SIKLUS BIOGEOKIMIA
Dosen:
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Lapirda Chaerani
Rassya Aditya
Sapta Yulimelinia
PROGRAM STUDI
JL. HANG JEBAT III F3 NO.8 RT.4/RW.8 GUNUNG, KEBAYORAN BARU KOTA
JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA 12120
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
A. Kesimpulan.............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kami “Siklus Biogeokimia” mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual
dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Untuk kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangatlah diharapkan. Dan kami berharap semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Agar menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah.
Terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi,
memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari berbagai
macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energi dan
merusak radiasi ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu memindahkan energi
panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan atau media pergerakan air
pada fase uap dalam siklus hidrologi.
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan,
dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk es. Oleh karena itu secara
relatif hanya sedikit persentase dari total air bumi yang secara aktual terlibat dengan
tanah, atmosfer, dan proses-proses biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami
sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan
seperti saluran air, sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk, dan penampung-
penampung air.
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangat mendukung
kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-
proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer, dan semua kehidupan
adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk biosfer.
Keterkaitan antara komponen abiotik yaitu udara, air, dan tanah serta
keterkaitan dari masing-masing komponen dengan komponen biotik atau biosfer
membentuk suatu sistem yang disebut dengan ekosistem. Suatu ekosistem terdiri dari
interaksi yang menguntungkan antara organisme-organisme dengan lingkungannya
dimana terjadi pertukaran dari sejumlah besar material-material dalam bentuk siklus,
yang dikenal dengan siklus materi. Siklus materi menyangkut bagaimana aliran atau
perjalanan materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia dari satu media ke media
lainnya di dalam lingkungan, termasuk di dalamnya media kehidupan.
Bahan-bahan kimia yang termasuk penyusun kehidupan yang paling banyak
antara lain: karbon, nitrogen, oksigen, hidrogen, belerang dan fosfor. Secara umum
satu bahan kimia meskipun pertama kali dilepaskan atau berada dalam suatu media
tetapi bahan tersebut dengan cepat masuk ke bagian/media lainnya. Sebagai contoh
unsur nitrogen yang terdapat dalam berbagai senyawa, setelah berada di dalam suatu
media atau lingkungan akan memasuki lingkungan lainnya sudah terjadi sejak bumi
terbentuk. Adanya aktivitas yang dilakukan manusia membuat perjalan tersebut
menjadi kompleks. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam ekosistem global
di bumi ini ternyata berbentuk lingkaran dikenal dengan siklus biogeokimia. Siklus
biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan balik yang
dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui siklus
biogeokimia. Selain itu, pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah ekologi. Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar
pembaca lebih memahami pengertian dari sumber daya alam, maupun unsur-unsur di
dalam sumber daya alam.
BAB II
PEMBAHASAN
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik
adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Semua yang ada di bumi baik makluk hidupmaupun benda mati tersusun oleh
materi. Materi ini tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Hidrogen (H), Belerang atau Sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut
dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan
energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia.
Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme. Proses makan
atau dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai
yang lain. Walaupun makluk dalam satu rantai makanan mati, aliran materi masih
tetap berlangsung terus. Karena mahluk hidup yang mati tadi diuraikan oleh
dekomposer yang ahkirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Begitu
selanjutnya terus-menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur
materi.
Ada dua siklus abiotik ini, ialah fase atmosfer yang penting, bagi elemen seperti
nitrogen, dan fase sedimen yang penting misalnya bagi fosfor yang relatif kurang
sekali mengikuti fase atmosfer. Siklus biogeokimia yang terjadi dominan pada fase
atmosfer disebut siklus waduk atmosfer dan siklus biogeokimia yang lebih banyak
terjadi pada fase sedimen disebut siklus waduk sedimen (Wirakusumah, 2003).
C. Siklus Fosfor
Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat
dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat
terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar
bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di
darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk
fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang
terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena
itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah
besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam
kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.
D. Siklus Nitrogen
Pada umumnya makhluk hidup tidak dapat mengambil langsung nitrogen yang
ada di udara. Tapi nitrogen dapat diambil pada proses fiksasi nitrogen oleh bakteri
Azotobacter dan Rhizobium. Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa
organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik
seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
Gas nitrogen ikatannya stabil dan sulit bereaksi, sehingga tidak bisa
dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk
hidup merupakan komponen penyusun asam amino yang akan membentuk protein.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat atau petir membentuk nitrat (NO).
Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar
legume tumbuhan lain, misalnya Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses
pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam.
Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan
dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat
(ikatan suatu senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di
dalam tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika
bekerjasama dengan akar tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar, rumpun
tropik, dan beberapa jenis gangaang. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang
dapat memikat nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat aerob
dan clostridium sp. yang bersifat anaerob. Selain itu, terdapat beberapa jenis spesies
gangganng biru yang dapat menambat nitrogen, antara lain nostoc sp. dan anabaena
sp.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri.
Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan
nitrosococcus menjadi NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu
pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia
diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus
nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
E. Siklus Karbon
1) Atmosfer
2) Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati
organik seperti soil karbon (karbon tanah)
3) Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau
nonhayati
4) Sedimen, meliputi bahan baker fosil
F. Siklus Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar
dikenal. Molekul oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali
halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau
pada pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini.
Sumber oksigen paling besar berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan. Tumbuhan dan manusia atau hewan adalah komponen penyusun
ekosistem yang mempengaruhi terjadinya proses atau daur oksigen di alam semesta.
Adapun daur oksigen tersebut dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.
1) Proses fotosintesis tumbuhan dan alga menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang
dilepaskan ke atmosfer.
2) Kemudian O2 dihirup oleh manusia dan hewan melalui respirasi atau pernafasan.
3) Oksigen oleh manusia dan hewan kemudian digunakan sebagai bahan bakar sari
makanan melalui proses metabolisme dalam tubuhnya masing-masing.
4) Metabolisme manusia dan hewan menghasilkan CO2 yang kemudian dilepaskan
ke atmosfer.
5) Aktivitas industri juga dapat bekerja saat oksigen tersedia dan membuang CO2 ke
atmosfer sebagai limbah industri.
6) Senyawa hasil respirasi makhluk hidup dan pembakaran industri adalah CO2 dan
H2O. Kedua senyawa ini kemudian digunakan kembali oleh tumbuhan untuk
melakukan proses fotosintesis.
7) Begitu seterusnya sehingga daur oksigen dapat terus berlanjut.
G. Siklus Hidrologi
Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan yang berangkai.
Tahapan- tahapan tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka
akan terciptalah sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya
tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan bentuknya memutar.
Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, yakni evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.
Siklus air secara umum dapat digambarkan dalam gambar disamping. Gambar
disamping menunjukkan langkah- langkah atau tahapan siklus hidrologi yang
membentuk gerakan memutar. Adra lebih jelas, masing- masing tahapan tersebut
akan kita bahas sebagai berikut.
1. Evaporasi
Evaporasi ini akan mengubah bentuk air yang semula cair menjadi uap air yang
berwujud gas. Karena menjadi wujud gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut
dapat naik ke atas (ke atmosfer) karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar
matahari yang diterima, maka akan semakin banyak air yang berubah menjadi uap
air, dan semakin banyak pula yang terbawa ke lapisan atmosfer Bumi.
2. Transpirasi
Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang berasal
dari jaringan makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk hidup ini
disebut sebagai transpirasi. Transpirasi ini terjadi di jaringan hewan maupun
tumbuhan.
Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah air yang
berwujud cair dari jaringan makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap air ini juga
akan terbawa ke atas, yakni ke atmosfer. Namun, biasanya penguapan yang terjadi
karena transpirasi ini jumlahnya lebih sedikit atau lebih kecil daripada penguapan
yang terjadi karena evaporasi.
3. Evapotranspirasi
4. Sublimasi
Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan,
naiknya uap air ke atmosfer ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Apa sebenarnya
sublimasi itu? Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak
gunung menjadi uap air, tanpa harus melalui proses cair terlebih dahulu.
Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun
meski sedikit tetap saja sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang
terangkat ke atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses
sublimasi ini berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada
tahap sikulus hidrologi panjang.
5. Kondensasi
6. Adveksi
Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan
udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Proses adveksi ini
memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di
lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan
adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam
siklus hidrologi pendek.
7. Presipitasi
Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan mengalami
presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya
pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga
awan hitam yang tebentuk dari partikel es tersebut mencair dan air tersebut jatuh
ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak semua presipitasi menghasilkan air.
Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu terlalu rendah, yakni
sekitar kurang dari 0ᵒ Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan
yang banyak mengandung air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran-
butiran salju tipis. Hal ini dapat kita temui di daerah yang mempunyai iklim sub
tropis, dimana suhu yang dimiliki tidak terlalu panas seperti di daerah yang
mempunyai iklim tropis.
8. Run Off
Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika awan sudah
mengalami proses presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka air tersebut
akan mengalami proses run off. Run off atau limpasan ini merupakan proses
pergerakan air dari tempat yang tinggi menjuju ke tempat yang lebih rendah yang
terjadi di permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran-
saluran, seperti saluran got, sungai, danau, muara sungai, hingga samudera. Proses
ini menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju ke
lapisan hidrosfer Bumi.
9. Infiltrasi
Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi akibat
proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan Bumi dan mengalami run
off. Sebagian dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes,
dan terakumulasi menjadi air tanah. Sebagian air yang merembes ini hanyalah
sebagian kecil saja. Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut
sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah
untuk menuju kembali ke laut.
Setalah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah
mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang
berangsunr- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru,
dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah kesembilan dari tahapan siklus
hidrologi.
H. Siklus Sulfur
Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan
jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang
akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida
yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur oksida, dan
yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur
oksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan
tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-
reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Cakupan dari
siklus biogeokimia adalah siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus sedimen. Siklus
biogeokimia yang terpenting adalah siklus karbon dan oksigen, siklus nitrogen dan siklus
fosfor yang berperan terhadap lingkungan tanaman.
B. Saran
https://kimiacakep.blogspot.com/2016/10/makalah-kimia-lingkungan-siklus.html
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/siklus-hidrologi