PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja Ignition System pada Auxiliary Power Unit
(APU)?
2. Bagaimana cara inspeksi Ignition System pada APU ?
3. Apa masalah yang sering terjadi pada Ignition System dan
bagaimana pemecahan masalahnya?
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang isi dari bab I ini terdiri dari : latar
belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas bagaimana cara kerja Ignition System pada Auxiliary
Power Unit (APU), mengetahui cara inspeksi Ignition System pada (APU),
dan mengetahui troubleshooting pada Auxiliary Power Unit (APU).
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan
dan saran yang nantinya dapat diambil sebagai bahan perbaikan untuk
kedepannya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Tujuan utama dari APU yang terdapat pada pesawat adalah untuk
memberikan tenaga/power pada saat starting engine. Sebelum mesin
dihidupkan. Setelah APU beroperasi, APU menyediakan tenaga
(listrik, pneumatic, atau hidraulik, tergantung pada desain APU itu sendiri)
4
untuk starting engine pada pesawat. Namun, pada pesawat seperti Boeing
737, untuk mengoperasikan penyejuk udara / Air Conditioning
menggunakan tenaga pneumatic dari APU yang diatur suhunya sedemikian
rupa pada sistem Air Cycle Machine (ACM) jadi, bisa dikatakan APU
digunakan untuk menggantikan engine dalam menyediakan listrik dan
tenaga pneumatic.
APU juga dapat memasok daya listrik dan pneumatik di udara. Batas
Operasional Ketinggian APU dapat memasok daya listrik 90 KVA hingga
32.000 feet (9,754 meter) dan 66 KVA hingga 41.000 feet (12.500 meter).
Daya Listrik dan tenaga pneumatik tersedia pada saat yang sama hingga
15.000 kaki (4.572 meter). Daya pneumatik saja tersedia hingga 17.000 feet
(5.183 meter) [2].
APU yang digunakan pada pesawat Boeing 737 Next Generation
adalah GTCP 131-9B. Kode jenis APU mempunyai arti sesuai
spesifikasinya, sebagai berikut : GTCP 131-9B
GT : Gas Turbine
C : Compressor (Bleed Air Output)
P : Power (Shaft Power Output)
131 : Size Class
9B : Boeing 737-NG (jenis pesawat)
5
Gambar 2.2 Auxiliary Power Unit Forward Overhead Panel P5 [1]
Sistem kerja APU pada dasarnya hampir sama cara kerjanya dengan
engine pada pesawat yaitu tiga proses kerja. Proses kompresi
(compression), proses pembakaran (ignition) dan ekspansi (expansion).
Ketiga operasi APU ini masing-masing terjadi di air intake, kompresor
(compressor), ruang bakar (combustion chamber), turbine dan exhaust.
Compressor berfungsi untuk menaikkan tekanan udara atmosfir
yang masuk ke dalam kompresor di mana temperatur udara tersebut juga
naik. Udara bertekanan dari compressor masuk kedalam ruang bakar
(combustion chamber). Bahan bakar disemprotkan ke dalam combustion
chamber yang di dalamnya terdapat udara bertekanan dan kemudian
dinyalakan dengan suatu alat penyala (igniter) hingga terbakar.
Kompresor dan combustion chamber menghasilkan media kerja dengan
energi yang tinggi, kemudian melakukan ekspansi dalam suatu turbine gas
6
dan menghasilkan gaya poros. Media kerja adalah gas yang dipergunakan
untuk menghasilkan kerja pada turbine yaitu gas hasil pembakaran di dalam
ruang bakar.
Gambar 2.3 Sistem Yang Mengatur Cara Kerja Ignition System [2]
7
Gambar 2.4 Letak ECU (Electronic Control Unit) [2]
2.2.2 Start Power Unit (SPU) dan Start Converter Unit (SCU)
SPU (Start Power Unit) mengubah 115v AC atau 28v DC electrical
power menjadi 270v DC. Transfer bus 1 atau battery menyuplai power ke
Start Power Unit (SPU) dan SPU terletak di EE compartment pada (E2-2).
Sedangkan SCU (Start Converter Unit) mengubah 270v DC power ke AC
menjadi 3phase dan mengirimkannya ke starter generator. dan SCU
terletak di EE compartment pada (E2-2).
8
1. 2 buah generator terdapat pada engine yaitu (engine1 dan engine2)
2. 1 buah generator terdapat pada APU (Auxiliary Power Unit)
9
Gambar 2.7 Location Igniter plug, Igniter Plug Lead, Ignition unit [2]
Ignition Unit
10
Ignition unit berfungsi untuk mengubah 28 Vdc menjadi arus listrik
yang besar menuju igniter plug. Dan ignition unit mensuplai satu percikan
api per detik ke igniter plug.
