Anda di halaman 1dari 4

MELAWAN MALARIA DENGAN JAMUR REKAYASA GENETIKA

Jamur hasil rekayasa genetika bisa jadi senjata baru memerangi malaria. Akan
tetapi, ada kekhawatiran cara ini justru bisa menjadi bumerang.

Lewat sebuah penelitian, para ahli dari University of Maryland di Amerika Serikat
merekayasa genetika jamur sedemikian rupa hingga bisa menghasilkan racun
laba-laba. Racun itu lah yang akan memusnahkan nyamuk penyebar
malaria, Anopheles sp.
Hasil riset ini diterbitkan dalam jurnal Science.
Hingga kini malaria masih merajalela. Data WHO mengungkap, dalam kurun
2015-2017 tidak ada kemajuan signifikan dalam upaya mengurangi kasus malaria
global. Khususnya dari 87 negara dan wilayah dengan penularan malaria yang
sedang berlangsung.

Nyamuk-nyamuk berevolusi. Mereka jadi semakin resistan terhadap insektisida.


Sekelompok ilmuwan di Burkina Faso, Afrika Barat kemudian mengaplikasikan
jamur tersebut pada kain yang menyelimuti sebuah desa buatan tempat
eksperimen dilakukan. Ternyata ini bisa mengurangi populasi nyamuk lebih dari
99 persen.

Desa buatan Mosquitosphere di Burkina Faso, Afrika Barat, tempat eksperimen


berlangsung. | Etienne Bilgo /Etienne Bilgo
Toksin pembunuh nyamuk penyebab malaria itu adalah sebuah insektisida yang
disebut Hibrid. Asalnya dari racun laba-laba funnel-web Blue Mountains
Australia (Hadronyche versuta).
"Tidak ada kontrol malaria transgenik yang bisa bertahan sejauh ini dalam
pengujian lapangan yang sebenarnya," kata Brian Lovett, ilmuwan dari University
of Maryland. Lovett bekerja sama dengan Etienne Bilgo dan
entimolog Abdoulaye Diabate.
Itu mengapa, menurut Lovett, hasil riset ini adalah suatu kemajuan besar. Bahkan
bisa jadi tolok ukur bagi riset semacam dan metode transgenik lain ke depannya.

Jamur yang jadi senjata ampuh melawan malaria ini diuji dalam kawasan
menyerupai desa di Burkina Faso yang disebut MosquitoSphere. Termasuk di
dalamnya tanaman, gubuk, genangan air kecil, dan sumber makanan untuk
nyamuk.
"Cukup dengan mengaplikasikan jamur transgenik ke selembar seprai yang kami
gantung di dinding sekitar area penelitian, menyebabkan populasi nyamuk
berkurang drastis dalam 45 hari. Ini sama efektifnya untuk membunuh nyamuk
yang tahan insektisida pun yang tidak tahan," urai Lovett.

Jamur yang mengandung racun serangga ini memang ampuh membunuh nyamuk.
Namun, muncul kekhawatiran akan dampak bahaya yang tidak disengaja terhadap
serangga nontarget.

Sejauh ini, para peneliti menemukan, serangga nontarget seperti lebah yang
terinfeksi jamur ini tidak mengalami dampak negatif. Kelangsungan hidup lebah
tak terpengaruh.
Penemuan ini bisa dibilang menjanjikan. Bagaimanapun, tetap saja tak ada
jaminan.

Nyamuk juga bisa mengembangkan resistansi terhadap jamur beracun serangga.


Tetapi, kita juga harus senantiasa memperbarui strategi melawan penyakit
mematikan ini.Melawan malaria dengan jamur
Nyamuk Anopheles coluzzi, yang bisa menularkan malaria. Protein fluoresen
hijau terlihat di bawah sinar UV. Ini memperlihatkan jamur rekayasa genetika
yang muncul di tubuh nyamuk setelah mati. |Brian Lovett /Brian Lovett

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada 219 juta kasus
dan 435 ribu kematian akibat malaria pada tahun 2017.
Di Indonesia, daerah endemis penyakit malaria cukup tinggi dengan 10,7 juta jiwa
terjangkit. Penyebaran malaria di daerah endemis tertinggi tersebar di Provinsi
Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P), dr Anung Sugihantono MKes. mengungkap, malaria merupakan salah satu
penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Pun demikian jumlah cakupan penduduk yang terhindar dari risiko penularan
malaria pada 2018, lebih besar ketimbang 2015.

Pada 2015, cakupannya mencapai 173.186.486 penduduk atau 68 persen di 232


kabupaten/kota. Sedangkan pada 2018, naik 19 persen menjadi 87 persen atau
196.452.431 penduduk di 285 kabupaten/kota.

Pencegahan malaria yang efektif adalah tidur menggunakan kelambu,


penyemprotan dinding rumah, dan menggunakan produk penangkal nyamuk.
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan manajemen lingkungan, termasuk
menebarkan ikan pemakan jentik.
Pemerintah daerah juga diharapkan bisa berinovasi menanggulangi masalah
malaria. Misalnya, Juru Malaria Kampung di Teluk Bintuni, dan Sapu Bersih
(Saber) di Ternate.

(Sumber : Beritagar.id , 2 Juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai