Anda di halaman 1dari 4

BENTUK DAN DERAJAT LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI WILAYAH

KABUPATEN KLATEN

Triwik Sri Mulati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: Perineum Laceration Type, Perineum Laceration Level, Post Partum


Mother. The aim of this research was to know the descriptive of the type and the level of
perineum laceration on post partum mother at Klaten. This research was descriptive
design. The data were analyzed using descriptive statistics. The respondents were 84
post partum mothers who experienced perineum laceration but without complication.
The result showed the majority of perineum laceration type was rupture (86.9 %) and
the majority of perineum laceration level was 2ᵑᵈ level (69 %).

Keywords: Perineum Laceration Type, Perineum Laceration Level, Post Partum Mother

Abstrak: Bentuk Luka Perineum, Derajat Luka Perineum, Ibu Nifas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran bentuk dan derajat luka perineum ibu nifas di
wilayah Kabupaaten Klaten. Jenis penelitian ini adalah diskriptif dan metode analisis
data yang digunakan adalah deskriptive statistics. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu
nifas yang mengalami luka perineum tapi yang tidak mengalami komplikasi sejumlah
84 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk luka perineum sebagian besar
responden adalah ruptur sebanyak 86.9 % dan derajat luka perineum sebagian besar
responden adalah robekan derajat 2 sejumlah 69 %.

Kata Kunci: Bentuk Luka Perineum, Derajat Luka Perineum, Ibu Nifas

PENDAHULUAN (Jones, 2006). Oleh karena itu bentuk


Sebagian besar ibu akan luka perineum dibedakan menjadi 2 yaitu
mengalami kecemasan ketika menghadapi bentuk luka perineum ruptur dan
proses persalinan. Kecemasan tersebut episiotomi.
disebabkan karena adanya stigma bahwa Luka perineum pada kenyataannya
melahirkan itu akan terasa sakit dan sering membuat ibu nifas sangat tidak
bahkan akan melukai perineum. Faktanya nyaman bahkan mengalami ketakutan
banyak ibu bersalin yang mengalami luka untuk melakukan mobilisasi dini. Padahal
pada perineumnya. Luka tersebut terjadi mobilisasi dini sangat penting untuk
karena adanya tindakan medis yaitu melancarkan pengeluaran lokea,
pengguntingan pada perineum karena ada mengurangi infeksi pada luka,
indikasi, yang biasa disebut tindakan mempercepat involusio alat kandungan,
episiotomi atau terjadi karena adanya melancarkan peredaran darah, mencegah
robekan perineum secara alami yang tromboplebitis dan akan mempercepat
lukanya tidak teratur yang disebabkan penyembuhan luka. Selain itu nyeri luka
adanya desakan kepala janin yang terlalu perineum akan mengganggu ibu
cepat atau bahu pada proses persalinan berinteraksi dengan bayinya, membuat ibu

