Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKOLOGI

SIKLUS BIOGEOKIMIA

Dosen:

Dr. Dra. Syarifah Miftahul El Jannah, M. Biomed

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Lapirda Chaerani

Rassya Aditya

Sapta Yulimelinia

PROGRAM STUDI

TINGKAT 1 DIII-B KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 2

JL. HANG JEBAT III F3 NO.8 RT.4/RW.8 GUNUNG, KEBAYORAN BARU KOTA
JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA 12120
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

A. Pengertian Siklus Biogeokimia ................................................................ 2


B. Ciri-ciri Siklus Biogeokimia ...................................................................... 3
C. Siklus Fosfor ............................................................................................ 3
D. Siklus Nitrogen ........................................................................................ 4
E. Siklus Karbon ........................................................................................... 6
F. Siklus Oksigen.......................................................................................... 7
G. Siklus Hidrologi........................................................................................ 8
H. Siklus Sulfur ............................................................................................. 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14

A. Kesimpulan.............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kami “Siklus Biogeokimia” mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual
dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.

Untuk kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangatlah diharapkan. Dan kami berharap semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Agar menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah.
Terimakasih.

Jakarta, 10 Maret 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi,
memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari berbagai
macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energi dan
merusak radiasi ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu memindahkan energi
panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan atau media pergerakan air
pada fase uap dalam siklus hidrologi.
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan,
dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk es. Oleh karena itu secara
relatif hanya sedikit persentase dari total air bumi yang secara aktual terlibat dengan
tanah, atmosfer, dan proses-proses biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami
sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan
seperti saluran air, sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk, dan penampung-
penampung air.
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangat mendukung
kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-
proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer, dan semua kehidupan
adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk biosfer.

Keterkaitan antara komponen abiotik yaitu udara, air, dan tanah serta
keterkaitan dari masing-masing komponen dengan komponen biotik atau biosfer
membentuk suatu sistem yang disebut dengan ekosistem. Suatu ekosistem terdiri dari
interaksi yang menguntungkan antara organisme-organisme dengan lingkungannya
dimana terjadi pertukaran dari sejumlah besar material-material dalam bentuk siklus,
yang dikenal dengan siklus materi. Siklus materi menyangkut bagaimana aliran atau
perjalanan materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia dari satu media ke media
lainnya di dalam lingkungan, termasuk di dalamnya media kehidupan.
Bahan-bahan kimia yang termasuk penyusun kehidupan yang paling banyak
antara lain: karbon, nitrogen, oksigen, hidrogen, belerang dan fosfor. Secara umum
satu bahan kimia meskipun pertama kali dilepaskan atau berada dalam suatu media
tetapi bahan tersebut dengan cepat masuk ke bagian/media lainnya. Sebagai contoh
unsur nitrogen yang terdapat dalam berbagai senyawa, setelah berada di dalam suatu
media atau lingkungan akan memasuki lingkungan lainnya sudah terjadi sejak bumi
terbentuk. Adanya aktivitas yang dilakukan manusia membuat perjalan tersebut
menjadi kompleks. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam ekosistem global
di bumi ini ternyata berbentuk lingkaran dikenal dengan siklus biogeokimia. Siklus
biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan balik yang
dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Siklus Biogeokimia?

2. Apaciri-ciri Siklus Biogeokimia?

3. Apa definisi dari siklus fosfor?

4. Apa definisi dari siklus nitrogen?

5. Apa definisi dari siklus karbon?

6. Apa definisi dari siklus oksigen?

7. Apa definisi dari siklus Hidrologi?

8. Apa definisi dari siklus Sulfur?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui siklus
biogeokimia. Selain itu, pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah ekologi. Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar
pembaca lebih memahami pengertian dari sumber daya alam, maupun unsur-unsur di
dalam sumber daya alam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian siklus biogeokimia

Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik
adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus-menerus antara


komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi
pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan
organik tersebut didaur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen
biotik melalui udara,tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk
hidup danbatuan (geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia.

Semua yang ada di bumi baik makluk hidupmaupun benda mati tersusun oleh
materi. Materi ini tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Hidrogen (H), Belerang atau Sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut
dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan
energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia.

Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme. Proses makan
atau dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai
yang lain. Walaupun makluk dalam satu rantai makanan mati, aliran materi masih
tetap berlangsung terus. Karena mahluk hidup yang mati tadi diuraikan oleh
dekomposer yang ahkirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Begitu
selanjutnya terus-menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur
materi.

B. Ciri-ciri siklus biogeokimia

Ada dua siklus abiotik ini, ialah fase atmosfer yang penting, bagi elemen seperti
nitrogen, dan fase sedimen yang penting misalnya bagi fosfor yang relatif kurang
sekali mengikuti fase atmosfer. Siklus biogeokimia yang terjadi dominan pada fase
atmosfer disebut siklus waduk atmosfer dan siklus biogeokimia yang lebih banyak
terjadi pada fase sedimen disebut siklus waduk sedimen (Wirakusumah, 2003).

C. Siklus Fosfor

Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk


hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber
energi untuk metabolisme sel.

Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat
dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat
terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar
bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di
darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah

Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora


mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan
fosfat melalui urin dan feses.

Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu


melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk
fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang
terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena
itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah
besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam
kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.

Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti


pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang
menyusun material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh
pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya
yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari
mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food
additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat
toksik, terutama insektisida organofosfat.

D. Siklus Nitrogen

Pada umumnya makhluk hidup tidak dapat mengambil langsung nitrogen yang
ada di udara. Tapi nitrogen dapat diambil pada proses fiksasi nitrogen oleh bakteri
Azotobacter dan Rhizobium. Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa
organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik
seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.

Gas nitrogen ikatannya stabil dan sulit bereaksi, sehingga tidak bisa
dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk
hidup merupakan komponen penyusun asam amino yang akan membentuk protein.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat atau petir membentuk nitrat (NO).

Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar
legume tumbuhan lain, misalnya Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses
pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam.
Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan
dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat
(ikatan suatu senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di
dalam tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika
bekerjasama dengan akar tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar, rumpun
tropik, dan beberapa jenis gangaang. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang
dapat memikat nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat aerob
dan clostridium sp. yang bersifat anaerob. Selain itu, terdapat beberapa jenis spesies
gangganng biru yang dapat menambat nitrogen, antara lain nostoc sp. dan anabaena
sp.

Tumbuhan memperoleh nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion


nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-). Dalam tanah nitrogen terdapat dalam organik
tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat dimanfaatkan tumbuhan.
Nitrogen yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk ammonium
dan (NH4+) ion nitrat (NO3-).

Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri.
Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan
nitrosococcus menjadi NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu
pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia
diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus
nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
E. Siklus Karbon

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara


biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir
tersebut adalah:

1) Atmosfer
2) Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati
organik seperti soil karbon (karbon tanah)
3) Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau
nonhayati
4) Sedimen, meliputi bahan baker fosil

Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada


persenyawaan unsur lain kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia
organic. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah
mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak hanya dengan
ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C . Di atmosfer
terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari
respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap
pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis
dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan
untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan
membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara


biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial
(biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti
karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota
laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan
tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses
kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam
aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian
dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.

F. Siklus Oksigen

Senyawaan oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar
dikenal. Molekul oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali
halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau
pada pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini.

Sumber oksigen paling besar berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan. Tumbuhan dan manusia atau hewan adalah komponen penyusun
ekosistem yang mempengaruhi terjadinya proses atau daur oksigen di alam semesta.
Adapun daur oksigen tersebut dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.

1) Proses fotosintesis tumbuhan dan alga menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang
dilepaskan ke atmosfer.
2) Kemudian O2 dihirup oleh manusia dan hewan melalui respirasi atau pernafasan.
3) Oksigen oleh manusia dan hewan kemudian digunakan sebagai bahan bakar sari
makanan melalui proses metabolisme dalam tubuhnya masing-masing.
4) Metabolisme manusia dan hewan menghasilkan CO2 yang kemudian dilepaskan
ke atmosfer.
5) Aktivitas industri juga dapat bekerja saat oksigen tersedia dan membuang CO2 ke
atmosfer sebagai limbah industri.
6) Senyawa hasil respirasi makhluk hidup dan pembakaran industri adalah CO2 dan
H2O. Kedua senyawa ini kemudian digunakan kembali oleh tumbuhan untuk
melakukan proses fotosintesis.
7) Begitu seterusnya sehingga daur oksigen dapat terus berlanjut.

G. Siklus Hidrologi
Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan yang berangkai.
Tahapan- tahapan tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka
akan terciptalah sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya
tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan bentuknya memutar.
Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, yakni evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.
Siklus air secara umum dapat digambarkan dalam gambar disamping. Gambar
disamping menunjukkan langkah- langkah atau tahapan siklus hidrologi yang
membentuk gerakan memutar. Adra lebih jelas, masing- masing tahapan tersebut
akan kita bahas sebagai berikut.

1. Evaporasi

Tahapan pertama dalam siklus hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi


merupakan istilah lain dari penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari adanya
penguapan. Penguapan yang mengawali terjadinya siklus hidrologi adalah
penguapan dari air yang ada di Bumi, seperti samudera, laut, danau, rawa, sungai ,
bendungan , bahkan di areal persawahan. Semua air tersebut akan berubah menjadi
uap air karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Hal inilah yang disebut dengan
evaporasi atau penguapan.

Evaporasi ini akan mengubah bentuk air yang semula cair menjadi uap air yang
berwujud gas. Karena menjadi wujud gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut
dapat naik ke atas (ke atmosfer) karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar
matahari yang diterima, maka akan semakin banyak air yang berubah menjadi uap
air, dan semakin banyak pula yang terbawa ke lapisan atmosfer Bumi.

2. Transpirasi

Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang berasal
dari jaringan makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk hidup ini
disebut sebagai transpirasi. Transpirasi ini terjadi di jaringan hewan maupun
tumbuhan.
Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah air yang
berwujud cair dari jaringan makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap air ini juga
akan terbawa ke atas, yakni ke atmosfer. Namun, biasanya penguapan yang terjadi
karena transpirasi ini jumlahnya lebih sedikit atau lebih kecil daripada penguapan
yang terjadi karena evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi ini merupakan gabungan dari evapotasi dan juga transpirasi.


Sehingga dapat dikatakan bahwa evapotranspirasi ini merupakan total penguapan
air atau penguapan air secara keseluruhan, baik yang ada di permukaan Bumi atau
tanah maupun di jaringan makhluk hidup. Dalam siklus hidrologi, evapotranspirasi
ini sangatlah mempengaruhi jumlah uap air yang ternagkut ke atas atau ke atmosfer
Bumi.

4. Sublimasi

Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan,
naiknya uap air ke atmosfer ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Apa sebenarnya
sublimasi itu? Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak
gunung menjadi uap air, tanpa harus melalui proses cair terlebih dahulu.

Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun
meski sedikit tetap saja sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang
terangkat ke atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses
sublimasi ini berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada
tahap sikulus hidrologi panjang.

5. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel


es . Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi
sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi
partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil melalui proses konsendasi.
Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat
berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan
saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan.
Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam
awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.

6. Adveksi

Adveksi ini terjadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan.


Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih
dalam satu horisontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan
yang hitam dan gelap, awan tersebut dapt berpindah dari satu titik ke titik yang lain
dalam satu horizontal.

Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan
udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Proses adveksi ini
memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di
lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan
adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam
siklus hidrologi pendek.

7. Presipitasi

Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan mengalami
presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya
pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga
awan hitam yang tebentuk dari partikel es tersebut mencair dan air tersebut jatuh
ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak semua presipitasi menghasilkan air.

Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu terlalu rendah, yakni
sekitar kurang dari 0ᵒ Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan
yang banyak mengandung air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran-
butiran salju tipis. Hal ini dapat kita temui di daerah yang mempunyai iklim sub
tropis, dimana suhu yang dimiliki tidak terlalu panas seperti di daerah yang
mempunyai iklim tropis.

8. Run Off

Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika awan sudah
mengalami proses presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka air tersebut
akan mengalami proses run off. Run off atau limpasan ini merupakan proses
pergerakan air dari tempat yang tinggi menjuju ke tempat yang lebih rendah yang
terjadi di permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran-
saluran, seperti saluran got, sungai, danau, muara sungai, hingga samudera. Proses
ini menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju ke
lapisan hidrosfer Bumi.

9. Infiltrasi

Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi akibat
proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan Bumi dan mengalami run
off. Sebagian dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes,
dan terakumulasi menjadi air tanah. Sebagian air yang merembes ini hanyalah
sebagian kecil saja. Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut
sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah
untuk menuju kembali ke laut.

Setalah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah
mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang
berangsunr- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru,
dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah kesembilan dari tahapan siklus
hidrologi.

H. Siklus Sulfur

Belerang dalam tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein. Di alam,


sulfur (belerang) terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan di udara
dalam bentuk SO atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida yang berada di
udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika
jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO4 2- ). Kemudian ion-ion sulfat
tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika
manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur
belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia.

Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan
jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang
akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida
yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur oksida, dan
yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur
oksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.

Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas,


mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus
ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen
membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-
spesi yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen
sulfide H2S; mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang oksida,
SO2 komponen utama dari hujan asam; dan belerang yang terikat dalam protein.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida
(CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan
mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor


dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan
kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan
ikan dan tanaman
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan
tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-
reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.

Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Cakupan dari
siklus biogeokimia adalah siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus sedimen. Siklus
biogeokimia yang terpenting adalah siklus karbon dan oksigen, siklus nitrogen dan siklus
fosfor yang berperan terhadap lingkungan tanaman.

B. Saran

Penulis menyarankan agar pembaca mampu mengaplikasikan ilmu yang terdapat


dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari agar bukan hanya sekedar menjadi
pengetahuan namun juga dapat berguna dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://kimiacakep.blogspot.com/2016/10/makalah-kimia-lingkungan-siklus.html

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/siklus-hidrologi

Anda mungkin juga menyukai