Anda di halaman 1dari 10

LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan konsep yang sangat luas. Contohnya, selama


hidupnya, seekor bonatang seperti rakun cenderung berinteraksi dengan jutaan
organisme lain (bakteri, organisme makanan, parasit, pasangan, predator), minum
air berlebihan, menghirup banyak udara, dan bereaksi pada perubahan temperature
dan kelembapan setiap harinya. Macam konsep lingkungan dapat dibedakan
menjadi faktor biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup).

Faktor Biotik

Faktor biotik dari sebuah lingkungan organisme mencakup semua bentuk


kehidupan yang berinteraksi dengan lingkungan tersebut. beberapa kategori
seperti: tumbuhan yang berfotosintesis; binatang yang memakan organisme lain;
bakteri dan jamur yang menguraikan; bakteri, virus, dan organisme parasit lainnya
yang menyebabkan sakit;dan individu lain dari spesies yang sama.

Faktor Abiotik

Faktor abiotik merupakan benda mati yang mempengaruhi sebuah organisme.


Mereka dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori yang luas: energy, benda
mati, ruang hidup, dan proses yang melibatkan interaksi dari benda mati dan
energy. Energi dibutuhkan oleh semua organisme untuk mempertahankan hidup
mereka. Sumber energy yang paling hebat untuk hampir semua organisme adalah
matahari; dalam kasus tumbuh-tumbuhan, matahari secara langsung menyediakan
energy yang dibutuhkan tumbuhan untuk mempertahankan hidup mereka. Hewan
mempertahankan hidupnya dengan memakan tumbuh-tumbuhan atau hewan lain
yang memakan tumbuhan. Akhirnya, jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan
hidup di suatu area ditentukan oleh jumlah energy tumbuh-tumbuhan, alga, dan
bakteri yang bisa ditangkap.

Zat dalam bentuk atom seperti karbon, nitrogen, dan fosfor, dan molekul seperti air
menyediakan krangka structural organisme. Organisme secara konstan
mendapatkan material tersebut dari lingkungan sekitar. Atom tersebut menjadi
bagian dari struktur tubuh organisme dalam jangka pendek, dan secepatnya semua
atom tersebut kembali ke lingkungannya melalui respirasi, ekskresi, atau kematian
dan pembusukan.
Tempat tinggal organisme memiliki struktur yang tidak biasa dan lokasi yang juga
merupakan aspek abiotik yang penting di lingkungannya. Beberapa organisme
hidup di samudra; beberapa hidup darat diatas permukaan laut; sebagian lainnya
hidup di puncak gunung atau terbangg di udara. Beberapa tempat tinggal homogen
dan rata; yang lainnya tersusun atas batuan dengan ukuran yang berbeda. Beberapa
area dekat dengan garis ekuator: yang lainnya dekat dengan kutub.

Proses ekologi melibatkan interaksi antara zat dan energy. Iklim (cuaca rata-rata
pertahun) di suatu area melibatkan energI dalam bentuk radiasi sinar matahari yang
berinteraksi dengan zat yang membentuk bumi. Macam macam iklim yang ada
ditentukan oleh beberapa faktor yang berbeda, termasuk jumlah radiasi sinar
matahari, jaraknya dengan ekuator, arah angin, dan dekatnya air. Intensitas dan
durasi sinar matahari di suatu area menyebabkan perubahan temperature setiap hari
dan musim. Perbedaan temperature mengatur udara. Radiasi sinar matahari juga
berpengaruh terhadap tingginya air di lautan dan evaporasi air yang ke atmosfir
yang setelahnya jatuh sebagai hujan. Tergantung pada iklim, hujan bisa berupa
beberapa jenis: hujan air, salju, es, ataupun kabut. Selanjutnya, ada kemungkinan
pola hujan musiman. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh pola cuaca
daerah tersebut, topografi lokal, dan sejarah geologi dari area itu. Faktor-faktor
tersebut berinteraksi untuk menghasilkan tanah yang berpasir, kering, dan tidak
subur sampai subur dan basah dengan partikel yang baik.

