(BAB I-V) Tugas PKL
(BAB I-V) Tugas PKL
PENDAHULUAN
Gambar 2.1
Struktur Manajerial Organisasi Perusahaan
1. Pressure vessel
2. Drain Vessel
4. Condenser
6. Heat Exchanger
Gambar 2.12
Struktur Organisasi Perusahaan
2.5 Tata Letak Pabrik
Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal terletak pada satu tempat
yang memberikan biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal.
Dengan kata lain lokasi yang terbaik dari suatu pabrik ialah lokasi dimana biaya
produksi dan distribusi yang rendah sehingga akan menghasilkan keuntungan
yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Letak Pabrik PT. Boma Bisma Indra:
Head Office & Manufactruring Shop
Alamat: Jl. Imam Bonjol No.18 Bugul Lor, Panggung Rejo, Kota Pasuruan 67129,
Jawa Timur. Indonesia
Telepon: (0343) 421063
Fax: (0343) 426490
E-mail: info@ptbbipas.com
Web site: www.ptbbi.co.id
Gambar 2.13
Struktur Layout Pabrik PT. BBI
BAB III
SISTEM PEMELIHARAAN
2. Corrective Maintenance
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu
kerusakan atau disaat sistem atau fasilitas tidak dapat berfungsi seperti yang
diharapkan. Tindakan yang dapat diambil dapat berupa penggantian komponen,
perbaikan komponen serta overhaul.
3. Planned Maintenance
Pekerjaan dalam bidang maintenance yang terorganisasi dan dilakukan
dengan melihat jauh ke depan menyangkut juga masalah pengendalian dan
pendataannya. Misalnya keperluan-keperluan apa saja yang harus dikerjakan
apabila menghadapi suatu peralatan mesin yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan.
4. Unplanned Maintenance
Pekerjaan maintenance yang dilakukan secara mendadak yang bersifat
darurat karena terjadinya kerusakan yang tiba-tiba diluar perkiraan. Untuk
menghindari kerusakan secara tiba-tiba yang kadang kala sangat mengganggu,
maka pekerjaan preventive maintenance haruslah dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
5. Running Maintenance
Yaitu bagian dari preventive maintenance dimana dilakukan pada
peralatan atau fasilitas yang masih tetap dalam keadaan bekerja. Jadi proses
maintenance ini tidak akan mengganggu proses produksi.
8. Overhaul
Adalah pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh atau besar-besaran
terhadap suatu peralatan/fasilitas atau sebagian dari fasilitas itu sehingga
mencapai standar yang dapat diterima. Overhaul tidak hanya dilakukan pada saat
mengalami kerusakan, tetapi juga dilakukan pada saat masih dapat bekerja dengan
baik. Karena berbagai keragaman mesin/fasilitas yang dimiliki oleh PT Boma
Bisma Indra, maka pelaksanaan overhaul tidak mempunyai jangka waktu yang
sama. Misalnya berapa tahun sekali pelaksanaan overhaul untuk meisn-mesin
CNC dan untuk meisn-mesin non CNC tidak akan sama.
Gambar 3.5
Tabel Alat Pelindung Diri
b. Tindakan administrasi
- Laporan kecelakaan kerja dibuat oleh bagian keselamatan kerja (SHE)
- Melaporkan ke DEPNAKER
- Melapor ke BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan klaim asuransi
Kedataran : 70 mm
Catatan:
11. Motor
- Untuk proses pembengkokkan : 15 kW
Equivalents:
- Mobil DTE 26
Equivalents:
Equivalents:
Shell Alvania EP2
Mobillux 2
xxon Nebula EP2
D. Chain coupling
Penggantian grease pada chain coupling harus dilakukan tiap 12 bulan atau
2000 jam pemakaian mesin dan grease yang digunakan sama dengan grease yang
terdapat pada dongkrak.
1. Springback
Springback terjadi karena semua benda-benda memiliki modulus
elastisitas tertentu, perubahan logam diikuti dengan pemulihan lenting pada
pulihan beban. Dalam pembentukan, pemulihan ini dikenal sebagai springback.
Sudut lengkung akhir setelah diberi kekuatan tekanan/pembentukan lebih kecil
dan radius lengkung akhir lebih besar dari yang sebelumnya.
Sudut lengkung yang dihasilkanmenjadi lebih besar setelah pembentukan
dilakukan. Kegagalan springback negatif dapat berupa kembalinya bentuk benda
menuju ke bentuk semula.
2. Benda Sobek
Kegagalan ini disebabkan karena keelastisan material yang kurang atau
pada saat pembentukan terjadi tumbukan yang terlalu besar sehingga benda yang
dibentuk menerima tekanan lebih yang menyebabkan sobek. Umumnya sobek
terjadi pada pengerjaan yang menggunakan benda plat atau piringan.
4. Human Error
Kesalahan bisa terjadi ketika saat melakukan pemotongan material,
melakukan setting nol plat benda kerja atau saat pengoperasian dari mesin
itu sendiri. Sebelum saat di roll material plat harus diukur terlebih dahulu
untuk kemudian di potong menggunakan plasma cutting dan sebelum
disetting nol, plat benda kerja akan ditandai pada bagian kedua sisinya,
posisi kedua sisi yang telah diberi tanda/ marking harus sejajar dengan dies
pembengkok agar hasil rolling dari plat lurus dan berpentuk silinder
sempurna. Jika pada saat pengoperasian mesin kesalahan terjadi karena
sudut pembengkokan yang terlalu dipaksakan, karena pada saat rolling,
sudut penggulungan mesin harus bertahap dalam menggulung plat, ini
dilakukan bertujuan agar plat hasil gulungan mesin tidak sobek dan tidak
mengalami spring back.
Berikut merupakan contoh hasil roll bending machine yang berhasil (lolos
quality control) dan yang gagal (tidak lolos quality control) :
Gambar 4.2 Hasil Proses Roll
Bending Tidak Lolos QC
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja lapngan selama dua bulan di PT. Boma
Bisma Indra Pasuruan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pabrik PT. Boma Bisma Indra merupakan pabrik yang bergerak di bidang
manufaktur dan industry yang hasil dari produsiknya telah banyak di
ekspor ke berbagai negara di Asia maupun Eropa
2. Untuk menunjang proses kerja di PT. Boma Bisma Indra Pasuruan
terdapat beberapa departemen dan dinas, antara lain :
a. Departemen Engineering
b. Dinas PPC (Production Planing Control)
c. Dinas QC (Quality Control)
d. Dinas Fabrikasi
e. Bagian Maintenance
3. Di PT. Boma Bisma Indra banyak sekali mesin-mesin perkakas yang digunkan
seperti Mesin Roll Bending, Mesin Angle Bending, Mesin Flanging, Mesin
Press, CNC Cutting, Mesin Bubut, Mesin Las.
4. PT. Boma Bisma Indra menggunakan system Preventive Maintenance dan
Planned Maintenance untuk mereduksi penyebab kerusakan mesin dalam
jangkau waktu panjang ke depannya dan meminimalisir adanya Down
Time.
5. Cacat dan Kegagalan proses roll bending dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Springback
b. Benda Sobek
c. Kapasitas Benda Kerja yang Berlebihan
d. Human Error
5.2 Saran
Setelah mengamati proses fabrikasi dan proses produksi kerja selama dua
bulan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Boma Bisma Indra
Pasuruan, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Dalam melakukan proses produksi para pekerja harus menggunakan
APD dengan lengkap.
2. Penjadwal perawatan dan perbaikan peralatan industri lebih
diperhatikan agar tidak mengganggu proses produksi.
3. Bagi Mahasiswa disarankan untuk banyak bertanya di tempat PKL
karena ilmu yang didapat di bangku kuliah masih kurang terutama
menyangkut aplikasi kerja di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA