RINGKASAN JURNAL
A. RINGKASAN JURNAL I
Professional attitude: A study of
Judul
secondary teachers
Fauzia Khan, NA Nadeem dan
Pengarang
Sameena Basu.
ISSN 2315-8735
I. Latar Belakang
Pentingnya sikap dalam bekerja tidak bisa diabaikan. Sikap telah
terbukti sangat penting untuk terlibat di organisasi manapun. Sikap
berhubungan erat dengan moral, dan seringkali merupakan faktor yang
memberikan pengaruh keberhasilan dalam produktivitas pekerja, keluhan
dan reaksi terhadap kehidupan kerja secara keseluruhan, Allport (1935)
mendefinisikannya sebagai "keadaan kesiapan mental atau netral, yang
disusun melalui pengalaman, memberikan pengaruh langsung atau terektif
terhadap tanggapan individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait
dengannya". Sikap guru adalah suatu persepsi kepercayaan dan
kecenderungan untuk bereaksi baik atau tidak baik dalam menentukan
tanggapan aktual atau potensial terhadap pengajaran.
1
II. Tujuan Penelitan
Menguraikan sampel guru berkenaan dengan sikap profesional mereka
di jenjang pendidikan tingkat tinggi.
Menggambarkan sampel guru berdasarkan arus subjek berkenaan
dengan sikap profesional mereka di tingkat pendidikan menengah yang
lebih tinggi.
Menggambarkan sampel guru berdasarkan jenis kelamin berkenaan
dengan sikap profesional mereka di jenjang pendidikan tingkat tinggi.
Mengkaji dan membandingkan sikap profesional guru berdasarkan
arus subjek pada tingkat pendidikan menengah yang lebih tinggi.
mempelajari dan membandingkan sikap profesional guru berdasarkan
jenis kelamin di tingkat SLTP yang lebih tinggi
III. Kajian Teoritis
Ramsay dan Ransley (1986) mengemukakan bahwa sikap guru
memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku mengajar yang membentuk
gaya pengajaran individu. Menurut Eggen dan Kauchak (2001), sikap
positif guru sangat penting untuk pengajaran yang efektif. Guru harus
melatih murid-muridnya dalam keadaan sedemikian tertarik dengan apa
yang guru ajarkan kepadanya sehingga setiap objek perhatian lain
dikeluarkan dari pikirannya. Sikap yang baik membentuk hubungan baik
yang ditandai oleh saling kasih saying, pengertian, dan simpatik. Sikap
positif membuat pekerjaan tidak hanya menjadi lebih mudah tetapi juga
lebih memuaskan dan bermanfaat secara profesional. Sikap negatif dan
tidak baik membuat tugas mengajar menjadi lebih sulit, membosankan dan
tidak menyenangkan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Trivedi (2011)
menemukan bahwa sebagian besar guru sekolah menengah terlepas dari
jenis kelamin, media atau arus subjek mereka tidak memiliki sikap yang
baik terhadap profesi guru. Peretomode (2007) mengungkapkan bahwa
secara keseluruhan, para guru tidak puas dengan prestise yang terkait
dengan pengajaran sebagai karier, sebagian besar guru ingin berhenti dari
pekerjaan mereka. Saxena (1995) menemukan bahwa guru perempuan
memiliki sikap yang relatif baik dibandingkan dengan guru laki-laki.
2
Sundararajan, dan Sabesan (1992) menemukan Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara guru pria dan wanita sehubungan dengan sikap mereka
terhadap pengajaran.
IV. Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk mempelajari sikap profesional guru
pada tingkat pendidikan menengah yang lebih tinggi. Dengan demikian,
metode penelitian deskriptif digunakan untuk melaksanakan penelitian ini.
Sepuluh kabupaten di provinsi Kashmir terlibat dalam pengumpulan
data. Dari total populasi 279 sekolah menengah atas, 120 sekolah (12 dari
masing-masing kabupaten) dijadikan sampel untuk penelitian ini. Sekolah
diidentifikasi dari daftar yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan
Sekolah, Kashmir (DESK), dengan menggunakan teknik sampling acak
bertingkat yang tidak proporsional. 4 guru dipilih dari masing-masing
sekolah (120 sekolah) untuk penelitian ini dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel secara sistematis, sehingga jumlah guru sebanyak
480 orang.
Instrumen yang digunakan adalah Inventori sikap guru (TAI) yang
dikembangkan oleh S.P. Ahluwalia digunakan untuk pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan dikenai persentase statistik dan uji-t dengan
menggunakan SPSS versi 16.0.
V. Hasil Penelitian
Analisis dan pembahasan hasil telah dilakukan sepanjang garis berikut ini:
Tabel 1. Persentase keseluruhan guru tentang Guru Sikap Inventarisasi -
TAI pada tingkat menengah yang lebih tinggi. (N = 480).
3
Tabel 2. Persentase keseluruhan ilmu pengetahuan dan seni
guru tentang Guru Sikap Inventarisasi - TAI pada tingkat menengah yang
lebih tinggi. (N = 480).
