Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Perbedaan Eyd Dan Ebi”

Di ajukan dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan B. indonesia

Disusun Oleh :
Nama : govinda anggara
NIM :1910201168

Dosen Pembimbing :

HAYATUN NUFUS

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN 1441 H/ 2019 M


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga makalah “Perbedaan Eyd Dan Ebi” ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar. saya sudah berusaha semampu mungkin
untuk menyelesaikan makalah ini, saya membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Sungai liuk, November 2019

penyusun

1
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ejaan yang disempurnakan......................................................... 2


B. Pengertian ejaan bahasa indonesia............................................................... 2
C. Perbedaan ejaan yang disempurnakan dan ejaan bahasa indonesia............. 3
D. Pemakaian huruf huruf................................................................................. 4
E. Penulisan huruf............................................................................................ 7
F. Pemakaian kata............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 18

B. Saran............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar dan menjumpai
orang orang yang sulit mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Kita
juga sering menjumpai orang orang yang boros dalam pemakaian sebuah kata,
namun tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu kita harus
mengetahui pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna bahwa sebuah kata mengungkapkan
gagasan. Kata adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan
kepada orang lain. semakin banyak kata yang kita ketahui semakin banyak juga
ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan.
Manusia berkomunikasi lewat bahasa, agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu
faktor penentu dalam komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
2. Bagaimana definisi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)?
3. Bagaimana perbedaan EYD & EBI?
4. Bagaimana pemakaian huruf?
5. Bagaimana penulisan huruf?
6. Bagaimana pemakaian kata?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2. Dapat mengetahui definisi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
3. Dapat mengetahui perbedaan dari EYD & EBI
4. Dapat mengetahui pemakaian huruf huruf
5. Dapat mengetahui penulisan huruf huruf
6. Dapat mengetahui pemakaian kata

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan


Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan ejaan Bahasa Indonesia,
ejaan Republik atau ejaan Soewandi, yang berlaku sejak tahun 1927. Tepatnya
pada 16 agustus 1972, telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Apabila pedoman ini dipelajari dan ditaati maka tidak akan terjadi kesalahan
pengejaan kata.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.
Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan
untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Peran EYD yakni sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa
Indonesia. Siapa pun, kapan pun, dimana pun menggunakan EYD secara benar
dan baik, maka harus mengacu pada EYD yang sesuai dengan Undang-Undang
dan Pancasila. EYD pun memiliki pengecualian, biasanya pada penulisan judul.
EYD yang digunakan saat ini adalah EYD yang telah disepakati oleh 3 negara
yakni Indonesia, Malaysia dan Bruneidarussalam.

B. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan Yang

2
Disempurnakan (EYD). Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan
kalimat sesuai dengan standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa
Indonesia.
Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak
ukur, tercipta tidak luput dari hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen
bangsa. Kaidah ejaan bahasa Indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang
dipakai dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf yaitu 21 huruf konsonan
dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata,
kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan
ilmu. Di dalam bahasa Indonesia terdapat kombinasi dua huruf vokal yang
disebut dengan huruf diftong. Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan
tingginya tidak sama. Dengan kata lain huruf vokal pertama pembunyiannya
tinggi sedangkan huruf kedua rendah.
C. Perbedaan Ejaan Yang Disempurnakan dan Ejaan Bahasa Indonesia
EBI ditetapkan pada tahun 2015 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Anies Baswedan yang menjabat saat itu dan resmi diundangkan
oleh Direktur Jenderal Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan HAM RI.
Penetapan tersebut memberikan arti, bahwa EYD sudah tidak berlaku untuk
dijadikan sebagai pedoman penulisan. Adapun alasan dilakukan perubahan yaitu
dampak kemajuan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan seni. Penggunaan
bahasa Indonesia dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun
tulisan semakin luas.
Perubahan ejaan ini bukan berarti mengubah secara keseluruhan isi dari
EYD. Adapun perbedaan yang mendasar dari Ejaan Yang Disempurnakan
dengan Ejaan Bahasa Indonesia, antara lain:
 Penambahan huruf vokal diftong ei, di EYD hanya ada tiga yaitu ai, au,
ao.
 Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama
orang tidak termasuk julukan, sedangkan pada EBI huruf kapital
digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julikan
 Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan/
mengkhususkan huruf, bagian kalimat, kata, atau kelompok kata; untuk

