Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2020 ini pasar bebas ASEAN semakin berkembang dan
perkembangan industri di Indonesia juga sangat pesat, dimana para tenaga kerja
profesional Indonesia harus mampu bersaing dengan tenaga kerja asing dari
berbagai negara di Asia. Untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap bersaing
dengan negara lain, dibutuhkan lulusan – lulusan yang siap memasuki dunia kerja
serta mempunyai pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja. Mempunyai
wawasan yang luas tentang dunia kerja sangat diperlukan dan dalam hal ini
mahasiswa hatus dapat mengetahui dan beradaptasi dengan teknologi yang saat ini
sedang berkembang di dunia perindustrian. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi
adalah sebagai wadah untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas, berkepribadian jujur, ulet, mandiri serta mempunyai kemampuan
intelektual yang tinggi.
Wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan
perindustrian juga sangat diperlukan, sehingga mahasiswa nantinya dapat menjadi
output dari perguruan tinggi yang lebih mengenal perkembangan industri. Untuk
menunjang upaya tersebut, Politeknik Negeri Malang melakukan kerjasama
dengan dunia industri, dengan melakukan study excursion, praktek kerja, joint
research dan lain sebagainya.
Pelaksanaan praktek kerja diwajibkan bagi mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Malang sebagai syarat untuk memenuhi ketentutan
kurikulum dan dalam jangka waktu pelaksanaan selama lebih kurang dua bulan.
Dengan adanya praktek kerja ini, yang juga merupakan salah satu mata
kuliah yang wajib untuk dilaksanakan diharapkan dapat menjadi salah satu
pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi di lapangan
kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang didapatkan di
bangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja.
Sebagai syarat tersebut Praktek Kerja Lapangan yang kami laksanakan
pada perusahaan PT. Boma Bisma Indra Pasuruan merupakan salah satu
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang manufaktur yaitu memproduksi
peralatan industri dan permesinan. Oleh karena itu, sangatlah cocok jika PT.
Boma Bisma Indra Pasuruan dijadikan sebagai tempat studi lapangan bagi
mahasiswa agar dapat mengetahui penerapan teori di lapangan. Pemahaman
tentang permasalahan di dunia industri akan banyak diharapkan dapat menunjang
pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, sehingga
mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi
tantangan era globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah dari laporan praktek kerja ini antara lain:
1. Bagaimana cara melakukan perawatan dan perbaikan pada Roll Bending
Machine dalam hal pelumasannya?
2. Apa saja jenis cacat dan penyebab kegagalan hasil dari proses Roll
Bending Machine?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun Tujuan Masalah dari praktek kerja ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui cara perawatan pelumasan pada Roll Bending Machine
2. Untuk mengetahui jenis cacat dan penyebab kegagalan hasil dari proses
Roll Bending Machine

1.4 Batasan Masalah


Agar isi laporan membahas masalah secara jelas dan terperinci, maka ada
batasan – batasan masalah dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Boma Bisma Indra sebagai berikut.
1. Membahas cara proses perawatan pada Roll Bending Machine dalam
segi hal pelumasannya
2. Membahas jenis-jenis cacat atau kegagalan yang terjadi dari hasil proses
Rolling pada Role Bending Machine
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Perjalanan dimulai pada pertengahan abad ke-19 ketika pemerintah
memutuskan untuk bergabung dengan tiga perusahaan Belanda (NV-De Bromo,
NV De Industrie dan NV De Vulkan) menjadi satu perusahaan besar yang dikenal
sebagai PT. Boma Bisma Indra.
PT. Boma Bisma Indra disingkat BBI adalah pelopor dalam industri
Indonesia dan menjabat sebagai tulang punggung industri berat. Pada awal BBI
memproduksi mesin dan peralatan untuk industri agro di perkebunan kopi, teh,
karet dan tebu. Perusahaan baru ini telah datang melalui sejarah, rasa sakit dan
perjuangan melawan kemerdekaan, dan kemudian mengembangkannya langkah
demi langkah.
Pada 30 Agustus 1971 BBI resmi didirikan dan segera bersiap-siap untuk
membuat langkah besar dalam perjalanan melalui sejarah menjadi pemimpin
dalam bisnis dan teknologi. Kami memutuskan untuk memperluas batas-batas
kita, diberbagai bidang bisnis , untuk memperkuat dominasi kami di teknologi dan
engineering dengan membuat pergantian teknologi melalui kerjasama dan
perjajian dengan perusahaan terkenal di dunia.
Langkah pertama kami yang paling penting adalah perjanjian dengan
Stork Werkspoor Sugar – Belanda pada tahun 1974. Dari poin ini BBI belajar
untuk mengembangkan kemampuannya dalam merancang, membuat dan
menyelesaikan pembangunan pabrik gula, kelapa sawit, ketel uap dan tekanan
bejana.
Langkah selanjutnya adalah perjanjian dengan Klockner Humbolt Deutz –
Jerman dalam pembuatan mesin diesel pada 1977. Perjanjian ini menetapkan
sebuah kursus untuk perusahaan BBI yang mengembangkan kekuatan dan
kemampuan dalam teknologi konversi energi. Untuk mengantisipasi pergerakan
sektor energi saat ini, mutu permintaan dan upaya membuat sebuah terobosan
pada teknologi, BBI membuat perluasan di pabrik mesin diesel dan peralatan
pabrik industri yang dilengkapi dengan sistem manufaktur fleksibel atau
perlengkapan yang tepat. Upaya ini menggabungkan dengan sumber daya
manusia yang agresif oleh berbagai pelatihan dalam negeri maupun luar negeri
dan beasiswa untuk karyawan yang kompeten. Perubahan tersebut telah
mengubah BBI menjadi perusahaan modern yang mengutamakan teknologi,
peralatan serta dengan terlatih, termotivasi dan sumber daya manusia yang
profesional.
Pada tahun 1989, pemerintah Indonesia termasuk BBI dibawah naungan
Negara Industri Strategis. Sebagai BBI mendapatkan dukungan penuh dari
berbagai Departemen Pemerintah seperti Industri, Keuangan, Perencanaan, dan
lain-lain. Tak perlu menambahkan, sebagai industri strategis yang membuat
organisasi BBI menjadi kuat. BBI telah berkembang pesat dan akhir – akhir ini
menjadi salah satu koordinasi perusahaan yang fokus dalam setiap pengembangan
teknologi yaitu generator listrik, aplikasi otomotif, pompa set, mesin pengolah
tanah, industry berbasis agro dan banyak lagi. Kami dapat menangani dari desain,
manufaktur sampai konstruksi.
Untuk mencapai visi dalam suatu industri yang semakin kompetitif setiap
harinya, BBI membuat kesempurnaan langkah dalam operasional, bisnis dan
manajemen, dengan setiap partner yang mungkin.

