Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGATURAN DIET PENYAKIT DEMAM TYPOID PADA ANAK

Pokok Bahasan : Pengaturan Diet Penyakit Demam Typoid Pada Anak

Tempat : Poli Sub Anak

Sasaran : Ibu dan Anak

Waktu : 09.00 – 09.30 (30 menit)

Hari/Tanggal : 26 Desember 2019

Penyuluh :

A. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah menegikuti penyuluhan kesehatan diharapkan Ibu dan anak dapat memahami

tentang Pengaturan Diet Demam Typoid pada anak

B. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat dapat :

1. Menjelaskan Pengertian Demam Typoid

2. Menjelaskan Pengaturan Diet Demam Typoid Pada Anak

3. Menyebutkan Makanan Yang Diperbolehkan Untuk Penyakit Demam Typoid

4. Menyebutkan Makanan yang Harus Dihindari Untuk Penyakit Demam Typoid


C. Materi

1. Menjelaskan Pengertian Demam Typoid

2. Menjelaskan Pengaturan Diet Penyakit Demam Typoid Pada Anak

3. Menyebutkan Makanan Yang Diperbolehkan Untuk Penyakit Demam Typoid Pada Anak

4. Menyebutkan Makanan yang Harus Dihindari Untuk Penyakit Demam Typoid Pada

Anak

D. Metode : Diskusi dan tanya jawab

E. Media dan alat :

1. Leaflet

2. LCD

3. Pengeras suara
F. Kegiatan :

Kegiatan
Waktu
No Tahap
( menit )
Penyuluh Peserta

1. Pembukaan 5 menit 1) Perkenalan diri 1) Menyimak

2) Menjelaskan Tujuan Penyuluhan 2) Mendengarkan

penjelasan

2. Inti 20 menit 1) Penyampaian materi 1) Menyimak dan

mencatat

2) Bertanya

3) Menyimak

3. Penutup 5 menit 1) Kesimpulan 1) Menyimak

2) Evaluasi (bertanya) 2) Menjawab

3) Menutup pertemuan dan memberi 3) Menjawab

salam salam
Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN DEMAM TYPHOID

A. PENGERTIAN

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh kuman

salmonella thyposa. salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara oral melalui makanan

dan minuman yang terkontaminasi. tifoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever,

typhus dan paratyphus abdominalis (Syair, H. 2010). Organisme ini masuk melalui makanan

dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi

atau dibawa binatang kemakanan dari orang yang terinfeksi kuman salmonella (Smeltzer &

Bare, 2003).

Badan kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus Demam Tifoid di seluruh

dunia mencapai 16-33 juta. Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat

terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena Demam

Tifoid. Prevalensi demam tifoid paling tinggi pada usia 5 - 18 tahun karena pada usia tersebut

orang-orang cenderung memiliki aktivitas fisik yang banyak, dan kemudian kurang

memperhatikan pola makannya, akibatnya mereka cenderung lebih memilih makan di luar

rumah, atau jajan di tempat lain, khususnya pada anak usia sekolah, yang mungkin tingkat

kebersihannya masih kurang dimana bakteri Salmonella thypii banyak berkembang biak

khususnya dalam makanan sehingga mereka tertular demam tifoid. Pada usia anak sekolah,

mereka cenderung kurang memperhatikan kebersihan atau hygiene perseorangannya yang

mungkin diakibatkan karena ketidaktahuannya bahwa dengan jajan makanan sembarang

dapat menyebabkan tertular penyakit demam tifoid (Sudoyo, 2009)


Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk

penyakit menular yang tercantum dalam undang-undang no.6 tahun 1962 tentang wabah.

Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat

menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah. Surveilans Departemen

Kesehatan RI, frekuensi kejadian demam tifoid di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 9,2 dan

pada tahun 2008 terjadi peningkatan frekuensi menjadi 15,4/10.000 penduduk. Dari survai

berbagai rumah sakit di Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan 2012 memperlihatkan

peningkatan jumlah penderita sekitar 35,8% yaitu dari 19.596 menjadi 28.706 kasus. Untuk

itu perlu di lakukan penyuluhan terkait penatalaksnaan diet penyakit demam tifoid pada anak,

agar masyarakat mengetahui tentang asupan nutrisi yang harus diberikan pada penderita

demam tifoid

B. PATOFISIOLOGI

Penularan salmonella typhi dapat di tularkan melalui berbagai cara, yang dikenal sebagai

5 F yaitu Food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), vomitus (muntah), fly (lalat), dan

melalui faces. Fases dan muntah pada penderita tifoid dapat menularkan bakteri salmonella

typhi kepada orang lain. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana

lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang

tersebut kurang memeperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan, makanan yang

terkontaminasi masuk melalui mulut kemudian bakteri masuk kedalam lambung, sebagian

bakteri akan dimusnahkan oleh asam lambung, dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan

mencapai jaringan limpoid, didalam jaringan limpoid ini bakteri berkembang biak, lalu

masuk ke aliran darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk kelimfa, usus
halus, dan kandung empedu. Pada akhir masa inkubasi 5-9 hari bakteri kembali masuk

kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh, terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus.

