0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
587 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang latihan soal manajemen bencana alam yang mencakup ciri-ciri bencana, peraturan penanggulangan bencana di Indonesia, tahapan manajemen bencana meliputi sebelum, saat dan sesudah terjadinya bencana, serta contoh-contoh mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural.
Dokumen tersebut membahas tentang latihan soal manajemen bencana alam yang mencakup ciri-ciri bencana, peraturan penanggulangan bencana di Indonesia, tahapan manajemen bencana meliputi sebelum, saat dan sesudah terjadinya bencana, serta contoh-contoh mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural.
Dokumen tersebut membahas tentang latihan soal manajemen bencana alam yang mencakup ciri-ciri bencana, peraturan penanggulangan bencana di Indonesia, tahapan manajemen bencana meliputi sebelum, saat dan sesudah terjadinya bencana, serta contoh-contoh mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural.
1. Ciri-ciri suatu bencana alam adalah sebagai berikut, kecuali:
A. kejadiannya rutin B. merupakan gejala alam C. bersifat sementara D. kejadiannya mendadak E. menimbulkan korban atau harta manusia 2. Peraturan yang mengatur tentang Penanggulangan Bencana di Indonesia, diatur dalam: A. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 B. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1997 C. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 D. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 E. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 3. Di dalam manajemen bencana kegiatan yang dilakukan meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana. Pada Kegiatan pasca bencana tahapan yang dapat dilakukan adalah: A. pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi. B. Peringatan dini, rehabilitasi, dan rekonstruksi C. Kesiapsiagaan, Peringatan dini, dan rekonstruksi D. Pencegahan, pemulihan, dan kesiapsiagaan E. pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini 4. Wilayah rawan bencana dapat dikenali dari ciri-ciri wilayah sebagai berikut: A. relief datar, berbatuan aluvium tebal, ada sesar aktif B. relief berbukit, ada sesar aktif, berbatuan breksi C. relief bergunung, banyak kelurusan, berbatuan intrusi D. relief bergelombang, terpotong sesar, berbatuan gamping E. relief gunung api, batuan lepas-lepas, banyak kelurusan 5. Kegiatan tanggap darurat bencana terutama ditujukan untuk: A. evakuasi dan penempatan kembali B. operasi kemanusian khususnya kesehatan C. penyediaan tempat darurat dan dapur umum D. evakuasi dan penyelamatan korban E. evakuasi, pendataan, evaluasi, dan perencanaan 6. Sistem peringatan dini bencana dibuat berdasarkan: A. pemantauan dan identifikasi sumber bencana B. pemantauan dan evaluasi sumber bencana C. pemantauan dan pemahaman proses terjadinya bencana D. monitoring dan evaluasi wilayah potensial terkena bencana E. monitoring sumber bencana dan daerah potensial terkena bencana 7. Titik awal dari sebuah kegiatan pengelolaan bencana dimulai dari analisis: A. risiko B. wilayah C. kerentanan D. bahaya E. keamanan 8. Pengurangan resiko bencana bukan berarti penghilangan ancaman bencana yang ada pada suatu wilayah, karena: A. ancaman bencana selalu ada pada suatu wilayah B. pengurangan resiko pada hakekatnya adalah perilaku yang sesuai C. ancaman bencana hanya dapat diminimalisasi D. konstruksi bangunan mitigasi selalu kurang memadai E. resiko bencana hanya dapat ditekan hingga batas toleransi 9. Analisis risiko bencana dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan komponen komponen sebagai berikut: A. obyek rentan, ancaman bahaya, potensi kerugian B. obyek rentan, potensi kerugian, potensi korban C. potensi kerusakan, potensi kerugian, potensi korban D. potensi kerusakan, potensi korban, wilayah rawan E. wilayah rawan, obyek rentan, potensi kerugian 10. Kerentanan bencana pada hakekatnya mendiskusikan hal berikut: A. obyek berisiko B. wilayah fisikal C. kerugian bencana D. korban bencana E. proses kejadian 11. Kerawanan bencana pada hakekatnya mendiskusikan hal berikut: A. obyek berisiko B. wilayah fisikal C. kerugian bencana D. korban bencana E. proses kejadian 12. Kejadian satu tipe bencana alam tertentu hampir selalu diikuti oleh kejadian bencana alam yang lain, contohnya adalah sebagai berikut: A. Longsor-banjir B. Kekeringan-kelaparan C. Tsunami-genangan D. Erupsi gunungapi-banjir E. Amblesan-kekeringa 13. Kebakaran lahan dapat menjadi sangat intensif jika ada hal-hal sebagai berikut: A. Ketersediaan biomasa B. Kekeringan lahan C. Bahan bakar D. Sumber api E. Halilintar dan petir 14. Salah satu aplikasi ilmu geografi yang paling mendasar dalam rangkaian proses pengelolaan bencana adalah: A. Tata ruang wilayah rawan bencana B. Perilaku masyarakat yang sesuai dengan ancaman bencana C. Berkurangnya kerugian akibat bencana D. Tidak adanya korban jiwa E. Pengurangan tingkat ancaman bencana 15. Salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam longsor adalah: A. erosi tanah B. pemotongan lereng C. beban biomasa D. pembuatan kolam air E. intensitas hujan 16. Faktor utama penyebab bencana banjir kota adalah: A. drainase kota buruk B. tingginya pasokan hujan C. pengaruh air pasang D. kiriman dari hulu E. air tanah dangkal 17. Wabah malaria banyak terjadi di daerah pegunungan, pada awal dan akhir musim hujan, karena: A. kondisi berhutan lebat B. banyak genangan air jernih C. kurangnya usaha pemberantasan D. budaya hidup masyarakat E. kondisi iklim sesuai 18. Mitigasi adalah tahapan pengelolaan bencana pada saat: A. tanggap darurat B. pemulihan C. sebelum bencana D. pembangunan kembali E. sesudah bencana 19. Hal-hal pokok yang dilakukan pada saat tanggap darurat bencana adalah: A. menghitung kerugian B. merencanakan pembangunan C. memberikan bantuan D. menyelamatkan korban E. mendirikan rumah sakit darurat 20. Simaklah gambar siklus penanggulangan bencana di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, kegiatan tahap prabencana terdiri dari:
A. kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan B. tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi C. pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan D. rekontruksi, pencegahan, dan mitigasi E. pencegahan, kesiapsiagaan, rekonstruks 21. Contoh mitigasi struktural adalah : A. membangun masyarakat sadar bencana B. menentukan jalur-jalur evakuasi C. membuat tayangan-tayangan tentang penyelamatan dari bencana D. membangun bangunan tahan bencana E. membuat pelatihan cara penanggulangan bencana 22. Pemahaman tentang potensi bencana akan efektif dengan cara: A. kuliah dari para pakar bencana B. sering latihan evakuasi C. membangun masyarakat sadar bencana D. tayangan video tentang bencana E. pertunjukan wayang yang disisipi pesan-pesan tentang bencana 23. Bencana banjir bandang umumnya dicirikan dengan: A. Lereng-lereng sungai yang curam di daerah hulu sungai B. terbentuknya bendung dan danau alami di daerah hulu sungai C. terjadinya hujan yang terus-menerus D. sifat batuannya yang mudah longsor E. adanya pembalakan liar (ilegal logging) 24. Mitigasi non-struktural mencakup hal-hal sebagai berikut: A. pembentukan struktur organisasi pengelolaan bencana B. peningkatan jenjang pendidikan C. peningkatan jumlah pendapatan D. pengetatan ijin mendirikan rumah E. pengaturan jarak antar bangunan 25. Sekolah aman bencana diciptakan dengan mengacu pada konsep: A. pemilihan lokasi aman ancaman bencana B. konstruksi bangunan yang aman C. pembelajaran pengurangan risiko bencana D. sekolah sebagai lokasi pengungsian E. kombinasi konstruksi dan perilaku siswa dan guru 26. Ancaman bencana kekeringan di Indonesia yang beriklim relatif basah, banyak berkaitan dengan kondisi wilayah berikut: A. kawasan padat penduduk B. budaya kurang hemat air C. wilayah berbatuan vulkanik D. daerah kars E. wilayah daratan yang luas