Fakultas Kedokteran
Universitas Alkhairaat Palu
Rumah Sakit Undata Palu
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
PALU
2020
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Usia : 40 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Agama : Islam
I. LAPORAN PSIKIATRIK
A. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama
Gelisah/Emosil Labil
2. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun masuk di rumah sakit dibawa oleh
keluarganya karena gelisah sejak kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga tidak dapat menahan emosinya hingga pasien memukul adik kandungnya sendiri. Pasien
merasa adanya bayangan seperti jin dan adanya suara bisikan yang menyuruh pasien untuk
melakukan solat dan membaca alquran. Tetapi pasien tidak melakukannya karena pasien
melakukan istigfar, membaca yasin dan alquran. Ayahnya mengaku pasien sering berpuisi
dengan ayat yasin diluar rumah dan keluyuran tidak jelas. Pasien mengaku sering mengikuti
pengkajian tiap hari jumat dengan habib saleh.
Pasien memiliki riwayat kejang sejak pasien bersekolah di sekolah menengah pertama
(SMP). Pasien mengeluhkan bahwah pasien merasa ayahnya tidak mempercayainya sudah
meminum obat tetapi ayahnya mengatakan kalau pasien putus obat dan ayah pasien habis
memukulnya karena pasien meminjamkan motor kepada temannya dan teman dari pasien
menggadaikan motor tersebut untuk membeli sabu. Sebelum masuk rumah sakit pasien
mengaku kesulitan tidur. Pasien merasa dia dibawa kerumah sakit bukan karena sakit tapi
karena ayahnya tidak percaya kalau pasien sudah minum obat.
3. Hendaya / Disfungsi
Hendaya sosial : +
Hendaya pekerjaan : +
Hendaya waktu senggang : +
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, kedua saudaranya tidak
mengeluhkan adanya kelainan yang sama.
8. Situasi Sekarang
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, dan tinggal dengan kakaknya kondisi ekonomi
pasien juga cukup, pasien tidak bekerja semenjak sakit.
2. Keadaan Afektif
a. Mood : Euforia
b. Afek : labil
c. Empati : tidak dapat diraba rasakan
3. Fungsi Intelektual
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : pengetahuan umum dan
kecerdasan sesuai dengan pendidikan pasien.
b. Daya konsentrasi : Baik
c. Orientasi :
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
d. Daya ingat:
- Segera : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka panjang : Baik
e. Pikiran abstrak : tidak ada
f. Bakat kreatif : tidak ada
g. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
4. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Auditorik, bisikan untuk menyuruh pasien solat dan mengaji
halusinasi visual, melihat bayangan seperti jin dari arab
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
5. Proses Berpikir
a. Arus pikiran
- Produktivitas : Cukup
- Kontinuitas : Relevan, Flight of idea
- Hendaya berbahasa : Tidak ada
b. Isi pikiran
- Preokupasi :-
- Gangguan isi pikir : sult
6. Pengendalian Impuls: Terganggu
7. Daya Nilai
a. Normo sosial : Baik
b. Uji daya nilai : Baik
c. Penilaian realitas : Terganggu
8. Tilikan
Tilikan 4 : Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab
sakitnya
2. STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4M6V5
Pemeriksaan motorik dan sensorik : Normal
Reflex cahaya : (+)/(+)
Pemeriksaan kaku kuduk & meningeal’s sign : Normal
Refleks fisiologis : Normal
Reflex patologis : Tidak ada
Pemeriksaan n. Cranialis & perifer : Normal
Pemeriksaan tekanan intrakranial : tidak dilakukan evaluasi
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun masuk di rumah sakit dibawa oleh
keluarganya karena gelisah dan cepat marah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien merasa adanya bayangan seperti jin dan adanya suara bisikan yang menyuruh pasien
untuk melakukan solat dan membaca alquran. Keluarga pasien mengaku pasien putus obat
karena pasien tidak mau minum obatnya. Pasien sering berpuisi dengan menggunakan surat
yasin disekitar rumahnya. Pasien juga memiliki riwayat kejang yang sudah di diagnosis
dokter spesialis grand mall seizure.
Seorang laki-laki wajah sesuai dengan usia menggunakan kaos berwarna orange dan
celana pendek berwarna coklat. Ekspresi wajah sesuai dengan suasana perasaan pasien.
Pasien juga memiliki emosi yang labil.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Axis I
Berdasarkan alloanamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan ada gejala klinik bermakna
dan menimbulkan penderitaan (distress) berupa gelisah, sulit tidur, dan merasa melihat jin
arab dan mendengar suara bisikan sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa
Dari pemeriksaan status mental tidak didapatkan adanya waham sehingga pasien
dikatakan Sebagai Gangguan Jiwa non Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status neurologis ditemukan adanya
kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yaitu kejang sehingga pasien ini
termasuk Gangguan Psikotik Organik
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan
jiwa non psikotik. Pasien pada kasus ini mengalami gejala tersebut sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien juga memiliki gejala mengarah ke psikosis epileptik seperti keadaan suasan
perasaan (mood) yang tidak dapat dikontrol dan pasien masih mengkonsumsi obat.
Berdasarkan PPDGJ III memenuhi kategori dari F06 Gangguan mental lainnya akibat
kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik, sehingga pasien dapat di diagnosis
akhir yaitu F06.8 Gangguan Mental Lain YDT Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak
dan Penyakit fisik
B. Axis II
Diagnosis aksis II tertunda
C. Axis III
Epilepsi
D. Axis IV
Diagnosis aksis IV tertunda
E. Axis V
GAF scale 70-61 :beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
B. Psikologi
Ditemukan adanya masalah/stressor psikososial sehingga pasien memerlukan
psikoterapi
C. Sosiologi
Tidak ditemukan adanya hendaya dibidang pekerjaan dan hendaya pada penggunaan
waktu senggang.
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
2. Pemberian edukasi yang berorientasi pada keluarga, dimana keluarga sangat berperan
penting bagi perkembangan emosional dan kesembuhan psikis pasien.
C. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta menilai efektifitas
pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.
NON PSIKOFARMAKA
• Ventilasi: memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan
keluhannya sehingga pasien merasa lega.
• Konseling: memberikan nasehat dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya
dan memberikan saran-saran yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah
• Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien
dan masalah yang dihadapinya sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk menyembuhkan pasien.
PSIKOFARMAKA
Pada kasus ini gangguan mental disebabkan oleh epilepsi maka harus diberikanobat
anti epilepsi untuk mencegah kejang berulang dan kerusakan otak lebih parah. Obar anti
epilepsi untuk lini pertama grand mall seizure adalah asam valproat 2 x 120 mg.
Pasien masuk dengan keluhan mengamuk yang menandakan adanya gangguan
pengendalian impuls maka perlu diberikan obat antipsikotik yaitu: resperidon 2x0.25 mg.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta
2. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta
3. Maslim, R.. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga.
Jakarta : FK Unika Atmajaya FK Unika Atmajaya; 2007;