2.1.1 Menjadi Industri yang Strategis


PT. Boma Bisma Indra telah memiliki komitmen bahwa pengiriman
produk harus tepat waktu dan produk harus dalam kualitas bagus sesuai yang
diharapkan oleh pelanggan. Tidak hanya melakukan bisnis saja tetapi telah
menjadi salah satu ujung tombak dalam transformasi sumber daya teknologi.
Pada era global ini, PT. BBI telah telah membuat suatu persiapan dengan
membuat peningkatan kinerja dalam hal teknologi dan profesional melalui strategi
yang tepat dalam jangka panjang dan bersinergi. Sinergi yang mencakup ekspetasi
pasar dalam industri nasional dan kemampuan memperkuat Industri Nasional
tersebut.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, PT. BBI berkomitmen untuk
mengoptimalkan seluruh faktor penting, termasuk engineering, produksi dan
mengatur sumber keuangan yang kompleks sehingga dapat melayani kebutuhan
pelanggan. Sejalan dengan visi PT. BBI yaitu menjadi perusahaan yang terus
berkembang dalam rangka memperkuat kemampuan ekonomi nasional yang
berdasarkan pada industri dengan teknologi canggih sehingga dapat mencapai
kinerja terbaik.
Dengan adanya era global dan pasar bebas, PT. BBI telah membuat
langkah persiapan tambahan dalam teknologi dan sumber daya manusia yang
berkualitas melalui pendidikan dan kerjasama. Serta untuk meningkatkan
powerness yang kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis berkelas dunia
dan untuk memperbesar pasar bisnis kami.
2.1.2 Manajerial Organisasi
Organisasi ini dibangun atas nilai – nilai untuk meningkatkan visi melalui
peningkatan kegiatan yang terkait untuk membantu perusahaan menjadi lebih
kompetitif. Kepala Manager memiliki tugas mengontrol dan bertanggung jawab
lebih. Manager telah melakukan yang terbaik untuk menanamkan nilai – nilai
yang mengarah menuju keharmonisan dan saling menghormati. Sumber daya
yang profesional, teknologi dan keharmonisan merupakan kombinasi yang baik
untuk menuju tujuan perusahaan.

Gambar 2.1
Struktur Manajerial Organisasi Perusahaan

2.1.3 Mesin Diesel


Pada tahun 1978, PT. BBI mengadakan sebuah perjanjian lisensi dengan
pemimpin dunia Klocner Humboldt Deutz (KHD) dari Jerman. Akibatnya fasilitas
manufaktur dasar yaitu set-up perakitan dan pengujian mesin. Fasilitas ini telah
dikembangkan dengan investasi besar untuk bahan baku pabrik pada tahun 1987.
Sekarang ini kami memiliki fasilitas seperti mesin diesel dan pembangkit
diesel set sendiri. Fasilitas ini biasa dimanfaatkan oleh pabrik – pabrik, umum,
perkotaan dan pedesaan dimana bisa diandalkan dan daya ekonomisnya relatif
dari hari ke hari.
Kami memproduksi :
a. Mesin Diesel Set 3 HP – 7200 HP.
b. Genset dengan berbagai kapasitas mulai 10 kW sampai 3 MW, yang
biasa diaplikasikan untuk:
- Pembangkit listrik
- Otomotif
- Pompa set
- Mesin pengolah tanah
- Kelautan
Keuntungan dari sistem tenaga diesel milik BBI yaitu pada sistem
panelnya (untuk genset dan pusat transmisi) yang dapat beroperasi dengan mudah
melalui sistem modern, terutama pada daerah terpencil. BBI ini berkomitmen
untuk menjadi perusahaan EPC (Engineering, Procurement and Construction)
untuk mendukung teknologi yang lebih tinggi dalam sistem telekomunikasi dan
listrik untuk kemakmuran bangsa.
Kami percaya bahwa era global bukanlah sesuatu yang menakutkan karena
kami didukung oleh berbagai pengalaman dan kerja tim yang profesional dari
langkah dasar rekayasa, pengadaan, fabrikasi sampai pengoperaian.

2.1.4 Industrial Plant and Equipment


Sebagai perusahaan EPC, BBI terbukti telah menjadi perusahaan yang bisa
diandalkan untuk menangani proyek, terutama di pembangkit listrik termal, kilang
minyak dan proses petrokimia. Dari pengalaman, kita menjadi tim kerja solid
yang dapat menjamin proyek dari tahap persiapan hingga pengoperasian.
Tujuan kami di masa depan adalah untuk meningkatkan kemampuan kami
dalam desain, fabrikasi dan kemampuan instalasi dengan dukungan engineering,
procurement, fabrikasi dan kemampuan instalasi. Dengan melakukan itu, kami
berharap BBI bisa melakukan perkembangan proyek dari proses kelayakan hingga
pengoperasian.
Saat ini BBI telah banyak didukung oleh mitra perusahaan asing terkemuka
dunia, terutama dalam hal desain rekayasa untuk proyek pembangkit listrik
termal, kilang minyak dan gas.
Hasil produk BBI yaitu:

1. Pressure vessel

Gambar 2.2 Proses pengiriman Pressure Vessel

2. Drain Vessel

Gambar 2.3 Atmoshperic Drain Vessel Project


Mexico
3. Shell and Tube Heat Exchanger

Gambar 2.4 Shell and Tube Heat Exchanger

4. Condenser

Gambar 2.5 Condenser Ekspor ke Singapura


5. Deaerator

Gambar 2.6 Deaerator Ekspor Australia

6. Heat Exchanger

Gambar 2.7 Heat Exchanger Pesanan Badak LNG


7. Belt conveyor

Gambar 2.8 Belt Conveyor ke PLTU Tarahan

8. High Pressure Heater

Gambar 2.9 High Pressure Heater Paiton


9. Storage Terminal Product

Gambar 2.10 Storage Terminal UBEP Sanga dan


Tarakan

10. Sugar Roll Mill

Gambar 2.11 Sugar Roll Mill


2.1.5 Human Recources Development
Pada dasarnya, kesuksesan BBI dalam dunia bisnis didukung oleh dua
faktor :
1. Pencapaian Teknologi : konsep engineering, ilmu praktek, dan
peralatan modern.
2. Faktor Manusia : kompeten, terlatih, termotivasi dan profesional.
Keuntungan pertama yang dicapai BBI dari kerjasama dengan berbagai
perusahaan terkemuka dunia adalah mentransfer teknologi serta pengembangan
sumber daya manusia. BBI memberikan berbagai peluang kepada para karyawan
untuk pelatihan dan karir.
Program pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan program
beasiswa dan pelatihan intensif yang meliputi pelatihan jangka pendek dan jangka
panjan, di dalam negeri maupun diluar negeri. Program pengembangan tersebut
telah didukung oleh mitra kerja negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang,
Jerman, Inggris dan Perancis.
BBI sekarang ini didukung dengan lebih dari 2000 karyawan yang
kompeten. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah kesuksesan kami dan
BBI tidak pernah berhenti dalam meningkatkan sumber daya manusia.

2.1.6 Research and Development


Perkembangan pesat untuk sektor energi, perkembangan energi alternatif
dan teknologi terobosan, telah merangsang kami dalam mengembangkan konversi
energi teknologi yang canggih, efisien dan ramah lingkungan. Filosofi kami dalam
penelitian dan pengembangan adalah memperkuat daya saing melalui peningkatan
nilai tambah dari produk kami. Kami memproduksi semua produk dengan
menggunakan teknologi tinggi dan sistem efisien yang dapat mengurangi biaya
produksi. Kemampuan dan keterampilan yang profesional karyawan BBI dan
dukungan dari perusahaan untuk pengaplikasian solusi yang inovatif dalam
menjawab tatangan masa depan mencipkan produktivitas. Saat ini teknologi BBI
telah dikembangkan dan dimodifikasi sesuai dengan dasar bisnis dalam bidang
konversi energi. Target utama kami adalah menjadi pemasok terbaik dalam
industri peralatan.

2.1.7 Quality Assurance dan Quality Control


Hasil setiap produk BBI telah melalui serangkaian pengujian yang ketat
dan akurat untuk mencapai keberhasilan produk dalam mendukung bisnis dengan
klien kami. Karena kualitas merupakan hal terpenting dalam pemasaran, kami
akan selalu mengontrol kulitas, inspeksi dan pengujian yang dilakukan selama
proses produksi, mulai dari desain awal, pengadaan bahan, proses pembuatan, dan
sampai pada konstruksi untuk memuaskan klien kami.
Untuk menjamin akurasi dan kualitas produk, BBI memiliki pengukuran
dan pengetesan perangkat dan kalibrasi alat seperti :
a. Pengukuran dan pengetesan perangkat, seperti :
- Pengukuran Koordinat Mesin
- Penguji Kekasaran Permukaan
- Penguji Kebulatan
- Penguji Daya Tarik
- Dampak Pengujian
- X-Ray
b. Kalibrasi alat
- Dimensi
- Tekanan
Kombinasi yang sempurna antara operator, hardware, dan software adalah
kunci untuk mempertahankan daya saing dalam menghadapi persaingan dengan
perusahaan lain pada era pasar bebas. Evolusi manusia dari nenek moyang –
manusia purba yang tinggal lebih dari dua juta tahun yang lalu di daerah tropis
telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Manusia memiliki kemampuan untuk
menguasai teknologi yang memungkinkan untuk melakukan semua hal tersebut.

2.1.8 Certificate and International Recognition


Pengakuan Internasional produk BBI dengan menggunakan teknologi
tinggi telah terbukti digunakan oleh beberapa negara di dunia, seperti.
- Asia : Cina, Jepang, Yaman, Mesir, Arab, Lebanon, Singapore,
Malaysia, Myanmar, Filipina dan Thailand.
- Eropa : Belgia dan Rusia.
- Amerika : Trinidad.
Standar kualitas produk BBI telah dibuktikan oleh sertifikat dalam
manajemen, ISO 9001, ISO 9002 dan sertifikat ASME untuk boiler, bejana tekan,
dan lain – lain sejak tahun 1991.
BBI telah melakukan standar kualitas yang dikembangkan oleh ISO dan
ASME. Yaitu:
- Fasilitas ASME dengan tanda U1 U2, PP, R dan S.
- Sertifikat ISO 9001 dan ISO 9002.
- Jaminan kualitas karyawan yang terlatih dan di sertifikasi oleh instansi
terkait.
Pengakuan tersebut merupakan bukti dari keseriusan BBI dan kerja keras
untuk mencapai kualitas produk yang maksimal. Kami sepenuhnya menyadari
bahwa kualitas produk dan layanan merupakan cara untuk menjadi pemimpin
pasar di perindustrian.

2.2 Visi dan Misi


Berikut ini kan diberikan uraian tentang visi dan misi dari PT Boma Bisma
Indra Pasuruan.
a. Visi
Menjadi perusahaan sehat dan berdaya saing yang bergerak di bidang
manufakrur peralatan industri dan manajemen proyek baik di kawasan
domestik maupun regional.
b. Misi
Sebagai masyarakat industri bertekat membangun kepercayaan dan
kesejahteraan stakeholder.
2.3 Tujuan Perusahaan
Untuk menjadi perusahaan yang memiliki kualitas produk dan mampu
bersaing di dunia perindustrian yang semakin canggih. BBI memiliki beberapa
tujuan, sebagai berikut.
a. Menjadikan perusahaan yang sehat dengan keuntungan yang maksimum
b. Meningkatkan kepuasan konsumen baik internal maupun eksternal
c. Mampu mempertahankan kelangsungan perusahaan
d. Menyediakan lapangan pekerjaan
e. Memproduksi barang dengan kualitas baik untuk memenuhi kebutuhan
konsumen

2.3.1 Budaya di PT. Boma Bisma Indra


Budaya atau kebiasaan yang dipergunakan BBI dalam kehidupan sehari –
hari yaitu :
a) COMPETENCY
Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk
meningkatkan pengetahuan, keahlian dan sikap mental demi perbaikan
kinerja yang sudah dicapai sebelumnya.
b) INTEGRITY
Mencerminkan kejujuran dalam melakukan pekerjaan adalah hal yang
paling penting untuk perusahaan.
c) POTENCY
Mencerminkan potensi yang dimiliki oleh para staf dan karyawan dalam
persaingan dengan perusahaan lain
d) COMMITMENT
Mencerminkan komitmen terhadap kesepakatan, aturan dan ketentuan
yang berlaku melalui royalitas propesi dalam memperjuangkan
kepentingan perusahaan.
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan Keputusan Direksi No. 006 Kpts. 1000.02.2015, struktur
organisasi Divisi Mesin dan Peralatan Industri (MPI) di PT. Boma Bisma Indra.

