C1061191071
ACARA IV
KALIBRASI ALAT-ALAT VOLUMETRI
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mempelajari dan melaksanakan cara mengalibrasi alat-alat volumetri yang
terdapat di laboratorium kimia.
B. Landasan Teori
Alat-alat yang digunakan untuk analisis harus mempunyai volume tertentu yang pasti.
Karena kaca atau gelas dapat memuai, maka biasanya volume yang ditulis pada alat-alat
volumetri ditetapkan pada temperatur tertentu pula. Biro Standar Nasional Amerika Serikat
telah menetapkan temperatur 20˚C sebagai temperatur kalibrasi alat-alat kaca volumetri.
Temperatur laboratorium tidak selalu sama dengan 20˚C, maka alat kaca harus dikoreksi
bila digunakan pada temperatur lain karena galat (kesalahan) yang disebabkan pemuaian
(atau penyusutan) baik dari alat kaca itu sendiri maupun dari larutan yang ada di dalamnya.
Koefisien pemuaian kaca cukup kecil sehingga koreksi yang dituntut untuk faktor ini dapat
diabaikan untuk kebanyakan pekerjaan (koreksi ini mencapai orde 1 bagian per 10.000 untuk
perubahan 5˚C. Perubahan volume larutan itu sendiri sebaliknya lebih penting, namun
perubahan itu masih dapat diabaikan dalam banyak hal jika temperatur tidak jauh
menyimpang dari 20˚C (perubahan volume itu berorde 1 bagian per 1.000 untuk perubahan
5˚C).
Sebagian besar pekerjaan di laboratorium mencakup larutan air yang encer, maka
umumnya air digunakan sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat-alat volumetri. Asas
umum dalam kalibrasi adalah menetapkan massa air yang terdapat dalam alat tersebut. Maka
dengan mengetahui volume 1 gram air, volume yang benar dapat dicari (lihat Tabel 1.
Hubungan Antara Temperatur dan Volume 1 Gram Air).
D. Prosedur Kerja
1. Kalibrasi Buret :
a. Buret yang akan dikalibrasi sebaiknya benar-benar bersih dan krannya harus dilumasi
dengan baik.
b. Isilah buret dengan akuades dan uji kebocorannya dengan mengambil pembacaan ke
0,001 mL yang terdekat dan ulangi pembacaan tersebut setelah 5 menit. Selama
menunggu, timbanglah labu erlenmeyer 100 mL ke miligram terdekat.
c. Tambahkan akuades sehingga meniskus terletak beberapa miliLiter di atas tanda nol
buret. Catat temperatur air yang digunakan.
d. Buanglah gelembung udara yang ada di ujung buret dengan membuka kran untuk
memungkinkan pengaliran keluar yang cepat. Kemudian perlambat aliran itu sampai
meniskusnya berada pada tanda nol atau sedikit di bawahnya.
e. Setelah pengaliran air selesai (sekurangnya 30 detik), bacalah buret pada 0,01 mL
yang terdekat.
f. Sekarang alirkan sekitar 5 mL akuades dari dalam buret ke dalam erlenmeyer 100 mL
yang telah ditimbang. Usahakan jangan terjadi muncratan.
g. Bacalah buret setelah menunggu sejenak aliran air pada dinding dalam buret selesai
dan catat pembacaan ini.
h. Timbanglah erlenmeyer yang berisi akuades tersebut.
i. Ulangi prosedur di atas dengan mengalirkan air dari dalam buret sebanyak 20, 30, 40,
dan 50 mL.
j. Bandingkan antara volume tampak (hasil pembacaan buret) dengan volume yang
sebenarnya (hasil perhitungan berdasarkan Tabel 1) dan apakah perbedaan tersebut
masih berada dalam kisaran kesalahan maksimum yang diperbolehkan (Tabel 2).
2
- Labu ukur kosong - 55,1 gram
Labu ukur
- Labu ukur + akuades - 155, 3 gram
b. Hasil perhitungan
- Pada buret 5 ml
( berat erlenmeyer + akudes) – (berat erlenmeyer kosong)
= 73,3 gram – 64,3 gram
= 9 gram
Pada pengujian kalibrasi labu ukur, digunakan labu ukur dengan ukuran
100 ml. Dengan massa labu ukur kosong 55,1 gram dan massa labu ukur yang
telah berisi akuades 155,3 gram. Massa akuades yang diperoleh sebesar 100,2
gram. Toleransi yang diizinkan adalah 0,08 yang berarti batas toleransi labu ukur
antara 99,92 sampai dengan 100,08 sehingga dapat dinyatakan pengujian ini
memenuhi syarat.
2
- Labu ukur kosong - 55,1 gram
Labu ukur
- Labu ukur + akuades - 155, 3 gram
b. Hasil perhitungan
- Pada buret 5 ml
( berat erlenmeyer + akudes) – (berat erlenmeyer kosong)
= 73,3 gram – 64,3 gram
= 9 gram
Pada pengujian kalibrasi labu ukur, digunakan labu ukur dengan ukuran
100 ml. Dengan massa labu ukur kosong 55,1 gram dan massa labu ukur yang
telah berisi akuades 155,3 gram. Massa akuades yang diperoleh sebesar 100,2
gram. Toleransi yang diizinkan adalah 0,08 yang berarti batas toleransi labu ukur
antara 99,92 sampai dengan 100,08 sehingga dapat dinyatakan pengujian ini
memenuhi syarat.
ACARA V
SIFAT FISIK ZAT
A. Tujuan Praktikum
Mempelajari sifat-sifat fisik zat berupa : warna, paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih.
B. Landasan Teori
Zat merri marupakan bagian dari materi yang terbagi atas unsur dan senyawa, memiliki
sifat dan komposisi yang sama dalam keseluruhan contoh. Sifat-sifat zat dapat digolongkan
menjadi dua kategori yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat fisik dapat digunakan untuk menjelaskan penampilan sebuah obyek. Proses
perubahan penampilan fisis dari suatu obyek dengan identitas dasar yang tidak berubah disebut
perubahan fisis. Warna, paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih merupakan sebagian dari
sifat-sifat fisis yang dimiliki oleh zat.
C. Bahan dan Alat
Pasir Rak tabung reaksi
Garam dapur Tabung reaksi
Tembaga (II) sulfat Spatula
Akuades Sumbat karet
Spiritus Erlenmeyer
Termometer
Lampu spiritus
D. Hasil Praktikum
Tabel Bahan
Bahan Warna Bentuk
Garam Putih Butiran Kristal
33
32
Suhu (°C)
31
30
Akuades
29
28
27
30 60 90 120 150 180
Waktu (detik)
35
30
25
Suhu (°C)
20
15 Spiritus
10
0
30 60 90 120 150 180
Waktu (detik)
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan suhu setiap 30 detik pada spiritus
lebih tinggi dibandingkan akuades.