110
Triwik Sri Mulati, Bentuk Dan Derajat Luka Perineum 111

lebih rentan terkena infeksi dan penolong persalinan terutama bidan untuk
kemungkinan akan menyebabkan meminimalkan dan mencegah terjadinya
terjadinya perdarahan jika luka perineum luka perineum saat proses persalinan demi
tidak dipantau dengan baik. Nyeri luka mewujudkan kesejahteraan fisik dan
perineum jelas akan menimbulkan dan psikologi ibu nifas beserta bayinya.
mempengaruhi kesejahteraan perempuan
secara fisik, psikologis dan sosial pada METODE PENELITIAN
periode postnatal baik secara langsung Jenis penelitian ini adalah
maupun dalam jangka panjang (Rustam, deskriptif, karena peneliti hanya
2008). Oleh karena itu akan lebih baik mendeskripsikan bentuk dan derajat luka
jika ibu bersalin bisa melahirkan tanpa perineum pada ibu nifas di wilayah
mengalami laserasi/luka perineum. Kabupaten Klaten.
Luka perineum ada yang ringan Sampel dalam penelitian ini adalah
sampai berat. Robekan luka perineum ibu nifas yang mengalami luka perineum
dibedakan menjadi robekan derajat luka, tapi yang tidak ada kompikasi sejumlah 84
dari robekan derajat 1 sampai robekan orang.
derajat 4. Tentu saja semakin dalam dan Instrument dalam penelitian ini
lebar luka perineum akan semakin adalah lembar observasi untuk mencatat
menyebabkan nyeri. Bidan sebagai salah bentuk dan derajat luka perineum.
satu tenaga kesehatan yang bertugas Analisis data dilakukan dengan
menolong persalinan diharapkan mampu menggunakan descriptive statistics.
meminimalkan bahkan mencegah supaya
ibu bersalin tidak mengalami luka HASIL PENELITIAN
perineum sehingga saat periode nifas, ibu Hasil penelitian yang berjudul
tidak perlu merasakan nyeri luka bentuk dan derajat luka perineum ibu nifas
perineum. di wilayah Kabupaten klaten dapat
Survey pendahuluan yang dideskripsikan sebagai berikut:
dilakukan oleh peneliti di Desa Danguran,
salah satu desa di wilayah Kabupaten Tabel 1
Klaten, di temukan bahwa dari 5 ibu nifas, Distribusi Frekuensi Karakteristik
4 orang mengalami luka perineum dengan Responden Berdasarkan Umur
klasifikasi robekan dari derajat 1 sampai Umur N %
2. Berdasarkan survey pendahuluan < 20 3 3.6
20 - 35 74 88
tersebut, penulis tertarik meneliti
> 35 7 8.4
gambaran bentuk dan derajat luka Total 84 100
perineum pada ibu nifas di wilayah Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
kabupaten Klaten. karakteristik responden berdasarkan
Secara umum hasil penelitian ini umum, sebagian besar responden berada
diharapkan dapat memberikan informasi pada umur reproduksi sehat yaitu antara
tentang bentuk dan derajat luka perineum 20-35 sejumlah 74 orang (88 %).
yang dialami oleh ibu nifas di wilayah
kabupaten Klaten. Secara rinci hasil
penelitian ini diharapkan mampu
menginspirasi para tenaga kesehatan
112 Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 2, September 2016, hlm 100-144

Tabel 2 sesuai teori bahwa seorang ibu akan sehat


Distribusi Frekuensi Karakateristik jika melahirkan pada umur antara 20-35
Responden Berdasarkan Paritas tahun karena pada saat itu organ
Umur N % reproduksi wanita dalam kondisi yang
Primipara 42 50 prima untuk menghadapi proses
Multipara 42 50
kehamilan dan kelahiran (Manuaba,
Total 84 100
2007). Tetapi meskipun sebagian besar
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa
responden berada pada rentang umur
karakteristik responden berdasarkan
reproduksi sehat, ternyata tidak
paritas sebagian besar adalah primipara
mengurangi kejadian luka perineum
(melahirkan anak yang pertama) sejumlah
karena sejumlah 73 responden (86.9 %)
42 orang (50%) dan multipara
mengalami ruptur perineum. Hal tersebut
(melahirkan anak yang ke dua, ketiga, dan
bisa disebabkan karena responden saat
keempat) sejumlah 42 orang (50 %).
hamil tidak melakukan pijat perineum
sehingga perineum mereka kaku
Tabel 3.
(perineum tidak lentur) dan mudah untuk
Distribusi Deskriptif Bentuk Luka
terjadinya ruptur. Selain itu responden
Perineum Responden
Bentuk Luka N %
mungkin juga ada yang mengejan tidak
Episiotomi 11 13.1
sesuai teori sehingga pantat di angkat atau
Ruptur 73 86.9 mengejan yang terlalu kuat sehingga
Total 84 100 menyebabkan robekan jalan lahir saat
Berdasarkan tabel 3 Terlihat bahwa terdesak oleh kepala janin yang terlalu
sebagian besar bentuk luka perineum pada cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang di
responden adalah ruptur perineum kemukakan oleh Saleha (2009).
sejumlah 73 responden (86.9 %). Sedangkan 11 responden (13.1 %)
mengalami luka perineum akibat dari
Tabel 4 episiotomi. Episiotomi tersebut dilakukan
Distribusi Deskriptif Derajat Luka karena adanya indikasi medis misalnya
Perineum Responden adanya janin besar. Untuk melancarkan
Derajat N % kelahiran, agar janin bisa lahir sesuai
Luka waktu yang ideal (sesuai teori) maka perlu
Derajat 1 22 26.2 untuk memperbesar jalan lahir dengan
Derajat 2 58 69 melakukan tindakan episiotomi. Indikasi
Derajat 3 3 3.6
Derajat 4 1 1.2 lainnya untuk dilakukan episiotomi adalah
Total 84 100 posisi kepala janin yang abnormal,
Berdasarkan tabel 4 ditunjukkan kelahiran bokong, ekstraksi forsep yang
bahwa mayoritas derajat luka perineum sukar dan distosia bahu (Anggraini, 2010).
responden pada klasifikasi robekan derajat Pada penelitian ini karena pengambilan
2 yaitu sejumlah 58 orang (69 %). data di tempat persalinan bidan praktek
mandiri di wilayah kabupaten Klaten
PEMBAHASAN maka kebanyakan indikasi dari episiotomi
Hasil penelitian menunjukkan adalah karena bayi besar.
sebagian besar responden pada kategori Berdasarkan klasifikasi derajat
umur reproduksi sehat. Hal tersebut luka, mayoritas responden mengalami
Triwik Sri Mulati, Bentuk Dan Derajat Luka Perineum 113