Gambar 2.12
Struktur Organisasi Perusahaan
2.5 Tata Letak Pabrik
Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal terletak pada satu tempat
yang memberikan biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal.
Dengan kata lain lokasi yang terbaik dari suatu pabrik ialah lokasi dimana biaya
produksi dan distribusi yang rendah sehingga akan menghasilkan keuntungan
yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Letak Pabrik PT. Boma Bisma Indra:
Head Office & Manufactruring Shop
Alamat: Jl. Imam Bonjol No.18 Bugul Lor, Panggung Rejo, Kota Pasuruan 67129,
Jawa Timur. Indonesia
Telepon: (0343) 421063
Fax: (0343) 426490
E-mail: info@ptbbipas.com
Web site: www.ptbbi.co.id

Gambar 2.13
Struktur Layout Pabrik PT. BBI
BAB III
SISTEM PEMELIHARAAN

3.1 Sistem Perawatan


Setiap pabrik atau perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur untuk
dapat menjaga dan merawat mesin-mesin yang dimiliki pabrik, maka pabrik
tersebut harus mempunyai operator bagian maintenance atau perawatan dan
perbaikan guna menunjang proses produksi agar dapat terus berjalan dan
beroperasi sesuai jadwal atau schedule yang telah ditentukan.
Maintenance adalah aktivitas pemeliharaan, perawatan atau perbaikan
yang dilakukan secara terjadwal dengan tujuan untuk menjaga atau
mempertahankan suatu fasilitas agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya
meskipun fungsi fasilitas tersebut tidak bisa dipertahankan 100% karena terjadi
deteriosasi (penurunan fungsi). Penurunan fungsi tersebut bisa berupa penurunan
kapasitas dan keausan yang dipengaruhi kualitas dalam perencanaan, desain dan
bahan.
Adapun tujuan utama dari perawatan, antara lain:
1. Memperpanjang umur pakai fasilitas produksi
2. Menjamin tingkat ketersediaan yang optimum dari fasilitas produksi
3. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperluka
untukpemakaian darurat.
4. Memberikan informasi tentang kapan suatu mesin tersebut harus diganti
baik mengenai umur teknik maupun ekonominya.
5. Menjamin keselamatan operator dan pemakai fasilitas

3.2 Jenis Tindakan Perawatan


Adapun jenis-jenis dari pada tindakan perawatan, yaitu:
1. Preventive Maintenance
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya
kerusakan. Tujuan dilakukannya tindakan perawatan ini adalah untuk
menghindari terjadinya kerusakan yang tidak terduga serta untuk menemukan
kondisi yang dapat menyebabkan sistem mengalami kerusakan pada saat
berlangsungnya proses produksi.

2. Corrective Maintenance
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu
kerusakan atau disaat sistem atau fasilitas tidak dapat berfungsi seperti yang
diharapkan. Tindakan yang dapat diambil dapat berupa penggantian komponen,
perbaikan komponen serta overhaul.

3. Planned Maintenance
Pekerjaan dalam bidang maintenance yang terorganisasi dan dilakukan
dengan melihat jauh ke depan menyangkut juga masalah pengendalian dan
pendataannya. Misalnya keperluan-keperluan apa saja yang harus dikerjakan
apabila menghadapi suatu peralatan mesin yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan.
4. Unplanned Maintenance
Pekerjaan maintenance yang dilakukan secara mendadak yang bersifat
darurat karena terjadinya kerusakan yang tiba-tiba diluar perkiraan. Untuk
menghindari kerusakan secara tiba-tiba yang kadang kala sangat mengganggu,
maka pekerjaan preventive maintenance haruslah dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.

5. Running Maintenance
Yaitu bagian dari preventive maintenance dimana dilakukan pada
peralatan atau fasilitas yang masih tetap dalam keadaan bekerja. Jadi proses
maintenance ini tidak akan mengganggu proses produksi.

6. Shut Down Maintenance


Merupakan kebalikan dari running maintenance dimana perbaikan
dilakukan pada peralatan yang sedang tidak bekerja. Shut Down Maintenance
ini harus diusahakan dengan cepat agar tidak mengganggu kelancaran produksi
pabrik. Terlebih apabila maintenance dilakukan pada peralatan atau mesin-mesin
dengan jumlah yang tidak kecil atau rumit.

7. Break Down Maintenance


Suatu pekerjaan maintenance yang dilakukan berdasarkan perencanaan
sebelumnya atas suatu alat/fasilitas yang diduga telah mengalami kerusakan.
Dengan demikian pendugaan tersebut haruslah mempunyai kemungkinan
kebenaran yang besar agar pekerjaan maintenance yang dilakukan tidak akan
menjadi sia-sia apabila peralatan tersebut tidak mengalami kerusakan. Oleh
karena itu catatan-catan seperti umur mesin maupun riwayat mesin sangatlah
diperlukan.

8. Overhaul
Adalah pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh atau besar-besaran
terhadap suatu peralatan/fasilitas atau sebagian dari fasilitas itu sehingga
mencapai standar yang dapat diterima. Overhaul tidak hanya dilakukan pada saat
mengalami kerusakan, tetapi juga dilakukan pada saat masih dapat bekerja dengan
baik. Karena berbagai keragaman mesin/fasilitas yang dimiliki oleh PT Boma
Bisma Indra, maka pelaksanaan overhaul tidak mempunyai jangka waktu yang
sama. Misalnya berapa tahun sekali pelaksanaan overhaul untuk meisn-mesin
CNC dan untuk meisn-mesin non CNC tidak akan sama.

3.2.1 Faktor Pendukung Kegiatan Perawatan


Dalam melakukan kegiatan perawatan terdapat faktor-faktor yang
mendukung kegiatan tersebut, yaitu:
1. Adanya ketersediaan komponen pengganti pada saat yang dibutuhkan,
komponen tersebut dibutuhkan baik untuk perawatan pencegahan ataupun
perawatan perbaikan.
2. Adanya penjadwalan untuk aktivitas perawatan.
3. Tersedianya biaya perawatan yang sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Adanya tenaga pelaksana perbaikan yang mempunyai ketrampilan yang
memenuhi syarat yang dibutuhkan.
5. Tersedianya prasarana fasilitas perawatan yang memadai.

3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan


Prosedur ini dibuat sebagai acuan atau pedoman pelaksanaan perawatan
dan perbaikan mesin-mesin dan equipment di dalam suatu perusahaan atau pabrik,
beberapa prosedur pelaksanaan perawatan dan perbaikan adalah sebagai berikut:
1. Setiap ada kerusakan, masing-masing operator harus membuat laporan
kerusakan yang tertulis di dalam laporan permintaan perbaikan atau
pemeliharaan yang disampaikan ke dinas pemeliharaan, kemudian dinas
pemeliharaan atau maintenance mengirim petugas yang terkait untuk
mengecek dan menganalisa kerusakan-kerusakan yang ada dan selanjutnya
melaksanakan perbaikan.

Gambar 3.1 Laporan Permintaan Perbaikan


2. Di dalam perbaikan yang memerlukan spare part baru yang tidak tersedia di
gudang, maka dinas pemeliharaan atau maintenance meminta ke bagian dinas
pengadaan melalui dinas PPC PPI dalam hal ini bagian dinas pemeliharaan
membuat memo dinas permintaan barang atau spare part.

Gambar 3.2 Flow Chart Permintaan


Spare Part dan Barang
Gambar 3.3 Memo Permintaan Barang
Spare parts dan jasa

3. Selama masa perbaikan, mesin-mesin diberi tanda peringatan supaya tidak


dioperasikan, apabila perbaikan telah dilaksanakan dan mesin dicoba bias berjalan
dengan normal, dinas pemeliharaan atau maintenance menyerahkan kembali
mesin tersebut pada masing-masing operatornya dengan dibuatkan berita
acaranya.
Gambar 3.4 Tag Penanda Mesin dalam
Perbaikan

4. Untuk mesin-mesin dan equipment atau komponen tertentu dalam operasinya


harus terkalibrasi atau uji kelayakan pemakaian dari Depnaker, maka dinas
pemeliharaan menghubungi dan menyerahkan mesin atau komponen tertentu
tersebut kepada dinas QA/QC untuk dikalibrasi setelah selesai dikalibrasi, dinas
pemeliharaan menyerahkan kembali kepada masing-masing operatornya dengan
dibuatkan berita acara sesuai dengan keadaan.

5. Setiap hari dinas pemeliharaan yang terkait melaksanakan pengecekan harian


kondisi mesin dan equipment, listrik, sarana handling dan dicatat dalam laporan
harian sesuai petunjuk yang ada pada masing-masing maintenance manual dari
pembuat mesin.

6. Bila dalam perbaikan mesin-mesin dan equipment, petugas dinas pemeliharaan


tidak mampu untuk memperbaiki karena keterbatasan kemampuan dinas
pemeliharaan, maka dinas pemeliharaan akan bekerja sama dengan instansi lain
atau perusahaan mesin tersebut untuk dilakukan perbaikan.
3.3 Sistem Keselamatan Kerja
PT. Boma Bisma Indra mempunyai wilayah kerja dalam proses produksinya.
Ketika pekerja memasuki wilayah kerja, semua pekerja harus memakai alat
pelindung diri dan mengikuti semua peraturan keselamatan yang ditetapkan
PT.Boma Bisma Indra, diantaranya:
- Memakai helm dan sepatu keselamatan
- Khusus untuk operator las, harus memakai sarung tangan dan masker
- Bekerja di atas ketinggian 2 meter harus memakai sabuk keselamatan
Dilarang merokok di dalam area kerja.

3.3.1 Alat Pelindung Diri (APD)


Semua pekerja diharuskan melengkapi dirinya dengan APD berdasarkan
jenis pekerjaan yang dilakukannya, diantaranya sbb:

No. Alat Pelindung Diri Area Kerja Operator


1 Helm pelindung Workshop All operator
2 Sepatu pelindung Workshop All operator
3 Penutup telinga Area bising/workshop All operator
4 Kaca mata pelindung Welder, grinder, machining All operator
5 Sabuk pelindung Diatas ketinggian 2 meter All operator
6 Masker Welding and painting area All operator
7 Pakaian pelindung Workshop All operator
8 Survey meter Area radiasi RT operator
9 Topeng las Area pengelasan Pengelas

Gambar 3.5
Tabel Alat Pelindung Diri

3.3.2 Pertolongan Pertama


PT. Boma Bisma Indra memilliki prosedur pertolongan pertama ketika
terjadi kecelakaan secara tiba- tiba antara lain :
a. Tindakan atau pertolonagan secara fisik
- Segera melakukan pertolongan pertama
- Menghubungi staf Poliklinik PT. Boma Bisma Indra
- Mengantar ke rumah sakit jika diperlukan

b. Tindakan administrasi
- Laporan kecelakaan kerja dibuat oleh bagian keselamatan kerja (SHE)
- Melaporkan ke DEPNAKER
- Melapor ke BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan klaim asuransi

3.3.3 Perlindungan terhadap Kebisingan


Tempat kerja adalah semua daerah operasi yang mana berpengaruh
langsung terhadap pekerja. Tingkat kebisingan didalam suatu tempat kerja harus
dibawah 85 dB selama 8 jam beturut-turut. Inspeksi tingkat kebisingan secara
berkala harus dilakukan di tempat kerja. Ketika tingkat kebisingan lebih dari 85
dB, pekerja harus menggunakan ear plug untuk mengurangi efek dari kebisingan
terhadap pekerjasecara langsung dan mengambil tindakan atau perhatian lebih
untuk mengurangi kebisingan yang terjadi.

3.3.4 Perlindungan terhadap Radiasi


Perusahaan yang menggunakan sumber radiasi herus mngikuti syarat-
syarat sebagai berikut.
a. Pekerja yang mengoperasikan peralatan yang menggunakan sumber radiasi
harus berpengalaman dan besertifikat.
b. Pekerja harus menggunakan film badge untuk mengontrol atau memonitor
penyerapan radiasi terhadap tubuh secara berkala.
c. Kesehatan pekerja harus dicek secara berkala untuk menghindari efek dari
radiasi.
d. Pekerjaan harus dilakukan menggunakan alat perlindungan untuk melindungi
pekerja dari kacelakaan.
e. Peralatan radiasi yang tersedia harus mendapat ijin dari BATAN.
f. Tes prosedur

3.3.5 Tanda Keselamatan (Safety Sign)


Poster dan tanda harus di adopsi sebagai pertolongan visul untuk
pencegahan kecelakaan dan kebakaran. Poster harus ditulis dalam Bahasa
Indoneia dan Bahasa Inggris. Poster tersebut harus kelihatan menyolok mata. Dan
tidak dapat dipindah atau diletakkan kembali selama pekerjaan berlangsung.

3.3.6 Pekerjaan Elektrik (Electrical Work)


a. Alat elektrik, lampu dan akan diinspeksi dan jika dapat digunakan akan diberi
kode bewarna. Jika tidak dapat digunakan, pekerja maintenance akan
memperbaiki dan colour coded atau dicoret.
b. Panel distribusi electric yang portable (240 V) akan di equip dengan ELP dan
akan diinspeksi sebulan sekali. Jika dapat digunakan sebuah stiker yang trdapat
tanggal akan ditempel . jik tidak dapat digunakan , mereka akan memperbaiki dan
mencoret tanda tersebut.
c. Mesin las akan dicek dan stiker disediakan 6 bulan sekali. Supervisor las
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa kabel diperbaiki dalam keadaan
bagus.
d. Peralatan harus dikunci untuk menghindari dari pekerja yang tidak bertanggung
jawab.
e. Operator harus mengecek semua peralatan dan kawat sebelum memulai bekerja.
f. Sejumlah kotak tombol harus disediakan bagian (unit)dengan tombol kapasitas
yang memadai dan sekring harus dalam keadaan mati berkapasiatas pantas atau
plindung ysang benar.
g. Over loading yang melebihi angka kapasitas harus dilarang.

3.3.7 Alat Angkat (Lifting Equipment)


Pekerjaan yang berhubungan dengan mengangkat harus mengikuti
petunjuk sebagai berikut:
a. Hanya orang bersertifikat dan berpengalaman untuk mengoperasikan crane.
b. Sebuah sistem seragam yang digunakan menggunakan pluit sebagai tanda.
c. Kapasitas crane yang digunakan unuk mengangkat harus ditentukan dengan
pertimbangan lain secara hati-hati.
d. Sebelum bekerja, fungsi dan kondisi rem, dan seluruh bagian mesin lainnya
harus dicek.
e. Pekerja tidak boeh meninggalkan mesin selama crane dalam keadaan
mengangkat suatu barang.
f. Mesin harus dicek setiap hari dan disertifikasi ulang menurut peraturan
pemerintah yang berlaku.
g. Prosedur keselamatan untuk pengoperasian crane secara detail dapat dilihat
dalam dokumen yang bernomer 031/033/K3LH/08.98.

3.3.8 Bekerja dalam Ruang Tertutup


Bekerja dalam ruang teeetrutup harus mengikuti petunjuk berikut:
a. Mudah mendapatkan ruang dimana operator melakukan pekerjaan.
b. Sisem pencahayaan harus menjadi sarat untuk kondisi pekerjaan.
c. Peralatan keelamatan harus digunakan selama melakukan pekerjaan seperti
masker, sarung tangan, sepatu keselamatan dan tabung oksigen (sebagai syarat)
d. Supervisor harus memberikan perhatian lebih terhadap pekerja yang bekerja
didalam vessel.

3.4 Sistem Kendali Mutu


3.4.1 Sistem Manajemen Mutu
PT. Boma Bisma Indra harus menetapkan, mendokumentasikan,
mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus
menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratan ISO 9001-2000.
Sistem manajemen mutu pada PT. Boma Bisma Indra selalu
diimplementasikan, dipelihara dan didokumentasikan sesuai dengan persyaratan
standar internasional, yaitu dengan:
a. Mengidentifikasi kebutuhan proses pada sistem manajemen mutu dan
aplikasinya.
b. Menentukan urutan dan interaksi proses tersebut.
c. Menentukan kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa
pelaksanaan dan pengawasan proses tersebut adalah efektif.
d. Menjamin terdapatnya sumber dan informasi pentig untuk mendukung
pelaksanaan dan pengawasan proses.
e. Mengawasi, mengukur dan menganalisa proses tersebut.

3.4.2 Tanggung Jawab Manajemen


Manajemen PT. Boma Bisma Indra mengembangkan dan melaksanakan
sistem manajemen mutu dan perbaikan secara berkesinambungan.
Manajemen PT. Boma Bisma Indra memastikan bahwa persyaratan
pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Di dalam implementasi komitmen tersebut diatas manajemen menetapkan
kebijakan mutu sebagai berikut. “PT. Boma Bisma Indra dalam menghsilkan
produk akan memenuhi semua persyaratan yang telah disepakati bersama
pelanggan. Dengan menjalankan sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001-2000,
peraturan pemerintah dan standar perusahaan yang ada”.

3.4.3 Manual Mutu


Dokumen sistem manajemen mutu ditetapkan dan dipelihara dalam 4
tingkat sebagai berikut.
Tingkat-1: Pedoman Mutu yang menjelaskan mengenai Kebijakan Mutu, Sasaran
Mutu, Struktur Organisasi, Tugas Pokok Satuan Organisasi atau Wewenang dan
Tanggung Jawab dan Komitmen PT. Boma Bisma Indra untuk mengikuti
persyaratan ISO 9001-2000;
Tingkat-2: Prosedur Mutu menjelaskan tentang uraian prosedur dan interaksi antar
fungsi atau bagian untuk menjalankan suatu proses;
Tingkat-3 :Instruksi Mutu, dibutuhkan untuk memastikan keefektifan perencanaan
dan pengendalian operasional;
Tingkat-4 :Data dan Catatan Mutu, catatan hasil aktivitas yang dijabarkan di
dalam instruksi kerja (tingkat 3).

3.4.4 Sasaran Mutu


Sasaran Mutu yang memenuhi persyaratan produk ditetapkan oleh tiap-
tiap departemen, terukur dan konsisten terhadap kebijakan mutu
Sistem Manajemen Mutu dilaksanakan sejalan dengan Sasaran Mutu. Setiap
aktivitas di dalam proses pekerjaan, masing-masing fungsi mengacu pada sasaran
mutu, yaitu:
a. Menurunkan tingkat ketidak sesuaian dengan tinjauan manajemen.
b. Meningkatkan mutu komunikasi antar bagian atau fungsi sehingga di dapat
informasi tepat waktu dan akurat.
c. Menjalankan sistem mutu secara konsisten.
d. Meningkatkan mutu dengan perbaikan berkesinambungan.

3.4.5 Pengendalian Dokumen


Guna menjamin mampu telusur dan kepastian pada produk yang dibuat
oleh PT. Bisma Indra, maka setiap dokumen yang beredar selalu dikontrol sesuai
prosedur Pengendalian Dokumen. Dokumen-dokumen yang termasuk dalam
sistem manajemen mutu adalah
a. Manual Mutu
b. Prosedur Mutu
c. Dokumen Operasional
d. Quality Record
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Roll Bending Machine


Roll Bending Machine adalah mesin bending yang biasanya digunakan
untuk membentuk silinder, atau bentuk-bentuk lengkung lingkaran dari plat logam
yang disisipkan pada suatu roll yang berputar. Roll tersebut mendorong dan
membentuk plat yang berputar secara terus menerus hingga terbentuklah silinder.

