Disusun oleh :
NPM : 200110130399
Kelas : G
1.1 Pendahuluan
industri maupun domestik yang jika dibiarkan begitu saja akan menghasilkan
dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Maka dari itu perlu dilakukan pengolahan
limbah agar mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dan manfaat yang lebih
banyak.
Limbah dibagi menjadi dua yaitu organik dan anorganik. Salah satu
dilakukan baik secara aerob maupun anaerob. Untuk dapat memasok hara yang
dibutuhkan nisbah antara karbon dan nitrogen dalam suatu bahan. Selain itu untuk
membuat mikroba dapat tumbuh baik dalam proses pengomposan, diperlukan kadar
Mengingat pentingnya nisbah C/N dan kadar air yang sesuai dalam suatu
memperhatikan % karbon. % nitrigen dan % kadar air bahan. Oleh karena itu, dalam
praktikum ini dilakukan perhitungan nisbah C/N dan kadar air terlebih dahulu
antara karbon dan nitrogen bahan sesuai, begitupun dengan kadar air bahan akan
sesuai. Sehingga pada akhirnya proses dekomposisi akan berlangsung baik dan
Adapun maksud dan tujuan dari dilakukannya perhitungan nisbah C/N dan
Mengetahui kadar air bahan dan kekurangan kadar air campuran bahan
1.2.1 Alat
Kalkulator
Alat tulis
1.2.2 Bahan
Feses domba
Jerami
dalam tabel.
(%N.A) + (%N.B)
*Keterangan :
1. Setelah dihitung nisbah C/N feses domba dan jerami, maka diperoleh
dengan rumus :
100
100
3. Menghitung kadar air campuran kedua bahan (feses domba dan jerami)
dengan rumus :
- Kadar air campuran = Total kadar air feses domba dan jerami
1.3.2 Pembahasan
lakukan adalah menghitung nisbah C/N dan kadar air dari feses domba dan jerami
yang digunakan sebagai bahannya. Nisbah C/N ini perlu dihitung terlebih dahulu
suatu bahan. Nisbah C/N sangat penting untuk memasok hara yang diperlukan
membentuk protein. Terlalu besar (>40) atau terlalu kecil (<20) nisbah C/N akan
menunjukkan sebagai bahan yang sukar terdekomposisi, sedang nisbah C/N rendah
relatif menunjukkan persentasi yang lebih besar bahan yang mudah terdekomposisi.
Dalam praktikum, nisbah C/N kelompok saya yaitu 30. Itu artinya bahwa
rasio nisbahd C/N nya tidak terlalu besar maupun terlalu kecil sehingga tidak akan
mengganggu proses dekomposisi awal yang akan dilakukan. Dari nisbah C/N 30,
dengan bahan yaitu feses domba yang mengandung karbon 30.80 % dan nitrogen
1.86 %, jika dicampurkan dengan jerami yang mengandung karbon 34.75 % dan
nitrogen 0.74 % akan menghasilkan imbangan campuran feses domba : jerami yaitu
2 kg : 1 kg.
Selain rasio nisbah C/N yang perlu dihitung dari suatu campuran bahan yang
akan didekomposisi, kadar air suatu bahan pun harus dihitung terlebih dahulu agar
Dalam literatur yang saya dapatkan, kadar air harus dibuat dan
bakteri tidak berfungsi, sedangkan bila lebih dari 60 % akan menyebabkan kondisi
anaerob. Kadar air dapat diukur dengan cara yang mudah yaitu dengan meremas
bahan. Kadar air 60 % dicirikan dengan bahan yang terasa basah bila diremas, tetapi
Bahan yang kami campurkan yaitu feses domba dan jerami yang masing-
masing bahan mempunyai kandungan air 50.30 % dan 10.31 %. Dari perhitungan
kadar air dengan menggunakan rumus yang ada di atas, ternyata didapatkan %
kadar air campuran kedua bahan ini hanya 24.3 %. Ini berarti kadar airnya kurang
dari yang seharusnya yaitu 60 %. Maka dari itu kekurangan airnya yaitu 35.7 %.
Jika dilakukan perhitungan kembali dengan menggunakan rumus yang ada, air yang
perlu ditambahkan agar kadar air campuran kedua bahan ini mencapai 60 % yaitu
2.677 kg. Dengan perhitungan kadar air yang memenuhi nilai seharusnya ini maka
seharusnya.
