PENDAHULUAN
1
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan komunitas pada klien , dan hal ini dapat di jadikan
bukti mutu asuhan keperawatan komunitas.
Dokumentasi Keperawatan sewaktu – waktu dapat di jadikan barang bukti di pengadilan jika
terjadi suatu gugatan klien. Apabila mutu pendokumentasian asuhan keperawatan kurang baik ,
maka dapat terjadi resiko – resiko seperti kesalahan dalam komunikasi , dalam perencanaan
tindakan , dalam pengambilan tindakan dan lain – lain yang dapat mengakibatkan menurunnya
mutu asuhan keperawatan komunitas. Maka dari itu sangat penting bagi perawat komunitas untuk
dapat mengetahui sisitem pendokumentasian keperawatan komunitas.
1.3 Tujuan
Tujuan Umun :
Mengetahui teknik pendokumentasian keperawatan komunitas yang sesuai standar.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui proses dokumentasi keperawatan.
b. Mengetahui konsep dasar pendokumentasian keperawatan komunitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGKAJIAN
1) Struktur Inti
Kecamatan Tumijajar yang terletak di wilayah pemerintahan Kabupaten Tulang Bawang Barat
merupakan desa agraris yang subur. Kecamatan Tumijajar merupakan pemekaran dari Kecamatan
Tulang Bawang Udik. Keadaan geografis wilayah yang merupakan dataran banyak menyimpan
banyak potensi baik itu potensi sumber daya alam, potensi pertanian, perkebunan, maupun potensi
sosial budaya. Kecamatan Tumijajar terdiri dari 9 kampung atau desa yaitu Dayamurni, Margo
Mulyo, Daya Sakti, Makarti, Margo Dadi, Sumber Rejo, Gunung Menanti, Daya Asri, Dan Murni
Jaya.
Berdasarkan Kecamatan Tumijajar dalam angka (2013), secara geografis Kecamatan Tumijajar
Merupakan bagian wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan perbatasan:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tulang Bawang Tengah.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tulang Bawang Udik.
3
Desa yang kami jadikan wilayah praktik Asuhan Keperawatan Komunitas Lansia adalah Desa
Dayamurni. Desa Dayamurni sendiri terdiri dari 3 lingkungan yaitu Lingkungan 1, lingkungan 2
dan lingkungan 3. Topografi Lingkungan 2 Desa Dayamurni Kecamatan Tumijajar merupakan
dataran, dengan ketinggian tanah 145 Mdpl dengan curah hujan sedang 6 bulan hujan dan 6 bulan
kemarau. Jarak tempuh Lingkungan 2 Desa Dayamurni ke pusat pemerintahan Kecamatan berjarak
3 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit, jarak dusun ke pusat pemerintahan Kabupaten
berjarak 12 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit, dan jarak Desa Dayamuni ke pusat
pemerintahan Provinsi berjarak 50 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 yang lebih banyak lansia usia 60-70 tahun.
Jenis kelamin
a. Laki-laki : 3 orang (30%)
b. Perempuan : 7 orang (70%)
4
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 yang lebih banyak lansia berjenis kelamin perempuan
Pekerjaan
a. Tidak bekerja : 1 orang (10%)
b. Pensiun PNS : 1 orang (10%)
c. Swasta : 2 orang (20%)
d. ABRI/TNI :-
e. Lain lain : 6 orang (60%)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 yang lebih banyak lansia yang pekerjaannya sebagai petani.
Pendidikan
a. Tidak tamat SD : 4 orang (40%)
b. SD-SMP : 3 orang (30%)
5
c. SMA : 2 orang (30%)
d. PT : 1 orang (10%)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 yang lebih banyak lansia tingakat pendidikannya tidak tamat SD atau tidak
bersekolah.
Agama
a. Islam : 8 orang (80%)
b. Kristen : 1 orang (10%)
c. Hindu : 1 orang (10%)
d. Budha :-
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 yang lebih banyak lansia yang beragama islam.
6
Alamat
a. Lingkungan 1 :-
b. Lingkungan 2 : 10 orang (100%)
c. Lingkungan 3 :-
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 yang semua lansia berasal atau beralam di lingkungan 2.
7
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 banyak lansia yang memiliki keluhan atau masalah fisik Hipertensi .
