)
? ketiga = n – k = 27 – 9 = 18 (n = jumlah pengambilan data)

Gambar 4.13 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 387


e. Selanjutnya klik OK
4. Bukasheet tabVariabel View

Gambar 4.14 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS
5. Klik Analyze>General Linier Model>Univariate

Gambar 4.15 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Dependent Variabel atau variabel yang akan diuji ; masukkan variabel


hasil perakitan

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 388


Gambar 4.16 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Fixed Factor(s) , masukkan variabel kebisingan dan variabel


pencahayaan

Gambar 4.17 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS
Pilih Option ,tanda centang pada Descriptive Statistics dan Homogenety
tests . Klik Continue dan kemudian OK.

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 389


Gambar 4.18 langkah olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Gambar 4.19hasil olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 390


Gambar 4.20hasil olah data Two Way ANOVA pada software SPSS

4.5.2 Analisa variansi yang ditimbulkan oleh faktor kebisingan dan


faktor pencahayaan terhadap produktivitas kerja
1. Studi kasus : Analisa variansi yang ditimbulkan oleh faktor
kebisingan dan faktor pencahayaan terhadap produktivitas kerja
2. Judul penelitian : Two Way ANOVA
3. Tujuan penelitian : mengetahui variansi yang ditimbulkan oleh
faktor kebisingan dan faktor pencahayaan terhadap produktivitas
kerja
4. Hipotesis
Ho : variansi faktor kebisingan dan pencahayaan adalah sama
H1 : variansi faktor kebisingan dan pencahayaan adalah tidak sama
5. Wilayah kritik
∝ = 0,05
a. Berdasarkan F hitung dengan F tabel
F tabel < f hitung, maka H0 ditolak
F tabel > f hitung, maka H1 diterima
b. Berdasarkan Signifikansi

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 391


Sig < 0,05 maka H0 ditolak
Sig > 0,05 maka H1 diterima.

Tabel 4.3hasil Levene’s Test

Levene's Test of Equality of Error Variancesa


Dependent Variable: hasil_perakitan
F df1 df2 Sig.
2,400 8 18 ,059
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + kebisingan + pencahayaan + kebisingan *
pencahayaan

Interpretasi :
Dari tabel diatas, diketahui bahwa F hitung adalah 2,400,
sehingga F tabel> F hitung yaitu 2,51> 2,400. Dengan begitu
maka Ho diterima dan variansi faktor kebisingan dan
pencahayaan adalah sama. Selain itu, dalam tabel diatas juga
diketahui bahwa tingkat signifikansinya yaitu 0,059 sehingga
Signifikansi > 0,05 yaitu 0,059> 0,05. Dengan begitu maka Ho
diterima, sehingga variansi faktor kebisingan dan pencahayaan
adalah sama.

4.5.3 Analisa Pengaruh kebisingan dan pencahayaan terhadap


keberhasilan atau produktivitas kerja
1. Studi kasus : pengaruh tingkat kebisingan dan tingkat pencahayaan
terhadap produktivitas kerja
2. Judul penelitian : Two Way ANOVA
3. Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh tingkat kebisingan dan
tingkat pencahayaan terhadap produktivitas kerja
4. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh faktor kebisingan dan pencahayaan
terhadap produktivitas kerja pemasangan steker.

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 392


H1 :Ada pengaruh faktor kebisingan dan pencahayaan terhadap
produktivitas kerja pemasangan steker
5. Wilayah kritik
∝ = 0,05
a. Berdasarkan F hitung dengan F tabel
F tabel < f hitung, maka H0 ditolak
F tabel > f hitung, maka H1 diterima
b. Berdasarkan Signifikansi
Sig < 0,05 maka H0 ditolak
Sig > 0,05 maka H1 diterima

Tabel 4.4hasil Test of Between

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: hasil_perakitan
Type III Sum
Source df Mean Square F Sig.
of Squares
8.000a 1,000 3,000 ,025
Corrected Model 8
300,000 300,000 900,000 ,000
Intercept 1
,889 ,444 1,333 ,288
Kebisingan 2
6,222 3,111 9,333 ,002
Pencahayaan 2

kebisingan * ,889 ,222 ,667 ,623


4
pencahayaan
6,000 ,333
Error 18
314,000
Total 27
14,000
Corrected Total 26

a. R Squared = ,571 (Adjusted R Squared = ,381)

Interpretasi :
Dari tabel diatas, diketahui bahwa F hitung pada source kebisingan
& pencahayaan adalah 0,667 sehingga F tabel> F hitung yaitu
2,51>0,667. Dengan begitu maka H1 diterima dan Tidak ada
pengaruh faktor kebisingan & pencahayaan terhadap produktivitas
kerja pemasangan steker. Selain itu, dalam tabel diatas juga
diketahui bahwa signifikansi kebisingan & pencahayaan yaitu

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 393


0,610 sehingga Signifikansi > 0,05 yaitu 0,610> 0,05. Dengan
begitu maka Ho diterima, sehinggaada pengaruh faktor kebisingan
& pencahayaan terhadap produktivitas kerja pemasangan steker.

4.5.4 Analisa kondisi lingkungan fisik kerja yang memberi produktivitas


yang baik
Tabel 4.5hasil Descriptive statistic

Descriptive Statistics
Dependent Variable: hasil_perakitan
Kebisingan Pencahayaan Mean Std. Deviation N
2,67 ,577 3
30 dB 10 watt
4,00 0,000 3
100 watt
3,33 ,577 3
TL 26
3,33 ,707 9
Total
2,33 ,577 3
60 dB 10 watt
3,67 ,577 3
100 watt
3,33 ,577 3
TL 26
3,11 ,782 9
Total
3,00 1,000 3
90 dB 10 watt
3,67 ,577 3
100 watt
4,00 0,000 3
TL 26
3,56 ,726 9
Total
2,67 ,707 9
Total 10 watt
3,78 ,441 9
100 watt
3,56 ,527 9
TL 26
3,33 ,734 27
Total

Jadi berdasarkan tabel diatas diperoleh analis bahwa kondisi


lingkungan fisik kerja yang memberikan produktivitas yang baik
adalah ketika tingkat pencahayaan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan operator(yaitu 100 watt). Selain itu, untuk tingkat
kebisingan yang memberikan produktivitas yang baik adalah

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 394


tingkat kebisingan yang rendah (30 dB), karena dengan tingkat
kebisingan yang rendah akan meningkatkan konsentrasi operator
sehingga meningkatkan produktivitas kerja dari seseorang. Jika ada
gangguan terhadap salah satu maka kinerja dari operator akan
terganggu.

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 395


4.6 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada praktikum yang sudah dilakukan menunjukkan pengaruh lingkungan
fisik kerja terhadap produktivitas kerja. Pengaruh lingkungan fisik seperti
kebisingan, pencahayaan, temperatur, kelembapan,sirkulasi udara, bau-
bauan, getaran mekanis, warna.
2. Faktor kebisingan dan faktor pencahayaan tidak mempengaruhi
produktivitas operator.
3. Kondisi lingkungan fisik kerja yang memberikan produktivitas yang baik
adalah ketika tingkat pencahayaan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan operator(yaitu 100 watt). Selain itu, untuk tingkat kebisingan
yang memberikan produktivitas yang baik adalah tingkat kebisingan yang
rendah (30 dB), karena dengan tingkat kebisingan yang rendah akan
meningkatkan konsentrasi operator sehingga meningkatkan produktivitas
kerja dari seseorang. Jika ada gangguan terhadap salah satu maka kinerja
dari operator akan terganggu.

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 396


4.7 Daftar Pustaka
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak Dan Waktu ± Teknik
Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama ± Cetakan
Kedua. Surabaya : Guna Widya.

Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2017-2018 397

Anda mungkin juga menyukai