1.4 Simpulan
Rasio nisbah C/N dan kadar air suatu bahan perlu dihitung terlebih dahulu agar
berlangsung dengan baik dan benar. Nisbah C/N 30 untuk bahan feses domba dan
Sedangkan kadar air campuran kedua bahan yaitu 24.3 %. Kekurangan air yang
perlu ditambahkan agar mencapai 60 % yaitu 35.7 % atau sekitar 2.677 kg.
Daftar Pustaka
Rachman Sutanto. 2002. Pertanian Organik menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.
Yovita Hety. 2007. Membuat Kompos secara Kilat. Swadaya. Jakarta
II
2.1 Pendahuluan
benar-benar menjadi kompos. Salah satu proses yang terjadi yaitu dekomposisi
awal bahan. Perhitungan C/N dan kadar air bahan menjadi salah satu faktor penentu
mengetahui proses yang akan terjadi dan untuk melihat hasil pengomposan berhasil
atau tidak, maka di dalam praktikum ini dilaksanakan proses dekomposisi awal
untuk melihat bagaimana terjadinya pengomposan dan kriteria apa saja yang
pada,
2.2.1 Alat
Bak plastik
Timbangan
Tongkat bambu
Karung plastik
Kardus
2.2.2 Bahan
Jerami
1. Menyiapkan feses sapi perah dan jerami yang telah dihitung nisbah C/N dan
kadar airnya.
3. Mencampurkan kedua bahan (feses sapi perah dan jerami) yang telah
jerami kering adalah untuk menyerap bau yang timbul pada proses
dekomposisi awal.
6. Menyusun campuran feses sapi perah dan jerami yang telah homogen di
dalam karung.
bambu yang sama selapis demi selapis sampai karung terisi penuh.
9. Setelah karung penuh, lapisan paling atas dilapisi kembali dengan jerami
10. Menutup bagian atas jerami dengan kardus selebar diameter karung untuk
bagian atas.
11. Untuk menjaga kelembaban, bagian samping karung diselimuti dengan kain
12. Karung yang sudah diselimutin kain lembab disimpan di tempat yang
dengan cara memeriksa kain penutup karung. Jika kōain penutup terlihat
16. Hasil dekomposisi dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian untuk substrat
biogas dan satu bagian lagi diproses lebih lanjut untuk dijadikan pupuk
17. Satu bagian untuk substrat biogas dimasukkan langsung ke dalam digester.
18. Satu bagian untuk bahan baku POC dan POP diangin-anginkan sampai
kering.
1 62
2 62
3 62
4 53
5 53
6 53
7 53
(khas jamur)
2.3.2 Pembahasan
Pada proses dekomposisi awal, bahan yang digunakan yaitu feses sapi perah
dan jerami. Perbandingan yang digunakan dalam mencampur kedua bahan ini yaitu
feses sapi perah : jerami = 1 : 2. Karena bahan yang digunakan yaitu bahan organik,
maka bahan ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan
menggunakan oksigen terlarut. Dekomposisi merupakan proses penguraian
material bahan oleh mikroba aerobik. Proses dekomposisi terdiri dari hidrolisis,
masuk dan tinggal pada lapisan aerobik akan makin besar pula kebutuhan oksigen
bagi mikroba yang mendekomposisi, bahkan jika keperluan oksigen bagi mikroba
yang ada melebihi konsentrasi oksigen terlarut, maka oksigen terlarut bisa menjadi
nol dan mikroba aerob pun akan musnah digantikan oleh mikroba anaerob dan
Dalam proses dekomposisi secara aerob ini, pada bagian paling bawah dan
paling atas susunan dalam karung digunakan jerami kering untuk menyerap bau
yang timbul pada proses dekomposisi awal. Sebelum dilakukan proses dekomposisi
ini pun dilakukan perhitungan nisbah C/N dan kadar air terlebih dahulu. Setelah
seminggu, proses dekomposisi pun berakhir dan terjadi beberapa perubahan yaitu
suhu awal 62 0C berubah menjadi 53 0C. Dari segi fisik, bau dan warna pun berubah.
Proses dekomposisi yang berhasil akan menghasilkan warna yang seperti tanah dan
2.4.1 Simpulan
dari suhunya yang berubah, keadaan fisik, warna dan baunya juga berubah
Daftar Pustaka
Yanuar Yogha. 2011. Proses Dekomposisi Bahan Organik secara Aerob dan
Anaerob. Kanisius. Yogyakarta.
