Anda di halaman 1dari 18

Tinjauan pustaka

Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang belakang yang hidup
didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di air atau menyimpan telur di tempat
lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya dikatakan berudu yang hidup di air atau ditempat
basah tersebut dan bernafas dengn insang. Setelah beberapa lama berudu kemudian berubah
bentuk menjadi katak dewasa yang umumnya hidup di darat atau ditempat yang lebih kering dan
bernafas dengan paru-paru (Djuanda, 1982).
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar dan di
darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dari berudu (aquatis dan bernapas dengan insang)
ke dewasa (amphibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amphibius tetap
memilki insang selama hidupnya. Jenis-jenis sekarang tidak memiliki sisik luar, kulit biasanya
tipis dan basah (Djarubito, 1989).
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, meerupakan
hewan berdarah dingin (poikilotem), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruang yaitu dua
serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang diebut membrane niktilans yang sangat
berfungsi waktu menyelam. Pernapasan saat masih kecobang berupa insang dan setela dewasa
alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit, hidingnya mempunyai katup yang mencegah air
yang masuk kedalam rongga mulut ketika berenang, dan berkembang biak dengan cara
melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantang diluar tubuh induknya atau pembuahan
eksternal (Djuanda, 1982).
Tubuh amphibia khususnya katak terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum tampak
jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu terlepas dari otot yang ada dalamnya,
sehingga bagian dalam tubuhnya berupa rongga-rongga yang berisi cairan limpa subkutan
(Djuanda, 1982).
Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan kelompok chordata yang
pertama kali keluar dari kehidupan air (Radiopoetro,1977).
Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini
berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-
paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka
insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme
adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. (Brotowidjoyo,
1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata
terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan
kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi
seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium
cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase
dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.
Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke
daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan
dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan
berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya
berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada
juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak
terdapat stadium larva dalam air. (Anonymous 1, 2013).)

Organ-organ utama pada hewan vertebrata adalah :


1. Sistem pencernaan
Menurut Jasin (1992), alat pencernaan pada katak tediri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan kloaka. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan. Lambung memanjang dan berbelok ke samping kiri dan berotot. Di dalam
lambung makanan dicerna kemudian masuk ke dalam usus. Di dalam usus makanan diserap, sisa
makanan dikeluarkan melalui kloaka. Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama
dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi
adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut
saluran pencernaan pada katak meliputi:
a. Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk
menangkap mangsa,
b. Esofagus; berupa saluran pendek,
c. Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung
katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju
usus.
d. Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi:
duodenum. jejenum, dan` ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, kloaka merupakan muara bersama antara
saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi
mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan.
pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum
(Anonymous, 2010).

2. Sistem pernapasan
Alat pernapasan pada katak berupa insang, kulit, dan paru-paru. Pada berudu pernapasan
dilakukan dengan insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-paru berupa dinding dimana
dinding ini terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronkus,
laring yang mengandung tali-tali volea, lalu faring dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring
ke laring berupa celah longitudinal disebut glothis. Pernapasan pada katak melalui kulit tipis
yang basah untuk memudahkan difusi gas (Anonymous, 2010 ).
3. sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Pada
peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali peredarannya.
Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung. Kedua, darah dari
seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari
tiga ruang yaitu atrium kiri, kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat klep
yang mencegah agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan CO2
terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2. Tetapi di ventrikel terjadi perncampuran
CO2dan O2 yang terjadi di dalam darah (Kimbal, 199).
4. Sistem ekskresi
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri tulang
belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang (Tim pengajar, 2010).
Sistem ekskresi pada katak disebut suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem
masih bergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem sekresi maupun untuk
sistem reproduksi. Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna yang
dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan yang dikeluarkan oleh hati, yaitu berupa empedu (Saktiono,
1989).

5. Sistem reproduksi
Pembuahan pada katak dlakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung
betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang
katak jantan akan memijat perut katak betina dan memasang pengeluaran telur. Pada saat yang
bersamaan, katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur
yang dikeluarkan di betina (Anonymous, 2010).
1. Katak (Rana cancarifora)
Katak merupakan hewan Amphibi yang mana kelompok hewan ini fase daur hidupnya
berlangsung di air dan di darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata yang pertama keluar
dari kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari
4-5 atau lebih sadikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat digerakkan, mata juga
mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada dalam air (disebut membran
miktans).Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil
(berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru dan
kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan atau poikioterm (Anonymous
1, 2013).
Rana cancarivora (Graven horst /katak sawah) memiliki kulit berwarna hijau, bercak
hitam. Kadang-kadang pada bagian punggungnya bergaris cokelat muda. Habitat ditemukan di
sawah dan saluran irigasi sekitar sawah (Arie, 1999).
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan
pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana cancarivora). Anatomi katak dapat
memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata (Pratiwi, 2006).
Katak merupakan salah satu kelas amphibi yang memiliki panjang mulai dari 3,5 cm
sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua alam, yaitu di darat dan
di air (Pratiwi, 2006).
Katak berasal dari kawasan tropika ke subartik, tetapi kebanyakan spesis katak terdapat di
hutan hujan tropika. Katak merupakan antara kumpulan vertebrata yang paling banyak
kepelbagaian, merangkumi lebih 5,000 spesis yang dikenali. Namun begitu, populasi spesis
katak tertentu kian merosot (Anonymous 1, 2013).
Menurut Anonymous 1 (2013), warna katak bermacam-macam dengan pola yang
berlainan. Hal ini disebabkan karena adanya pigmen dalam dermis, yaitu:
a. Melanopora, berupa warna pigmen yang dapat menyebabkan warna hitam.
b. Lipopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna merah kuning.
c. Gaunopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna biru.
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pengamatan katak sawah (Rana
cancarivora) dan kodok (Bufo sp) dapat dilihat dengan jelas morfologi dan anatominya yaitu
sebagai berikut :

1. Katak (Rana cancarivora)


Klasifikasi katak sawah menurut Radiopoetro (1977), adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Ranaidae
Genus : Rana
Species : Rana cancrivora
Katak merupakan salah satu anggota dari class Amphibia yang kedudukannya diantara ikan
dan Vertebrata kelas tinggi. Amphibia berasal darikata amphi artinya rangkap dan bios artinya
hidup. Jadi amphibia berarti hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu dari kehidupan air menuju
kehidupan darat. Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan kelompok
chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air (Radiopoetro,1977).
Rana cancrivora (Graven horst /katak sawah) memiliki kulit berwarna hijau, bercak hitam.
Kadang-kadang pada bagian punggungnya bergaris cokelat muda. Habitat ditemukan di sawah
dan saluran irigasi sekitar sawah (Arie, 1999).
Kemampuan beradaptasi tinggi karena merupakan hewan berdarah dingin yang suhu
tubuhnya selalu mengikuti suhu sekelilingnya. Ciri khas dari kodok adalah adanya gendang telinga
sebelah belakang matanya pada kedua sisi kepalanya. Binatang ini berbadan agak unik yaitu
pendek, bermata besar dengan tungkai belakang panjang (Susanto, 1994).
Rongga mulut dapat masuk diantara celahinsang ke dalam faring. Epitelium dari rongga
mulut dibangun oleh beberapa lapis sel epitel yang pipih dan mempunyai fungsi pernafasan. Lubang
khoane terdapatdi bagian depan langit-langit primer.Kaki depan atau lengan katak terdiri dari
lengan atas (brachium),antebrachium, manus, digiti 4 buah yang satu mengecil (Djuanda, 1982).
Digiti pada katak jantan menebal pada saat musim kawin. Tiap kaki belakang mempunyai femur
(thigh),crus (shark), atau kaki bawah, pes(angle) dan manus serta 5 buah digiti yang berselaput
renang (Holmes, 1928).
Kaki depan atau lengan katak terdiri dari lengan atas (brachium),antebrachium, manus, digiti 4
buah yang satu mengecil. Digiti pada katak jantanmenebal pada saat musim kawin. Tiap kaki belakang
mempunyai femur (thigh),crus (shark), atau kaki bawah, pes (angle) dan manus serta 5 buah
digiti yang berselaput renang (Holmes, 1928).
Sistem muscularia pada katak terdiri dari banyak otot, yaitu otot subhioideus, deltoideus (episternalis,
episternum, dan akapularis), otot submaxillaris, otot pektoralis (bagian epikorakoid, sternal,
abdominal), otot rektus abdominis (terdapat linea alba), otot korakoradialis, otot obliquseksterna
(Djuanda, 1982).