FAKTOR PEMBATAS

Meskipun organisme berinteraksi dengan lingkungannya dengan berbagai cara,


faktor tertentu bisa sangat penting pada kesuksesan suatu spesies. Kekurangan atau
ketidak adaan dari suatu faktor dapat membatasi keberhasilan suatu spesies; oleh
sebab itu, hal tersebut dinamakan faktor pembatas. Faktor pembatas dapat berupa
abiotik ataupun biotic dan dapat sangat berbeda antara satu spesies dengan spesies
lainnya. Beberapa tumbuhan dibatasi oleh kelangkaan air, cahaya, atau nutrisi
khusus dari tanah. Hewan bisa dibatasi iklim atau keberadaan makanan tertentu.
Contohnya, beberapa ular dan kadal terbatas pada bagian dunia yang lebih panas
karena mereka memiliki kesulitan dalam mengatur suhu tubuh mereka pada iklim
dingin dan tidak dapat bertahan lama di cuaca dingin. Kupu-kupu Monarch
terbatas pada jumlah tumbuhan milkweed yang tersedia karena ulat mereka hanya
memakan tumbuhan ini.
Faktor pembatas untuk beberapa jenis ikan adalah jumlah oksigen yang tersedia di
dalam air. Dengan aliran yang cepat, sungai di pegunungan, kadar oksigen di
dalamnya sangat tinggi dan oleh karenanya menyediakan lingkungan yang baik
untuk ikan trout. (lihat gambar 5.3.) ketika aliran sungai menuruni gunung,
kecuraman lereng gunung pun berkurang, yang berakibat pada berkurangnya aliran
yang deras dimana air menabrak batu dan beroksigenisasi. Selanjutnya, ketika
sungai menjadi lebih lebar, langit langit pohon sepanjang sungai menjadi lebih
tipis, dan barakibat pada masuknya sinar matahari yang menghangatkan air. Air
yang lebih hangat tidak mengandung oksigen sebanyak air dingin. Oleh karena itu,
aliran sungai yang lebih lambat, dan air yang lebih hangat mengandung oksigen
yang lebih sedikit daripada aliran yang cepat, dan dingin. Ikan seperti Black Bass
dan Walleye beradaptasi pada area seperti itu, karena mereka mampu mentolerir
konsentrasi oksigen yang lebih sedikit dan temperatur air yang lebih tinggi. Ikan
trout tidak mampu bertahan pada kondisi tersebut tidak dapat ditemukan di air
yang hangat dan kurang oksigen. Setiap spesies ini memiliki tingkatan toleransi
terhadap konsentrasi oksigen dan temperatur air. Oleh karena itu, kurangnya
oksigen dan temperature air yang tinggi adalah faktor pembatas bagi penyebaran
ikan trout.

Faktor lainnya, seperti adanya lumpur, dapat menjadi faktor pembatas bagi
beberapa spesies ikan. Lumpur mengurangi penglihatan, membuat ikan kesulitan
mencari makan, dan menyelimuti batu kerikil yang digunakan untuk bertelur.
Mengurangi cahaya juga mengurangi proses potosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan air dan alga, yang memiliki pengaruh pada jumlah oksigen di dalam air.
Karena lumpur menyebabkan air menjadi lebih gelap, partikel di dalam air
menyerap sinar matahari dan menyebabkan air menjadi lebih hangat. Dengan
kondisi seperti ini, ikan Bass dan Waleyye dapat diganti dengan ikan carp dan lele,
yang memiliki kemampuan untuk bertahan pada suhu yang tinggi dan oksigen
yang lebih sedikit dan oleh karenanya dapat bertahan lebih baik di dalam air yang
mengandung lumpur yang sangat banyak.

HABITAT DAN POSISI

Seperti yang sudah kita lihat sebelumnya, tidak mungkin mengerti suatu organisme
tanpa melihat lingkungannya. Suatu lingkungan mempengaruhi organisme, dan
organisme mempengaruhi lingkungan. Untuk lebih memperhatikan elemen spesifik
dari interaksi tersebut, ahli ekologi telah mengembangkan dua konsep yang harus
dimengerti lebih jelas lagi: habitat dan manfaat.

Habitat

Habitat suatu organisme adalah tempat dimmana organisme itu tinggal, tempat
tinggal organisme. Kita cenderung mengkarakterisasikan habitat suatu organisme
dengan menekankan pada ciri fisik yang menonjol atau ciri-ciri biologis dari
lingkungannya seperti tipe tanah, keberadaan air, kondisi iklim, atau spesies utama
tumbuhan yang hidup di area tersebut. contohnya, lumut adalah tumbuhan kecil
yang harus dilapisi oleh selaput air yang tipis agar bisa bereproduksi. Selanjutnya,
banyak jenisnya yang kering dan mati jika terlalu banyak terkena sinar matahari,
angin, dan kemarau. Oleh karena itu, tipe habitat lumut cenderung dingin, basah,
dan teduh. (lihat gambar 5.4.) demikian juga, sungai dengan aliran yang kencang,
dingin dan beroksigenisasi dengan baik dengan jumlah serangga yang banyak
merupakan habitat yang baik bagi ikan trout, sementara padang rumput yang
terbuka dengan banyak rumput baik untuk bison, anjing liar, dan beberapa jenis
burung elang. Tongeret hanya akan bertempat tinggal di area dimana pohon elm
hidup. Persyaratan biologis tertentu suatu organisme menentukan jenis habitat
dimana kita bisa menemukannya.

Posisi—Peran

Posisi suatu organisme merupakan fungsi yang dimiliki dilingkungannya (profesi).


Deskripsi dari posisi organisme melibatkan semua hal yang mempengaruhi
organisme dengan apaorganisme itu berinteraksi seperti bagaimana organisme itu
memodifikasi lingkungan fisiknya. Selanjutnya, deskripsi posisi melibatkan semua
hal yang terjadi pada organisme tersebut. contohnya, berang-berang sering
membanjiri suatu area dengan membangun bendungan yang terdiri dari lumpur dan
batang kayu. (lihat gambar 5.5.) Banjir tersebut memiliki beberapa efek. Banjir itu
menyediakan berang-berang dengan area yang memiliki air yang lebih dalam, yang
dibutuhkannya untuk berlindung; itu juga menyediakan sebuah habitat kolam
untuk banyak binatang seperti bebek dan ikan;dan itu membunuh pohon yang tidak
dapat hidup di tanah yang dipenuhi air. Binatang yang tertarik ke dalam kolam dan
berang-berang seringkali dimangsa predator. Setelah berang-berang memakan
makannan yang sesuai, sperti aspen, mereka meninggalkan kolam, bermigrasi ke
area lain sepanjang sungai dan memulai kembali semua proses.
Dengan penjelasan karakteristik berang-berang tersebut, kita dapat melihat
beberapa pengaruh yang dimilikinya terhadap lingkungannya. Berang berang
merubah lingkungan dengan membanjirinya, membunuh pohon-pohon,
meningkatkan lingkungan untuk binatang lainnya, dan menyediakan bahan
makanan bagi predator. Ini hanyalah kilasan dari berbagai aspek interaksi berang-
berang dengan lingkungannya. katalog komplit dari semua aspek posisinya dapat
dibuat di buku yang berbeda.

Organisme familiar lainnya dalah bunga dandelion, posisinya melibatkan fakta


bahwa dandelion adalah tumbuhan yang oportunis yang dapat tumbuh dengan
cepat di tempat yang terganggu dan terkena sinar matahari. Dandelion dapat
menghasilkan ribuan benih yang mirip parasut yang dengan mudahnya terbawa
angin sampai ke tempat yang jauh. (kamu mungkin telah membantu proses ini
dengan meniup koleksi benih yang putih dan lembut dari buah dandelion yang tua.)
selanjutnya, dandelion sering memproduksi beberapa kumpulan bunga per
tahunnya. Karena terdapat banyak benih dan benih-benih tersebut mudah sekali
disebarkan, pohonnya sangat mudah tumbuh di temapat yang terkena sinar
matahari bahkan di tempat yang terganggu, termasuk diatas rumput. Karena
dandelion adalah tumbuhan, aspek utaman posisinya adalah kemampuan untuk
melakukan potosintesis dan tumbuh. Dandelion menggunakan air dan nutrisi dari
tanah untuk memproduksi bagian tumbuhan yang baru. Karena dandelion
membutuhkan cahaya matahari langsung untuk dapat tumbuh dengan baik,
pemotongan rumput menyediakn kondisi yang tepat untuk dandelion karena
vagetasinya tidak pernah mengizinkannya untuk tumbuh sangat tinggi karena
dandelion tertutup rumput. Banyak binatang, termasuk manusia menggunakan
tumbuhan sebagai makanan. Daun muda bisa dimakan sebagai salad, dan
bunganya dapat digunakan untuk membuat anggur dandelion. Lebah mengunjungi
bunganya sesekali untuk mendapatkan nectar dan madu.

PERAN SELEKSI ALAM DAN EVOLUSI

Karena organisme pada umumnya mudah beradaptasi pada lingkungannya dan


mengisi peran tertentu, sangat penting bagi kita untuk mengembangkan pengertian
tentang proses yang mendorong pada adaptasi tingkat tinggi ini. Selanjutnya,
karena mekanisme yang menghasilkan adaptasi muncul diantara suatu spesies, kita
harus mengerti sifat dari suatu spesies.

GEN, POPULASI, DAN SPESIES

Kita dapat melihat organisme dari beberpa sudut pandang. Kita dapat
mempertimbangkan suatu individu, kelompok individu dari jenis yang sama, atau
kelompok yang berbeda dari kelompok lainnya. Hal ini mendorong kita untuk
membicarakan tiga konsep yang saling berhubungan.

Gen adalah bagian yang jelas dari DNA yang menentukan karakteristik suatu
individu. Ada gen untuk struktur seperti bentuk daun atau warna bulu. Sifat seperti
jangkrik yang mengerik atau aktivitas bermigrasi, dan proses fisiologi seperti
potosintesis atau kontraksi otot.l setiap individu memiliki memiliki seperangkat
gen tertentu.

Suatu populasi dianggap sebagai semua organisme sejenis yang ditemukan di suatu
area tertentu. Setiap individu dari suatu populasi memiliki seperangkat gen yang
mirip, walaupun aka nada variasinya di setiap individu. Karena terdapat suatu
perbedaaan genetik di antara individu di dalam suatu populasi, suatu populasi
memiliki lebih banyak jenis gen daripada satu individu di dalam populasi tersebut.
Reproduksi juga ikut ambil bagian di antara individu dalam suatu populasi
sehingga gen diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Konsep spesies
merupakan sebuah kelanjutan dari konsep konsep gen, kelompok, dan reproduksi.

Suatu spesies adalah suatu populasi dari semua organisme yang mampu
bereproduksi secara alami antar sesamanya dan memiliki keturunan yang
bereproduksi juga. Oleh karenanya, konsep suatu spesies merupakan konsep
populasi. Organisme individu bukanlah suatu spesies tetapi merupakan anggota
dari suatu spesies. Hal tersebut juga merupakan konsep genetic, karena individu
dari spesies yang berbeda tidak dapat bertukar gen melalui reproduksi. (lihat
gambar 5.8.)

Dasar definisi spesies ini mengandung tiga poin yang harus didiskusikan lebih
lanjut lagi. Pertama, terlihat jelas bahwa terdapat individu di dalam populasi yang
tidak pernah bereproduksi dan banyak pasangan individu yang tidak pernah
bertemu satu sama lain. Bagaimanapun, mereka masih memiliki kemampuan untuk
berkembang biak dan dianggap sebagai anggota dari suatu spesies. Poin kedua
meliputi kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang subur. Sebagai contoh,
dua jenis organisme dapat kawin dan menghasilkan keturunan, tetpi keturunannya
steril dan tidak pernah bereproduksi. Contoh, kuda dan keledai dapat kawin dan
menghasilkan keturunan yang disebut mules, tetapi karena mules steril, kuda dan
keledai dianggap sebagai spesies yang terpisah.

Terdapat isu ketiga yang lebih sulit diakomodasikan di antara definisi spesies.
Bebeapa organisme bereproduksi secara aseksual; yaitu, mereka tidak berpasangan
tetapi memproduksi tiruan dari dirinya. Mereka yang bereproduksi secara aseksual
tidak cocok dengan definisi ini. Bagaimanapun, kebanyakn organisme yang
bereproduksi secara aseksual juga bereproduksi secara sexual pada waktu tertentu
dan dapat didefinisikan sebagai suatu spesies pada saat mereka berhubungan.

Beberapa spesies sangat mudah dikenal. Kita dengan mudah mengenali manusia
sebagai suatu spesies yang nyata. Kebanyakan orang mengenali dandelion ketika
melihatnya dan tidak tertukar dengan jenis tumkbuhan yang memiliki bunga
berwarna kuning. Spesies lainnya tidak mudah dikenali.kebanyakan dari kita tidak
dapat membedakan satu spesies nyamuk dengan nyamuk lainnya atau
mengidentifikasi spesies rumput. Karena hal ini, kita cenderung membagi
organisme kedalam kategori yang besar dan tidak mengenali banyak peran yang
berbeda yang muncul diantara spesies yang mirip. Bagaimanapun, spesies nyamuk
yang berbeda cukup berbeda secara genetik antara satu dan lainnya dan memiliki
peran yang berbeda. Hanya spesies nyamuk tertentu yang membawa dan
menyebarkan penyakit malaria pada manusia. Spesies lain menyebarkan parasit
cacing hati. Setiap spesies nyamuk aktif di waktu tertentu di siang dan malam hari.
Dan setiap spesies membutuhkan kondisi tertentu untuk bereproduksi.

SELEKSI ALAM
Seperti yang sudah kita lihat, setiap spesies organisme secara spesifik beradaptasi
pada habitat tertentu dimana spesies tersebut memiliki peran yang spesifik. Tetapi
bagaimana setiap spesies tumbuhan, binatang, jamur, atau bakteri beradaptasi ke
dalam lingkungannya dengan cara yang tepat? Karena kebanyakan karakteristik
structural, fisiologikal, dan sifat yang ditunjukan suatu organisme ditentukan oleh
gen yang mereka miliki, karakteristik ini diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya pada saat bereproduksi. Proses yang mendorong sampai sedekat ini
antara karakteristik organisme yang ditunjukan dan diminta lingkungannya disebut
sebagai seleksi alam.

Charles Darwin diberi penghargaan dengan mengembangkan konsep seleksi alam


mini. Meskipun tidak mengerti konsep gen, dia mengerti bahwa karakteristik
diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Dia juga mengobservasi adaptasi alam
yang tinggi dari hubungan antara organisme dan lingkungannya dan
mengembangkan konsep seleksi alam untuk menjelaskan bagaimana adaptasi ini
bisa terjadi.

Seleksi alam merupakan proses yang menentukan individu mana yang bisa
bereproduksi dan menurunkan gennya pada generaasi selanjutnya. Perubahan yang
kita lihat di dalam gen dan karakteristik yang ditunjukan dari generasi suatu
organisme dari waktu ke waktu dikenal sebagai evolusi. Oleh karena itu, seleksi
alam merupakan suatu mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi.
Beberapa kondisi dan langkah terlibat di dalam proses seleksi alam.

Individu dalam satu spesies menunjukan variasi genetic; beberapa variasi berguna
dan beberapa lainnya tidak berguna.

Organisme dalam satu spesies secara khusus menghasilkan lebih banyak keturunan
daripada yang dibutuhkan untuk menggantikan orang tuanya ketika mereka mati.
Kebanyakan dari anak-anaknya mati. Satu semak blue berry dapat menghasilkan
ratusan buah berry dengan beberapa bibit di dalamnya, atau sepasang kelinci dapat
menghasilkan tiga sampai empat indukan keturunan setiap musim panas, dengan
beberapa anak di setiap indukannya. Beberapa bibit atau bayi kelinci menjadi
dewasa yang mampu bereproduksi.

Kelebihan jumlah individu berakibat pada berkurangnya bahan tertentu. Individu


dalam satu spesies harus berkompetisi dengan yang lain agar mendapatkan
makanan, tempat, pasangan, atau kebutuhan lainnya yang jumlahnya terbatas. Jika
kamu menanam 100 bibit kacang di dalam sebuah pot, banyak dari kacang tersebut
akan tumbuh, tetapi pada akhirnya, beberapa akan tumbuh lebih tinggi dan
mendapatkan lebih banyak cahay matahari ketika tumbuhan lainnya tidak. Burung
hantu Great Horned biasanya menghasilkan dua anak dalam satu waktu, tetapi
jumlah makanannya sedikit, burung hantu yang lebih besar akan mendapatkan
makanan yang lebih banyak. Karena variasi diantara individu, beberapa memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan makanan, oleh karenanya,
memiliki kecenderungan bertahan hidup dan reproduksi yang lebih baik dari yang
lainnya. Individu yang memiliki gen yang mengizinkan mereka untuk
mendapatkan kebutuhan mereka dan menghindari ancaman cenderung dapat
bertahan hidup dan bereproduksi. Apabila indivudi yang kurang mampu
beradaptasi dapat bertahan hidup, mereka akan tumbuh dewasa lebih lambat dan
tidak dapat bereproduksi sebanyak individu yang mampu beradaptasi dengan baik.

Tingkat adaptasi organisme terhadap lingkungannya mempengaruhi keberhasilan


reproduksinya dan disebut juga sebagai sehat. Sangat penting untuk mengetahui
bahwa sehat tidak selalu berarti kondisi yang kuat dan bertenaga. Dalam konteks
ini, sehat berarti seberapa baik organisme beradaptasi dengan segala aspek di
dalam lingkungannya sehingga dia berhasil menurunkan gennya pada generasi
berikutnya. Contohnya, di dalam hutan cemara, banyak bibit pohon cemara tumbuh
mengikuti api. Beberapa tumbuh dengan cepat dan mendapatkan lebih banyak
cahaya matahari dan nutrisi. Pohon yang tumbuh lebih cepat cenderung mampu
bertahan hidup. Pohon tersebut juga cenderung bereproduksi lebih lama dan
menurunkan lebih banyak gennya untuk generasi mendatang daripada mereka yang
mati dan tumbuh lebih lambat.

Ketika waktu berlalu dan setiap generasi dihadapkan pada proses seleksi alam yang
sama, persentase individu yang menunjukan variasi yang baik akan bertambah dan
yang memiliki variasi yang tidak baik akan berkurang. Mereka yang bereproduksi
lebih baik menurunkan gen pada generasi berikutnya untuk suatu karakteristik
yang membantu mereka beradaptasi dengan lingkungannya, dan gen yang
membuat mereka lebih dikenal di generasi mendatang. Oleh karena itu, spesies
organisme secara berkesinambungan diperhalus untuk beradaptasi dengan
lingkungan tempat tinggalnya.

https://kacamatajingga.wordpress.com/2014/11/08/pengaruh-timbal-balik-lingkungan-dan-
organisme-environmental-science-a-study-of-interrelationships-by-enger-smith/

Anda mungkin juga menyukai