Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN PADA PASIEN

DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bernapas merupakan proses vital bagi makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup bernapas
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia. Manusia bernapas untuk
memenuhi kebutuhan kadar oksigen yang diperlukan olehtubuhnya. Oksigen tersebut
digunakan oleh setiap sel dalam tubuh manusia untuk melakukan proses metabolisme,
sehingga karbondioksida dan air yang harus dikeluarkan. Pada proses bernafas berlangsung
secara bergantian, pertama manusia menghirup udara untukmemperoleh oksigen disebut
dengan proses inspirasi dan kedua menghembuskan nafas untuk mengeluarkan
karbondioksida dan air disebut dengan proses ekspirasi.

Saluran jalan nafas pada manusia, yaitu : hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan
bronkeolus. Proses bernapas terjadi antara sadar dan tidak sadar, karna dalam bernapas
merupakan proses yang otomatis. Pernapasan tersusun atas organ yang berbeda, tidak
menutup kemungkinan organ ini dapat mengalami masalah yang bisa mengganggu proses
pernafasan baik itu ringan ataupun berat. Gangguan ini akan menyebabkan kesulitan
bernapas pada penderitanya dan dalam jangka waktu yang panjang gangguan ini akan
mempengaruhi metabolisme tubuh si penderitanya.

B. Tujuan
1. Bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud gangguan system pernapasan
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan system pernapasan dengan penyakit
Pneumonia
3. Agar mengetahui apa saja terapi komplementer yang dipakai pada pasien dengan penyakit
Pneumonia
4. Agar mengetahui apa saja manajemen nyeri yang dikapai pada pasien Pneumonia

C. Sasaran
Sasaran ditujukan untuk pasien dan keluarga pasien

D. Metode
Health Education
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Defenisi

Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa
laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan
karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu
dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas
dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam.

Karsinoma laring adalah karsinoma ( keganasan sel skuamosa pita suara dan jaringan
sekitarnya ( C. Long Barbara : 408 ).

Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT
dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma
sel skuamosa (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136).

B. Etiologi

Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa
perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang – orang dengan resiko tinggi
terhadap terjadinya kanker laring.Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal
yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok , alkohol, dan oleh
sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker, sebagai berikut :

a. Faktor Lingkungan

Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring
(pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.

b. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung
alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat
pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan
laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang
diproses secara berlebihan.
c. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus
Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan
dan genetik.

Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D. Thone R.
Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca laring meliputi :

1. Tembakau ( berasap / tidak )


2. Alkohol serta efek kombinasinya
3. Penajaman terhadap obseton
4. Kayu, kulit dan logam
5. Pekerjaan yang menggunakan suara berlebihan
6. Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )
7. Riwayat keluarga ca laring
8. Asap debu pada daerah industry
9. Laringitis kronis
10. Perokok diatas 40 tahun atau lebih
11. Lebih sering pada laki-laki daripada wanita
12. Epiglotis
13. Hemophilus influenza

C. Klasifikasi
1. Tumor Ganas Laring
a. Glotis
Tis Karsinoma insitu
1) T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
2) T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
3) T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.
4) T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar
dari laring.

b. Subglotis
Tis karsinoma insitu
1) T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis
2) T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir.
3) T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
4) T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.

c. Metastasis Jauh (M)


1) Mx Tidak terdapat/ terdeteksi
2) M0 Tidak ada metastasis jauh
3) M1 Terdapat metastasis jauh.

2. Stadium
a. ST1 T1 N0 M0
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor
terbatas pada daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh.
b. ST II T2 N0 M0
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita, pita
suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh.
c. STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0
Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh
d. STIV T4 N0/N1 M0
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring. Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.

1. T1/T2/T3/T4 N2/N3
2. T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri tenggorok
2. Sulit menelan
3. Suara Serak
4. Hemoptisis dan batuk
5. Sesak nafas
6. Berat Badan turun

E. Anatomi dan fisiologi

Laring adalah bagian dari saluran pernapasan bagian atas yang merupakan suatu rangkaian
tulang rawan yag berbentuk corang dan terletak setinggi veterba cervicalis dimana pada
anak anak dan wanita letaknya terletak relative lebih tinggi. Laring pada umumnya selalu
terbuka, hanya kadang – kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan.

Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatnya kartilago
tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut prominesia laring atau
disebut juga Adam’s apple atau jakun.

Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat aditus laringeus yang berhubungan dengan
hipofaring, disebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago kirokoid dan berhubungan
dengan trakea, disebelah posterior dipisahkan dari vertebra cervicalis oleh otot-otot
prevetebral, dinding dan cavun laringofaring serta disebabkan anterior ditutupi oleh fascia,
jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan disebelah lateral ditutupi oleh otot-otot
sternokleodomastodeus, infrahyoid, dan lobis kelenjar tiroid.

Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago tiroid disebelah atas
dan kartilago krikodea disebelah bawahnya.

F. Pathofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada
orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu
serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui
secara pasti oleh para ahli.
Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama
neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.
Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin
akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker
melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.
Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara
sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya
pada waktu pita suara masih dapat digerakan.

G. Pathway
H. Pemeiksaan penunjang
1. Laringoskopi langsung, laringeal tomografi dan biopsy adalah indikator diagnostik paling
nyata.
2. Laringografi dapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan
pembuluh limfe.
3. Sinar-X dada, scantulang, untuk mengindentifikasi kemungkinan metaphase, kemudian
laring diperiksa dengan anastesi umum dan dilakukan biopsy pada tumor.
4. Darah lengkap dapat menyatakan anemia merupakan masalah umum.

Ukuran Satuan Nilai rujukan


Eritorosit (sel darah merah) Juta/ul 4,0-5,0 (p)
4,5-5,5 (l)
Hemaglobin (Hb) g/gl 12,0-14,0 (p)
13,0-16,0 (l)
Hematokrit % 40,50 (p)
45,55 (l)
Hitung jenis
Basofil % 0,0-1,0
Eusinofil % 1,0-3,0
Batang % 2,0-6,0
Segmen % 50,0-70,0
Limfosit % 20,0-40,0
Monosit % 2,0-8,0
Laju endap darah (LED) Mm/jam <15 (p)
<10 (l)
Leukosit (sel darah putih) 103/ul 5,0-10,0
MCH/KHER Pg 27-31
MCHC/KHER g/dl 32-36
MCV/FER Fl 80-96
Trombosit 103 / ul 150-400
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai