Jamur hasil rekayasa genetika bisa jadi senjata baru memerangi malaria. Akan
tetapi, ada kekhawatiran cara ini justru bisa menjadi bumerang.
Lewat sebuah penelitian, para ahli dari University of Maryland di Amerika Serikat
merekayasa genetika jamur sedemikian rupa hingga bisa menghasilkan racun
laba-laba. Racun itu lah yang akan memusnahkan nyamuk penyebar
malaria, Anopheles sp.
Hasil riset ini diterbitkan dalam jurnal Science.
Hingga kini malaria masih merajalela. Data WHO mengungkap, dalam kurun
2015-2017 tidak ada kemajuan signifikan dalam upaya mengurangi kasus malaria
global. Khususnya dari 87 negara dan wilayah dengan penularan malaria yang
sedang berlangsung.
Jamur yang jadi senjata ampuh melawan malaria ini diuji dalam kawasan
menyerupai desa di Burkina Faso yang disebut MosquitoSphere. Termasuk di
dalamnya tanaman, gubuk, genangan air kecil, dan sumber makanan untuk
nyamuk.
"Cukup dengan mengaplikasikan jamur transgenik ke selembar seprai yang kami
gantung di dinding sekitar area penelitian, menyebabkan populasi nyamuk
berkurang drastis dalam 45 hari. Ini sama efektifnya untuk membunuh nyamuk
yang tahan insektisida pun yang tidak tahan," urai Lovett.
Jamur yang mengandung racun serangga ini memang ampuh membunuh nyamuk.
Namun, muncul kekhawatiran akan dampak bahaya yang tidak disengaja terhadap
serangga nontarget.
Sejauh ini, para peneliti menemukan, serangga nontarget seperti lebah yang
terinfeksi jamur ini tidak mengalami dampak negatif. Kelangsungan hidup lebah
tak terpengaruh.
Penemuan ini bisa dibilang menjanjikan. Bagaimanapun, tetap saja tak ada
jaminan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada 219 juta kasus
dan 435 ribu kematian akibat malaria pada tahun 2017.
Di Indonesia, daerah endemis penyakit malaria cukup tinggi dengan 10,7 juta jiwa
terjangkit. Penyebaran malaria di daerah endemis tertinggi tersebar di Provinsi
Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P), dr Anung Sugihantono MKes. mengungkap, malaria merupakan salah satu
penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Pun demikian jumlah cakupan penduduk yang terhindar dari risiko penularan
malaria pada 2018, lebih besar ketimbang 2015.