MORFOLOGI
Pada pengamatan morfologi katak sawah (Rana cancarifora) dapat dilihat dengan jelas
bagian-bagian sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh
Tubuhnya berbentuk bilateral simetris yaitu antara bagian kanan dan bagian kiri
mempunyai bentuk yang sama persis.
2. Warna tubuh
Warna tubuh katak yang telah diamati berwarna kecoklatan di sekujur tubuh dengan bagian
atas tubuh lebih gelap dibandingkan bagian bawah tubuh. Adanya warna kulit demikian karena
adanya lapisan yang terdapat pada bagian bawah kulit yaitu lapisan melanofora. Lapisan ini
mengandung melanin, jenis pigmen yang menghasilkan warna cokelat gelap atau hitam sehingga
kulit katak ini berwarna kecoklatan. Katak melindungi diri dengan warna yang sesuai dengan
warna sekitarnya. Warna kecoklatan yang gelap dan terang yang berbeda pada kedua sisi
tubuhnya disebabkan karena mengumpul dan menyebarnya butir-butir pigmen dan chromatofora.
suhu juga dapat mempengaruhi warna tubuh pada katak. Karena jika Suhu rendah maka akan
menghasilkan warna yang gelap sedangkan suhu tinggi dan keadaan kering atau meningkatnya
sinar menghasilkan warna terang. Hal tersebut tampak jelas pada bagian atas tubuh katak yang
berwarna gelap dan pada bagian bawah tubuh yang berwarna terang.
3. Kulit
Kulit pada katak licin dan lunak. Kulit yang lemas sebagai penutup tubuh berfungsi
menutupi tubuh terhadap gangguan yang bersifat fisis atau pathologis. Kulit tersusun atas
epidermis yang merupakan lapisan kulit paling luar dan dermis yang terbagi atas jaringan lain.
Dalam kulit terdapat butir-butir pigmen (pada epidermis) dan sel pigmen (chromatofora) pada
dermis.
4. Kepala (caput) dan Extremitas
Pada bagian kepala terdapat sepasang organon visus (mata) yang bulat dan menonjol. Di
belakang mata terdapat membrane tympani untuk menerima getaran suara. Selain itu, juga
terdapat mulut yang agak moncong ke depan yang berfungsi sebagai alat pencernaan. Di dalam
mulut terdapat gigi yang terdiri atas gigi maxilla (rahang atas ) dan mandibula (rahang bawah),
Lingua (lidah), berpangkal dicranial mandibula bersifat bifida (bercabang), ujung caudal bebas
dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa.
Extremitas depan yang berupa kaki atau tangan berukuran pendek, terdiri atas : brachium
(lengan atas) yang berupa humerus, antibracium (lengan bawah) yang berupa radius ulna, carpus
(pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang terdiri atas metacarpus dan phalangus (jari –
jari) pada telapak tangan terdapat palm. Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri
atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang terdiri atas betis (tibia fibula), tarsus
(pergelangan kaki), pes (telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalanges (jari – jari).
5. Kaki
Katak memiliki 2 pasang kaki yaitu sepasang kaki depan memiliki 4 jari dan sepasang kaki
belakang memiliki 5 jari. Selain itu pula katak memiliki kaki yang berselaput yang berfungsi
untuk berenang. Struktur kaki katak sangat bervariasi di antara spesies katak sesuai dengan
habitat yang ditempatinya yaitu seperti di tanah, dalam air, di pohon atau di liang tanah. Katak
harus mampu bergerak cepat melalui lingkungan mereka untuk menangkap predator atau mangs
dan melarikan diri, serta beradaptasi banyak membantu mereka melakukannya.
Katak memiliki susunan tubuh yang terdiri atas kepala, badan dan alat gerak. Kepala katak
terdiri atas beberapa organ yaitu: mulut berukuran lebar dan berada sedikit ke bawah serta
membelah secara horizontal hampir seluruh bagian kepala, mata dilapisi selaput (membran
nictitan) untuk mencegah masuknya air, gendang telinga (membran tympanium) ada pada setiap
sisi kepalanya dan lubang hidung yang sangat kecil. Badan yang terdiri dari perut dan punggung
memiliki panjang tingkali panjang kepala. Perut berwarna putih kekuningan dengan kulit yang
halius dan elastis. Punggung berwarna hijau dengan kulit agak kasar dan tulang punggungnya
menonjol (Anonymous, 2010).
Katak memiliki dua alat penggerak yaitu sepasang kaki depan dengan jari-jari sebanyak
empat, dan jari belakang sebanyak lima, semuanya mempunyai selaput renang yang elastis. Kaki
katak bias mencapai 15 – 17,5 cm, sedangkan beratnya bisa mencapai 1 kg (Anonymous, 2010).
2. Kodok (Bufo sp)
Klasifikasi kodok menurut Radiopoetro (1977), adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo Sp

MORFOLOGI
Pada pengamatan morfologi Bufo sp. diperoleh hasil bahwa tubuhnya terdiri dari beberapa
bagian yaitu kepala (caput) , cervix, badan (truncus), extrimitas, dan kulit ( integumentum).
Kepala (caput) berbentuk seperti segitiga yang terdiri atas rima oris (celah mulut) yang
terletak pada ujung rostrum (moncong) berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan
lidah yang berlendir, cavum oris (rongga mulut), nares anteriores yang merupakan lubang hidung
kecil pada dorsal rima oris, mata (organon visus) Mata menonjol dan dilindungi oleh dua
kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut kelopak mata atas (valvebra
superior), bagian bawah disebut kelopak mata bawah (valvebra inferior) serta kelopak mata
ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membrane
nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air, dan membrana tympani di
belakang organon visus Merupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima
getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga tidak terdapat
daun telinga (pinna auricularis).
Di dalam cavum oris terdapat organ-organ lain yang berupa maxilla (rahang atas),
mandibula (rahang bawah), lingua (lidah) yang berpangkal di mandibula, berwarna merah muda
dan bercabang serta ostium tubae auditivae yang terletak di dekat sudut mulut dan terdapat 2
buah.
Cervix pada amphibi tidak tampak nyata karena bersatu dengan truncus yang terletak di
sebelah caudal caput. Pada truncus terdapat 2 pasang extrimitas yaitu extrimitas anterior yang
terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah), manus (tangan secara
keseluruhan), dan digiti (jari-jari) sebanyak 4 buah serta extrmiitas posterior yang terdiri dari
femur (paha), crus (tungkai bawah), pes sive pedes (kaki secara keseluruhan).
Bagian integumentum pada amphibi terdiri dari 2 bagian yaitu epidemis dan dermis
(corium). Epidermis Bufo sp. berwarna cokelat dan memiliki benjolan-benjolan kecil berwarna
hitam sehingga kulitnya menjadi kasar. Kulit kodok selalu basah karena adanya sekresi kulit
yang banyak sekali.