2) Igniter Plug Lead
3) Igniter Plug
11
Gambar 2.10 Igniter Plug [10]
12
BAB III
RENCANA KERJA
1. Screw Drivers.
2. Wrench.
Wrench yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tipe
seperti, combination wrench, rachet dan socket wrench. Semua wrench
tersebut digunakan untuk memasang atau melepas bolt dan nut pada
komponen dari pesawat terbang, beberapa kunci yang digunakan sebagai
berikut :
a) Combination wrench atau biasa disebut kunci pas adalah alat yang
digunakan untuk memberikan pengencangan sebuah bolt atau nut
seperti pada gambar 3.2.
13
Gambar 3.2 Combination Wrench dan Box-end Wrench [10]
3. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat pengukur panjang dan biasa
digunakan untuk mengukur kedalaman diameter dalam dan diameter
luar suatu benda.
14
Gambar 3.4 Jangka Sorong [10]
15
3.2 Prosedur Penelitian
Start
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Finish
16
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan penulis,
seperti pada flowchart diatas terdapat pada gambar 3.6 yaitu :
17
3.2.5 Pengumpulan Data Penunjang
Pada penelitian ini penulis akan melakukan pengumpulan data
penunjang terkait dengan studi literatur Ignition System APU GTCP 131-
9B pada pesawat Boeing 737 Next Generation.
18
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
19
ECU membuka APU fuel shutoff valve dan air inlet door. Inlet door
switch mengirim sinyal ke sistem ECU ketika air inlet door terbuka.
Pada kecepatan 0 persen dan sebelum start system memberi daya
(energizes), ECU memberi daya ignition unit.
Jika air inlet door terbuka dan kecepatan APU kurang dari 7 persen,
ECU mengirim start signal ke SCU (Start Converter Unit).
Jika 115v AC tersedia pada transfer bus 1, SCU mengirim start signal
ke konverter AC ke DC di SPU (Start Power Unit). Konverter AC ke
DC memberikan 270v daya DC ke SCU (Start Converter Unit).
Jika 115v AC tidak tersedia pada transfer bus 1, SCU mengirim start
signal ke konverter DC ke DC di SPU (Start Power Unit). Konverter
DC ke DC memberikan 270v DC ke SCU.
Konverter DC ke AC di SCU mengubah daya 270v DC dari SPU
dalam 3phase start power. Kekuatan ini berlaku untuk starter-
generator. Starter-generator memutar APU turbine shaft. SCU
menerima posisi rotor starter-generator dari starter-generator
resolver. SCU menggunakan sinyal ini untuk menyinkronkan daya
menjadi 3phase ke posisi rotor starter-generator.
Pada kecepatan 0 persen untuk start atau kecepatan 7 persen untuk
restart ECU memberi daya (energizes) starter-generator
Pada kecepatan 7 persen, ECU (Electronic Control Unit) memberi
daya (energizes) pada fuel solenoid yang memasok fuel (bahan
bakar) untuk combustion. Perbandingan campuran udara dan fuel
yang dibakar (fuel air ratio) sekitar ±15:1 pada combustion.
Pada kecepatan sekitar 30 persen, oil pressure naik di atas 30-40
psi. Oil pressure switch menghilangkan sinyal low oil pressure. ECU
mematikan low oil pressure light.
Pada kecepatan 60 persen, ECU memutuskan daya (de-energizes)
ignition unit.
Pada kecepatan 70 persen, ECU menghilangkan start signal dari
SCU. SCU menghilangkan start signal dari SPU AC ke DC dan DC
20
ke DC. Ini membuat starter-generator memutuskan daya (de-
energizes).
Pada kecepatan 95 persen, ECU siap memberikan beban
sinyal/ready to load (RTL) signal untuk sistem pesawat lainnya. Ini
menandakan sistem pesawat terbang APU siap menerima beban
pneumatic dan electrical.
21
4.2 Inspeksi Ignition Systems
cara inspeksi kerusakan komponen ignition system dapat dilakukan
dengan cara audible test dan visual check pada gambar 4.4
Start
Inspection
Removal Komponen
Inspection/Check Komponen
Installation Komponen
Finish
22
Ignition system pada APU harus selalu dirawat dan diperhatikan
dengan baik agar APU tetap bisa bekerja sesuai dengan fungsinya, apalagi
jika pesawat tersebut dioperasikan ke bandara atau daerah terpencil yang
tidak didukung oleh Ground Power Unit (GPU) dan Ground Turbine
Compressor (GTC) sebagai pengganti kerja APU.
Inspeksi terhadap komponen ignition system perlu dilakukan agar
tidak mengalami kegagalan saat starting APU, kegagalan ignition system
dapat disebabkan karena kerusakan dari salah satu komponen ignition
system tersebut, cara mengetahui kerusakan komponen ignition system
dapat dilakukan dengan cara audible test dan visual check.
1) Audible Test
Audible test adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan suara
yang timbul saat komponen ignition system bekerja, jika terdapat suara
yang tidak normal saat proses kerja komponen tersebut maka perlu
dilakukan visual check, proses audible test APU ignition system prosesnya
sama seperti proses starting APU, tetapi selama proses audible test
dipantau oleh seseorang ketika APU run up.
Prosedur penggunaan audible test yaitu:
a) Switch battery di cockpit pada posisi ON.
b) APU master switch pada panel, P5 di cockpit ke posisi START, ±
selama 3 detik.
c) APU Master switch dilepas, secara otomatis APU master switch
ke posisi iddle atau ON.
d) Mendengarkan suara yang dihasilkan pada proses starting APU.
e) APU ignition system bermasalah apabila:
1) Suara ledakan saat pengapian atau penyalaan APU lemah.
2) Suara yang dihasilkan terdapat noise yang berlebih atau.
3) Proses starting APU tidak normal.
4) Jika ignition system bermasalah. Maka perlu dilakukan
inspection lebih lanjut dengan cara visual.
23
2) Visual check
Visual check bertujuan untuk menginspeksi secara langsung suatu
komponen, apakah komponen tersebut terdapat kerusakan yang
menyebabkan komponen tidak berfungsi dengan baik maka komponen
tersebut harus diganti atau diperbaiki. agar dapat melaksanakan inspeksi
terlebih dahulu komponen harus melewati tahap removal/installation.
a. Removal/Installation
Selain mengetahui fungsi, lokasi, dan cara kerja komponen kita
juga harus mengetahui bagaimana pelepasan dan pemasangannya
kembali apabila diperlukan perbaikan atau penggantian komponen.
Gambar 4.6 Access Panels APU cowl Door Number 315A [1]
24
a) Membuka APU cowl door dengan menggerakkan
latches (pengunci) keposisi open.
b) Membuka tiga pengunci
Catatan: gunakan urutan: pengunci depan, belakang,
Dan tengah.
c) Membuka APU cowl door dan pasang door support
rods.
25
Gambar 4.8 Igniter Plug Removal [1]
26
Gambar 4.9 APU Master Switch terletak di Forward Overhead
Panel, P5 [1]
Gambar 4.10 Access Panels APU cowl Door Number 315A [1]
27
3. Membuka Ignition Unit
Catatan: Jangan menyentuh komponen Ignition sampai
anda melakukan langkah-langlahnya. Langkah ini akan
Release high voltage pada ignition unit. Untuk melakukan
langkah-langkah Release high voltage pada ignition unit
[4] dengan cara:
a) Diamkan ignition unit selama 5 menit.
b) Lepaskan electrical connector (p13) [7] dari ignition unit
[4].
c) Lepaskan igniter plug lead [1] dari ignition unit [4].
d) Lepaskan keempat bolts [3], [6] dan empat washers [2],
[5] yang terpasang pada ignition unit [4] ke bracket.
e) Lalu lepaskan ignition unit [4].
28
3) Igniter Plug Lead Removal
1. Atur APU master switch pada posisi OFF agar APU
tidak beroperasi dan beri label (DO-NOT-OPERATE).
Gambar 4.14 Access Panels APU cowl Door Number 315A [1]
29
Gambar 4.15 Door Support Rods Pada APU
30
Gambar 4.16 Igniter Plug Lead Removal [1]
31
a) Mengukur diameter bagian dalam pada outer electrode.
1) Jika diameter lebih dari 0.335 inch (8.5 mm), igniter
plug harus diganti.
b) Mengukur jarak dari diameter dalam ke tepi luar outer
electrode.
1) Jika jaraknya kurang dari 0.085 inch (2.2 mm),
igniter plug harus diganti.
c) Jika diameter bagian dalam outer electrode
menunjukkan lebih dari 90°, igniter plug harus diganti.
d) Periksa outer electrode yang terbakar.
1) Jika menemukan bagian outer electrode yang
terbakar, igniter plug harus diganti.
32
Gambar 4.18 Igniter Plug Inspection (sheet 2 of 2) [1]
33
5) Igniter Plug Lead Installation
a) Pasang igniter plug lead [1] ke igniter plug.
1) Kencangkan igniter plug lead [1] hingga 225 pound-
inches (25.4 Newton-meters).
b) Pasang igniter plug lead [1] ke ignition unit.
1) Kencangkan igniter plug lead [1] hingga 225 pound-
inches (25.4 Newton-meters).
c) Pasang electrical connector (P13) [2] ke ignition unit.
34
1) Kencangkan igniter plug lead [3] hingga 225 pound-
inches (25.42 Newton-meters).
e) Hubungkan igniter plug lead [3] ke ignition unit.
1) Kencangkan igniter plug lead [3] hingga 225 pound-
inches (25.42 Newton.meters).
f) Hubungkan electrical connector (p13) [4] ke ignition unit.
35
2) Troubleshooting
Setelah melihat pada AMM 49-11-00 maka ditemukanlah
kemungkinan kerusakan yang terjadi pada APU bisa dari igniter plug
problem, ignition unit problem, igniter plug lead problem.
36
2. Membuka APU Cowl Door
a) Membuka APU cowl door dengan menggerakkan
latches (pengunci) keposisi open.
b) Membuka tiga pengunci
Catatan: gunakan urutan: pengunci depan, belakang,
Dan tengah.
c) Membuka APU cowl door dan pasang door support
rods.
3. Membuka Igniter Plug
Catatan: Release high voltage pada ignition unit untuk
menghindari terjadinya sengatan listrik saat melepas
Igniter Plug dengan cara:
a) Diamkan igniter plug selama 5 menit.
b) Lepaskan electrical connector (p13) [4] dari ignition unit.
c) Lepaskan igniter plug lead [3] dari ignition unit.
d) Membuka igniter plug [2]
e) Lepaskan igniter plug lead [3] dari igniter plug [2]
f) Lepaskan gasket [1] dari igniter plug [2]
37
1) Jika jaraknya kurang dari 0.085 inch (2.2 mm),
igniter plug harus diganti.
c) Jika diameter bagian dalam outer electrode
menunjukkan lebih dari 90°, igniter plug harus diganti.
d) Periksa outer electrode yang terbakar.
1) Jika menemukan bagian outer electrode yang
terbakar, igniter plug harus diganti.
38
[1]
Gambar 4.23 Igniter Plug Insspection (sheet 2 of 2)
39
c) Hasil Inspeksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan pada igniter plug adalah telah terjadi crack pada
outer electrode yang telah membuat jarak dari diameter
dalam ke tepi luar outer electrode berkurang dari 0.085
inch (2.2 mm), hingga mencapai batas minimum yang di
tentukan yaitu sebanyak 0.010 inch (0.254 mm) sehingga
igniter plug harus diganti.
40
d) Igniter Plug Installation
a) Pasang gasket yang baru [1] pada igniter plug [2]
Catatan: Pastikan bahwa anda memasang gasket
pada permukaan yang datar ke igniter plug boss.
b) Lubrikasi threads (uliran) igniter plug [2] dengan
pelumas jenis Never-Seez NSBT D00006 secara tipis
untuk melindungi dari korosi dan karat.
c) Pasang igniter plug [2] di igniter plug boss pada
combuster housing.
1) Kencangkan igniter plug [2] hingga 225 pound-
inches (25.42 Newton-meters).
d) Hubungkan igniter plug lead [3] ke igniter plug [2].
1) Kencangkan igniter plug lead [3] hingga 225 pound-
inches (25.42 Newton-meters).
e) Hubungkan igniter plug lead [3] ke ignition unit.
1) Kencangkan igniter plug lead [3] hingga 225 pound-
inches (25.42 Newton.meters).
f) Hubungkan electrical connector (p13) [4] ke ignition unit.
g) Tutup APU cowl door :
1) Door support rods dilepas
2) Door support rods disimpan pada clips yang ada di
APU cowl door
3) Access panel ditutup
4) Tutup tiga pengunci (three latches)
Catatan: gunakan urutan: tengah, belakang, depan.
h) Label (DO-NOT-OPERATE) dilepas pada APU Master
switch.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengumpulan data mengenai studi kasus
Ignition System APU GTCP 131-9B Pada Pesawat Boeing 737 Next
Generation yang dituangkan dalam Tugas Akhir ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ignition system berfungsi menciptakan percikan bunga api pada igniter
plug sebagai pemicu terjadinya pembakaran campuran udara dan fuel
pada combustion chamber. Adapun Komponen-komponen Ignition
System antara lain adalah ignition unit, igniter plug lead, dan igniter plug.
2. Inspeksi terhadap komponen ignition system perlu dilakukan agar tidak
mengalami kegagalan saat starting APU, kegagalan ignition system
dapat disebabkan karena kerusakan dari salah satu komponen ignition
system tersebut, cara mengetahui kerusakan komponen ignition system
dapat dilakukan dengan cara audible test dan visual check.
3. Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada igniter plug adalah terjadi
crack pada outer electrode yang telah membuat jarak diameter dalam ke
tepi luar outer electrode berkurang dari 0.085 inch (2.2 mm) (minimum).
Dan mengakibatkan APU tidak dapat beroperasi dengan baik
dikarenakan tidak adanya percikan bunga api yang dapat membakar
campuran udara dan fuel pada APU, sehingga igniter plug harus diganti.
5.2 Saran
Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian
sebelumnya, dengan melihat dari sudut yang lain seperti kasus kerusakan
komponen Ignition Unit pada Ignition System.
42
DAFTAR PUSTAKA
43