1
suatu alat pengukur (Gauge) yang ditempatkan pada kerangka dongkrak
dipermukaan tanah. Setelah pengukuran dilakukan, konis, stang-stang
dan casing luar dimajukan sampai ketitik (kedalaman) dimana pengukuran
berikutnya dilakukan dengan hanya menekan casing luarnya saja. Hal ini
secara otomatis akan mengembalikan konis tersebut pada posisi yang siap
untuk pengukuran berikutnya.
a.3 Hasil penyelidikan ini dinyatakan secara grafis, dimana nilai konus (Cone
Resistance) digambar dalam kg/cm2 dan Jumlah Hambatan Lekat (JHL)
digambar sebagai jumlah untuk kedalaman yang bersangkutan per cm
keliling yaitu dalam kg/cm. alat sondir ini memberikan gambaran yang
baik mengenai kondisi tanah, ada satu lapisan tanah ataukah ada
beberapa lapisan tanah yang berbeda yang dijumpai.
2
B. Pengujian Standard Penetrometer Test ( SPT)
3
C . Pengeboran (Boring/Driling).
4
C.2. Pengeboran dengan mesin (Machine Drilling)
Motor penggerak alat bor pada umumnya terdiri dari bagian berikut :
Ada bermacam-macam alat bor (tools) yang dapat dipasang pada ujung
kabel roda pemutar atau stang-stang bor. Dalam setiap hal, macam alat
yang dipergunakan disesuaikan dengan macam tanah dan maksud
pembuatan lubang bor tersebut. Cara-cara yang dipakai pada penggunaan
alat-alat bor dengan motor penggerak, dilakukan seperti berikut :
5
permukaan pemboran,
*Memudahkan dalam pelaksanaan Pengujian SPT (Standart
Penetration Test)
*Melindungi terhadap arus air, riak air, dan gelombang air ,
sehingga pemboran kondisinya lebih stabil atau tidak bergerak
/berubah.
- Pada pekerjaan pengeboran di pinggir sungai ,di pinggir laut, dan rawa-
rawa perlu digunakan pondasi atau perancah sebagai alas dudukan alat
boring mesin . Pembuatan perancah ini harus cukup kuat menahan
beban berat sendiri, alat bor dan beban dinamis yang diakibatkan waktu
pelaksanaan pekerjaan
6
yang tidak memerlukan contoh asli (undisturbed samples) seperti
ukuran butiran batas-batas Atterberg, pemadatan, berat jenis dan
sebagainya.
7
FINAL REPORT
SURVEY BATHIMETRI / ECHO SOUNDING AREA POS AWLR SUNGAI KAYAN. TANJUNG SELOR – BULUNGAN.
Methode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan survey sounding untuk menentukan kedalaman didukung dengan 2 (dua) tim,
pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh tim survey dan tim pengolah data yang keseluruhan kegiatan
dibawah kendali Team Leader sebagai penanggung jawab semua kegatan yang dilaksanakan berikut
hasilnya.
Personil yang tergabung dalam tim adalah :
1. Ketua Tim
2. Tenaga Ahli / Surveyor
3. Assisten Surveyor
4. Tenaga Bantu
berrsamaan alat echosounder akan menyajiakan data kedalaman air di titik tersebut, maka data yang
dapat di catat pada setiap titik koordinat dan elevasi.
Kumpulan data-data inilah yang kemudian akan proses sehingga dapat digambarkan kontur permukaan
dasar air/sungai sebagai peta Batchimetri sebagai hasil akhirnya
Pelaksanaan Sounding
1. Terlebih dulu kalibrasi alat Echosounder dengan kedalaman yang disounding
2. Peralatan pengukur kedalaman berikut personil berada di kapal survey
3. Seteleh personil dan peralatan berada pada posisi yang telah ditentukan survey siap
dilaksanakan
4. Pelaksanaan, perahu survey mulai bergerak pada jalur yang telah ditetapkan dengan seorang
pemandu alur, survey dimulai dengan tanda dari ketua tim dimana semua personil yanag
memegang peralatan mulai menggunakan peralatannya siap dalam pelaksanan survey sounding
dimulai sampai selesai
5. Pelaksanaan survey sounding memakai alat transportasi air menggunakan perahu dan
penentuan posisi menggunakan GPS
FINAL REPORT
SURVEY BATHIMETRI / ECHO SOUNDING AREA POS AWLR SUNGAI KAYAN. TANJUNG SELOR – BULUNGAN.
6. Selajutnya posisi perjalanan perahu ditracking dengan GPS (memonitor jalur-jalur grid
pengambilan data
7. Kedalaman dasar air dicatat secara real time sesuai koordinatnya
Untuk pengukuran kedalaman, sensor yang digunakan adalah Transducer. Tranducer ini dapat ditaruh di
samping kapal dan berada dibawah permukaan air. Sensor ini cukup sensitif, sehingga kita perlu
mengatur speed kapal sedemikian rupa agar Tranducer masih dapat membaca nilai kedalaman (
Biasanya kecepatan kapal 3 – 6 Knot saja )
Tranducer memancarkan sinyal2 akustik ke bawah permukaan laut. Sebenarnya prinsipnya hampir sama
seperti pengukuran jarak menggunakan total station.
Rumusnya : Jarak = ( Kecepatan gelombang x Waktu ) / 2. ( Karena jarak yang ditempuh bolak balik)
Jika kita mengoperasikan alat Echosounder. Ada beberapa parameter yang perlu kita inputkan ke dalam
echosounder, diantaranya :
a. Draft : Jarak antara permukaan air dengan ujung sensor tranducer paling bawah
b. Velocity : Cepat rambat gelombang
c. Index : Nilai koreksi kedalaman.
Setiap kali sebelum melakukan pengukuran batimetri kedalaman dasar laut, kita harus melakukan
kalibrasi Barcheck.. Prinsip kerjanya sederhana saja, pertama kita ukur draft ( jarak permukaan air ke
sensor ), kemudian kita inputkan ke dalam echosounder, setelah itu barcheck kita taruh di kedalaman 1
meter dekat dengan sensor tranducer . Logikanya kan seharusnya pada barcheck 1 meter, angka yang
dibaca di echosounder juga 1 m…Namun biasanya tidak 1 meter, tetapi 1,2 meter atau lebih… Nah
karena itu.. Kita harus merubah parameter Velocity dan Indeks sedemikian rupa sampai kedalaman pada
barcheck 1 meter, dan angka yang dibaca echosounder juga 1 meter…
NB: Velocity dipengaruhi oleh tekanan air, temperature, salinitas air, dll. Contoh, pada daerah sungai,
biasanya velocity seputaran 1520 – 1530. Namun tiap daerah, besar velocity berbeda beda. Untuk
mendapatkan nilai Velocity secara teliti, diperlukan pengukuran menggunakan CTD, sedangkan untuk
keperluan praktis, cukup menggunakan adjust barcheck saja
FINAL REPORT
SURVEY BATHIMETRI / ECHO SOUNDING AREA POS AWLR SUNGAI KAYAN. TANJUNG SELOR – BULUNGAN.
FINAL REPORT
SURVEY BATHIMETRI / ECHO SOUNDING AREA POS AWLR SUNGAI KAYAN. TANJUNG SELOR – BULUNGAN.