Radikal bebas adalah senyawa yang memiliki pasangan elektron tidak
berpasangan dan bersifat reaktif (Wojtunik-Kulesza, Oniszczuk, Oniszczuk, &
Waksmundzka-Hajnos, 2016).
Gambar 1. Sumber radikal bebas (Wojtunik-Kulesza, Oniszczuk, Oniszczuk, &
Waksmundzka-Hajnos, 2016) Reaktif oksigen sesies (ROS) merupakan oksidan/radikal bebas yang berdasar atom O, misal: O2- (superoksid) dan ·OH (hidroksi). Reaktivitas radikal hidroksil dibatasi dengan menemukan molekul lain yang dapat diserang oleh struktur reaktif. Ia mampu merusak hampir semua organel dan struktur sel, menyebabkan mutasi dan pengembangan berbagai penyakit (Wojtunik-Kulesza, Oniszczuk, Oniszczuk, & Waksmundzka-Hajnos, 2016). Radikal bebas yang berlebihan dapat merusak biomakromolekul seperti DNA, fosfolipid, katarak, dan protein yang menyebabkan gangguan fungsi sel yang memicu kematian sel (Lan, et al., 2019; Munne´-Bosch & Pinto'-Marijuan, 2017; Nyanhongo, Sygmund, Ludwig, Prasetyo, & Guebitz, 2013; Freitas, 2016; Wang, Zhang, Wu, & Guan, 2017).
Katarak adalah penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di
dunia yang disebabkan oleh kekeruhan pada lensa karena stres oksidatif yang mempengaruhi penglihatan karena kerusakan arsitektur lensa yang mengakibatkan hamburan cahaya yang masuk ke mata sebelum mencapai retina (Lan, et al., 2019; (Sreelakshmi & Abraham, 2016). Stres oksidatif merupakan efek oksidasi dari radikal bebas yang dapat menimbulkan kerusakan oksidatif tubuh. Stres oksidatif yang disebabkan oleh cahaya yang menembus ruang intraokular dan dilanjutkan reaksi fotokimia. Selain itu, hasil penelitian berdasarkan Survei Kesehatan dan Nutrisi Nasional Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari setengah efek dari merokok dalam risiko katarak disebabkan oleh kehadiran ion kadmium dengan paparan kumulatif jangka panjang dan melalui beberapa mekanisme biologis potensial, menyebabkan kerusakan pada struktur intraseluler lensa. Stres oksidatif yang disebabkan oleh zat kimia ini dapat secara langsung merusak protein lensa dan membran sel (Beltrán-Zambrano, García-Lozada, & Ibán˜, 2019).
Antioksidan adalah senyawa yang mudah memberikan elektron kepada
radikal bebas dan dapat meredam efek destruktif ROS (Munne´-Bosch & Pinto'- Marijuan, 2017). Ketidak seimbangan jumlah antioksidan jika radikal bebas memiliki konsentrasi lebih tinggi (superoksida, hidrogen peroksida, dan hidroksil) dalam tubuh manusia dapat menyebabkan stres oksidatif (Li, et al., 2014). Jika produksi internal antioksidan tidak cukup untuk menetralkan semua ROS yang diproduksi, serangkaian antioksidan non-enzimatik eksogen dapat disediakan dari makanan manusia yang meliputi karotenoid, senyawa fenolik, dan flavonoid (Freitas, 2016). (Wang, Zhang, Wu, & Guan, 2017). Senyawa xanthone adalah antioksidan alami kaya manggis. Xanthones memiliki efek pada perlindungan saraf, anti-inflamasi, stres anti-oksidatif dan kerusakan anti-DNA. Dilaporkan bahwa ekstrak manggis dapat melakukan fungsi perlindungan terhadap kerusakan DNA melalui pembersihan • OH dan DPPH • radikal bebas (Li, et al., 2014; Machmudah, et al., 2017).