Anda di halaman 1dari 24

ADMIXTURE

DISUSUN OLEH :

INKA PRASAPTIAMI (NIM 1801321047)

MOHAMAD ZAMZURI (NIM 1801321003)

MUHAMMAD ATQO ATMAJA (NIM 1801321048)

1 KONSTRUKSI SIPIL 2

PENGAJAR :

Ir. Drs. R. AGUS MURDIYOTO, MSi

TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah teknologi bahan ini, mengenai
Admixture.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah tentang Admixture ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan serta pengetahuan terhadap para pembaca.

Depok, Desember 2018

Penulis

2|A d m i x t u r e
BAB I

PE N DAH U LUAN

I. Latar Belakang Penulisan

Dalam praktek pembuatan konstrukdi beton, bahan tambahan (admixture) merupakan


bahan yang dianggap penting, terutama untuk pembuatan beton didaerah yang beriklim tropis
seperti di Indonesia. Penggunaan bahan tersebut dimaksudkan unutk memperbaiki dan
menambah sifat beton sesuai dengan sifat beton yang diingninkan. Seperti yang tertulis
dalam American Society for Testing and Material (ASTM) C125, bahan tambahan tersebut
ditambahakan dalam campuran beton atau mortar, pada sebelum penncampuran pada
batching plant atau sesudah pencapuran. Definisi bahan tambahan ini mempunyai arti luas,
yaitu meliputi polimer, fiber, mineral yang mana dengan adanya bahan tambahan ini
komposisi beton mempunyai sifat yang berbeda dengan beton aslinya atau beton biasa.

II. Rumusan Masalah

a. Apa tujuan dari pemakaian bahan tambahan?

b. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian bahan tambahan?

c. Apa saja macam-macam bahan tambahan?

d. Bagaimana pengaruh setiap macam bahan tambah terhadap beton?

III. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan :

a. Memberi informasi kepada pembaca mengenai tujuan dari pemakaian bahan tambahan.
b. Memberi informasi kepada pembaca mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemakaian bahan tambahan.
c. Memberi informasi kepada pembaca mengenai macam-macam bahan tambahan.

3|A d m i x t u r e
d. Memberi informasi kepada pembaca mengenai pengaruh setiap macam bahan tambah
terhadap beton.

4|A d m i x t u r e
BAB II

PE M BAHASAN

I. Tujuan Pemakaian

Tujuan pemakaian Admixture dalam campuran beton adalah untuk meningkatkan :

a. Penampilan (Performance)

b. Mutu (Quality)

c. Keawetan (Durability)

d. Kemudahan pekerjaan (Workability)

II. Macam Macam Bahan Tambah

a. Air Entraining Agent (ASTM C260)

Yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton tahan terhadap
pembekuan dan pencucian terutama untuk daerah salju, juga harus memenuhi SNI 03 –
2496 – 1991.

b. Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia), ASTM C49 dan BS 5075

Yaitu bahan tambahan cairan kimia yang ditambahakan untuk mengendalikan waktu
pengerasan (mempercepat atau memperlambat), mereduksi kebutuhan air, memudahkan
pengerjaan beton (meningkatkan slump) dan sebagainya.

c. Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral)

Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang dihaluskan yang
ditambahakan untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan kekuatan
serta keawetannya meningkat. Bahan-bahan tambahan mineral seperti Pozzolan, Slag, Fly
Ash (Abuterbang), Abu sekam, dan Silika Fume.

d. Bahan Tambahan Lainnya (Miscellanous Admixture)


5|A d m i x t u r e
Yang termasuk kategori bahan tambahan ini ialah semua bahan tambahan yang tidak
termasuk kategori diatas, seperti Polymer, Fiber Mash, Bahan pencegah karatan, Bahan
tambahan yang dapat mengembang, dan Bahan tambahan untuk perekat (bonding
admixture).

III. Penggunaan Bahan Tambahan

Dalam kenyataannya penggunaan bahan tambahan secara luas dipergunakan untuk


membuat sifat beton pada kondisi tertentu . penggunaan admixture harus didasarkan alasan-
alasan yang tepat misalnya untuk memperbaiki kelecehan beton, penampilan beton bila
mengeras, menghemat harga beton, dan memperpanjang waktu pengerasan dan pengikatan
dan lain sebagainya. Tetapi yang penting harus dipahami bahwa “bahan tambahan bukan
merupakan obat mujarab untuk memperbaiki beton yang jelek dan pembuatan beton yang
acak-acakan.