3. Anatomi katak (Rana cancarifora) dan kodok (Bufo sp)


Organ-organ yang berada di dalam tubuh amfibia akan tampak setelah dilakukan proses
pembedahan seperti pada langkah kerja. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, organ
dalam dari katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp) ini terdiri atas paru-paru (pulmo),
pankreas, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crasum), kloaka, ventriculus,
empedu (vesica fellea), hati (hepar), spleen, ginjal (ren), dan jantung (cor). Paru-paru (Pulmo)
terletak di dekat hepar, berwarna putih, mengembung dan didalamnya terdapat gelembung-
gelembung kecil. Di sebelah pulmo terdapat jantung (cor), berwarna merah kecoklatan yang
terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Tepat dibawah cor terdapat spleen yang warnanya hampir
sama dengan cor yaitu merah kecoklatan. Spleen menyatu dengan hepar yang berwarna merah
cokelat, terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dexter dan lobus sinister yang ukurannya lebih besar dari
pada lobus dexter karena memiliki 2 lobuli. Hati (hepar) terletak di ventro caudal. Diantara lobus
hepar, terdapat empedu (vesica fellea) yang berwarna hijau kehitaman. Di bawah hepar
ditemukan ventriculus yang berwarna merah muda dan berhubungan dengan intestinum crasum
serta intestinum tenue yang keduanya berwarna abu-abu terletak di lateral ventral. Diantara
ventriculus dan intestinum melekat pankreas yang berwarna kuning dan berukuran kecil. Selain
itu, diperoleh ginjal (ren) yang melekat pada columna vertebralis berjumlah 2 pasang dan
berwarna merah cokelat. Ren ini juga terhubung pada kloaka yang berada di daerah caudal.
1. Cavum oris (rongga mulut) yang lebar, terdiri dari:
a. Nares interna (lubang hidung dalam), terhubung dengan nares externa disebelah luar.
b. Dens vomerin (gigi vomerin), terdapat pada bagian maxilla.
c. Pallatum (langit-langit)
d. Lingua (lidah) yang dapat memanjang dan ujungnya berbelah.
e. Saluran Eustachius, terdapat di bagian lateral dekat pangkal rongga mulut dan terhubung dengan
membran tympani.
f. Glottis (celah antara mulut dan tenggorokan)
2. Sistem sirkulasi, terdiri dari:
a. Cor (jantung), berada dalam selaput perikardia, beruang tiga yang terdiri atas atrium dextra
(serambi kanan), atrium sinistra (serambi kiri), dan ventrikel (bilik).
b. Pembuluh darah berupa arteri, vena, dan kapiler.
c. Sinus venosus, bagian jantung yang menampung darah.
3. Sistem respirasi, terdiri dari:
a. Cavum oris (rongga mulut) yang dapat membesar ketika udara masuk.
b. Trakea (tenggorokan), saluran bercincin yang bercabang pada paru-paru.
c. Pulmo (paru-paru), jumlahnya sepasang, berupa kantung elastis seperti busa, dan berada
dibelakang hati dan jantung.
4. Sistem pencernaan, terdiri dari:
a. Esofagus (kerongkongan), saluran silindris pendek dekat trakea menuju ventriculus.
b. Ventriculus (lambung), berada di sisi kiri rongga tubuh, berupa saluran panjang yang melebar.
c. Duodenum (usus 12 jari), saluran lanjutan dari ventriculus disebelah kanan dan berliku, dan
merupakan muara dari sekret kelenjar pencernaan.
d. Intestinum tenue (usus halus), saluran panjang dan halus yang berkelok-kelok.
e. Intestinum crassum (usus besar), saluran yang besar dan kasar, berisi sisa pencernaan.
f. Rectum (rektum), lanjutan dari usus besar, tempat sisa pencernaan sebelum dikeluarkan.
g. Glandula digestoria (kelenjar pencernaan), terdiri atas hepar (hati) tiga lobus, berwarna merah
coklat; vesica fellea (kantung empedu) pada lobus kanan hati; dan pankreas yang berada dekat
duodenum, berwarna kekuningan.
h. Kloaka, lubang tempat bermuaranya sisa pencernaan dan sistem urogenital.
5. Sistem urogenital, terdiri dari:
a. Sistem ekskresi, terdiri atas sepasang ren (ginjal) yang terletak di bagian dasar rongga tubuh,
panjang dan berwarna merah kecoklatan, dipermukaannya terdapat glandula adrenal; ureter
berupa saluran dari ren menuju vesica urinaria; dan vesica urinaria (kantung kemih) berupa
tempat menampung urin sementara.
b. Sistem genitalia, berdasarkan preparat yang berkelamin betina terdiri atas sepasang ovarium
(indung telur) dengan ovum warna hitam berbintik putih dalam jumlah banyak menutupi hampir
seluruh permukaan abdomen; sepasang oviduk (saluran telur) yang berkelok-kelok dan berwarna
putih; uterus (rahim) sebagai tempat penyimpanan telur sebelum dikeluarkan.
Menurut Anonymous (2010), anatomi dari katak atau kodok terdiri atas:
1) Jantung, berada dalam pericardium yang terdiri atas tiga lobus yaitu dua anterium dan satu
ventrikal.
2) Hati berwarna merah kecoklatan terdiri dari dua lobus besar.
3) Lambung berwarna keputih-putihan berada disebelah kiri hati.
4) Paru-paru, terletak diantara hati sebelah kanan dan sebelah kiri lambung.
5) Usus dua belas jari, terletak disebelah kanan lambung membelok ke kiri.
6) Usus besar yang sangat jelas lekukannya.
7) Kantung kemih, mempunyai gelembung bening yang sangat mudah pecah.

4. Fisiologi katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp.)


a. Sistem dan kelenjar pencernaan
Menurut Anonymous (2010), sistem dan kelenjar pencernaan pada katak terdiri atas:

a) Hati terdiri atas tiga lobus, berwarna merah tua. Hati berfungsi menghasilkan empedu yang
berperan dalam prooses pencernaan.
b) Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu kardiak yang terdapat di bagian atas yang berdekatan
dengan hati, fundus yang terdapat di bagian tengah, dan filorus yang terdapat di bagian bawah
yang dekat dengan hati.
c) Pankreas. Kelenjar berwarna keputihan berbentuk lapisan lonjong terletak dalam simpul yang
terbentuk dari duodenum dan permukaan bawah lambung. Pankreas berfungsi menghasilkan
getah pankreas yang kemudian dialirkan ke duodenum.
d) Usus halus merupakan saluran pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari
duodenum, jejunum, dan ileum.
e) Usus besar dilapisi dengan mukosa tanpa lapisan kecuali pada bagian rectum. Usus besar
berfungsi pada proses reabsorbsi air dan membentuk lendir.
f) Rektum merupakan bagian paling akhir dari usus besar yang beermuara di kloaka yang
berfungsi sebagai lubang pelepasan.
Pencernaan sempurna, bercabang, juga berkloaka, mulut brlidah, bergigi, serta gigi vomer
pada langit-langit.
Rongga mulut merupakan tempat ,masuknya makanan pertama kali. Pharynx merupakan
organ yang pendek dan sempit dari lanjutan rongga mulut. Esophagus berukuran pendek dan
menghasilkan sekresi alkali dan mendorong makanan masuk ke ventriculus sampai kontraksi
otot ventriculus meremas makan hingga hancur. Intestinum merupakan organ yang berliku-liku
dengan bagian anterior setelah pylorus adalah duodenum. Testinum dapat menghasilkan
sekretnya sendiri. Usus besar atau intestinum crassum merupakan lanjutan dari intestinum dan
tempat sisa metabolisme lalu berakhir pada rectum untuk dikeluarkan melalui kloaka
(Anonymous, 2010).

b. Sistem sirkulasi
Alat peredaan darah katak terdiri atas jantung. Jantung katak terletak di dalam rongga dada.
Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri dan kanan) dan 1 bilik (ventrikel).
Dengan demikian, bilik jantung katak tidak memiliki sekat. Terdapat dua aorta yaitu aorta kiri
dan kanan. Peredaran darah katak tertutup karena beredar dalam pembuluh darah, dan ganda
karena dalam satu kali beredar darah melewati jantung dua kali (Anonymous, 2010).
Darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubh masuk ke jantung melalui Vena cava
(pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena
adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat itu darah yang mengandung
O2, yang bersal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka
darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalm bilik terjadi sedikit pencampuran darah yang kaya O2
dan yang miskin O2. Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2dalam bilik dipompa melalui trunkus
arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh
jaringan tubuh (Anonymous, 2010).
Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang
kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu darah yang miskin
dipompa keluar melewati arteri konus tubular, pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu
sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik vena saja. Jantung mempunyai dua aurikel dan satu
ventrikel. Darah dari sinus venosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel melalui truncus anteriosus yang bercabang dua disebelah anterior jantung, lalu terbagi
pada pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokokk, yaitu: arteri karotis, arteri sistemik, dan arteri
pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke posterior). Tiap arteri karotis interna dan karotis
eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri sistemik (dua buah) bersatu menjadi aorta dorsal.
Aorta dorsal itu bercabang-cabang menjadi seliako-mesenterik (lambung, hati, intestinum),
segmental (otot-otot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan iliakal (Anonymous, 2010).
Menurut Anonymous (2010), sistem peredaran darah pada katak adalah sebagai berikut:
1) Jantung (cor) tersiri atas dua atrium dan satu ventikel, atrium sinistra, menerima darah dari vena
pulmonalis, atrium dekstra dari dari sinus venosus, ventrikal berdinding tebal, adanya trabeculae
(penonjolan) dari otot jantung.
2) Conus arterious, mempunyai letak yang miring kearah kiri, berwarna pitih serta menerima darah
dari cor.
3) Truncus arterious, merupakan kelanjutan dari conus arterious bagian distalnya bercabang dua,
kea rah kiri dan kanan.
4) Sunus venosus, salah satu bagian dari jantung yang menampung darah.

c. Sistem pernapasan (respirasi)


Alat pernapasan berupa paru-paru, kulit, dan insang, pertukarang gas terjadi pada kulit.
Larva bernapas dengan insang.
a) Hidung dan rongga hidung, merupakan tempat pertama yang dilalui oleh udara. Rongga hidung
dilengkapi dengan rambut, dan selaput lendir yang berguna menyaring udara, menghangatkan,
dan melembabkannya sebelum masuk ke paru-paru.
b) Faring adalah pangkal kerongkongan yang berbatasan langsung dengan laring yang dilengkapi
katup pangkal tenggorokan.
c) Trakea, terdapat pada leher bagian depan, di belakangnya terdapat kerongkongan. Trakea
berbentuk pita yang dibentuk oleh cincin-cincin rawan yang permukaan dalamnya dilapisi
selaput lendir yang sel-selnya berambut getar yang berfungsi menolak debu dan benda-benda
asing lainnya dari luar dengan cara batuk atau bersin tiba-tiba.
d) Bronkus adalah percabangan dari batang tenggorokan ke kiri dan ke kanan masing-masing
menuju ke paru-paru.
e) Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus yang berada dalam paru-paru.
f) Alveolus mengandung kapiler darah. Disinilah oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah dan
diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah.
Pulmo merupakan sepasang kantung yang elastis. Permukaan bagian dalam mengandung
banyak lipatan untuk memperluas bidamg respirasi. Pulmo langsung berhubungan dengan
larring. Dimana laring berhubungan langsung dengan rongga mulut melalui celah auditus
laringys atau glottis (Anonymous, 2010).
Kulit sering digunakan untuk membantu proses respirasi melalui pembulu vena cutanea
magna yang tersebar dibagian dalam kulit untuk mempermudah difusi oksigen dan karbon
dioksida melalui darah (Anonymous, 2010).
Ketika inspirasi, udara melalui nares kedalam cavum oris lalu diteruskan ke pulmo karena
adanya kontraksi otot submandibularis dan geniohyordeus. Ketika ekspirasi, udara dari pulmo
keluar ke cavum oris oleh desakan dari dinding badan dan elastisitas pulmo ketika respirasi.
Udara masuk melalui nares lalu cavum oris menutup dan membesar oleh otot submandibulatis
relaksi strerophydeus kontraksi (Anonymous, 2010).
Menurut Anonymous (2010), sistem respirasi pada katak, terdiri dari beberapa fase yaitu:
a) Aspirasi: cavum oris menutup, otot submandibularis mengalami relaksasi, sementara otot
stempyoideus berkontraksi segingga cavum oris membesar, dan memungkinkan udara masuk
melalui nares eksterna atau nares anterior.
b) Inspirasi: nares tertutup oleh kutub, diikuti dengan kontraksi otot submandibularis dan
geniohyoideus akibatnya cavum oris mengecil udara masuk kelaringnya melalui glottis (aditus
laryngis) kemudian pulmo mengembang.
c) Ekspirasi: otot submandibularis mengalami relaksasi sedangkan otot sternohyodeus dan otot-
otot perut mengalami kontraksi akibatnya udara di dalam pulmo keluar, atau glottis menutup,
neres terbuka, sementara otot submandibularis dan otot geniohyoideus berkontraksi akibatnya
cavum oris menyempit, udara dihembuskan ke luar pulmo.
Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk kehidupan yang mula-mula di air tawar
kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksi
masak, keadaan ini merupakan fase larva yang disebut berudu. Fase berudu ini menunjukkan
sifat antara pisces dan reptilia. Sifat ini menunjukkan bahwa Amphibia adalah kelompok
chordata yang pertama kali hidup di daratan. Beberapa pola menunjukkan pola baru yang
disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya: kaki, paru-paru, nares (hidung) yang mempunyai
hubungan dengan cavum oris dan alat penghidupan yang berfungsi dengan baik di dalam air
maupun di darat (Jasin, 1989).

Amphibia merupakan Tetrapoda atau vertebrata darat yang paling rendah. Menurut garis
evolusinya, Amphibia diyakini berasal dari nenek moyang yang sama dengan ikan. Amphibia
misalnya Salamander dapat mempertahankan insang selama hidupnya. (Kimball, 1988).

