5190211109
S1 Manajemen
Etika merupakan cabang ilmu yang berisi sistem dan pedoman nilai-
nilai yang berkaitan dengan konsepsi benar dan salah yang berlaku dan dihayati
oleh kelompok di suatu komunitas. Banyak orang awam yang salah
menafsirkan secara mudah bahwa etika sama dengan kesopanan dan tata karma.
Jadi ketika seseorang dikatakan tidak beretika, maka secara tidak langsung
seseorang itu akan dicap sebagai orang yang tidak sopan atau tidak memiliki
tata karma.
Istilah etika bermula jauh sejak masa Yunani kuno yang disebut dengan ethos.
Dalam bahasa Yunani, ethos memiliki banyak penafsiran, seperti: tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, habitat, kebiasaan, adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Makna-makna tersebut dikategorikan
makna tunggal, sedangkan makna jamak dari ethos adalah adat kebiasaan. Oleh
Aristoteles etika digunakannya untuk merujuk kepada filsafat moral. Maka
secara sempit kita dapat memaknai istilah etika pada konteks ini adalah ilmu
yang mempelajari tentang adat kebiasaan.
Istilah ethos dimaknai sebagai watak kesusilaan atau adat kebiasaan, yang
biasanya berkaitan erat dengan moral. Moral sendiri berasal dari kata latin
“mos”(jamaknya mores) yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan
menghindari tindakan-tindakan yang buruk. Dengan demikian maka etika dan
moral memiliki kesamaan makna, namun pada dasarnya keduanya memiliki
perbedaan pada implementasinya. Moral atau moralita digunakan untuk menilai
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika digunakan sebagai sistem nilai yang
berlaku. Artinya, etika adalah ilmu untuk menjelaskan kaidah-kaidah moral.
Konsep etika sebagai ilmu juga ditekankan dalam buku yang ditulis Aristoteles
“Etika Nikomacheia” yang menyatakan istilah terminius techicus yaitu etika
dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau
tindakan manusia. dan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditegaskan pula
mengenai etika sebagai ilmu yaitu sebagai berikut:
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak);
Etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki
penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya
dilakukan.
https://www.weare.id/pengertian-dan-konsep-dasar-etika/
M.Rizal Wahyu Kurniawan
5190211109
S1 Manajemen
Teori Etika
A. Etika Dentologi
Istilah ‘deontologi’ berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban.
Etika deontologi ini menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara
baik. Misanya, suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi
bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan
karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku. Seperti, memberikan
pelayanan yang baik kepada semua konsumen, dan sebagainya. Atas dasar itu,
etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang
kuat dari pelaku.
Perintah Bersyarat adalah akibat dari tindakan itu merupakan hal yang
diinginkan dan dikehendaki oleh orang tersebut. Perintah Tak Bersyarat adalah
perintah tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah
akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tersebut atau tidak.
B. Etika Teleologi
Etika Teleologi, dari kata Yunani, telos = tujuan, yaitu mengukur baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Misalnya, mencuri bagi teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan
tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Kalau tujuannya
baik, maka tindakan itu dinilai baik. Seperti, seorang anak kecil yang mencuri
demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit. Atas dasar ini, dapat
dikatakan bahwa etika teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat
suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.
• Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.. Egoisme ini
baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu
ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata
sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
• Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
C. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan
atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam
yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia
itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
D. Teori Keutamaan (Virtue)
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
5190211109
S1 Manajemen
Mitos Bisnis Amoral, mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan
moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali.Etika justru bertentangan
dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis
yang ketat
Argumen:
1. Prinsip otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan
dapat dipertanggung jawabka.
5. Integritas moral
6. Tanggung jawab
http://riantopurba.blogspot.com/2013/10/teori-etika-bisnis.html