4
Area streaming subjek Rata-rata S. D t-nilai
5
Daerah Jenis kelamin Rata-rata SD Nilai-t
Sikap terhadap Pria 38.98 9.05
2,62 **
profesi mengajar Wanita 36.61 10.17
Sikap terhadap Pria 39,99 9.60
pengajaran di 2,59 **
Wanita 37.48 10,56
kelas
Sikap terhadap Pria 38.98 10.31
praktik berpusat 2,82 **
Wanita 36,25 10.50
pada anak
Mengikuti proses Pria 38.46 10.66
2,36 *
pendidikan Wanita 36.08 11.06
Sikap terhadap Pria 40.11 9.70
2.53 *
murid Wanita 37.71 10.93
Sikap terhadap Pria 40,74 9.05
2,47 *
guru Wanita 38.59 9.80
Pria 237.26 54.25
Skor komposit 2,78 **
VI. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian ini, sebagian besar guru memiliki sikap
moderat atau kurang baik terhadap pengajaran dan aspek sekutunya. Guru-
guru ini melaporkan bahwa mengajar adalah profesi yang penuh tekanan.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa Guru sains menunjukkan Sikap
Profesional yang Profesional daripada Guru Seni. Guru sains membangun
hubungan positif dengan siswa dan mendorong mereka untuk mencari
pendidikan dan menjadi lebih antusias. Selanjutnya, penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa guru laki-laki memiliki Sikap Profesional yang
Baik daripada Guru Wanita. Mereka menganggap guru sebagai panutan
bagi siswa mereka dan mengerti bahwa siswa memiliki kebutuhan tertentu
yang harus dipenuhi sebelum belajar dapat berlangsung. Di sisi lain, guru
perempuan kurang memiliki semangat esensial yang dibutuhkan oleh
6
profesi pengajar. Implikasi dari keadaan guru saat ini yang memegang
sesuatu yang tidak menyenangkan.
B. RINGKASAN JURNAL II
Professional attitude: A study of
Judul
secondary teachers
Pengarang
ISSN
Tahun
Jenis Jurnal
Link download
I. Latar Belakang
V. Metode Penelitian
BAB II
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
7
A. KEUNGGULAN JURNAL I
1. Jurnal telah diakui secara internasional.
2. Menggunakan Bahasa yang cukup komunikatif.
3. Penelitian ini memiliki 5 tujuan sekaligus, dimana penulis jurnal
mencoba untuk menemukan jawaban dari kelima tujuan penelitian.
4. Jurnal menjelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh dengan
menggunakan tabel. Sehingga tidak menimbulkan efek bosan pada
pembaca dan memudahkan pembaca dalam membaca hasil
penelitian.
5. Isi jurnal juga lengkap mulai dari pendahuluan, tujuan, metode
penelitian, tinjauan teoritis, instrument yang digunakan, hingga hasil
penelitian dan kesimpulan.
6. Menggunakan sumber referensi yang cukup banyak.
7. Memaparkan hasil penelitian secara jelas dan mencoba menjawab
dugaan awal peneliti dengan hasil penelitian yang diperoleh.
B. KELEMAHAN JURNAL I
1. Pada bagian metode penelitian, penulis tidak menjelaskan berapa
orang sampel guru perempuan dan berapa orang sampel guru laki-
laki.
2. Penulis tidak memberikan penjelasan mengenai TAI.
3. Penulis tidak menjelaskan bagaimana sistem skor pada TAI.
Sehingga pembaca tidak tau dari mana asal pengolahan skor nilai
yang diperoleh guru.
4. Penulis tidak menggunakan sistem daftar pustaka numerik ataupun
alfabetis. Sehingga sedikit memakan waktu untuk menghubungkan
kutipan pada jurnal dengan referensi yang digunakan.
5. Pembaca sulit untuk membaca tabel karena pembaca kurang
memahami sistem perhitungan yang digunakan.
C. KEUNGGULAN JURNAL II
D. KELEMAHAN JURNAL II
BAB III
8
A. KESIMPULAN
Pada jurnal pertama, penulis menemukan bahwa sebagian besar guru
memiliki sikap moderat atau kurang baik terhadap pengajaran. Tampak
bahwa guru-guru menganggap guru sebagai profesi yang penuh tekanan.
Penelitian pada jurnal 1 juga mengungkapkan bahwa Guru sains
menunjukkan Sikap Profesional lebih baik daripada Guru Seni.
Selanjutnya, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa guru laki-laki
memiliki Sikap Profesional yang lebih Baik daripada Guru Wanita.
Mereka menganggap guru sebagai panutan bagi siswa mereka dan
mengerti bahwa siswa memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi
sebelum kegiatan belajar berlangsung. Di sisi lain, guru perempuan kurang
memiliki semangat esensial yang dibutuhkan oleh profesi pengajar.
B. SARAN
Para guru tidak seharusnya menganggap profesi guru sebagai tekanan.
Karena dengan beranggapan demikian, maka akan terasa ulit untuk
menjalani profesi guru tersebut. Sehingga menimbulkan perasaan terbebani.
Maka akan lebih baik jika guru menyukai profesinya sehingga rasa suka
terhadap profesi tersebut akan menimbulkan keikhlasan dalam menjalani
profesinya dan kesenangan dalam hatinya.
DAFTAR PUSTAKA
Khan, Fauzia, N.A. Nadeem dan Sameena Basu. (2013). Journal of Education
Research and Behavioral Sciences. Professional attitude: A study of
secondary teachers. 2(8).