Katak sawah (Fejervarya cancrivora) termasuk dalam ordo Anura dan memiliki ciri
khas diantaranya adalah tubuh berukuran besar dengan lipatan-lipatan kulit atau bintil-bintil kulit
yang memanjang dan pararel dengan sumbu tubuh. Katak sawah bertubuh kecil sampai agak
gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar Katak sawah (Fejervarya
cancrivora) digunakan sebagai preparat dalam praktikum kali ini untuk mewakili kelompok
Amphibia. Katak sawah dipilih karena kulitnya tidak beracun. Selain itu, hewan ini memiliki
struktur dan morfologinya mudah diamati. (Duellman and Trueb, 1986).

Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk kehidupan yang mula-mula di air tawar
kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksi
masak, keadaan ini merupakan fase larva yang disebut berudu. Fase berudu ini menunjukkan
sifat antara pisces dan reptilia. Sifat ini menunjukkan bahwa Amphibia adalah kelompok
chordata yang pertama kali hidup di daratan. Beberapa pola menunjukkan pola baru yang
disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya: kaki, paru-paru, nares (hidung) yang mempunyai
hubungan dengan cavum oris dan alat penghidupan yang berfungsi dengan baik di dalam air
maupun di darat (Jasin, 1989).

Katak adalah hewan Amphibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Katak memiliki kulit
kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul. Beberapa jenis katak, pada sisi tubuhnya
memiliki lipatan kulit berkelenjar, mulai dari belakang mata hingga di atas pangkal paha yang
disebut lipatan dorsolateral. Katak mempunyai mata berukuran besar, dengan pupil mata
horisontal dan vertikal. Beberapa jenis katak memiliki pupil mata berbentuk berlian atau segi
empat yang khas bagi masing-masing kelompok. Tubuh katak betina biasanya lebih besar
daripada yang jantan. Ukuran katak dan kodok di Indonesia bervariasi dari yang terkecil hanya
10 mm, dengan berat hanya satu atau dua gram sampai jenis yang mencapai 280 mm dengan
berat lebih dari 1500 gram (Iskandar, 1998).

Katak sawah dimasukkan ke dalam ordo Anura. Nama anura mempunyai arti tidak
memiliki ekor (anura: a tidak, ura ekor). Ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor,
kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai
belakang lebih besar daripada tungkai depan, hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan
melompat (Duellman and Trueb, 1986).

Cara hidup Katak sangat berbeda dengan Ikan. Hewan ini tidak hidup di perairan yang
dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Katak juga memiliki bermacam-
macam warna kulit dengan pola yang berlainan. Warna-warna itu ditimbukan oleh pigmen-
pigmen yang terdapat di dalam sel-sel pigmen di dalam dermis. Sel pigmen ini biasa dinamakan
menurut jenis pigmen yang dikandung. Melanofora mengandung pigmen coklat dan hitam dan
lipofora mengandung pigmen merah, kuning dan orange. Amphibi juga mempunyai pigmen yang
disebut guanofora, mengandung kristal guanin yang dapat memproduksi efek putih terang.
Perubahan warna pada kulit Katak dapat terjadi karena stimulus lingkungan, misalnya gelap,
panas, dan dingin. Perubahan itu diatur melalui neuro-endokrin. (Duellman and Trueb, 1986).

Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum tampak jelas.
Kulit katak terlepas dari otot yang ada di dalamnya, sehingga bagian dalam tubuh katak berupa
rongga-rongga yang berisi cairan limfa subkutan. Kulit ini hampir selalu basah karena adanya
sekresi kelenjar-kelenjar mucus yang banyak terdapat didalamnya. Selain itu, kulit katak juga
banyak mengandung kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri
kutanea (Djuhanda, 1982). Amphibi dewasa memiliki mulut lebar dan lidah yang lunak yang
melekat pada bagian depan rahang bawah (Djuhanda, 1982).

Katak mengalami metamorfosis sempurna. Metamorfosis dari katak menyangkut tiga proses
perubahan, dua diantaranya merupakan perubahan yang drastis, yaitu berupa penciutan ekor dan
terbentuknya organ yang baru yang tidak tampak dari luar. Metamorfosis merupakan suatu masa
kritis yang di alami selama terjadinya perubahan dari hewan berhabitat akuatis menjadi terestrial
(Duellman, 1986).

Klasifikasi Katak Sawah, adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Amphibia

Ordo : Anura

Familia : Ranidae

Genus : fejervarya
Species : Fejervarya cancrivora

Anda mungkin juga menyukai