Anda di halaman 1dari 14

ASKEP HHD (Hipertensi heart disease )

A.Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi
sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit
jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung,
penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan
tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Etiologi/Penyebab

ü Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui


penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

ü Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

· Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.

· Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.

· Stress karena Lingkungan.


· Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah.

ü Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan
pada :

· Elastisitas dinding aorta menurun

· Katub jantung menebal dan menjadi kaku

· Kemampuan jantung memompa darah menurun


1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

· Kehilangan elastisitas pembuluh darah


Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

· Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

ü Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b.Ciriperseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c.Kebiasaanhidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

 Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

 Kegemukan atau makan berlebihan

 Stress

 Merokok
 Minum alkohol

 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :


a. Ginjal

 Glomerulonefritis

 Pielonefritis

 Nekrosis tubular akut

 Tumor

b. Vascular

 Aterosklerosis

 Hiperplasia

 Trombosis

 Aneurisma

 Emboli kolestrol

 Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

 DM

 Hipertiroidisme

 Hipotiroidisme

d. Saraf

 Stroke

 Ensepalitis

 SGB

e. Obat – obatan

 Kontrasepsi oral
 Kortikosteroid

C. Patofisiologi

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi
sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer dan beban
akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya
peningkatan diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal
yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum
diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi
berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis primer.

Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus (konsentrik). Rasio
massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa perubahan yang berarti pada
fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus,
hipertrofi menjadi tak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner.
Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa
dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai
penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan
dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk
fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit jantung koroner.

ü Faktor Koroner

Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner juga meningkat. Jadi
cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner
pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.

Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu:

1) penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos pembuluh darah
resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan. Kemudian terjadi retensi garam
dan air yang mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan
mengakibatkan tahanan perifer;

2) hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot jantung
bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan serat otot yang
hipertrofik menjadi factor utama pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.

Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun tampak
sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas mekanik ventrikel kiri.
C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung, 1995 )

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

D. Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth
Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood
Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High 130 – 139 85 – 89


Normal

4. Hipertensi

Grade 1 140 – 159 90 – 99


(ringan)

Grade 2 160 – 179 100 – 109


(sedang)

Grade 3 180 – 209 100 – 119


(berat)

Grade 4 >210 >120


(sangat
berat)
E. Penatalaksanaan

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori—pengobatan
dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan
darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal
kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :

a. Pengaturan Diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan yang
menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.

Beberapa diet yang dianjurkan:

· Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah
intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

· Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum


jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya
dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.

· Diet kaya buah dan sayur.

· Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

· Tidak mengkomsumsi Alkohol.

b. Olahraga Teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa
meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.

Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk
menurunkan tekanan darah.

c. Penurunan Berat Badan

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan
darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat
badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan
darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.

Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat meningkatkan
tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.

d. Farmakoterapi

Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai kelompok
obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium
channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti
hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk
mencapai tekanan darah yang diinginkan.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2. Pemeriksaan retina

3.Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung

4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi

ginjal terpisah dan penentuan kadar urin

7. Foto dada dan CT scan.

G. Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial.
kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah
komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti
sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi
essensial.

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:


pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral
(otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi
serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian
hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya
dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan
natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan
penderita hipertensi.

Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai
macam komplikasi antara lain :

a. Stroke

b. Gagal jantung

c. Gagal Ginjal

d. Gangguan pada Mata

Diagnosa Keperawatan

 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,


vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
 Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
 Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
 Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
 Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan
diri
Perencanaan Keperawatan

Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan -Pantau TTD -Perbandingan dari tekanan


asuhan keperawatan memberikan gambaran yang lebih
diharapkan klien mau -Catat keberadaan,kualitas lengkap tentang keterlibatan/bidang
berpartisipasi dalam denyutan sentraldan perifer masalah vascular.
aktivitas yang
-Auskultasi tonus jantung -Denyutan karotis,jugularis,radialis
menurunkan dan bunyi nafas
TD/beban kerja dan femolarismungkin
jantung dengan KH : -Amati warna teramati/terpalpasi.Denyut pada
kulit,kelembaban,suhu,dan tungkai mungkin
- TD dalam rentang masa pengisian kapiler menurun,mencerminkan efek dari
individu yang dapat vasokontriksi(peningkatan SVR) dan
diterima -Catat edema umum/tertentu kongesti vena.

- Irama dan frekuensi -Berikan lingkungan tenang -S4 umumnya terdengar pada pasien
jantung stabil dalam dan nyaman,kurangi hipertensi berat karena adanya
rentang normal aktivitas/keributan hipermetrofi atrium(peningkatan
lingkungan .batasi jumlah volume/tekananatrium)Perkembangan
pengunjung dan lamanya S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel
tinggal. dan kerusakan fungsi,adanya
krakles,mengi dapat mengindikasikan
-Pertahankan pembatasan
kongesti paru skunder terhadap
aktivitas seperti istirahat
terjadinya atau gagal ginjal kronik.
ditempat tidur/kursi;jadwal
periode istirahat tanpa -adanya pucat,dingin,kulit lembab
gangguan;bantu pasien dan masa pengisian kapiler lambat
melakukan perawatan diri mungkin berkaitan dengan
sesuai kebutuhan. vasokontriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah
-Lakukan tindakan-tindakan
jantung
nyaman seperti pijatan
punggung dan -Dapat mengindikasikan gagal
leher,miringkan kepala di jantung,kerusakan ginjal atau
tempat tidur. vascular.

-Anjurkan tehnik -Membantu untuk menurunkan


relaksasi,panduan imajinasi rangsang simpatis;meningkatkan
,aktivitas pengalihan. relaksasi

-Pantau respon terhadap -Menurunkan stress dan ketegangan


obat untuk mengontrol yang mempengaruhi tekanan darah
tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi.

-Mengurangiketidaknyamanan dan
dapat menurunkan rangsang simpatis.

-Dapat menurunkan rangsangan yang


menimbulkan stress,membuat efek
tenang,sehingga menurunkan TD.

-Respon terhadap terapi obat


“stepeed”(yang terdiri atas
diuretic.inhibitorsimpatis dan
vasodilator)tergantung pada individu
dan efek sinergis obat.karena efek
samping tersebut,maka penting untuk
menggunakan obat dalam jumlah
paling sedikit dan dosis paling
rendah.

Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan -Kaji respon klien terhadap -menyebutkan parameter


keperawatan diharapkan aktivitas,perhatian frekuensi membantu dalam mengkaji
klien klien mampu nadi lebih dari20 X per menit respons fisiologi terhadap
melakukan aktivitas yang di atas frekuensi istirahat stres aktivitas dan bila ada
ditoleransi KH : ;peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari
selama/sesudah kelebihan kerja yang
-Klien berpartisipasi dalam aktivitas,dispnea,nyeri berkaitan dengan tingkat
aktivitas yang dada;keletihan dan aktivitas.
diinginkan/diperlukan kelemahan yang
berlebihan;diaphoresis;pusing -Tehnik menghemat energi
-melaporkan peningkatan mengurangi penggurangan
dalam toleransi aktivitas atau pingsan.
energy juga membantu
yang dapat diukur -Intruksikan pasien tentang keseimbangan antara suplai
-menunjukkan penurunan tehnik penghematan dan kebutuhan oksigen.
dalam tanda – tanda energi,mis; menggunakan
intoleransi fisiologi kursi saat mandi,duduk saat -kemajuan aktifitas bertahap
menyisir rambut atau mencegah peningkatan kerja
menyikat gigi,melakukan jantung tiba-
aktifitas dengan perlahan. tiba.memberikan bantuan
hanya sebatas kebutuhan
-Berikan dorongan untuk akan mendorong
melakukan kemandirian dalam
aktivitas/perawatan diri melakukan aktivitas.
bertahap jika dapat ditoleransi
.berikan bantuan sesuai
kebutuhan.

Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan -mempertahankan tirah baring selama -meminimalkan


asuhan keperawatan fase akut stimulasi/meningkatkan
diharapkan nyeri relaksasi
berkurang dengan KH : -berikan tindakan non farmakologi
untuk menghilangkan sakit kepala -tindakan yang
-Klien melaporkan mis; kompres dingin pada dahi,pijat menurunkan tekanan
nyeri/ketidaknyamanan punggung dan leher,tenang,redupkan vaskuler serebral dan
hilang/terkontrol lampu kamar lampu kamar,tehnik yang
relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi)
memperlambat/memblok
dan aktifitas waktu senggang. respon simpatis efektif
dalam menghilangkan
-Hilangkan/minimalkan aktivitas sakit kepala dan
vasokontriksi yang dapat komplikasinya.
meningkatkan sakit kepala mis;
mengejan saat BAB,batuk panjang -Aktivitas yang
dan membungkuk. meningkatkan
vasokontriksi
-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai menyebabkan sakit
kebutuhan kepala pada adanya
-berikancairan,makanan peningkatan tekanan
lunak,perawatan mulut yang teratur vascular serebral.
bila terjadi pendarahan hidung atau -pusing dan penglihatan
kompres hidung telah dilakukan untuk kabur sering
menghentikan pendarahan berhubungan dengan
-kolaborasi pemberian obat analgesik, sakit kepala.pasien juga
dapat mengalami episode
- kolaberasi pemberian obat hipotensi postural.
Antiansietas mis;
lorazepanm(ativan),diazepam,(valium) -meningkatkan
kenyamanan
umum.kompres hidung
dapat mengganggu
proses menelan atau
membutuhkan napas
dengan mulut
,menimbulkan stagnasi
sekresi oral dan
mengeringkan membrane
mukosa.

-
munurunkan/mengontrol
nyeri dan menurunkan
rangsang system saraf
simpatis.

-dapat mengurangi
ketegangan dan
ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stress.

Dx 4 : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan -Kaji pemahaman pasien


-kegemukan adalah resiko
keperawatan diharapkan tentang hubungan langsung
tambahan pada tekanan
nutrisi klien cukup/optimal antara hipertensi dan
darah tinggi karena
sesuai kebutuhan dengan kegemukan disproporsi antara kapasitas
KH : aorta dan peningkatan curah
-Bicarakan pentingnya jantung berkaitan dengan
- Berat badan klien dalam menurunkan masukan kalori peningkatan massa tubuh.
batas ideal dan batasi masukan
lemak,garam,dan gula,sesuai -Kesalahan kebiasaan
indikasi. makan makan menujang
terjadinya ateroskerosis dan
kegemukan.
Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan
diri

Tujuan Intervensi Rasional

Setelah diberikan asuhan -Kaji kesiapan dan hambatan -kesalahan konsep dan
keperawatan diharapkan dalam belajar.termasuk orang menyangkal diagnose
terjadi peningkatan terdekat. karena perasaan sejahtera
pengetahuan pada klien yang sudah lama dinikmati
dengan KH : -Terapkan dan nyatakan batas mempengaruhi minat pasien
TD normal.jelaskan tentang dan/orang terdekat untuk
-Klien paham dengan hipertensi dan efeknya pada mempelajari
tentang proses penyakit dan jantung,pembuluh darah ,ginjal penyakit,kemajuan,dan
regimen pengobatan dan otak. prognosis.bila pasien tidak
-Hindari mengatakan TD menerima realitas bahwa
normal dan gunakan membutuhkan pengobatan
istilah”terkontrol dengan baik continue,maka perubahan
“saat menggambarkan tekanan prilaku tidak akan
darah pasien TD pasien dalam dipertahankan.
batas yang normal. Memberikan dasar untuk
pemahaman tentang
peningkatan TD dan
mengklarisifikasi istilah
medis yang sering
digunakan.pemahaman
bahwa TD tinggi dapat
terjadi tanpa gejala adalah
ini untuk memungkinkan
pasien melanjutkan
pengobatan meskipun
ketika merasa sehat.

-Karena pengobatan untuk


pasien hipertensi adalah
sepanjang kehidupan,maka
dengan penyampaian
ide”terkontrol”akan
membantu pasien untuk
memahami kebutuhan
untuk melanjutkan
pengobatan/medikasi.

Anda mungkin juga menyukai