Anda di halaman 1dari 6

Standar Auditing dapat dikatakan sebagai aturan (kriteria) yang di tetapkan sebagai pedoman khusus bagi

auditor dalam menjalankan tugasnya yaitu menilai dan mengevaluasi laporan keuangan perusahaan.

Lalu, adakah pengaruh standar audit dengan auditing? Dan apakah tujuan dari standar auditing itu ?

Begini, auditing dapat dianggap sebagai proses pemeriksaan, penilaian dan evaluasi hasil laporan
keuangan sebuah perusahaan/entitas yang dilakukan oleh seorang atau lebih auditor dari pihak (internal)
manajemen perusahaan sendiri atau pihak luar perusahaan (eksternal).

Nah bagaimana cara auditor untuk menilai laporan keuangan tersebut ? Kasus ini menjelaskan bahwa
diperlukan standar auditing untuk dijadikan acuan dalam pemeriksaan sebuah laporan keuangan
perusahaan.

Pengertian Standar Auditing

Standar auditing adalah standar/aturan/kriteria yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), meliputi 3 bagian yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan beserta interpretasinya.

Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari
10 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA memberikan penjelasan
lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing.

Di negara lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya bernama Generally Acceptef Auditing Standards (GAAS).

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Standar auditing dijelaskan di dalam PSA adalah ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus
diterapkan oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan audit nantinya. Kepatuhan terhadap PSA yang
disahkan oleh IAPI bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI.

Di dalam PSA terdapat Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) yang merupakan interpretasi yang
resmi dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan yang ada di dalam PSA. IPSA dapat memberikan jawaban
atas pernyataan atau keraguan dari penafsiran ketentuan yang dimuat dalam PSA yang artinya
interpretasi ini lebih lanjut dan luas dari berbagai ketentuan di dalam PSA.

Standar auditing terbagi menjadi 3 bagian diantaranya Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan
Standar Pelaporan.

Standar Umum

Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga bersifat pribadi.
Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan pelatihan teknis
yang memadai sebagai auditor.

2. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi.

3. Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan pelaksanaan audit dan
pelaporan dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan

Standar ini terdiri dari 3 point diantaranya:

4. Sebagai tenaga professional maka seharusnya seluruh pekerjaan dapat direncanakan dengan sebaik-
baiknya dan apabila menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.

5. Tak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang memadai atas pengendalin intern
sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat

6. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, permintaan keterangan dan
konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk dapat memberikan pernyataan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan

Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya:

7. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

8. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan, apabila ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.

9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.

10. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.

https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-standar-auditing-10-point-penjelasan/
10 STANDAR AUDIT BERDASARKAN INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)
MOHAMMAD ZAKARIA RABU, 24 DESEMBER 2014

A. Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik

Perkembangan dari standar professional akuntan public dapat kita lihat dari uraian berikut ini :

1. Tahun 1972 Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan yang disahkan dalam
Kongres III Ikatan Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup tanggung jawab
akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang meliputi pengkajian dan penilaian
pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai
peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaan.

2. Kongres IV IAI tanggal 25 – 26 Oktober 1982 penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan.

3. Pada tanggal 19 April 1986 norma yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan
oleh Pengurus Pusat IAI. Kongres ke VII Ikatan akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar
Profesional akuntan Publik yang secara garis besar berisi :
a. Uraian mengenai Standar Profesional akuntan Publik
b. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan
c. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan
d. Pernyataan jasa akuntansi dan review

4. Tahun 1999 IAI mengubah nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik yang menerbitkan buku Standar Profesional Akuntan Publik yang terdiri atas lima standar
yaitu :
a. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing
(IPSA).
b. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi
(IPSAT).
c. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
d. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa
Konsultasi (IPSJK).
e. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu (IPSM).

B. Standar Auditing

Standar audit merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggungjawab
profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
(DSPAP) bertanggungjawab untuk mengeluarkan pernyataan mengenai permasalahan audit bagi semua
entitas. Pernyataan DSPAP itu disebut Pernyataan Standar Audit (PSA).

Standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) terdiri
atas sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
1. Standar Umum

a. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang
memadai sebagai seorang auditor.

b. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan
dengan audit.

c. Auditor harus menerapkan kemahiran profesionla dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten sebagaimana
mestinya.

b. Auditor harus mempunyai pemahaman yang cukup mengenai entitas sertalingkungannya, termasuk
pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji yang signifikan dalam laporan keuangan karena
keslahan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.

c. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki
dasar yang layak untuk memberikan pendapat yang menyangkut laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip yang berlaku umum.

b. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut
tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya.

c. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informatif belum memadai, maka auditor harus
menyatakannya dalam laporan auditor.

d. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara keseluruhan, atau menyatakan
bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan, dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan suatu
pendapat secara keseluruhan, maka auditor harus menyatakan alasan-alasan yang mendasari dalam
laporan auditor

C. Penjelasan Masing-masing Standar Audit

1. Standar Umum, standar ini menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor.

a. Pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai

Seorang auditor diharuskan memiliki pendidikan formal dibidang audit dan akuntansi, pengalaman praktik
yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikuti pendidikan profesional yang
berkelanjutan. Pendidikan formal auditor independen dan pengalaman profesionalnya saling melengkapi
satu sama lain, pendidikan formal diperoleh melalui perguruan tinggi dan auditro juga harus mengikuti
pendidikan profesi berkelanjutan baik yang diadakan di KAP sendiri, IAPI atau seminar dan lokakarya.

b. Sikap mental yang independen

Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi) karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (kecuali auditor independen), auditor tidak
dibiarkan memihak kepada kepentingan siapa pun untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya.

Pengertian independen bagi auditor :

1) Independent In Appearance, independen dilihat dari penampilannya di struktur organisasi perusahaan

2) Independent In Fact , independensi dalam kenyataannya/dalam menjalankan tugasnya

3) Independent In Mind (Independensi dalalm pikiran), sebagai contoh, seorang auditor mendapatkan
temuan audit yang memiliki indikasi pelanggaran atau korupsi atau yang memerlukan audit
adjustment yang material. Kemudian dia berfikir untuk menggunakan penemuan audit tersebut
untuk memeras auditee. Walaupun baru dipikirkan, belum dilaksanakan, in mind auditor sudah
kehilangan independensinya

c. Kemahiran profesional

Auditor adalah profesional yang bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama.
Kecermatan mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit,
serta ketetapan laporan audit. Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif menuntut auditor
mempertimbangkan kompetensi dan kecukupan bukti tersebut.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit
yang sebenarnya, berkaitan dengan pe;aksanaan pemeriksaan akuntan di lapangan (audit field work),
mulai dari perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan
bukti-bukti audit sampai selesainya audit field work.

a. Perencanaan dan pengawasan yang memadai

Audit direncanakan secara layakuntuk memastikan audit itu memadai dan para asisten diawasi dengan
sebagaimana mestinya, karena sebagian besar pekerjaan lapangan dilakukan oleh anggota staf yang
kurang berpengalaman.

b. Memahami entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal

Auditor harus memahami bisnis dan industri klien, pemahaman ini akan membantu auditor dalam
mengidentifikasi resiko bisnis yang signifikan dalam laporan keuangan. Pemahaman terhadap sistem
pengandalian internal klien juga penting untuk mengurangi resiko bisnis klien, menjaga aset dan catatn,
serta menghasilkan informasi keuangan yang andal. Jika auditor yakin bahwa sistem pengendalian internal
klien memadai, maka jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan akan jauh lebih sedikit dibandngkan bila
pengendaliannya tidak memadai.

c. Bukti yang mencukupi dan tepat

Standar ini berisi tentang cara-cara yang harus dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan bahan bukti
yang cukup dan kompetenuntuk mendukung pendapat yang harus diberikan auditor terhadap kewajaran
laporan keuangan yang diauditnya.

3. Standar Pelaporan

Keempat standar pelaporan mengharuskan auditor menyiapkan laporan mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informatif, laporan auditor juga harus menyatakan apakah
laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan juga
mengidentifikasi keadaan dimana GAAP tidak diterapkan secara konsisten dalam tahun berjalan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

a. Standar pelaporan pertama

Standar ini tidak mengharuskan auditor untuk menyatakan tentang fakta, namun standar tersebut
mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Standar pelaporan kedua (Standar konsistensi)

Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam
penysunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya. Tujuan standar ini adalah memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan standar
akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya.

c. Standar pelaporan ketiga.

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi mencakup dimuatnya pengungkapan
informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup :
1) Bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan
2) Catatan atas laporan keuangan

d. Standar pelaporan keempat

Tujuan dari standar ini adlah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul
oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan

http://zakaria-alfaeyza.blogspot.com/2014/12/10-standar-audit-berdasarkan-institut.html

Anda mungkin juga menyukai