C. ETIOLOGI

Demam tifoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan gram negatif salmonella

thyposa yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang

terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit,baik

ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa penyembuhan. Salmonella typhosa masuk

kedalam tubuh melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar kemudian kuman

masuk kedalam usus halus.

D. TANDA DAN GEJALA

1. Demam

2. Nyeri otot

3. Anoreksia

4. Mual dan muntah disertai Rasa tidak enak pada perut

5. Obstipasi atau diare


E. PENATALAKSANAAN

Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid bertujuan

menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya

komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan

dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine

untuk mencegah penularan. Demam dapat menimbulkan dehidrasi maupun gangguan

keseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Kebutuhan cairan

perlu di jaga agar anak tetap dalam keadaan tepenuhi cairan, karena akan terjadi perubahan

metabolic dalam tubuh yaitu peningkatan pemakaian kalori, pada saat demam setiap

kenaikan suhu 1oc di tambah 10-12% dari kebutuhan. Pada keadaan demam tubuh akan

mengalami peningkatan penguapan air dalam tubuh dan peningkatan perputaran udara dalam

saluran pernapasan. Dalam keadaan demam pengeluaran air meningkat sebanyak 3 kali lipat

di banding dalam keadaan normal melalui saluran pernafasan meskipun hanya beristirahat

ditempat tidur, demam tetap akan meningkatkan pengeluaran air.

F. PENCEGAHAN

1. Tingkatkan kebersihan diri dan lingkungan

2. Pilih makanan yang telah diolah dan disajikan dengan baik (memenuhi syarat kesehatan)

3. Untuk mengurangi kontaminasi atau meminimalisir penularan alat makan digunakan

terpisah

4. Tempat pencucian alat makan terpisah dan menggunakan sabun dan air yang mengalir
G. SYARAT DIET DEMAM TYPOID

Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan

penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam

thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita demam. Bahan makanan di konsumsi,

antara lain : Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan

makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga

dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. (Swastika

Agung, 2008).

1. Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas

2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

3. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total

4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total

5. Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk membantu meringankan

kerja system pencernaan

6. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin

7. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil


H. MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN

1. Makanan dianjurkan

a. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, kentang rebus, tepung-tepungan dibubur atau

dibuat puding

b. Sumber protein hewani: daging berserat halus seperti daging sapi, dan kambing,

daging ayam tanpa kulit, ikan direbus, ditumis, dikukus,diungkep, dipanggang; telur

direbus, ditim, diceplok air, susu maksimal 2 gelas per hari.

c. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis

d. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda,

bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis

e. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan

tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, alpukat

f. Lemaki : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah sedikit untuk menumis dan

mengoles

g. Minuman : teh encer, sirup, sari buah

h. Bumbu : garam, gula, salam, laos, kunyit, dan bawang

2. Makanan Tidak dianjurkan

a. Sumber karbohidrat : beras ketan, beras tumbuk/merah, jagung, ubi, singkong, talas,

yang di goreng. dodol dan kue-kue lain yang manis yang dapat menyebabkan batuk

b. Sumber protein hewani : daging berserat kasar seperti daging kerbau, kuda, serta

daging ayam dengan kulit, dan ikan diawetkan seperti ikan asin

c. Sumber protein nabati : Kacang merah, kacang polong serta kacang-kacangan kering
d. Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk, daun

pepaya, daun dan buah melinjo, oyong,timun sayuran yang berserat tinggi seperti:

brokoli, kubis, kol, jamur serta semua sayuran yang dimakan mentah

e. Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji, buah

yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka

f. Lemak : minyak untuk menggoreng yang dipakai berulang, dan santan

g. Minuman : kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol

h. Bumbu : cabe dan merica, dan berbau tajam

I. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Energi

dianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena kenaikan suhu

tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya mengkonsumsi 600-

1200kcal/day, tetapi asupan energi harus berangsur-angsur meningkat dengan pemulihan

dan toleransi ditingkatkan

2. Protein

Kebutuhan protein lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi daripada ketinggian

demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan, asupan protein harus

ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2 gram protein / kg / berat badan / hari. Untuk

meminimalkan kehilangan jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi seperti susu

dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling mudah dicerna dan

diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus ditambah dengan minuman

protein tinggi
.

3. Karbohidrat

Asupan karbohidrat disarankan untuk mengisi glikogen tubuh. Karbohidrat Mudah

dicerna, seperti madu, gula tebu. Bahan ini baik karena dalam proses pencernaan lebih

sedikit dan berasimilasi dengan baik.

4. Diet Serat

Diet rendah serat atau rendah sisa dianjurkan hal ini bertujuan untuk mengistirahatkan

sistem pencernaan dan meringankan kerja sistem pencernaan karena adanya infeksi atau

luka di sistem pencernaan terutama usus halus disebabkan oleh mikroorganisme

salmonella thyposa.

5. Lemak

Karena adanya diare, dianjurkan diet lemak yang mengandung lemak tidak jenuh, lemak

ini dapat membantu mengurangi peradangan, sumber makanan antara lain krim, mentega,

susu, kuning telur, dan ikan salmon karena mudah dicerna. Hindari konsumsi makanan

yang digoreng

6. Mineral

Karena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti natrium, kalium dan klorida. Bahan

makanan seperti kaldu, jus buah, dan susu dapat dianjurkan, susu diberikan dalam jumlah

maksimal 2 gelas/hari jika terlalu banyak diberikan akan memicu timbulnya diare.

Suplemen zat besi diberikan untuk mencegah anemia. Jenis makanan yang mengandung

zat besi antara lain ikan tuna, salmon, ayam, daging merah, kentang, bayam, dan kacang

kedelai
7. Vitamin

Karena infeksi dan demam, perlu adanya peningkatan asupan antara lain vitamin A dan

vitamin C, kedua vitamin ini berfungsi sebagai Antioksidan yang berguna untuk

meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin A dan C yang bersumber dari sayuran dan buah

terutama yang berserat halus atau rendah sisa seperti sayuran : bayam, labu siam, tomat

dan wortel. Buah : yang dianjurkan buah segar yang matang tanpa kulit dan tidak banyak

menimbulkan gas seperti : papaya, pisang, dan jeruk.

8. Cairan

Dalam keadaan demam pengeluaran air meningkat sebanyak 3 kali lipat di banding dalam

keadaan normal melalui saluran pernafasan meskipun hanya beristirahat ditempat tidur,

demam tetap akan meningkatkan pengeluaran air. Dalam rangka memenuhi kebutuhan

cairan selama sakit, perlu diperhatikan jumlah dan volume asupan cairan pada anak.

Asupan cairan antara lain dalam bentuk minuman, jus, susu, sup dan air putih.
CONTOH MENU MAKAN SEHARI

Hidangan Berat URT kalori


(gram)

Makan Pagi

Nasi Lunak 75 ¾ gelas 150


Lauk hewani 50 1 potong 80
Lauk Nabati 30 1 potong 50
Sup 75 1 mangkok kecil 70
Minyak canola 3 1/2 sdm 50
Jam 10:00

Jus Buah 50 1/2 ptg 100


Makan siang

Nasi lunak 75 150


Lauk hewani 50 1 potong 80
Lauk nabati 30 1 potong 50
Sayur bening 75 1 mangkok kecil 70
Minyak canola 3 1/2 sdm 50
Jam 16:00

Buah 50 1/2 ptg 100


Puding Susu 50 1 cup 50
Makan malam
Nasi Lunak 75 ¾ gelas 150
Lauk hewani 50 1 potong 80
Lauk nabati 30 1 potong 50
Sup 75 1 mangkok kecil 70
Minyak canola 3 1/2 sdm 50

TOTAL 1450 Kalori


Makanan dianjurkan Makanan tidak dianjurkan

a. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti a. Sumber karbohidrat : beras ketan, beras
bakar, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan tumbuk/merah, jagung, ubi, singkong, talas,
dibubur atau dibuat puding dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih
b. Sumber protein hewani: daging empuk, hati, b. Sumber protein hewani : daging berserat kasar,
ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus,diungkep, serta daging ayam dengan kulit, dan ikan
dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, diawetkan seperti ikan asin
didadar, dicampur dalam makanan dan minuman; c. Sumber protein nabati : Kacang merah,
susu maksimal 2 gelas per hari. kacang polong serta kacang-kacangan kering
c. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, d. Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti :
direbus, ditumis daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun
d. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang dan buah melinjo, oyong,timun sayuran yang
seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu berserat tinggi seperti: brokoli, kubis, kol, jamur
siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, serta semua sayuran yang dimakan mentah
ditumis e. Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan
e. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang dengan kulit seperti apel, jambu biji, buah yang
matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti durian dan nangka
menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, f. Lemak : minyak untuk menggoreng yang
alpukat dipakai berulang, dan santan
f. Lemak nabati : margarin, mentega, dan minyak g. Minuman : kopi dan teh kental; minuman yang
dalam jumlah terbatas untuk menumis dan mengandung soda dan alkohol
mengoles h. Bumbu : cabe dan merica, dan berbau tajam
g. Minuman : teh encer, sirup, sari bbuah
h. Bumbu : garam, gula, salam, laos, kunyit, kunci
dalam jumlah terbatas.

Anda mungkin juga menyukai