3
keperluan itu digunakan huruf miring pada EYD, sedangkan pada EBI
huruf tebal dipakai unutuk menegaskan bagian tulisan tersebut.
 Penggunaan partikel pun pada EYD ditulis terpisan kecuali sudah lazim
digunakan, maka penulisannya serangkai. Sedangkan pada EBI partikel
pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur kata penghubung,
maka ditulis serangkai.
 Penggunaan bilangan. Pada EBI,bilangan yang digunakan sebagai unsur
nama geografi ditulis dengan huruf. Sedangkan pada EYD tidak ada
yang mengaturnya.
 Penggunaan titik koma (;) pada EYD digunakan dalam perincian tanpa
penggunaan kata DAN. Sedangkan dalam EBI penggunaan titik koma
(;) tetap menggunakan kata DAN
 Penggunaan titik koma (;) pada EBI dipakai pada akhir perincian yang
berupa klausa. Sedangkan pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya.
 Penggunaan tanda hubung (-) pada EBI tidak dipakai antara huruf dan
angka, jika angka tersebut melambangkan jumpah huruf. Sedangkan
pada EYD tidak ada yang mengaturnya. Misalnya: LP2M, LP3I
 Tanda hubung (-) pada EBI digunakan untuk menandai bentuk terikat
yang menjadi objek bahasan, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya. Misalnya pasca-, -isasi
 Penggunaan tanda kurung [( )] dalam perincian pada EYD hanya
digunakan pada perincian ke kanan atau dalam paragraf, tidak dalam
perincian ke bawah, sedangkan pada EBI tidak ada hal yang
mengaturnya
 Penggunaan tanda elipsis ( .... ) dalam EYD dipakai dalam kelimat yang
terputus putus. Sedangkan dalam EBI tanda elipsis digunakan untuk
menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

D. Pemakaian Huruf Huruf


I. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf yaitu:

4
Huruf Huruf
Dibaca Dibaca
Abjad Abjad
Aa a Nn en
Bb be Oo o
Cc ce Pp pe
Dd de Qq ki
Ee e Rr er
Ff ef Ss es
Gg ge Tt te
Hh ha Uu u
Ii i Vv ve
Jj je Ww we
Kk ka Xx eks
Ll el Yy ye
Mm em Zz zet

II. Huruf Vokal


Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri dari 5
huruf, yaitu:

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Vokal Di Awal Di Tengan Di Akhir

5
A azrar hani Ifa
e* enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi wahyu

III. Huruf Konsonan


Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa Indonesia terdiri
dari 21 huruf, yaitu:

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Konsonan Di Awal Di Tengan Di Akhir
B bahasa sebut Adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafir maaf
g guna tiga balig
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa sesak
- rakyat* bapak*
l lekas alas kesal
m maka kami diam
n nama anak daun
p pasang apa siap
q** Quran furqan -
r raih bara putar
s sampai asli lemas
t tali mata rapat
v varia lava -
w wanita hawa -
x** xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim Juz

IV. Huruf Diftong


Dalam Bahasa Indonesia terdapat huruf diftong yang dilambangkan
dengan:

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Diftong Di Awal Di Tengan Di Akhir
Ai ain syaitan Pandai
au aula saudara harimau

6
oi - boikot amboi

E. Penulisan Huruf
I. Huruf Kapital
 Huruf kapital sebagai pengawal kalimat
 Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung
 Huruf kapital sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan kitab suci dan nama Tuhan, termasuk kata
ganti untuk Tuhan
 Huruf kapital sebagai huruf pertama gelar kehirmatan, keturunan
dan keagamaan yang diikuti nama orang
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama jabatan dan pengkat
yang diikuti nama orang
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama orang
 Huruf kapital sebagaihuruf pertama nama bangsa, suku bangsa
dan bahasa
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya dan peristiwa sejarah
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khusus dalam
geografi
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga
pemerintahaan dan ketatanegaraan
 Huruf kapital sebagai huruf pertama singkatan unsur nama gelar,
pangkat dan sapaan
 Huruf kapital sebagai huruf pertama kata oenunjuk hubungan
kekerabatan

II. Huruf Miring


Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau
ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1)
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf , bagian kata, atau

7
kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau
ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?
Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.
Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya.

Nama Latin untuk buah manggis adalah Carcinia


Mangostana

F. Pemakaian Kata
I. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau bisa
Kantor pajak penuh sesak
Buku itu sangat tebal

II. Kata Turunan


 Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contoh:
Dikelola Penetapan
Menengok Mempermainkan
 Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Contoh:
Bertepuk tangan Garis bawahi
Sebar luaskan
 Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Menggarisbawahi Menyebarluaskan
Dilipatgandakan Penghancurleburan
 Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasa, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:

8
Adipati Mahasiswa
Aerodinamika Mancanegara
Antarkota Narapidana
Audiogram Nonkolaborasi
Pancasila Bikarbonat
Biokimia Paripurna
Dasawarsa Poligami
Pramugari Dekameter
Prasangka Reinkarnasi

III. Bentuk Kata Ulang


Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung
(-).
Contoh:
Anak-anak buku-buku
Hati-hati huru-hara
Biri-biri lauk-pauk
Mondar-mandir porak-poranda
Kuda-kuda sayur-mayur
Ramah-tamah tukar-menukar
Kupu-kupu tukar-menukar
Laba-laba terus-menerus

IV. Gabungan Kata


 Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh:
Duta besar mata pelajaran
Orang tua simpang empat
Kambing hitam meja tulis
Persegi panjang rumah sakit umum
 Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda
hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.
Contoh:
Ibu-bapak kami anak-istri saya
 Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Contoh:
Acapkali manakala
Adakalanya manasuka

9
Akhirulkalam mangkubumi
Alhamdulillah astagfirullah
Olahraga bagaimana
Padahal barangkali
Beasiswa peribahasa
Belasungkawa bismillah
Radioaktif saputangan
Daripada saripati
Kacamata sukarela

V. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya


Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan kata -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.


VI. Kata depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam semalam di sini.
Di mana Siti sekarang.
Mereka ada di rumah.
Mari kita berangkat ke pasar.
Catatan: kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
Contoh:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.

VII. Kata Si dan Sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim

10
VIII. Partikel
 Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik.
Makassar adalah tempat yang indah.
Siapakah gerangan dia?
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jika ibu pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun,
andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun,
meskipun, seklipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
 Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000.00 per helai.

IX. Singkatan dan Akronim


a. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.
 Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat,
atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
A.S. Kramawijaya
Suman Hs.
M. Rais
Sukanto S.A.
M.B.A. master of business administration
M.Sc. master of science
S.E. sarjana ekonomi
Bpk. bapak

11
 Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Contoh:
DRP Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Rakyat Indonesia
GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara
KTP Kartu Tanda Penduduk
 Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Contoh:
dll. Dan lain-lain
dsb. Dan sebagainya
dst. Dan seterusnya
hlm. Halaman
sda. Sama dengan atas
Yth. Yang terhormat

Tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
 Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
kVA kilovolt-ampere
kg kilogram
Rp rupiah

b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan


suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
 Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
SIM Surat Izin Mengemudi

12
 Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf kapital
Contoh:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
 Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu pemilihan umum
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali

X. Angka dan Lambang Bilangan


a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh :
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX
b. Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas,
dan isi, (2) satuan waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.
Contoh:
0,5 sentimeter 1 jam 20 menit
5 kilogram pukul 15.00
10 liter tahun 1928
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh:
Jalan Sultan Alauddin II No.3
Hotel Indonesia, Kamar 23
d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat
kitab suci.
Contoh:
Bab I, Pasal 2, halaman 23
Surah Yasin: 9
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
Contoh:
 Bilangan utuh
Contoh:
Dua belas 12

13
Dua puluh dua 22
 Bilangan pecahan
Contoh:
Setengah ½
Tiga perempat ¾
Satu persen 1%
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang
berikut.
Contoh:
Paku Buwono X
Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh

Bab II
Bab ke-2
Bab kedua
g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti
cara berikut (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal
E, Ayat 5).
Contoh:
Tahun ’50-an atau tahun lima puluhan
Uang 5000-an atau uang lima ribuan

h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal
kalimat.
Contoh:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Contoh:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

14
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam
teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya
harus tepat.
Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan
ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus
rupiah).

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus


sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

15
1) EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring,
serta penulisan unsur serapan
2) Alasan dilakukan perubahan yaitu dampak kemajuan ilmu dan
pengetahuan, teknologi dan seni. Penggunaan bahasa Indonesia dalam
beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan semakin
luas.
3) Pemakaian huruf sesuai dengan pedoman EYD diantaranya yaitu huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan pemenggalan kata
4) Penulisan huruf sesuai dengan pedoman EYD meliputi huruf kapital dan
huruf miring.
5) Penulisan kata sesuai dengan pedoman EYD meliputi kata dasar, kata
turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, angka
dan lambang bilangan.

B. SARAN
Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan
olehnya itu :
1) Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yang
semestinya demi kesempuranaan makalah ini.
2) Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi
EYD yang sekiranya ada tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
3) Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat
menambah wawasan.

DAFTAR PUSTAKA

16
Rijal, Syamsul dkk. 2008. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Provinsi
Sulawesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan Nasional Pusat
Bahasa Balai Bahasa Ujung Pandang.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sumber Online
https://nurulhidayatullahb.wordpress.com/2013/12/15/makalah-tentang-ejaan-
yang-disempurnakan/
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_u
mum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai