Eyd Govinda Anggara
Eyd Govinda Anggara
Disusun Oleh :
Nama : govinda anggara
NIM :1910201168
Dosen Pembimbing :
HAYATUN NUFUS
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga makalah “Perbedaan Eyd Dan Ebi” ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar. saya sudah berusaha semampu mungkin
untuk menyelesaikan makalah ini, saya membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
penyusun
1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................. 18
B. Saran............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar dan menjumpai
orang orang yang sulit mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Kita
juga sering menjumpai orang orang yang boros dalam pemakaian sebuah kata,
namun tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu kita harus
mengetahui pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna bahwa sebuah kata mengungkapkan
gagasan. Kata adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan
kepada orang lain. semakin banyak kata yang kita ketahui semakin banyak juga
ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan.
Manusia berkomunikasi lewat bahasa, agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu
faktor penentu dalam komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
2. Bagaimana definisi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)?
3. Bagaimana perbedaan EYD & EBI?
4. Bagaimana pemakaian huruf?
5. Bagaimana penulisan huruf?
6. Bagaimana pemakaian kata?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2. Dapat mengetahui definisi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
3. Dapat mengetahui perbedaan dari EYD & EBI
4. Dapat mengetahui pemakaian huruf huruf
5. Dapat mengetahui penulisan huruf huruf
6. Dapat mengetahui pemakaian kata
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Disempurnakan (EYD). Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan
kalimat sesuai dengan standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa
Indonesia.
Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak
ukur, tercipta tidak luput dari hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen
bangsa. Kaidah ejaan bahasa Indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang
dipakai dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf yaitu 21 huruf konsonan
dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata,
kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan
ilmu. Di dalam bahasa Indonesia terdapat kombinasi dua huruf vokal yang
disebut dengan huruf diftong. Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan
tingginya tidak sama. Dengan kata lain huruf vokal pertama pembunyiannya
tinggi sedangkan huruf kedua rendah.
C. Perbedaan Ejaan Yang Disempurnakan dan Ejaan Bahasa Indonesia
EBI ditetapkan pada tahun 2015 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Anies Baswedan yang menjabat saat itu dan resmi diundangkan
oleh Direktur Jenderal Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan HAM RI.
Penetapan tersebut memberikan arti, bahwa EYD sudah tidak berlaku untuk
dijadikan sebagai pedoman penulisan. Adapun alasan dilakukan perubahan yaitu
dampak kemajuan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan seni. Penggunaan
bahasa Indonesia dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun
tulisan semakin luas.
Perubahan ejaan ini bukan berarti mengubah secara keseluruhan isi dari
EYD. Adapun perbedaan yang mendasar dari Ejaan Yang Disempurnakan
dengan Ejaan Bahasa Indonesia, antara lain:
Penambahan huruf vokal diftong ei, di EYD hanya ada tiga yaitu ai, au,
ao.
Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama
orang tidak termasuk julukan, sedangkan pada EBI huruf kapital
digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julikan
Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan/
mengkhususkan huruf, bagian kalimat, kata, atau kelompok kata; untuk
3
keperluan itu digunakan huruf miring pada EYD, sedangkan pada EBI
huruf tebal dipakai unutuk menegaskan bagian tulisan tersebut.
Penggunaan partikel pun pada EYD ditulis terpisan kecuali sudah lazim
digunakan, maka penulisannya serangkai. Sedangkan pada EBI partikel
pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur kata penghubung,
maka ditulis serangkai.
Penggunaan bilangan. Pada EBI,bilangan yang digunakan sebagai unsur
nama geografi ditulis dengan huruf. Sedangkan pada EYD tidak ada
yang mengaturnya.
Penggunaan titik koma (;) pada EYD digunakan dalam perincian tanpa
penggunaan kata DAN. Sedangkan dalam EBI penggunaan titik koma
(;) tetap menggunakan kata DAN
Penggunaan titik koma (;) pada EBI dipakai pada akhir perincian yang
berupa klausa. Sedangkan pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya.
Penggunaan tanda hubung (-) pada EBI tidak dipakai antara huruf dan
angka, jika angka tersebut melambangkan jumpah huruf. Sedangkan
pada EYD tidak ada yang mengaturnya. Misalnya: LP2M, LP3I
Tanda hubung (-) pada EBI digunakan untuk menandai bentuk terikat
yang menjadi objek bahasan, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya. Misalnya pasca-, -isasi
Penggunaan tanda kurung [( )] dalam perincian pada EYD hanya
digunakan pada perincian ke kanan atau dalam paragraf, tidak dalam
perincian ke bawah, sedangkan pada EBI tidak ada hal yang
mengaturnya
Penggunaan tanda elipsis ( .... ) dalam EYD dipakai dalam kelimat yang
terputus putus. Sedangkan dalam EBI tanda elipsis digunakan untuk
menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
4
Huruf Huruf
Dibaca Dibaca
Abjad Abjad
Aa a Nn en
Bb be Oo o
Cc ce Pp pe
Dd de Qq ki
Ee e Rr er
Ff ef Ss es
Gg ge Tt te
Hh ha Uu u
Ii i Vv ve
Jj je Ww we
Kk ka Xx eks
Ll el Yy ye
Mm em Zz zet
5
A azrar hani Ifa
e* enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi wahyu
6
oi - boikot amboi
E. Penulisan Huruf
I. Huruf Kapital
Huruf kapital sebagai pengawal kalimat
Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung
Huruf kapital sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan kitab suci dan nama Tuhan, termasuk kata
ganti untuk Tuhan
Huruf kapital sebagai huruf pertama gelar kehirmatan, keturunan
dan keagamaan yang diikuti nama orang
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama jabatan dan pengkat
yang diikuti nama orang
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama orang
Huruf kapital sebagaihuruf pertama nama bangsa, suku bangsa
dan bahasa
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya dan peristiwa sejarah
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khusus dalam
geografi
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga
pemerintahaan dan ketatanegaraan
Huruf kapital sebagai huruf pertama singkatan unsur nama gelar,
pangkat dan sapaan
Huruf kapital sebagai huruf pertama kata oenunjuk hubungan
kekerabatan
7
kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau
ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?
Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.
Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya.
F. Pemakaian Kata
I. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau bisa
Kantor pajak penuh sesak
Buku itu sangat tebal
8
Adipati Mahasiswa
Aerodinamika Mancanegara
Antarkota Narapidana
Audiogram Nonkolaborasi
Pancasila Bikarbonat
Biokimia Paripurna
Dasawarsa Poligami
Pramugari Dekameter
Prasangka Reinkarnasi
9
Akhirulkalam mangkubumi
Alhamdulillah astagfirullah
Olahraga bagaimana
Padahal barangkali
Beasiswa peribahasa
Belasungkawa bismillah
Radioaktif saputangan
Daripada saripati
Kacamata sukarela
10
VIII. Partikel
Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik.
Makassar adalah tempat yang indah.
Siapakah gerangan dia?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jika ibu pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun,
andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun,
meskipun, seklipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000.00 per helai.
11
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Contoh:
DRP Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Rakyat Indonesia
GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara
KTP Kartu Tanda Penduduk
Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Contoh:
dll. Dan lain-lain
dsb. Dan sebagainya
dst. Dan seterusnya
hlm. Halaman
sda. Sama dengan atas
Yth. Yang terhormat
Tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
kVA kilovolt-ampere
kg kilogram
Rp rupiah
12
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf kapital
Contoh:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu pemilihan umum
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
13
Dua puluh dua 22
Bilangan pecahan
Contoh:
Setengah ½
Tiga perempat ¾
Satu persen 1%
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang
berikut.
Contoh:
Paku Buwono X
Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh
Bab II
Bab ke-2
Bab kedua
g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti
cara berikut (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal
E, Ayat 5).
Contoh:
Tahun ’50-an atau tahun lima puluhan
Uang 5000-an atau uang lima ribuan
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal
kalimat.
Contoh:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Contoh:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.
14
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam
teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya
harus tepat.
Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan
ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus
rupiah).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
15
1) EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring,
serta penulisan unsur serapan
2) Alasan dilakukan perubahan yaitu dampak kemajuan ilmu dan
pengetahuan, teknologi dan seni. Penggunaan bahasa Indonesia dalam
beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan semakin
luas.
3) Pemakaian huruf sesuai dengan pedoman EYD diantaranya yaitu huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan pemenggalan kata
4) Penulisan huruf sesuai dengan pedoman EYD meliputi huruf kapital dan
huruf miring.
5) Penulisan kata sesuai dengan pedoman EYD meliputi kata dasar, kata
turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, angka
dan lambang bilangan.
B. SARAN
Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan
olehnya itu :
1) Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yang
semestinya demi kesempuranaan makalah ini.
2) Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi
EYD yang sekiranya ada tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
3) Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat
menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
16
Rijal, Syamsul dkk. 2008. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Provinsi
Sulawesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan Nasional Pusat
Bahasa Balai Bahasa Ujung Pandang.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sumber Online
https://nurulhidayatullahb.wordpress.com/2013/12/15/makalah-tentang-ejaan-
yang-disempurnakan/
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_u
mum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf
17