robekan perineum derajat 2 yaitu sejumlah KESIMPULAN DAN SARAN


58 orang (69 %). Robekan perineum Berdasar hasil analisis data dan
derajat 2 di jelaskan bahwa luka perineum pembahasan dapat disimpulkan sebagai
meliputi mucosa vagina, kulit perineum berikut: (1) Mayoritas responden
dan otot perineum. Perbaikan luka mengalami bentuk luka perineum ruptur,
dilakukan setelah diberi anestesi lokal (2) Mayoritas responden mengalami
kemudian otot-otot diafragma urogenitalis robekan perineum derajat 2.
dihubungkan di garis tengah dengan Saran yang diajukan yaitu supaya
jahitan dan kemudian luka pada vagina para penolong persalinan terutama para
dan kulit perineum ditutupi dengan bidan untuk meningkatkan melatih ibu
mengikut sertakan jaringan - jaringan hamil aterm berlatih mengejan yang benar
dibawahnya. Hal tersebut sesuai dengan dan ibu bersalin di pimpin untuk
teori yang di kemukakan oleh Saifuddin mengejan yang benar, ibu hamil diajari
(2010). untuk melakukan pijat perineum agar
Sedangkan sejumlah 22 responden melenturkan perineum, mendeteksi dini
(26.2 %) mengalami robekan perineum kehamilan supaya tidak terjadi kehamilan
derajat 1 yaitu luka perineumnya meliputi dengan bayi besar. Para ibu hamil dan ibu
mukosa vagina, kulit perineum tepat bersalin dapat lebih kooperatif dengan
dibawahnya. Umumnya robekan derajat 1 para bidan sehingga tidak salah dalam
dapat sembuh sendiri. Penjahitan tidak mengejan.
diperlukan jika tidak perdarahan dan
menyatu dengan baik (Saifuddin, 2010). DAFTAR RUJUKAN
Tiga responden (3.6%) mengalami Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan
robekan perineum derajat 3 yaitu luka Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
perineumnya meliputi mukosa vagina, Rihama.
kulit perineum, otot perineum dan otot Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Konsep
spingterani eksternal. Pada robekan Obstetri dan Ginekologi Sosial
partialis denyut ketiga yang robek Indonesia. Jakarta : EGC.
hanyalah spingter. Pada luka perineum Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis
derajat 3 ini dibutuhkan penjahitan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
(Saifuddin, 2010). Luka perineum derajat Neonatal. Jakarta : EGC.
3 tersebut terjadi karena tindakan Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada
episiotomi dengan indikasi bayi besar. Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Terlebih lagi robekan perineum Medika.
derajat 4 harus dilakukan penjahitan Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas.
karena luka perineumnya adalah robekan Yogyakarta : Fitramaya.
yang total dimana spingter recti terpotong
dan laserasi meluas sehingga dinding
anterior rektum dengan jarak yang
bervariasi (Saifuddin, 2010). Untuk luka
perineum derajat 4 ini dialami oleh 1
responden (1.2 %) karena ibu dilakukan
episiotomi atas indikasi bayi besar.

Anda mungkin juga menyukai