III
PEMBUATAN BIOGAS
3.1 Pendahuluan
biogas. Mengingat bahwa di dalam limbah ternak terdapat gas methan yang bisa
dijadikan sebagai sumber energi, maka salah salah satu pemanfaatannya yaitu
alat-alat dan bahan yang dibutuhkannya, maka dalam praktikum ini dibahas
fakultas peternakan nantinya akan dapat membuat biogas dari limbah peternakan
Adapun maksud dan tujuan dari dilakukannya pembuatan biogas yaitu agar
praktikan :
Gunting
3.2.2 Bahan
- Selang plastik
- Seal tape
- Sokdrat dalam
- Kran
- Ban karet
Air
gas.
penutupnya.
3. Kemudian penampung gas terbuat dari ban karet bagian dalam yang
substrat 75%.
perhitungan.
Perhitungan :
- BK yang digunakan : 3 kg
- Kandungan air : 10 %
3.3.2 Pembahasan
Biogas merupakan proses produksi energi berupa gas yang berjalan melalui
proses biologis. Hal ini menyebabkan terdapatnya berbagai komponen penting yang
berpengaruh dalm proses pembuatan biogas. Gas yang dimanfaatkan sebagai energi
dari pembuatan biogas adalah berupa gas methan. Gas methan diperoleh melalui
proses dekomposisi bahan-bahan organik secara anaerob oleh mikroorganisme. Gas
methan dapat diperoleh dari kotoran ternak setalah melalui serangkaian proses
dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai dengan kemampuan. Instalasi biogas yang
digunakan di praktikum ini dibuat dari bahan dasar drum plastik yang digabungkan
dengan bahan lainnya. Pada prinsipnya pembuatan instalasi ini yaitu untuk
menangkap gas methan yang dihasilkan dari kotoran ternak tersebut yang kemudian
melalui beberapa rangkaian yang nantinya akan keluar sebagai gas yang disebut
dengan biogas.
biogas dengan asumsi kadar air bahan di atas 70 %, BK yang digunakan 3 kg dan
pembuatan biogas yaitu kadar airnya 0.3 %, BK 24.43 % dan kadar air total substrat
75.57 %.
3.4 Simpulan
Biogas merupakan proses produksi energi berupa gas yang berjalan melalui
proses biologis. Gas yang dapat dibuat menjadi biogas yaitu gas methan yang
didapatkan dari hasil proses dekomposisi bahan organik dalam kondisi anaerob
Daftar Pustaka
IV
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
4.1 Pendahuluan
Melihat potensi limbah peternakan yang begitu besar jumlahnya yang jika
dibiarkan begitu saja akan berdampak buruk terhadap lingkungan, maka limbah ini
yang bisa terjadi. Selain biogas dan pengomposan, limbah ternak ini bisa juga
diolah menjadi pupuk organik cair (POC). Pupuk organik cair ini dapat digunakan
untuk tanaman pertanian maupun tanaman lainnya agar dapat tumbuh dengan baik.
Untuk mengetahui cara membuat pupuk organik cair yang benar dan
organik cair, maka di dalam praktikum ini kami melakukan pembuatan pupuk
organik cair dengan harapan agar kami dapat membantu melakukan penngolahan
terhadap limbah ternak yang ada sehingga nantinya dapat mengurangi dampak
(POC).
maupun lingkungan.
dilaksanakan pada,
4.2.1 Alat
Bak plastik
Timbangan
Saringan
Gelas ukur
Ember
Gayung
Kran
4.2.2 Bahan
Substrat (campuran jerami dan feses sapi perah) yang sudah kering
Air panas
Gula putih
panas (± 1 – 2 jam).
diperoleh sebanyak 4 liter suspensi yang kental / hitam pekat dan 4 liter
untuk suspensi yang encer untuk setiap 1 kg substrat kering. 4 liter suspensi
pekat dipersiapkan untuk POC dan 4 liter suspensi encer dipersiapkan untuk
pakan imbuhan.
menjadi POC).
mungkin.
suspensi encer
4.3.2 Pembahasan
organik cair ini merupakan salah satu hasil pupuk yang berbentuk cair yang
berisikan unsur hara organik. Proses pembuatan pupuk organik cair ini bermacam-
macam, mulai dari proses sederhana sampai pada proses ilmiah. Hal yang perlu
lainnya yang berperan dalam penyediaan unsur hara tanaman. Selain unsur hara,
pupuk organik cair ini berisikan pula mikroba yang mempunyai sifat fiksasi oksigen
dan pelarut phospat. POC ini berupa cairan suspensi dan media carier
6 – 7,3.
