PENDAHULUAN
dapat terlihat dari pribadi seseorang, dengan penampilan yang rapi, bersih dan
bersih dan rapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menggosok gigi, namun menggosok gigi bukanlah hal yang mudah bagi
membutuhkan teknik atau cara tertentu agar mendapatkan hasil yang baik.
Akan tetapi hambatan yang dimiliki anak bukan berarti anak tidak bisa
yang ada pada anak tunagrahita sedang maka diperlukan layanan pendidikan
1
mampu mencapai perkembangan seoptimal mungkin dan dapat menyesuaikan
dalam bina diri anak tunagrahita sedang yaitu dalam memperkenalkan tata
cara menggosok gigi agar anak terlihat lebih bersih dan ketika anak berbicara
dan tersenyum mulut anak tidak berbau dan gigi anak terlihat putih.
Salah satu cara yang dapat membantu anak tunagrahita sedang dalam
menggosok gigi adalah melalui metode demonstrasi yang dilakukan oleh anak
B. Fokus Penulisan
C. Rumusan Masalah
sedang”.
2
D. Tujuan Penulisan
untuk :
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Guru
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Anak
4. Bagi Penulis
yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, khususnya bagi anak
tunagrahita sedang.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Menggosok Gigi
Menggosok gigi adalah salah satu cara yang dilakukan dalam usaha
indah. Menggosok gigi adalah suatu rutinitas yang dilakukan paling kurang
dua kali sehari, karena gigi yang ada akan terlihat bersih dan sehat jika telah
setiap orang yang melihat merasa nyaman badan tidak berada di dekat kita.
1. Alat dan bahan untuk menggosok gigi adalah pasta gigi, sikat gigi, air,
4
e. Siswa dan guru menggosok gigi dengan aturan yang benar dimulai
dari bagian depan, samping kiri dan kanan, bagian atas sebelah kiri
dan kanan
matang bersih
2004).
5
Sedangkan menurut Amin dalam Maria J Wantah ( 2007 : 11 )
tidak dapat mengikuti pelajaran di SD. Apabila belajar, mereka tidak dapat
Namun mereka masih memiliki potensi untuk belajar memelihara diri dan
melindungi dir dari bahaya, dapat mengadakan adptasi sosial dirumah dan
6
selalu bergantung pada perlindungan orang lain, tetapi dapat membedakan
bahaya dan bukan bahaya. Mereka masih mempunyai potensi untuk belajar
umur dewasa mereka baru mempunyai kecerdasan yang sama dengan anak
bangga, tanggung jawab dan hak sosial. Dorongan biolagis pada umumnya
7
a. Prinsip Kasih Sayang
penyabar, rela berkorban, ramah dan berprilaku baik dan supel sehingga
siswa tertarik untuk belajar dan timbul kepercayaan dan akhirnya siswa
b. Prinsip Keperagaan
C. Metode Demonstrasi
8
(2000:2001) adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan
suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkanaan dengan bahan
proses pembuatannya.
(1996:103) adalah
9
BAB III
PEMBAHASAN
Hasil makalah ini dilakukan di salah satu sekolah dasar yang berada
Kota Solok . Ditinjau dari segi fisiknya sekolah ini cukup memadai untuk
yang cukup terkenal Kota Solok, karena satu-satunya sekolah negeri SDLB
diwilayah ini. Fasilitas cukup memadai walupun dengan ruang kelas, ruang
majelis guru dan ruang kepala sekolah. Sesuai dengan penelitian yang akan
penelitian berjumlah lima orang yang terdiri dari dua orang siswa laki-laki dan
Kelas memiliki ukuran yang cukup luas yang terdiri dari dua local.
Satu yang terdapat alat-alat belajar dengan meja dan kursi guru, kursi murid,
lemari dan meja belajar siswa, papan tulis. Kelas ini memiliki WC yang
10
Berdasarkan identifikasi dan studi lapangan, anak tunagrahita
anaknya.
sedang yang dibimbing oleh peneliti langsung belajar dalam ruang kelas, lima
adapun anak yang diberi bimbingan itu adalah MN, FP, RAN, SR, BP.
perhatian dan hanya diajarkan sepintas lalu saja dan biasanya tidak langsung
belajar siswa.
11
dokomentasi, Data yang diperoleh melalui observasi berbentuk catatan
ajukan dalam makalah tentang mengenalkan tata cara menggosok gigi melalui
selasa tanggal 6 Maret 2018, hari kamis tanggal 8 Maret 2018 dan Jumat 9
materi dalam kelas, setelah anak paham tentang menggosok gigi dan
kebersihan gigi.
12
mengenai manfaat menggosok gigi dan melakukannya bersama-sama dengan
P :
E Anak tunagrahita sedang Perencanaan I Pelaksanaan
kurang menjaga
R
kebersihan badan Merencanakan Tindakan I
T
terutama gigi yang intervensi dengan
Menggunakan
E terlihat kurang bersih menyusun RPP, format metode
observasi penilaian, demonstrasi
m
dan alat bantu lainnya
u
yang mendukung
a Observasi I
n
Refleksi I Analisa I Proses Tindakan
Permasalahan :
1. Perencanaan Pertemuan I
kondisi awal anak yang tidak dapat menggosok gigi dengan benar.
13
terlebih dahulu penulis mempersiapkan RPP, penyediaan media dan alat
2. Tindakan Pertemuan I
waktu dua kali 5 menit untuk satu kali pertemuan. Keempat kali pertemuan
menjawab ”saya buk”. Guru menuliskan mata pelajaran dan kegiatan yang
menjaga kebersihan dan dijelaskan juga cara menggosok gigi yang baik dan
benar agar terlihat bersih, guru memperagakan cara menggosok gigi setelah
14
anak memperhatikan guru lalu anak mencoba satu persatu dan guru
3. Observasi Pertemuan I
sebanyak empat kali pertemuan, beberapa hal yang dapat dicatat oleh
kolaborator pada awal pertemuan keenam seorang anak sedikit ragu untuk
terbiasa belajar dengan dua orang guru yaitu peneliti dan kolaborator.
telah dirancang bersama kolaborator, ada gangguan karena salah satu anak
4. Refleksi
bisa memegang sikat gigi, memberi odol tetapi belum benar cara mengosok
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
menggosok gigi dan terlihat lebih bersih giginya dan merasa senang dengan
B. Implikasi
agar anak bisa lebih nampak bersih dan sehat dan mulut anak juga tidak
berbau.
16
DAFTAR PUSTAKA
diterbitkan
Sutjihati Soemantri (1996). Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Depdiknas Dirjen
Dikti PPTG.
17
18