Gambar 4.1 Proses Roll Bending

4.2 Kapasitas Mesin


Mesin roll bending yang digunakan di PT. Boma Bisma Indah merupakan
Roll Bending Machine merk Fujicar MBS-04530. Material yang akan
dibengkokkan hendaknya memiliki nilai yield point, maksimum 26 kgf/mm2 dan
tegangan tarik, maksimum 50 kgf/mm2. Ada 2 hal proses:
1. Untuk proses pembengkokan

Ketebalan maksimum plat : 32 mm

Lebar maksimum plat : 3000 mm

Maksimum diameter dalam yang dapat dibengkokkan : 1500 mm

Kedataran :  70 mm

2. Untuk proses penggulungan

Ketebalam maksimum plat : 40 mm

Lebar maksimum plat : 3000 mm

Maksimum diameter dalam yang dapat dibengkokkan : 2000 mm

Catatan:

Mengenai kapasitas yang lain, mengacu pada diagram kapasitas.

4.3 Spesifikasi Mesin

Spesifikasi dari Roll Bending Machine:

1. Model No. : MBS-04530

2. Tekanan maksimum : 450 ton

3. Rol diameter panjang

- Rol bagian atas :Ø540 mm x 310mm

- Rol bagian bawah :Ø330mm x 3100mm

4. Diameter dalam minimum :Ø 650 mm

5. Kecepatan berputar :  650 m/min

6. Settingan kecepatan pada rol bagian atas


- Penurunan :  260 mm/min

- Penekanan :  110 mm/min

- Pengangkatan :  210 mm/min

7. Settingan kecepatan pada rol bagian bawah :  360 mm/min

8. Settingan gerak rol atas

- Naik dari posisi normal :  120 mm

- Turun dari posisi normal :  65 mm

9. Settingan gerak rol bawah

- Pindah dari posisi tengah :  160 mm

10. Kemiringan rol atas : maksimum 100 mm

11. Motor
- Untuk proses pembengkokkan : 15 kW

- Untuk settingan rol bawah : 3,7 kW

- Untuk pompa hidrolik : 15 kW

12. Sumber listrik

Motor AC 3 fase 380 V  10%, 50 Hz

13. Oli hidrolik


Menggunkan jenis oli Anti-wear type

Equivalents:

- Shell Tellus Oil 68

- Mobil DTE 26

- Exxon Nuto H 68 (ESSO)


14. Grease

Menggunakan Grease dengan Viscosity: NLGI No. 0, 500 cc (per 1 charge)

Equivalents:

- Shell Alvania EP Grease R0

- Exxon Lithtan EP0

4.3 Perawatan Mesin


4.3.1 Pelumasan Mesin
Oli yang digunakan oleh mesin selama proses beroperasi atau berjalan jika
digunakan dalam waktu yang lama, oli tersebut dipastikan akan berkurang
jumlahnya akibat perubahan sifat dari oli tersebut.. Perubahan sifat-sifat tersebut
jika tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan pada komponen hidrolik dalam
mesin tersebut.
Langkah pengecekan terhadap oli hidrolik mesin mengikuti metode
sebagai berikut.
A. Pengecekan oli hidrolik
Persiapkan oli baru yang bersih dengan spesifikai oli yang sama dengan
yang ada di dalam mesin, kemudian masukkan ke dalam botol transparan. Ambil
oli dari tangki oli (yang sudah digunakan selama lebih kurang 1-2 bulan) dan
masukkan oli tersebut ke dalam botol transparan yang lainnya. Setelah itu
bandingkan oli yang baru dengan oli yang diambil dari dalam tangki oli tersebut
dari segi corak atau warna oli, transparansi atau bening tidaknya oli, lapisan
endapan pada oli, dan lain-lain untuk dilakukan penaksiran dari hasil
perbandingan tersebut.

B. Pengisian ulang oli hidrolik


Dengan menggunakan selang karet yang dihubungkan dengan katup stop
ukuran ¼”-1” yang terletak dibawah tanki, isikan oli kedalam tanki tersebut
dengan membuka katupnya.
Untuk membersihkan bagian dalam tanki, buka tutup tanki yang besar yang dapat
dimasukki orang pada bagian samping tanki. Pada saat bersamaan, bersihkan juga
suction strainer. Setelah bagian dalam tanki bersih, isikan lagi tanki oli dengan oli
yang baru melalui oil feeding port (warna merah) yang terdapat di bagian atas
tanki. Volume oli yang diisikan harus mendekati 600 liter. Setelah oli terisi ke
tanki oli, cek volume oli dan pastikan bahwa oli berada di antara garis batas atas
dan batas bawah.

C. Penanganan terhadap oli hidrolik


Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain:
 Jumlah minyak di dalam tanki harus dicek secara periodik dan teratur.
Karena apabila terjadi kebocoran baik didalam tanki maupun di jalur pipa-
pipa sistem, jumlah oli akan berkurang dan dapat menyebabkan timbulnya
gelembung-gelembung pada oli, peningkatan temperatur dan oksidasi oli.
 Melakukan pengecekan dan pembersihan terhadap suction strainer, tanki
oli dan fore stall shortage secara periodik.
 Mencegah bercampurnya air dan benda-benda asing yang dapat
menyebabkan penurunan efisiensi dari mesin hidrolik.
 Mengecek head terhadap kebocoran oli dari mesin hidrolik.

4.3.2 Penggantian dan Penambahan Oli maupun Grease


A. Planetary reduction gear untuk bearing pada rol atas
Oli yang digunakan harus diganti tiap 6 bulan sekali atau 1000 jam
pemakaian mesin. Tetapi bagaimanapun juga, lebih baik penggantian oli
dilakukan tiap 1 bulan atau 300 jam pemakaian.
Oli yang digunakan jenis Industrial Gear Oil SP Series ISO VG220, 16 liter
Equivalents:
Shell Omale Oil 220
Mobil Gear 600
Exxon Spartan EP 220
B. Cyclo drive untuk settingan rol bawah (motor dengan gear reduksi)
The Sealed-in grease adalah jenis grease yang tahan lama (Shell Alvania
Grease RA), dimana bearing membutuhkan penggantian dibawah kondisi operasi
normal. Untuk memperpanjang umur bearingnya, dapat dilakukan dengan
mengganti grease dengan jenis yang sama tiap 5 tahun atau 2000 jam pemakaian
mesin sebagai periode standar dengan massa grease sebesar 370 gram. Untuk
langkah-langkah penggantiannya dapat dilihat di buku pedoman perawatan pada
cyclo drive.

C. Settingan dongkrak pada rol bawah


Penggantian grease harus dilakukan tiap 12 bulan atau 2000 jam
pemakaian mesin. Dilakukan penambahan apabila dibutuhkan ketika dilakukan
sebuah inspeksi terhadap mesin secara periodik yang dilakukan tiap 3 bulan
sebagai standar lama grease yang digunakan. Penggantian atau penambahan harus
menggunakan jenis grease yang sama. Massa grease di setiap 1 unit dongkrak
hidrolik adalah 1200 gram.