IV. Hal yang harus diperhatikan dalam Penggunaan Bahan Tambahan

Gunakan bahan tambahan (admixture) sesuai dengan spesifikasi dan ASTM (American
Society for Testing and Material). Sebuah pabrik yang mempunyai reputasi baik akan
memberikan data-data teknik dari hasil produksinya. Data-data tersebut antara lain :

a. Pengaruh pentingnya bahan tambahan pada penampilan beton

b. Pengaruh sampingan yang diakibatkan oleh admixture baik yang positif maupun yang
negatif

c. Sifat-sifat fisik admixture

d. Konsentrasi dari komposisi bahan yang aktif

e. Adanya bahan kimia yang berpotensi merusak seperti klorida, sulfat, sulfida, posfat, juga
nitrat dan amoniak

f. Nilai pH (derajat keasaman)


6|A d m i x t u r e
g. Bahaya yang terjadi terhadap pemakai admixture

h. Kondisi penyimpanan dan batas umur kelayakan

i. Persiapan bahan tambahan dan prosedur pencampuran pada beton

j. Dosis yang dianjurkan pada kondisi tertentu dan akibatnya bila dosisnya berlebihan

Mengikuti petunjuk yang berhubungan dengan dosis, dan melakukan pengetesan untuk
mengontrol pengaruh yang telah didapat. Khususnya penggunaan bahan yang akan dipakai di
lapangan untuk pengetesan adalah sangat penting. Pastikan pengaruh admixture terhadap
faktor: komposisi semen, sifat agregat, campuran beton dan lamanya pencampuran,
temperature dan kondisi perawatannya.

Yakinkan ketelitian prosedur yang ditetapkan untuk ketelitian pencampuran admixture.


Khususnya penting untuk Air Entraining Admixture (AEA) dan admixture kimia, dimana
dosisnya dibawah 0.1% dari berat semen. Dalam kasus seperti ini over dosis dapat dengan
mudah terjadi dan akan mengakibatkan kerusakan beton.

V. Air Entraining Admixture (AEA)

Bahan tambahan jenis air entraining menyebabkan terjadinya gelembung-gelembung


udara sangat halus (berdiameter 1/100 – 2 mm) dalam beton, yang dapat memperbaiki sifat
pengerjaannya (workability), oleh karena gelembung udara bersifat sebagai minyak pelumas
dalam beton. Bleeding dapat dikurangi, sedangkan butiran yang besar tidak mudah terpisah
dari adukannya. Hal ini menjadi sangat penting apabila beton itu harus diangkut melalui
perjalanan yang panjang.

Apabila beton tidak banyak mengandung fraksi halus dalam campurannya, maka sifat
pengerjaannya kurang baik, ini dapat diperbaiki dengan menggunakan air entraining agent.
Pada umumnya dibutuhkan 3 – 4% udara untuk memperbaiki sifat pengerjaan beton.
Overdosis akan mengurangi kekuatan tekan beton.

a. Pengaruh-pengaruh Air Entraining Admixture terhadap sifat-sifat beton

7|A d m i x t u r e
1. Kekuatan Tekan Beton

AEA pada umumnya meningkatkan kelecehan beton dan memperbaiki workabilitas


(kemudahan) pengerjaan beton tapi mengurangi kekuatan tekan beton. Oleh karena
itu penggunaan AEA harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

2. Workabilitas Beton (kemudahan pekerjaan)

AEA meningkatkan slump atau memudahkan pekerjaan beton. Dalam praktek 5% air
entrained akan menambah 10-50 mm slump.

3. Pengikatan Waktu

Penggunaan AEA tidak ada pengaruh yang berarti pada waktu pengikatan.

4. Bleeding (keluarnya air ke permukaan beton)

AEA mengurangi terjadinya bleeding dalam beton.

5. Perubahan Volume (volume deformation)

AEA tidak berpengaruh pada sifat susut beton. Untuk AEA 6% sifat creep beton tidak
berpengaruh juga.

6. Kohesif

Sifat kohesif beton dapat ditingkatkan dengan adanya AEA pada beton, khususnya
sangat berarti bila kondisi grading pasir dan agregatnya sangat jelek.

7. Density (berat jenis)

Berat jenis beton akan berkurang langsung dengan adanya AEA pada beton. AEA
juga digunakan untuk mendapatkan beton dengan density yang rendah sampai
penurunan 500 kg/m3.

8. Keawatan Beton (durability)

AEA umumnya meningkatkan keawetan beton, dengan adanya AEA sifat permeable
beton berkurang. Penggunaan AEA ini juga meningkatkan ketahanan terhadap
pembekuan dan pencairan garam. Hal ini dapat dicapai dengan cara reaksi

8|A d m i x t u r e
pengembangan untuk mengakomodasi pembekuan (ice form) dalam kapilaritas beton.
Selain itu juga gelembung-gelembung udara dapat memotong kapilaritas yang
menerus (continue capilarity) menjadi kapilaritas yang terpotong (discontinue
capilarity) dan akhirnya mengurangi rembesan dan resapan.

b. Pemakaian Air Entraining Admixture

Pada pokoknya penggunaan AEA untuk ketahanan terhadap pembekuan dan


pencairan (freeze and resistance). Menurut BS CP110, untuk ketahanan pembekuan (frost
resistance), untuk diameter tertentu kadar udara diperlukan seperti pada tabel dibawah
ini.

1. Digunakan untuk mengurangi bleeding dan meningkatkan kohesi dan workability


beton yang mempunyai kondisi bahan yang jelek.

2. Mengurangi bleeding, meningkatkan kohesi dan workability agar beton dapat


ditransport lewat pipa (pumpable concrete). Dimana tekanan dibawah 5.2 N/mm 2 atau
6 N/mm2 atau 60 bar.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Penambahan jumlah pasir dari 35% sampai 40% akan menambah kadar udara 4.5%
sampai 5%. Penambahan semen 90 kg/m3 akan mengurangi 1% udara.

2. Pengukuran kadar udara sebaiknya teratur (regular), menurut standard yang ada,
ASTM atau BS 1881 Part 2.

3. Kenaikan temperatur beton akan mengurangi kandungan udara (air content).

4. Waktu pencampuran (Mixing) akan mempengaruhi kadar udara (air content).

5. Pengikatan beton dapat mengurangi kadar udara sampai 0.5%.

9|A d m i x t u r e
VI. Bahan Tambahan Kimia

a. Tipe Bahan Tambahan kimia

Ketentuan dan syarat mutu bahan tambahan kimia sesuai dengan ASTM C 494-81
“Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete”. Definisi type dan jenis
bahan tambahan kimia tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Type A : Water Reducing Admixture, adalah bahan tambahan yang bersifat


mengurangi jumlah air pencampuran beton untuk menghasilkan beton yang
konsistensinya tertentu.

2. Type B : Retarding Admixture, adalah bahan tambahan yang berfungsi menghambat


pengikatan beton.

3. Type C : Accelerating Admixture, adalah bahan tambahan berfungsi mempercepat


pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.

4. Type D : Water Reducing and Retarding Admixture, adalah bahan tambahan berfungsi
ganda untuk mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan beton.

5. Type E : Water Reducing and Accelerating Admixture, adalah bahan tambahan


berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan mempercepat pengikatan beton.

6. Type F : Water Reducing and High Range Admixture, adalah bahan tambahan yang
berfungsi mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12%.

7. Type G : Water Reducing, High Range and Retarding Admixture, adalah bahan
tambahan yang berfungsi mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih dan juga
menghambat pengikatan beton.

10 | A d m i x t u r e
b. Persyaratan Mutu

1. Beton yang dalam pembuatannya memakai jenis bahan tambahan tersebut diatas,
harus memenuhi persyaratan sifat fisik seperti yang tertera dalam standard yang ada,
ASTM C 494-81.

2. Atas permintaan pembeli atau pemakai, produsen bahan tambahan harus menyatakan
secara tertulis bahwa bahan yang disediakan untuk suatu pekerjaan beton adalah sama
dalam segala hal dengan bahan tambahan yang diujikan untuk persyaratan mutu.

3. Atas permintaan pembeli atau pemakai, untuk bahan tambahan yang akan dipakai
dalam beton pratekan, produsen harus menyatakan secara tertulis bahwa kadar klorida
di dalam bahan tambahan itu, dan apakah klorida telah ditambahkan selama
pembuatannya.

c. Keseragaman dan kesamaan komposisi

Apabila ditentukan oleh pembeli atau pemakai bahwa perlu dilakukan uji
keseragaman dan kesamaan terhadap sejumlah bahan tambahan yang dipasok, maka
pengujian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pengujian dilakukan terhadap contoh awal (initial sample) dan hasil ujinya dijadikan
referensi untuk membandingkan hasil-hasil uji atas contoh yang diambil dari
sembarang kumpulan bahan (lot).

