Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Masalah Utama


Perubahan Proses Pikir: Waham
1.2 Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Waham adalah suatu keadaan di mana seseorang individu mengalami sesuatu
kekacawan dalam pengoprasian dan aktivitas-aktivitas kognitif (Damaiyanti, 2014)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap di
pertahankan dan tidak dapat berubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Dermawan, 2013)
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan
(Prabowo, 2014).

2. Rentang Respon
Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :

Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan Isi Pikir Waham


 Persepsi akurat.  Kadang-kadang isi pikir  Ketidakmampuan untuk
 Emosi konsisten dengan terganggu ilusi. mengalami emosi.
pengalaman.  Reaksi emosional  Ketidakmampuan isolasi
 Prilaku sesuai dengan berlebihan atau kurang. social.
hubungan social.  Perilaku ganjil atau tidak
lazim.

3. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu

4. Tanda dan Gejala


a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan sebagai orang hebat.
2) Klien mengatakan memiliki kekuatan luar biasa
3) Klien merasa sudah mati
4) Klien merasa sakit atau rusak organ tubuh
5) Klien merasa diancam atau diguna-guna
6) Klien merasa curiga
7) Klien merasa orang lain menjauh
8) Klien merasa tidak ada yang mau mengerti

b. Data Obyektif
1) Marah-marah tanpa sebab
2) Banyak kata (logorrhoe)
3) Menyendiri
4) Sirkumtasial
5) Menyendiri
6) Mudah tersinggung
7) Sangat waspada
8) Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
9) Merusak

5. Akibat Terjadinya Waham


Akibat dari waham pasien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
di tandai dengan pikiran realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan
kata-kata yang di dengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang di
timbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Prabowo,
2014)

1.3 Pohon Masalah

Kerusakan Resiko tinggi mencederai


komunikasi verbal diri, orang lain dan

Perubahan isi Faktor pencetus:


pikir: waham
1. Proses pengolahan
informasi yang
Faktor penyebab:
berlebihan
2. Mekanisme
1. Genetis
2.
penghantaranNeurobiol
listrik
Harga diri yangogis
abnormal
rendah 3. Neurotran
3. Adanya gejala pemicu
smeter
1.4 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Kerusakan komunikasi : verbal

c. Perubahan isi pikir : waham

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Data yang perlu dikaji :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada


seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak
mampu mengendalikan diri

2). Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-
barang.

b. Kerusakan komunikasi : verbal

1). Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2). Data objektif


Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan
kontak mata kurang

c. Perubahan isi pikir : waham

1). Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,


kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.

2). Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

1). Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

2). Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

1.5 Diagnosa keperawatan

1. Perubahan isi pikir : waham

2. Gagguan konsep diri : harga diri rendah

1.6 Rencana Keperawatan

1. Diagnosa I: Perubahan isi pikir : waham


Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :

1) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,


jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang
jelas topik, waktu, tempat).

2) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat


menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi
menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan
empati, tidak membicarakan isi waham klien.

3) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan


perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan
keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.

4) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan


perawatan diri

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu


dan saat ini yang realistis.

3) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk


melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan perawatan
diri).

4) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai


kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat
penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tindakan :

1) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah


maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan


memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan


wahamnya.

d. Klien dapat berhubungan dengan realitas

Tindakan :

1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
dan waktu).

2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan :

1) Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.

2) Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien,


obat, dosis, cara dan waktu).

3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang


dirasakan.

4) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.


f. Klien dapat dukungan dari keluarga

Tindakan :

1) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:


gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

2) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

2. Diagnosa II: gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tujuan umum : Kien dapat mengendalikan waham.

Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1) Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi


terapeutik:
a) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.


2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
3) Utamakan memberi pujian yang realistik.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

1) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.


2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.


2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah


direncanakan.
2) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien


dengan harag diri rendah.
2) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan

1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap


2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a). Mengucapkan salam terapeutik

b). Berjabat tangan

c). Menjelaskan tujuan interaksi

d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu

pasien.

2) Bantu orientasi realita


a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan
tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas.
3) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien
5) Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
6) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI:
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang hari
ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?”

“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”

KERJA:

“Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”

“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang

bang B rasakan?”

“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?”

“Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?”

“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang
lain?”

“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”

“O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”

“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”

“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”

I. ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”

“Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?”

“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”

”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau di mana
kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”
SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

“Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”

“Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?”

“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?”

“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal
tersebut?”

KERJA

“Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?”

“Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley
seperti itu lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).

“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang dulu
mengajarkannya kepada bang B, dimana?”

“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”

“Wah..baik sekali permainannya”

“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu bang B
mau bermain volley?”

SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI

“Assalamualaikum bang B.”

“Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali”

“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan
tentang obat yang bang B minum?”

“Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?”

“Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

KERJA

“Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”

“ Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”

“Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP
gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu mengatasinya
abang bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu”.

“Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar
nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”

“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam
waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang B tidak menghentikan sendiri obat
yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga

a. Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien

2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang

dipenuhi oleh wahamnya.

3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara

optimal

b.Tindakan :

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di


rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang:
a) Cara merawat pasien waham dirumah

b) Follow up dan keteraturan pengobatan

c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.

4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi,
efek samping, akibat penghentian obat)

5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera

6) Latih cara merawat

7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi


masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien.

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

“Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas di
ruang melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa,
senangnya dipanggil apa?”

“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara
merawat B di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang wawancara?”

“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA

“Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah
dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu
mengaku-ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu
gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya.
Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan
mengatakan pertama:

‘Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk
mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”

“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang
baik.”

“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi
dengan B”

“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B,


misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan
kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan yang
pernahdimiliki oleh anak)

“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan
pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”

“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara
teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali”
(Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B
sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri
pujian.

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
B di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung ke rumah sakit.”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita
tadi”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

“Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi”

“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”

“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

KERJA

“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak
dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang
seperti ini”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk B”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”


SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

“Assalamualaikum pak, bu, karena B sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadual B
selama dirumah”

“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat B?”

“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di
sini”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan.”

KERJA

“Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar
ia tetap menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi
terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
Suster E di Puskesmas Indra Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini
nomor telepon puskesmasnya: (0651) 321xxx.

Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di


E. EVALUASI

1. Kemampuan pasien dan keluarga


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dkk.2011. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: FIK,
Universitas Indonesia
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.
http://io-note.blogspot.co.id/2016/12/laporan-pendahuluan-lp-keperawatan-jiwa-
waham.html

http://askep33.com/2015/12/14/laporan-pendahuluan-waham/
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

MASALAH UTAMA WAHAM

Oleh : Imroatun Nafisah

NIM : 14401.16.17019

PRODI DIII KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG


PAJARAKAN PROBOLINGGO

2019

Anda mungkin juga menyukai