Equivalents:
Shell Alvania EP2
Mobillux 2
xxon Nebula EP2

D. Chain coupling
Penggantian grease pada chain coupling harus dilakukan tiap 12 bulan atau
2000 jam pemakaian mesin dan grease yang digunakan sama dengan grease yang
terdapat pada dongkrak.

E. Bearing untuk rol


Penggantian grease dilakukan setelah bagian bearing dirangkai dan
dibersihkan tiap 12 bulan atau 2000 jam pemakaian mesin, sedangkan
penambahannya dilakukan tiap 3 bulan sebagai standar. Grease yang digunakan
harus sama dengan grease yang digunakan sebelumnya dalam centralized
greasing.

3.4 Kegagalan Proses Pada Roll Bending Machine


Pada saat dilakukan pengerjaan terhadap benda kerja, produk yang
dihasilkan harus presisi dan tidak melebihi toleransi, maka dari itu terdapat
departemen Qualiti Control yang akan mengecek setiap silinder yang sudah di roll
dan jika tidak lolos QC maka silinder harus di roll ulang. Dalam menyikapi hal ini
ada beberapa kemungkinan kegagalan dalam pengerjaan roll bending, yaitu :

1. Springback
Springback terjadi karena semua benda-benda memiliki modulus
elastisitas tertentu, perubahan logam diikuti dengan pemulihan lenting pada
pulihan beban. Dalam pembentukan, pemulihan ini dikenal sebagai springback.
Sudut lengkung akhir setelah diberi kekuatan tekanan/pembentukan lebih kecil
dan radius lengkung akhir lebih besar dari yang sebelumnya.
Sudut lengkung yang dihasilkanmenjadi lebih besar setelah pembentukan
dilakukan. Kegagalan springback negatif dapat berupa kembalinya bentuk benda
menuju ke bentuk semula.

2. Benda Sobek
Kegagalan ini disebabkan karena keelastisan material yang kurang atau
pada saat pembentukan terjadi tumbukan yang terlalu besar sehingga benda yang
dibentuk menerima tekanan lebih yang menyebabkan sobek. Umumnya sobek
terjadi pada pengerjaan yang menggunakan benda plat atau piringan.

3. Kapasitas Benda Kerja yang Berlebihan


Kegagalan ini disebabkan karena ukuran tebal material yang melebihi
kapasitas mesin yang dianjurkan yang berdampak pada proses penggulungan
benda kerja. Mesin dapat terjadi over heat karena kapasitas material yang
berlebihan dan penggulungan benda kerja tidak dapat terbentuk diameter silinder
sempurna. Terlebih mesin roll bending yang digunakan di PT. Boma Bisma Indra
ini menggunakan mesin tahun 1980-an yang dimana efesiensi dan efektifitas
mesin sudah menurun dan kapasitas tebal penggulungan sudah tidak dapat
menggulung kapasitas maksimal plat yang diizinkan. Dari hasil interview yang
telah dilakukan mesin roll bending model MBS-04530 kini hanya sanggup
menggulung plat dengan tebal ± 34 mm dari kapasitas maksimalnya 40 mm

4. Human Error
Kesalahan bisa terjadi ketika saat melakukan pemotongan material,
melakukan setting nol plat benda kerja atau saat pengoperasian dari mesin
itu sendiri. Sebelum saat di roll material plat harus diukur terlebih dahulu
untuk kemudian di potong menggunakan plasma cutting dan sebelum
disetting nol, plat benda kerja akan ditandai pada bagian kedua sisinya,
posisi kedua sisi yang telah diberi tanda/ marking harus sejajar dengan dies
pembengkok agar hasil rolling dari plat lurus dan berpentuk silinder
sempurna. Jika pada saat pengoperasian mesin kesalahan terjadi karena
sudut pembengkokan yang terlalu dipaksakan, karena pada saat rolling,
sudut penggulungan mesin harus bertahap dalam menggulung plat, ini
dilakukan bertujuan agar plat hasil gulungan mesin tidak sobek dan tidak
mengalami spring back.

Berikut merupakan contoh hasil roll bending machine yang berhasil (lolos
quality control) dan yang gagal (tidak lolos quality control) :
Gambar 4.2 Hasil Proses Roll
Bending Tidak Lolos QC

Gambar 4.3 Hasil Proses Roll


Bending Lolos QC
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja lapngan selama dua bulan di PT. Boma
Bisma Indra Pasuruan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pabrik PT. Boma Bisma Indra merupakan pabrik yang bergerak di bidang
manufaktur dan industry yang hasil dari produsiknya telah banyak di
ekspor ke berbagai negara di Asia maupun Eropa
2. Untuk menunjang proses kerja di PT. Boma Bisma Indra Pasuruan
terdapat beberapa departemen dan dinas, antara lain :
a. Departemen Engineering
b. Dinas PPC (Production Planing Control)
c. Dinas QC (Quality Control)
d. Dinas Fabrikasi
e. Bagian Maintenance
3. Di PT. Boma Bisma Indra banyak sekali mesin-mesin perkakas yang digunkan
seperti Mesin Roll Bending, Mesin Angle Bending, Mesin Flanging, Mesin
Press, CNC Cutting, Mesin Bubut, Mesin Las.
4. PT. Boma Bisma Indra menggunakan system Preventive Maintenance dan
Planned Maintenance untuk mereduksi penyebab kerusakan mesin dalam
jangkau waktu panjang ke depannya dan meminimalisir adanya Down
Time.
5. Cacat dan Kegagalan proses roll bending dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Springback
b. Benda Sobek
c. Kapasitas Benda Kerja yang Berlebihan
d. Human Error
5.2 Saran
Setelah mengamati proses fabrikasi dan proses produksi kerja selama dua
bulan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Boma Bisma Indra
Pasuruan, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Dalam melakukan proses produksi para pekerja harus menggunakan
APD dengan lengkap.
2. Penjadwal perawatan dan perbaikan peralatan industri lebih
diperhatikan agar tidak mengganggu proses produksi.
3. Bagi Mahasiswa disarankan untuk banyak bertanya di tempat PKL
karena ilmu yang didapat di bangku kuliah masih kurang terutama
menyangkut aplikasi kerja di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. PT. BBI Document, Doc No. 07 HE-02-CP-01


2. Mitsui & CO Company. 1987. Instruction Manual For Rolling and
Bending Machine. Japan: Mitsui Doc No. BBI-1530
3. Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi dan Perencanaan Sistem.
Edisi IV. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai