Faktor Biotik
Faktor Abiotik
Zat dalam bentuk atom seperti karbon, nitrogen, dan fosfor, dan molekul seperti air
menyediakan krangka structural organisme. Organisme secara konstan
mendapatkan material tersebut dari lingkungan sekitar. Atom tersebut menjadi
bagian dari struktur tubuh organisme dalam jangka pendek, dan secepatnya semua
atom tersebut kembali ke lingkungannya melalui respirasi, ekskresi, atau kematian
dan pembusukan.
Tempat tinggal organisme memiliki struktur yang tidak biasa dan lokasi yang juga
merupakan aspek abiotik yang penting di lingkungannya. Beberapa organisme
hidup di samudra; beberapa hidup darat diatas permukaan laut; sebagian lainnya
hidup di puncak gunung atau terbangg di udara. Beberapa tempat tinggal homogen
dan rata; yang lainnya tersusun atas batuan dengan ukuran yang berbeda. Beberapa
area dekat dengan garis ekuator: yang lainnya dekat dengan kutub.
Proses ekologi melibatkan interaksi antara zat dan energy. Iklim (cuaca rata-rata
pertahun) di suatu area melibatkan energI dalam bentuk radiasi sinar matahari yang
berinteraksi dengan zat yang membentuk bumi. Macam macam iklim yang ada
ditentukan oleh beberapa faktor yang berbeda, termasuk jumlah radiasi sinar
matahari, jaraknya dengan ekuator, arah angin, dan dekatnya air. Intensitas dan
durasi sinar matahari di suatu area menyebabkan perubahan temperature setiap hari
dan musim. Perbedaan temperature mengatur udara. Radiasi sinar matahari juga
berpengaruh terhadap tingginya air di lautan dan evaporasi air yang ke atmosfir
yang setelahnya jatuh sebagai hujan. Tergantung pada iklim, hujan bisa berupa
beberapa jenis: hujan air, salju, es, ataupun kabut. Selanjutnya, ada kemungkinan
pola hujan musiman. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh pola cuaca
daerah tersebut, topografi lokal, dan sejarah geologi dari area itu. Faktor-faktor
tersebut berinteraksi untuk menghasilkan tanah yang berpasir, kering, dan tidak
subur sampai subur dan basah dengan partikel yang baik.
FAKTOR PEMBATAS
Faktor lainnya, seperti adanya lumpur, dapat menjadi faktor pembatas bagi
beberapa spesies ikan. Lumpur mengurangi penglihatan, membuat ikan kesulitan
mencari makan, dan menyelimuti batu kerikil yang digunakan untuk bertelur.
Mengurangi cahaya juga mengurangi proses potosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan air dan alga, yang memiliki pengaruh pada jumlah oksigen di dalam air.
Karena lumpur menyebabkan air menjadi lebih gelap, partikel di dalam air
menyerap sinar matahari dan menyebabkan air menjadi lebih hangat. Dengan
kondisi seperti ini, ikan Bass dan Waleyye dapat diganti dengan ikan carp dan lele,
yang memiliki kemampuan untuk bertahan pada suhu yang tinggi dan oksigen
yang lebih sedikit dan oleh karenanya dapat bertahan lebih baik di dalam air yang
mengandung lumpur yang sangat banyak.
Seperti yang sudah kita lihat sebelumnya, tidak mungkin mengerti suatu organisme
tanpa melihat lingkungannya. Suatu lingkungan mempengaruhi organisme, dan
organisme mempengaruhi lingkungan. Untuk lebih memperhatikan elemen spesifik
dari interaksi tersebut, ahli ekologi telah mengembangkan dua konsep yang harus
dimengerti lebih jelas lagi: habitat dan manfaat.
Habitat
Habitat suatu organisme adalah tempat dimmana organisme itu tinggal, tempat
tinggal organisme. Kita cenderung mengkarakterisasikan habitat suatu organisme
dengan menekankan pada ciri fisik yang menonjol atau ciri-ciri biologis dari
lingkungannya seperti tipe tanah, keberadaan air, kondisi iklim, atau spesies utama
tumbuhan yang hidup di area tersebut. contohnya, lumut adalah tumbuhan kecil
yang harus dilapisi oleh selaput air yang tipis agar bisa bereproduksi. Selanjutnya,
banyak jenisnya yang kering dan mati jika terlalu banyak terkena sinar matahari,
angin, dan kemarau. Oleh karena itu, tipe habitat lumut cenderung dingin, basah,
dan teduh. (lihat gambar 5.4.) demikian juga, sungai dengan aliran yang kencang,
dingin dan beroksigenisasi dengan baik dengan jumlah serangga yang banyak
merupakan habitat yang baik bagi ikan trout, sementara padang rumput yang
terbuka dengan banyak rumput baik untuk bison, anjing liar, dan beberapa jenis
burung elang. Tongeret hanya akan bertempat tinggal di area dimana pohon elm
hidup. Persyaratan biologis tertentu suatu organisme menentukan jenis habitat
dimana kita bisa menemukannya.
Posisi—Peran
Kita dapat melihat organisme dari beberpa sudut pandang. Kita dapat
mempertimbangkan suatu individu, kelompok individu dari jenis yang sama, atau
kelompok yang berbeda dari kelompok lainnya. Hal ini mendorong kita untuk
membicarakan tiga konsep yang saling berhubungan.
Gen adalah bagian yang jelas dari DNA yang menentukan karakteristik suatu
individu. Ada gen untuk struktur seperti bentuk daun atau warna bulu. Sifat seperti
jangkrik yang mengerik atau aktivitas bermigrasi, dan proses fisiologi seperti
potosintesis atau kontraksi otot.l setiap individu memiliki memiliki seperangkat
gen tertentu.
Suatu populasi dianggap sebagai semua organisme sejenis yang ditemukan di suatu
area tertentu. Setiap individu dari suatu populasi memiliki seperangkat gen yang
mirip, walaupun aka nada variasinya di setiap individu. Karena terdapat suatu
perbedaaan genetik di antara individu di dalam suatu populasi, suatu populasi
memiliki lebih banyak jenis gen daripada satu individu di dalam populasi tersebut.
Reproduksi juga ikut ambil bagian di antara individu dalam suatu populasi
sehingga gen diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Konsep spesies
merupakan sebuah kelanjutan dari konsep konsep gen, kelompok, dan reproduksi.
Suatu spesies adalah suatu populasi dari semua organisme yang mampu
bereproduksi secara alami antar sesamanya dan memiliki keturunan yang
bereproduksi juga. Oleh karenanya, konsep suatu spesies merupakan konsep
populasi. Organisme individu bukanlah suatu spesies tetapi merupakan anggota
dari suatu spesies. Hal tersebut juga merupakan konsep genetic, karena individu
dari spesies yang berbeda tidak dapat bertukar gen melalui reproduksi. (lihat
gambar 5.8.)
Dasar definisi spesies ini mengandung tiga poin yang harus didiskusikan lebih
lanjut lagi. Pertama, terlihat jelas bahwa terdapat individu di dalam populasi yang
tidak pernah bereproduksi dan banyak pasangan individu yang tidak pernah
bertemu satu sama lain. Bagaimanapun, mereka masih memiliki kemampuan untuk
berkembang biak dan dianggap sebagai anggota dari suatu spesies. Poin kedua
meliputi kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang subur. Sebagai contoh,
dua jenis organisme dapat kawin dan menghasilkan keturunan, tetpi keturunannya
steril dan tidak pernah bereproduksi. Contoh, kuda dan keledai dapat kawin dan
menghasilkan keturunan yang disebut mules, tetapi karena mules steril, kuda dan
keledai dianggap sebagai spesies yang terpisah.
Terdapat isu ketiga yang lebih sulit diakomodasikan di antara definisi spesies.
Bebeapa organisme bereproduksi secara aseksual; yaitu, mereka tidak berpasangan
tetapi memproduksi tiruan dari dirinya. Mereka yang bereproduksi secara aseksual
tidak cocok dengan definisi ini. Bagaimanapun, kebanyakn organisme yang
bereproduksi secara aseksual juga bereproduksi secara sexual pada waktu tertentu
dan dapat didefinisikan sebagai suatu spesies pada saat mereka berhubungan.
Beberapa spesies sangat mudah dikenal. Kita dengan mudah mengenali manusia
sebagai suatu spesies yang nyata. Kebanyakan orang mengenali dandelion ketika
melihatnya dan tidak tertukar dengan jenis tumkbuhan yang memiliki bunga
berwarna kuning. Spesies lainnya tidak mudah dikenali.kebanyakan dari kita tidak
dapat membedakan satu spesies nyamuk dengan nyamuk lainnya atau
mengidentifikasi spesies rumput. Karena hal ini, kita cenderung membagi
organisme kedalam kategori yang besar dan tidak mengenali banyak peran yang
berbeda yang muncul diantara spesies yang mirip. Bagaimanapun, spesies nyamuk
yang berbeda cukup berbeda secara genetik antara satu dan lainnya dan memiliki
peran yang berbeda. Hanya spesies nyamuk tertentu yang membawa dan
menyebarkan penyakit malaria pada manusia. Spesies lain menyebarkan parasit
cacing hati. Setiap spesies nyamuk aktif di waktu tertentu di siang dan malam hari.
Dan setiap spesies membutuhkan kondisi tertentu untuk bereproduksi.
SELEKSI ALAM
Seperti yang sudah kita lihat, setiap spesies organisme secara spesifik beradaptasi
pada habitat tertentu dimana spesies tersebut memiliki peran yang spesifik. Tetapi
bagaimana setiap spesies tumbuhan, binatang, jamur, atau bakteri beradaptasi ke
dalam lingkungannya dengan cara yang tepat? Karena kebanyakan karakteristik
structural, fisiologikal, dan sifat yang ditunjukan suatu organisme ditentukan oleh
gen yang mereka miliki, karakteristik ini diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya pada saat bereproduksi. Proses yang mendorong sampai sedekat ini
antara karakteristik organisme yang ditunjukan dan diminta lingkungannya disebut
sebagai seleksi alam.
Seleksi alam merupakan proses yang menentukan individu mana yang bisa
bereproduksi dan menurunkan gennya pada generaasi selanjutnya. Perubahan yang
kita lihat di dalam gen dan karakteristik yang ditunjukan dari generasi suatu
organisme dari waktu ke waktu dikenal sebagai evolusi. Oleh karena itu, seleksi
alam merupakan suatu mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi.
Beberapa kondisi dan langkah terlibat di dalam proses seleksi alam.
Individu dalam satu spesies menunjukan variasi genetic; beberapa variasi berguna
dan beberapa lainnya tidak berguna.
Organisme dalam satu spesies secara khusus menghasilkan lebih banyak keturunan
daripada yang dibutuhkan untuk menggantikan orang tuanya ketika mereka mati.
Kebanyakan dari anak-anaknya mati. Satu semak blue berry dapat menghasilkan
ratusan buah berry dengan beberapa bibit di dalamnya, atau sepasang kelinci dapat
menghasilkan tiga sampai empat indukan keturunan setiap musim panas, dengan
beberapa anak di setiap indukannya. Beberapa bibit atau bayi kelinci menjadi
dewasa yang mampu bereproduksi.
Ketika waktu berlalu dan setiap generasi dihadapkan pada proses seleksi alam yang
sama, persentase individu yang menunjukan variasi yang baik akan bertambah dan
yang memiliki variasi yang tidak baik akan berkurang. Mereka yang bereproduksi
lebih baik menurunkan gen pada generasi berikutnya untuk suatu karakteristik
yang membantu mereka beradaptasi dengan lingkungannya, dan gen yang
membuat mereka lebih dikenal di generasi mendatang. Oleh karena itu, spesies
organisme secara berkesinambungan diperhalus untuk beradaptasi dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
https://kacamatajingga.wordpress.com/2014/11/08/pengaruh-timbal-balik-lingkungan-dan-
organisme-environmental-science-a-study-of-interrelationships-by-enger-smith/