2. Keluhan/masalah psikologis
a. Gelisah : 1 orang (10%)
b. Takut : 1 orang (10%)
c. Cemas : 4 orang (40%)
d. Marah : 4 orang (40%)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdapat di desa Dayamurni
lingkungan 2 banyak lansia yang memiliki keluhan atau masalah psikologis Marah.
3. Keluahan/masalah social
a. Hubungan dengan orang lain:
8
Baik : 10 orang (100%)
Tidak :0
c. Masalah sosial
Ada :0 orang
Tidak ada : 10 orang (100%)
4. Keluahan/masalah spiritual
a. Melakukan aktifitas ibadah sehari-hari
Ya : 8 orang (80%)
Tidak : 2 orang (20%)
b. Masalah dalam melakukan ibadah:
Ada : 1 orang (10%)
Tidak ada: : 9 orang (90%)
9
2. Pemeriksaan kesehatan
a. Teratur 1x/bulan : 0 orang (0 %)
b. Tidak teratur : 10 orang (100%)
3. Terapi medis
a. Ada : 2 orang (20%)
b. Tidak ada : 8 orang (80%)
4. Terapi keperawatan
a. Pernah : 4 orang (40%)
b. Tidak pernah : 6 orang (60%)
5. Terapi alternative
a. Ada : 3 orang (30%)
b. Tidak ada : 7 orang (70%)
E. Pengetahuan lansia
1. Penyakit/kesehatan
a. Tahu : 4 orang (40%)
b. Tidak tahu : 6 orang (60%)
2. Terapi medis/obat
a. Tahu : 5 orang (50%)
b. Tidak tahu : 5 orang (50%)
3. Terapi keperawatan
a. Tahu : 3 orang (30%)
b. Tidak tahu : 7 orang (70%)
4. Terapi alternative
a. Tahu : 3 orang (30%)
10
b. Tidak tahu : 7 orang (70%)
2) Interaksi Subsistem
1. Pemeriksaan kesehatan
a. Teratur 1x/bulan : 4 orang (40 %)
b. Tidak teratur : 6 orang (60%)
5. Terapi medis
a. Ada : 5 orang (50%)
b. Tidak ada : 5 orang (50%)
6. Terapi keperawatan
a. Pernah : 7 orang (70%)
b. Tidak pernah : 3 orang (30%)
7. Terapi alternative
a. Ada : 8 orang (80%)
b. Tidak ada : 2 orang (20%)
2) Lingkungan
1. Lingkungan tempat tinggal beresiko (dekat dengan tempat yang mengancam
keselamatan seperti: tempat pembuangan limbah,jalan raya, polusi udara, dll)
a. Ya :2 orang (20%)
11
b. Tidak : 8 orang (80%)
3). Pendidikan
1. Pendidikan yang ada mengajarkan nilai-nilai dasar kesehatan
a. Ya : 6 orang (60%)
b. Tidak : 4 oranf (40%)
6). Komunikasi
1. Bahasa yang digunakan sehari-hari
12
a. Indonesia : 2 orang (20%)
b. Daerah : 8 orang (80%)
c. Asing: -
2. Metode penyampaian informasi kesehatan
a. Buku :-
b. Majalah/Koran : 3 orang (30%)
c. Radio/ Televisi : 1 orang (10%)
d. Penyuluhan : 6 orang (60%)
7). Ekonomi
1. Dana untuk kesehatan
a. Ada : 7 orang (70%)
b. Tidak : 3 orang (30%)
8). Rekreasi
1. Tempat rekreasi yang dapat dimanfaatkan
a. Ada : 7 orang (70%)
b. Tidak : 3 orang (30%)
13
ANALISA DATA
Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan, didapatkan data berupa masalah kesehatan
fisik dan psikologi dalam persentase yang kami kelompokkan sebagai berikut:
Jumlah lansia yang tidak pernah Kurang peran serta lansia pada olahraga di
14
Jumlah lansia yang tidak pernah Kurang peran serta dalam pemeriksaan
Jumlah lansia yang tidak tahu mengenai Kurang peran serta lansia dalam terapi
7
terapi keperawatan sebesar 70% keperawatan mengenai penyakit.