2. Analisa infrared, hasil spektra absorbsi sejauh mungkin harus sama antara contoh
awal dan contoh dari suatu lot.

3. Residu pada pengurangan didalam oven. Bila diuji sesuai dengan ketentuan dari cara
pada ASTM C 494-81, maka hasil uji contoh awal dari contoh-contoh yang diambil
berikutnya harus berada pada batas variasi :

a) 5% untuk bahan tambahan cairan

b) 4% untuk bahan tambahan bukan cairan

4. Berat jenis (untuk bahan tambahan cairan)

11 | A d m i x t u r e
Berat jenis dari contoh-contoh tidak boleh berbeda terhadap contoh awal sebesar
lebih dari 10% dari perbedaan antara berat jenis contoh awal dan berat jenis air suling
pada suhu yang sama.

d. Water Reducing Admixture - WRA (Type A, Plasticizer)

1. Fungsi dan Kegunaan

Bahan tambahan ini merupakan material organik yang larut dalam air yang dapat
mengurangi jumlah air yang diperlukan untuk mencapai konsistensi tertentu tanpa
mempengaruhi kadar udara atau sifat setting dari beton. Secara diagram, fungsi dan
pengaruh water reducing admixture dapat digambarkan sebagai berikut.

2. Bahan

Kelompok bahan tambahan yang mengurangi penggunaan air bahan dasarnya adalah :

a) Sulphitelye

b) Albumin Compound

c) Komposisi-komposisi gula

d) Salts of hynosalphonic acids

e) Salts of hydroxy carbonxylic acids

f) Low molecular weight polysochranides (hydroxylated polymer)

3. Mekanisme Kerja Pada Waktu Reducing Admixture

Bahan tambahan water reducing diresap oleh partikel-partikel semen dan karena
itu terjadi tolak-menolak diantara partikel dan menghasilkan penyebaran yang merata
dari semen. Dan hal ini mengurangi jumlah air yang diperlukan dari pasta semen
untuk mencapai konsistensi tertentu.

4. Pengaruh Pada Sifat Beton Dengan Adanya Water Reducing Admixture

12 | A d m i x t u r e
Ini tergantung dari : dosis, type semen, type agregat dan grading, mix design
proportion, temperatur dan kelembapan. Pada kondisi normal pengurangan air untuk
workability yang tetap berkisar antara 8% sampai 12%.

a) Kekuatan Tekan

Tegangan tekan beton bertambah karena adanya pengurangan air, hal ini
dikarenakan faktor A/S (Air-Semen) berkurang. Penambahan kekuatan
diperkirakan ± 10%. Kuat tekan beton tanpa admixture"Kuat tekan beton dengan
admixture"

b) Setting Time

Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari campuran beton tida
berubah.

c) Workability

Bila tidak ada perubahan faktor Air Semen (A/S), water reducing menambah
workability beton. Untuk slump awal 25-75 mm dapat ditambah dengan 50-60
mm.

d) Loss Slump

Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi water reducing admixture
umumnya sama atau lebih besar dari beton biasa. Dimana bila digunakan water
reducing admixture (WRA) akan menambah workability dan waktu pencampuran.

e) Air Entrainment

Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung meningkatkan jumlah kadar


udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan dasar Salt hydroxycarboxylic dan
Polysacharides tidak menambah kadar udara dan bahkan sering mengurangi kadar
udara.

f) Panas Hidrasi

Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan WRA.

13 | A d m i x t u r e
g) Perubahan Bentuk

Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruh dengan adanya WRA.

h) Durability

Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali airnya dikurangi yang
menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.

5. Penggunaan

Penggunaan water reducing admixture bertujuan untuk :

a) Pembuatan mutu beton tinggi

b) Mempermudah pengecoran dan pemadatan

c) Meningkatkan kualitas

d) Beton lebih ekonomis

6. Hal-hal yang harus dihindari

Over dosis, mengakibatkan perlambatan waktu setting yang cukup lama dan
perubahan kadar udara.

e. Retarding Admixture - RA (Type B)

Retarder digunakan karena dapat memperlambat waktu pengikatan beton, sehingga


beton dapat diangkut melalui jarak jauh, apabila terdapat gangguan dalam produksi dan
pengecoran pada suhu tinggi.