POC ini dibuat dengan menggunakan substrat kering yang telah dibuat di
praktikum sebelumnya. Substrat disiram dengan air panas agar lebih cepat dalam
proses ekstraksi. Selain itu substrat pun disusun 3 susunan agar proses berlangsung
lebih cepat dan merata. Substrat pun disaring menggunakan saringan agar nantinya
tidak ada jerami yang ikut terbawa ke dalam suspensi pupuk organik cair yang telah
jadi. Substrat ini akan menghasilkan suspensi yang pekat yang nantinya akan
dijadikan POC dan suspensi encer yang akam digunakan sebagai pakan imbuhan.
Dalam 1 kg substrat kering dihasilkan 4 liter suspensi pekat dan 4 liter suspensi
encer.
hama dan penyakit, kandungan unsur hara seimbang, mudah diserap tanaman, dapat
aman bagi pengguna, juga meningkatkan kesuburan tanah (media tanam), baik
4.4 Simpulan
(POC). POC dapat dibuat dengan menggunakan substrat yang telah kering
kemudian difiltrasi dan ditambahkan dengan gula putih. Kandungan yang ada
dalam POC yaitu unsur N, P, K, unsur hara dan mikroba yang mempunyai sifat
ketahanan tanaman dari hama dan penyakit, kandungan unsur hara seimbang,
mudah diserap tanaman, meningkatkan aktifitas mikroba dan enzim, meningkatkan
lingkungan dan aman bagi pengguna, dan meningkatkan kesuburan tanah (media
Daftar Pustaka
Atom. 2011. Pupuk Organik Cair. PT.Tunas Karisma. Jakarta.
Dilasyah. 2013. Pupuk Organik Cair (POC). Siramorganik. Jakarta.
V
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT (POP)
5.1 Pendahuluan
Limbah ternak dapat diolah menjadi pupuk organik padat (POP). Orang
awam yang tidak mengetahui pengolahan limbah ternak tidak akan bisa membuat
POP karena dibutuhkan pemahaman dan pelatihan yang benar hingga POP ini dapat
dibuat. Prinsip pembuatan POP dengan vermikompos ini pun dapat dilakukan untuk
mengolah limbah ternak. Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui apa itu
Maka dari itu, dalam praktikum kali ini dilakukan pembuatan pupuk organik
dengan harapan dapat memanfaatkan cacing tanah yang populasinya melimpah dan
dilaksanakan pada,
5.2.1 Alat
Timbangan
Bak plastik
Karton
Mangkok plastik
Plastik
5.2.2 Bahan
Cacing tanah
cacing tanah.
permukaan wadah.
6. Media kompos dalam bak disisihkan sedikit tempat sebagai media cacing.
tempatnya.
8. Menempatkan bak yang sudah berisi cacing tanah di tempat yang sudah
dilindungi.
9. Setelah 1 minggu cacing tanah dipanen.
Perhitungan
- Kadar air 10 %
5.3.2 Pembahasan
campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau pakan dalam
budidaya cacing tanah. Oleh karena itu vermikompos merupakan pupuk organik
adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang dan
menguraikan bahan organik dengan lebih cepat. Oleh karena itu selain dapat
air sebesar 40-60%. Hal ini karena struktur vermikompos yang memiliki ruang-
bentuk terlarut. Cacing tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak larut menjadi
bentuk terlarut. yaitu dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat dalam alat
diserap oleh akar tanaman untuk dibawa ke seluruh bagian tanaman. Vermikompos
Hasil vermikompos telah terlihat setelah hari ke-7 disimpan di dalam media.
Cacing yang tadinya kecil-kecil dengan cepat berubah menjadi besar. Metode
vermikompos ini sedang banyak digunakan untuk pembuatan POP karena tidak
membutuhkan biaya banyak dan aktivitas cacing tanah ini dapat lebih cepat
membuat substrat hasil dari POC ini berubah menjadi pupuk organik padat (POP).
5.4 Simpulan
tanaman, merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah, dapat membantu proses
Daftar Pustaka
Mashur. 2001. Vermikompos (Kompos Cacing Tanah) Pupuk Organik Berkualitas
dan Ramah Lingkungan. IPPTP. Mataram.