Anda di halaman 1dari 4

Fisiologi Natrium

Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per
kilogram berat badan dan sebagian kecil berada dalam cairan ekstrasel. Lebih dari 90% tekanan
osmotic di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mnegandung natrium khususnya dalam
bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan
smotik pada cairan ekstrasel mengambarkan perubahan konsentrasi natrium.

Kesetimbangan Gibss-Donnan menyebabkan terjadinya perbedaan kadar natrium intravaskuler


dan interstitial, dan transport aktif merupakan penyebabkan perbedaan kadar natrium dalam
cairan ekstrasel dan intrasel . natrium yang berada di luar sel akan masuk kedalam dan bertukar
dengan natrium yang ada di dalam sel.

Pemasukaan natrium yang berasal dari diet memalui epitel mukosa saluran cena dengan proses
difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau keringat di kulit. Pemasukan dan apengeluaran
natrium perhari mencapai 48-144 mEq

Konsentarsi natrium pada feses hanya mencapai


40% dikarenakan konsentrasi natrium yang
berada pada saluran cerna bagian atas hampir
mendekati cairan ekstraseluler, namun di absorsi
sehingga menjadi cairan saluran cern aagian
bawah. Natrum juga keluar dari traktus
gatrointestinal dan kulit kurang dari 10%. Dalam
keringat sekitar 50mEq/L merupakan natrium
yang dikandung pada orang normal.

Pada ginjal natrium sangat berfungsi dalam eksresi natrium. Ginjal dapat mengatur eksresi
natrium untuk homeostasis natrium untuk mempertahankan volume cairan dalam tubuh. Narium
akan di filtrasi bebas di glomerulus direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus proksimal
bersamaan dengan H2O dan klorida yang direabsorsi secara pasif dan sisanya direabsorsi
dilengkung henle (20-30%), tubulus distal untuk mereabsorpsi natrium bersama air secara pasif
dan mensekresika kalium pada sistem renin-angiotensin-aldosteron untuk mempertahankan
elektroneutralitas.

Kadar rujukan Natrium

- Serum bayi : 134-150 mmol/L


- Serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L
- Urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/ hari
- Cairan Cerebrospinal :136-159 mmol / L
- Feses : > 10mmol/hari
Gangguan kesetimbanga natrium

1. Hiponatremia

Hiponatremia adalah suatu keadaan dimana dijumpai kelebihan cairan relative. Hal ini terjadi
bila 1) jumlah asupan airb melebihi kemampuan ekskresi 2) ketidak mampuan menekan sekresi
ADH ( anti diuretic ) misalnya kehilangan air melalui saluran cerna , gagal jantung dan sirosis
hati atau pada SIADH ( sindrom ADH )

Etiologi hiponatremia dibagi atas :

1. Hiponatremia dengan ADH meningkat


2. Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologik
3. Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi

Sekresi adh meningkat akibat deplesi volume sirkulasi efektif seperti muntah,diare,pendarahan,
jumlah urine meningkat,gagal jantung, sirosis hati, SIADH , insufisiensi adrenal , dan hipotiroid.
Pada polydipsia primer dan gagal ginjal terjadi ekskresi cairan cairan lebih rendah dibanding
asupan cairan sehingga menimbulkan reaksi fisiologik yang menekan sekresi ADH. Respon
fisiologik dari hiponatremia adalah tertekannya sekresi ADH.

Tingginya osmolalitas plasma pada keadaan hiperglikemia atau pemberian mannitol intravena
menyebabkan cairan intrasel keluar dari sel dan menyebabkan dilusi cairan ekstrasel yang
menyebabkan hiponatremia,

Jenis hiponatremia :

1. Hiponatremia akut: keadaan hiponatremia berlangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam.
Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang.
Hal ini terjadi karena edema sek otak, akrena air dari ekstra sel masuk ke intrsasel dengan
osmolalitas tinggi. Kelompok ini disebut hiponatremia simptomatik atau hiponatremia
berat.
2. Hiponatremia kronik : keadaan hiponatremia berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam.
Geja yang timbul hanya ringan seperti lemas dan mengantuk. Kelompok ini disebut juga
hiponatremia asimptomatik.

2. Hipernatremia

Hipernatremia adalah suatu keadaan dimana terjadi defisit cairan relative. Hipernatremia
dijumpai pada kasus dehidrasi dengan gangguan rasa haus ( missal pada kondisi kesadaran
terganggu atau gangguan mental )

Hipernatremia terjadi apabila :


 Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melbihi ekskresi natrium atau asupan air
yang kurang, misalnya pada pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible water loss
atau keringat.
 Penambahan natrium yang melebihi jumlah normal. Misalnya koreksi bikarbonat
berlebihan dalam asidosis metabolik.
 Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel

Respon fisiologik yang ditimbulkan pada hypernatremia adalah meningkatkan pengeluaran ADH
dari hipotalamus sehingga ekskresi urin berkurang.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan dengan metode elektoda ion selektif (ion selective electrode/ISE)

Metode ini paling sering digunakan untuk pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan
klorida. Metode memiliki akurasi yang baik . ISE memiliki 2 macam yaitu ISE direk dan
ISE indirek. ISE direk memeriksa langsung pada sample darah, serum dan darah utuh.
Metode ini digunakan untuk labolatorium gawat darurat. Sedang kan ISE inderek
menggunakan sampel yang diencerkan.
Prinsip Pengukuran Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE untuk
menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak diketahui
nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya. Membran ion selektif pada alat
mengalami reaksi dengan elektrolit sampel. Membran merupakan penukar ion, bereaksi
terhadap perubahan listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membran.
Perubahan potensial membran ini diukur, dihitung menggunakan persamaan Nerst,
hasilnya kemudian dihubungkan dengan amplifier dan ditampilkan oleh alat.

2. Pemeriksaan kadar klorida


dengan metode titrasi merkurimeter
Prinsipnya adalah spesimen filtrat yang
bebas protein di titrasi dengan larutan
merkuri nitrat dengan penambahan indikator
diphenylcarbazone. Hg 2+ yang bebas,
bersama klorida membentuk larutan merkuri
klorida yang tidak terionisasi. Kelebihan ion
Hg2+ yang berekasi dengan
diphenylcarbazone membentuk senyawa
komples berwarna biru-ungu. Titik akhir
dari titrasi adalah mulai timbul perubahan
warna.
3. Pemeriksaan dengan spektrofometer berdasarkan aktivasi enzim
Prinsip pemeriksaan kadar natrium dengan metode spektrofometer yang berdasarkan
aktivasi enzim beta-galaktosidase oleh ion natrium untuk menghidrolisis substrat o-
nitrophenyl-βD-galaktipyranoside (ONPG). Jumblah galaktosa dan o-nitrofenol yang
terbentuk dikur pada panjang gelombang 420 nm

Dakpus

Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S, Siregar P, Aniwidyaningsih W, dkk, ’Fisiologi
Keseimbangan Air dan Elektrolit’ dalam Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-
Basa, Fisiologi, Patofisiologi, Diagnosis dan Tatalaksana, ed. ke-2, FK-UI, Jakarta, 2008,
hh. 29-114

Yaswir,R., Ferawati. I. (2012). Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan
Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium, 1(2), 80-85

Singer G.G and Brenner B.M, ‘Fluid and Electrolyte Disturbances’ In: Harrison’s Principles of
Internal Medicine, 17th Ed., Vol. 1, McGraw Hill Companies USA, 2008, pp. 274-287.

Anda mungkin juga menyukai