Penghambatan pengembangan kekuatan tekan pada umumnya tidak kita kehendaki.


Akan tetapi pengurah kecepatan menyebarnya panas hidras adalah menguntungkan
karena dapat mencegah timbulnya retak-retak pada bangunan yang sedang melaksanakan
pembetonan massal. Kekuatan tekan akhir dapat sedikit bertambah apabila digunakan
retarders, akan tetapi sering terjadi pengurangan kekuatan tekan akhir jika penggunaan
retarders itu jauh melebihi dosis yang ditetapkan.

14 | A d m i x t u r e
Bahan penghambat yang terdapat di pasaran biasanya menggunakan gula sebagai
bahan dasarnya. Jika menggunakan retarders jenis ini sebaiknya jangan melebihi dosis
yang disyaratkan. Bilamana memakai dosis yang jauh melampaui batas maka beton yang
menggunakan bahan jenis penghambat ini tidak pernah akan mengikat. Sifat-sifat lain
seperti kekedapan terhadap air dan penyusutan pada umumnya tidak dipengaruhi secara
negatif, jika menggunakan bahan penghambat. Bahan penghambat biasanya digunakan
bila pad waktu melaksanakan pembetonan dalam cuaca panas, waktu pengikatan semen
dipercepat akibat suhu tinggi. Disamping itu bahan penghambat digunakan juga ditempat
pembuatan beton tua dan beton muda setelah terjadi penghentian pengecoran.

Efek penghambatan seringkali digabungkan dengan ”air entraining” serta perbaikan


sifat pengerjaan atau keduanya.

f. Accelerating Admixture - AA (Type C)

Jenis bahan tambahan ini mempercepat waktu hidrasi dari semen. Beton yang
menggunakan accelarator lebih cepat mengikat serta mencapai kekuatan tekannya. Pada
umumnya kita tidak memerlukan waktu pengikatan beton yang cepat. Waktu pengikatan
yang cepat hanya diperlukan kalau kita perlu menutup bocor dalam bangunan, yang harus
menahan tekanan air dalam segala arah. Jenis Ultra Rapid Accelerators seperti “water-
glass” sangat menguntungkan oleh karena jenis ini menyebabkan pengikatan beton
dengan segera.

g. Water Reducing and Retarding Admixture (Type D)

1. Fungsi

Bahan tambahan penghambat pengikatan adalah cairan kimia yang menghambat


waktu pengikatan dari semen.

2. Bahan

Bahan dasar kimia dari Retarding Admixture (RA) adalah Salt of Lignosulphonic
acids, salt of hydroxycarboxilic acids, low molekuler weight polysaccharides, salt of
boric acid, salt of phosphoric acid. Bahan dasar kimia RA hampir sama dengan WRA,
hanya dosisnya agak lebih sedikit.

15 | A d m i x t u r e
3. Mekanisme

Seperti pada WRA normal, bahan kimianya diserap oleh partikel semen sehingga
melapisi permukaan partikel semen sehingga perubahan sifat dari lapisan beton
memperlambat penetrasi kedalaman semen dan hasilnya memperlambat
perkembangan reaksi hidrasi.

4. Pengaruh pada Sifat Beton

Pengaruh dari RA tergantung dari : dosis, type semen, mix propotion, penambahan
waktu pengikatan dan agregat serta gradingnya.

a) Kekuatan Tekan

Kekuatan tekan awal beton berkurang dengan adanya bahan tambahan kimia
retarder tersebut. Perpanjangan atau penundaan waktu pengikatan tersebut
berkaitan dengan penundaan kekuatan tekan beton. Untuk umur lebih dari 3 hari
kekuatan beton sama dengan campuran beton normal. Kemungkinan kekuatan
beton umur 28 hari lebih besar 10% bila airnya dikurangi. Untuk beton dengan
retarding admixture kekuatan beton 10% lebih tinggi pada umur 7 hari dan 5%
lebih tinggi dari beton normal pada umur 28 hari.

b) Setting Time

Retarder menghambat setting time beton.

h. Accelerating and Water Reducing Admixture (Type E)

1. Fungsi

Accelerating admixture merupakan bahan kimia organik yang larut dalam air dan
meningkatkan tingkat reaksi antara semen dan air, dengan demikian percepatan
pengikatan dan pengembangan kekuatan akan meningkat. Accelerating water
reducing admixture juga berkaitan dengan sifat water reducing.

2. Bahan

16 | A d m i x t u r e
Hampir semua accelerator berbahan dasar kalsium klorida atau kalsium format.
Namun penggunaannya dibatasi hanya pada beton tanpa tulangan saja, karena
berpotensi mempengaruhi korosi pada tulangan.

3. Mekanisme

Kekuatan awal beton merupakan akibat dari hidrasi trikalsium silikat (C 3S) dan
trikalsium aluminate (C3A) dari semen portland. Saat mencampur dengan air C 3S
mengeras dengan cepat, baik C3S dan C3A sama-sama menghasilkan panas.
Accelerator meningkatkan tingkat hidrasi dan dengan cara demikian memberikan
evolusi panas awal dan pengembangan kekuatan. Accelerator tidak menekan titik
beku air dan tidak menunjukkan sebagai anti beku.

i. Superplasticizer

1. Fungsi

Superplasticizer merupakan bahan kimia, biasanya long chain molecules, yang pada
saat ditambahkan pada beton normal mengurangi air yang diperlukan untuk mencapai
workablility yang ditentukan, atau memberi perbedaan workability yang besar
dibawah workability yang ingin dicapai dengan menambahkan admixture water
reducing normal.

2. Bahan

Bahan kimia yang digunakan dalam superplasticizer :

a) Sulphonat melamine formaldehyde condensates

b) Sulphonat napthaline formaldehyde condensates

c) Modified lignosulphonate

3. Mekanisme

Superplasticizer terserap dalam partikel semen. Dengan demikian merendahkan daya


tarik partikel dalam menghasilkan lebih banyak dispersi butir semen seperti halnya
dengan menggunakan water reducer normal.

17 | A d m i x t u r e
VII. Bahan Tambahan Mineral

a. Pozzolan

1. Definisi

Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan
alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam
bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan
bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu normal akan membentuk senyawa
kalsium silikat hidrat dan kalsium hidrat yang bersifat hidraulis dan mempunyai
angka kelarutan yang cukup rendah.

2. Standar Mutu Pozzolan

Menurut ASTM C 618-86 mutu pozzolan dibedakan menjadi tiga kelas, dimana
tiap-tiap kelas ditentukan komposisi kimia dan sifat fisiknya. Pozzolan mempunyai
mutu yang baik apabila jumlah kadar SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 tinggi dan reaktifitasnya
tinggi dengan kapur. Ketiga kelas pozzolan yang disebutkan diatas adalah :

a) Kelas N : Pozzolan alam atau hasil pembakaran, pozzolan alam yang dapat
digolongkan didalam jenis ini seperti tanah diatomic, opaline cherts dan shales,
tuff dan abu vulkanik atau pumicite, dimana biasa diproses melalui pembakaran
maupun tidak. Selain itu ada juga berbagai material hasil pembakaran yang
mempunyai sifat pozzolan yang baik.

b) Kelas C : Fly ash yang mengandung CaO diatas 10% yang dihasilkan dari
pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara.

c) Kelas F : Fly ash yang mengandung CaO kurang dari 10%

3. Jenis-jenis pozzolan

Menurt proses pembentukannya (asalnya) didalam ASTM C 593-82, bahan pozzolan


dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

18 | A d m i x t u r e
a) Pozzolan alam

b) Pozzolan buatan

4. Sifat-sifat Semen yang Memakai Pozzolan

Didalam proses hidrasi semen selain menghasilkan senyawa CSH, CAH, dan
CAF yang bersifat sebagai bahan perekat juga menghasilkan kapur yang angka
kelarutannya tinggi dan bersifat basa. Dengan adanya pozzolan maka kapur yang
timbul akan bereaksi membentuk CSH, CAH, dan CFH yang mempunyai sifat
sebagai perekat. Semen yang mempunyai bahan tambahan pozzolan akan juga
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a) Panas hidrasi akan turun karena adanya tambahan pozzolan kandungan C 3A


dalam semen berkurang.

b) Campuran pasta semen pada keadaan konsistensi normal maka faktor air semen
akan meningkat dengan adanya pozzolan.

c) Workability dari beton yang memakai semen pozzolan akan lebih baik.

d) Merubah waktu setting.

e) Merubah kekuatan beton dan lain sebagainya.

VIII. Bahan Tambahan Khusus

a. Bahan pencegah korosi (corrotion inhibitor)

Penambahan chlorida pada adukan beton menambah resiko berkaratnya tulangan


dalam beton. Apabila baja tulangan itu ditempatkan dalam lingkungan dengan nilai pH =
10 – 12. yaitu biasa kita jumpai jika tulangan tertanam dalam beton, maka tidak ada
bahaya korosi. Akan tetapi penambahan sejumlah kecil chlorida akan menurunkan pH
dari beton sehingga timbullah lingkungan baru yang sangat korosif.

Bahaya korosi dapat dikurangi dengan menggunakan bahan tambahan lain yang
dibutuhkan bersama dengan calsium chlorida.
19 | A d m i x t u r e
Natrium benzonat dan Natrium nitrat membentuk lapisan protektif pada baja tulangan
sehingga dengan demikian baj tulangan itu dapat terhindar dari korosi. Sebanyak 5 %
Natrium Nitrat dapat digunakan dalam kombinasi dengan Natrium Benzonat. Hampir
semua “corrosion inhibitor” adalah bahan penghambat, oleh karena itu penggunaannya
harus dalam kombinasi dengan calsium chlorida.

b. Bahan tambahan jenis polimer

Kini polimer digunakan sebagai admixture, yaitu apabila dibutuhkan beton yang
tahan terhadap pengausan umpama lantai beton. Biasanya digunakan polyvinyl acetate
(PVA). Jenis ini banyak sekali digunakan walaupun efeknya sukar ditentukan

c. Bahan tambahan yang dapat mengembang (expander)

Bilamana expander bereaksi dengan semen, maka akan terjadi gas (biasanya
hidrogen) yang menyebabkan beton itu bertambah volumenya. Dengan menambah kadar
expander dalam beton, maka terbentuklah apa yang dinaamakan aerated concrete
(lightweight concrete). Expanders biasanya digunakan sebagai bahan tambahan untuk
keperluan injeksi atau grouting agar semua lekuk-lekuk serta celah-celah dalam ruangan
dapat terisi penuh. Expanders yang ada di pasaran, biasanya campuran dari bermacam
bahan tambahan seperti expanders, water reducer, dan bahan penghambat (retarder).

Expanders dipakai dalam pelaksanaan pembetonan yang menggunakan cara


penempatan agregat terlebih dahulu dan baru kemudian grout itu dimasukkan
kedalamnya, sampai semua pori-pori terisi penuh. Dalam hal ini dapat digunakan 0,1
gram serbuk alumunium untuk tiap 1 kg semen. Sebelum bahan tambahan ini digunakan
buatlah campuran-campuran percobaan sebelumnya.

d. Bahan pengganti semen portland

Untuk mengurangi kenaikan suhu dalam bangunan beton besar, akibat timbulnya
panas hidrasi, sebagian dari semen dapat diganti dengan bahan teras. Teras mengeras
waktu bereaksi dengan air, sama halnya seperti semen portland akan tetapi mengeluarkan
panas yang lebih rendah. Beton yang dibuat dengan penambahan bahan teras tahan
terhadap air laut. Selama terjadi proses hidrasi antara semen dan air terbentuklah

20 | A d m i x t u r e
Ca(OH)2 (Calsium hidroksida) yang merupakan bahan yang tidak dikehendaki dalam
beton yang telah mengeras.

Bahan ini mudah larut akan tetapi sama sekali tidak menambah kekuatan tekan beton.
Ca(OH)2 larut serta mudah tercuci oleh air asam, disamping itu dapat menyebabkan
terjadinya bintik-bintik putih yang jelek pada permukaan beton. Apabila pada semen
dibubuhkan teras, maka Silica (CiO2) dari teras itu bereaksi dengan Calsium hidroksida
sehingga terbentuklah Calsium Silikat Hidrat.

Dengan demikian ketahanan beton bertambah sehingga tidak akan terjadi


efflorescence (bintik-bintik putih).

e. Bahan-bahan tambahan pembuat beton menjadi kedap air

Beton yang direncanakan dan kemudian dipadatkan dengan baik, biasanya tahan
terhadap air. Dalam hampir semua keadaaan, ketidaktahanan beton terhadap air itu
disebabkan oleh kekurangan atau tidak sempurnanya struktur beton. Bahan-bahan
tambahan yang dapat menahan air (Water replient additive) dapat menahan pengaruh
kekuatan-kekuatan kapiler, sehingga akan mencegah menjenuhnya beton oleh air.

Bahan-bahan ini berupa bahan kimia yang tahan terhadap air, seperti calsium stearat
dan jenis-jenis sabun lainnya, emulsi-emulsi minyak yang kesemuanya itu mengurangi
absorbsi air dari system kapiler.

f. Bonding Admixture

Bonding admixture (bahan tambahan perekat) adalah bahan emulsion polimer organis
(organic polymer emulsion), digunakn untuk menambah sifat melekatnya antara beton
dan mortar.

Bahan pokok dari bonding admixture adalah polyvinil acetate (PVA), styrene
butadiene (SBR) dan acrylic. Biasanya, emulsion synthetic lebih baik dari karet alam
(natural ruber atau latex coumpound).

Selain meningkatkan kekuatan lekat, admixture bonding kemungkinan


memepengaruhi sifat-sifat :

21 | A d m i x t u r e
1. Menambah kekuatan tarik beton

2. Mengurangi penyusutan

3. Mengurangi modulus elastisitas

4. Mengurangi kekuatan tekan

g. Pigmen

Pigmen dalam bentuk tepung berguna dalam mortar dan beton sebagai bahan alam
dari sintesis agar menghasilkan warna yang baik yang tidak mempengaruhi sifat mekanik
dan fisik beton.

Pigmen yang digunakan dalam beton harus sesuai dengan BS 1014, bahan dasarnya
dari karbon hitam, merah, kuning, coklat dan biji besi hitam oksid, black magnesium
oxide, blue cobalt oxide, dan green chromium oxide.

Sampai 10% pigmen dari berat ditambahkan, tergantung warna beton yang
diharapkan. Beton dan mortar yang diberi pigmen mempunyai sifat yang hampir sama
dengan beton dan mortar tanpa pigmen, kecuali karbon hitam, yang mungkin
mengakibatkan turunnya kekatan tekan pada umur awal.

h. Damp-proofing admixture dan Integral waterproff

Damp proofing admixture adalah bahan kimia untuk mengurangi kehilangan


kelembaban sehingga beton menjadi unsaturated (kering). Bahan tersebut tidak
mengurangi kekedapan dari beton dan tiak cocok untuk ketahanan terhadap tekanan air.

Material dasar dari damp proofing admixture adalah : Stearates, Oleates, Pitrolium
Derivated.

Damp proofing admixture mengurangi daya resapan, kelembaban kepori-pori beton


dan menaikkan tingkat pemadatan air menjadi beton kering. Bila dicampur dengan water
reducer seperti lignosulphonate memungkinkan damp proofing admixture akan lebih
kedap.

22 | A d m i x t u r e
BAB III

K E S I M P U LA N

Tujuan pemakaian Admixture dalam campuran beton adalah untuk meningkatkan penampilan
(performance), mutu (qualty), keawetan (durability), dan kemudahan pekerjaan (workability).
Bahan tambah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu Air Entraining Agent, Admixture Kimia
(Bahan Tambahan Kimia), Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral), dan Bahan Tambahan
Lainnya (Miscellanous Admixture).

Dalam kenyataannya penggunaan bahan tambahan secara luas dipergunakan untuk membuat
sifat beton pada kondisi tertentu. Penggunaan admixture harus didasarkan alasan-alasan yang
tepat misalnya untuk memperbaiki kelecehan beton, penampilan beton bila mengeras,
menghemat harga beton, dan memperpanjang waktu pengerasan dan pengikatan dan lain
sebagainya. Tetapi yang penting harus dipahami bahwa “bahan tambahan bukan merupakan obat
mujarab untuk memperbaiki beton yang jelek dan pembuatan beton yang acak-acakan”.

Untuk mengurangi dan mencegah sesuatu hal yang tidak terduga dalam penggunaan
admixture, maka perlu pertimbangan mengenai hal-hal seperti dibawah ini :

a. Gunakan bahan tambahan (admixture) sesuai dengan spesifikasi dan ASTM (American
Society for Testing and Material).

b. Mengikuti petunjuk yang berhubungan dengan dosis, dan melakukan pengetesan untuk
mengontrol pengaruh yang telah didapat.

c. Yakinkan ketelitian prosedur yang ditetapkan untuk ketelitian pencampuran admixture.

23 | A d m i x t u r e
DAFTAR PUSTAKA

https://share.its.ac.id

24 | A d m i x t u r e

Anda mungkin juga menyukai