15
DIAGNOSA KEPERAWATAN GERONTIK
Dari analisa data diatas, dapat disimpulkan masalah keperawatan menjadi diagnosa keperawatan
berdasarkan problem dan etiologi sebagai berikut:
16
PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA
berhubungan dengan:
3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 4 3 36 2
17
3 Meningkatnya resiko kecemasan pada lansia di komunitas lansia.
berhubungan dengan:
3 3 2 2 2 4 4 2 3 2 4 3 34 3
a. Kurang pengetahuan lansia terhadap penyakit yang diderita
di komunitas lansia.
Keterangan pembobotan
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
18
F: Sesuai dengan program pemerintah L: Ketersedian tempat
STRATEGI EVALUASI
N D RENCANA TEMPA
TUM TUK INTERVEN STANDA SUMBER PJ
O X KEGIATAN KRITERIA T
SI R
1. I Setelah Setelah
diberikan dilakukan
askep askep selama
Pemeriks 1. Melakukan Setelah dilakukan Minimal Mahasisw Balai Lia
komunita 4 hari di
aan pemeriksaan pemeriksaan presentas a Desa Oktarin
s khusus harapkan :
kesehata kesehatan kesehatan e Kelompok Dayamur a
diharapka Terjadi
n tentang diharapkan : peningkat 6 Sarjana ni
n tidak peningkatan
hipertensi Terjadi an peran Terapan
terjadi peran serta
seperti peningkatan peran serta Keperawa
peningkat dalam
pengukuran serta dalam dalam tan
an pemeriksaan
tekanan pemeriksaan pada pemeriksa Poltekkes
hipertensi kesehatan
darah komunitas lansia. an Tanjung
pada seperti
kesehatan karang
komunita pengukuran
seperti
s lansia. tekanan darah
19
pada pengukur Tahun
komunitas an 2020
lansia. tekanan
darah
Setelah dilakukan
1. Terjadi pada
penyuluhan dihara
peningkata komunita
pkan :
n s lansia.
Terjadi
kemampua sebanyak
peningkatan
n 90%
2. Melakuk kemampuan
berolahrag
an senam berolahraga Balai Puji
a
Senam hipertensi seperti senam Desa Aneref
seperti se
hipertensi pada Dayamur Yu
nam
kelompok lansia 2 Mahasisw ni
hipertensi
Minimal a
pada
Setelah dilakukan presentas Kelompok
kelompok
penyuluhan e 5 D.IV
lansia 2
diharapkan : peningkat Keperawa
Terjadi an tan
peningkatan kemampu Poltekkes
pengetahuan lansia an Tanjung
terhadap penyakit berolahra karang
20
hipertensi pada ga seperti Tahun
komunitas lansia. senam 2018
hipertensi
pada
kelompok
lansia 2
2. Terjadi sebanyak
peningkatan Setelah dilakukan M.Bahr
3. Member 90%
pengetahuan penyuluhan un
ikan pendidikan Balai
lansia terhadap diharapkan : Imadudi
kesehatan Desa
penyakit Terjadi n
tentang Dayamur
hipertensi peningkatan
hipertensi ni
pada kemampuan dalam Minimal
komunitas terapi keperawatan presentas
Penkes Mahasisw
lansia. seperti manajemen e
a
stress pada peningkat
Kelompok
komunitas lansia. an
3. Terjadi 6 Sarjana
pengetahu
peningkatan Terapan
an lansia
kemampuan Keperawa
terhadap
dalam terapi tan
penyakit
keperawatan Poltekkes
hipertensi
21
seperti 4. Melakuk pada Tanjung
manajemen an manajemen komunita karang
stress pada stress s lansia. Tahun
Balai
komunitas sebanyak 2020
Desa
lansia. 90%
Dayamur
Manajem ni
en stress
Minimal
presentas Mahasisw
e a
peningkat Kelompok
an 6 Sarjana
kemampu Terapan
an dalam Keperawa
terapi tan
keperawat Poltekkes
an seperti Tanjung
manajeme karang
n stress Tahun
pada 2020
22
komunita
s lansia.
sebanyak
90%
23
b. Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan pemeriksaan satu jam sesuai
jadwal
Lansia antusias mengikuti pemeriksaan
kesehatan
Petugas kesehatan berperan aktif
Alat kesehatan digunakan secara efektif
c. Evaluasi Hasil
Peran serta lansia mengikuti pemeriksaan
kesehatan melebihi target 100%
b.
2. Kurang peran serta lansia dalam 13.45- Senam a. Evaluasi Struktur
kegiatan olahraga 13.50 1. Menjelaskan Tujuan Lansia yang hadir sebanyak 10 orang sesuai
Dilakukannya Senam dengan rencana kegiatan
Pelaksanaan Senam Ruang untuk senam sudah lebar sehingga jarak
2. Mengarahkan lansia untuk antar lansia tidak terlalu dekat dan sangat nyaman
baris mengikuti senam untuk lansia.
hipertensi. Soundsystem tertata benar
Tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
Perlengkapan senam siap sebelum kegiatan
dilaksanakan
24
Struktur organisasi dan pembagian peran sudah
dibentuk sebelum kegiatan dilaksanakan
Daftar hadir dan camera sebagai alat dokumentasi
sudah disiapkan
b. Evaluasi Proses
Kegiatan senam dilakukan tepat waktu
Waktu pelaksanaan senam 5 menit sesuai jadwal
Peran lansia dalam senam: aktif mengikuti
instruktur senam, semua lansia semangat
mengikuti senam.
Tugas fasilitator sudah terpenuhi, fasilitator
menyebar memfasilitasi lansia-lansia yang
menjadi tanggung jawabnya
100% anggota kelompok lansia hadir ditempat
sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
100% anggota kelompok lansia mengisi daftar
hadir sebagai dokumentasi pelaksanaan
90% anggota kelompok lansia dapat mengikuti
gerakan senam dengan benar
25
100% anggota kelompok lansia mengikuti senam
sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
100% kelompok lansia lingkungan 2 desa
Dayamurni ikut serta dalam mengikuti senam
c.
3. Kurang pengetahuan lansia 14.00 – Penyuluhan Kesehatan a. Evaluasi Struktur
tentang penyakit Hipertensi 14.30 1. Pembukaan oleh Alat dan tempat siap sebelum kegiatan
moderator dilaksanakan
2. Sambutan Ketua Struktur organisasi sudah dibentuk sebelum
pelaksana kegiatan dilaksanakan
3. Penyajian materi Persiapan media: powerpoint, leaflet sudah
4. Tanya jawab dengan lengkap
narasumber Perlengkapan alat: Soundsystem, lcd dan
5. Evaluasi materi proyektor lengkap
penyuluhan Ruang yang digunakan nyaman, ber AC, dan
6. Klrafikasi dari Dosen jarak tempat duduk lansi sudah efektif.
pembimbing. Daftar hadir untuk pendokumentasian
7. Penutup
b. Evaluasi proses
26
Fase dimulai sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Peserta mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan dari penyaji
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.
Suasana penyuluhan tertib.
c. Evaluasi hasil
30% peserta mengajukan pertanyaan
27
yang diderita seperti Menjelaskan tujuan Alat dan media untuk menonton video telah
manajemen stress komunitas menonton video disiapkan sebelumnya seperti video lucu,
lansia. Menonton video lucu soundsystem.
Ruang yang digunkana efektif
Terapi tertawa
Struktur organisasi telah sesuai dengan peran
Menjelaskan tujuan dari
masing-masing.
manajemen stress yaitu
Tempat untuk melakukan terapi tertawa
terapi tertawa.
sangat luas.
Mengarahkan lansia
b. Evaluasi proses
membuat lingkaran.
Waktu menonton video dan terapi tertawa
Menginstruksikan lansia
tidak terlalu lama sehingga sangat efektif.
untuk mengikuti perintah
Lansia mengikuti kegiatan sampai selesai.
dari terapis.
Lansia sangat antusias mengikuti kegiatan
baik menonton video maupun terpi tertawa.
c. Evaluasi hasil
100% lansia tertawa saat menonton video dan saat terapi tertawa.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat
ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya
dimulai dari pengkajian hingga evaluasi. Proses keperawatan pada komunitas mencakup
individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh – tokoh
masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan
secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar – benar mampu dan mandiri dalam
setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan.
Dalam melakukan proses keperawatan komunitas dokumentasi keperawatan menjadi
hal yang sangat penting karena dokumentasi dapat dijadikan bukti dalam melakukan suatu
tindakan. Dokumentasi keperawatan komunitas merupakan suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata
dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas
dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien dalam ruang lingkup
yang lebih luas yaitu komunitas.
3. 2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan, kamimeminta saran masukan
untuk dapat memerbaiki makalh kami berikutnya, serta dengan dibuatnya makalah ini agar
dapat menerapkan teori pendokumentasian asuhan keperawatan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30