Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR


DI RUANG BETHANIA RS EMANUEL KLAMPOK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh
CHOFIFAH INDRAWATI
P1337420218074
2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2020
KONSEP MEDIS

A. Pendahuluan
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur dibawah 28 hari.
Selama 28 hari pertama kehidupan, bayi memiliki risiko tinggi mengalami
kematian. Fungsi fisiologis dari bayi perlu waktu untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan baru. Banyak kasus kematian bayi terjadi pada umur ini karena
kegagalan dari bayi untuk beradaptasi dengan lingkungan. Hampir 3 juta bayi
meninggal setiap tahun di bulan pertama hidup. Dalam bulan pertama, 50% dari
semua kematian terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan, dan75% terjadi pada
minggu pertama. Kematian neonatal adalah kematian bayi lahir hidup yang
kemudian meninggal sebelum 28 hari kehidupan.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain
bayi lahir prematur 29%, sepsis serta pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi
lahir dengan Asfiksia dan trauma. Dari hasil studi mortalitas Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian neonatal
kelompok umur 0 - 7 hari tertinggi adalah prematur dan bayi berat lahir
rendah/LBW (35%), kemudian asfiksia lahir (33,6%). Penyakit penyebab kematian
neonatal kelompok umur 8 – 28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1%
(termasuk tetanus, sepsis, pneumoni, diare), kemudian problem feeding(14,3%).
Kesehatan ibu, perawatan saat ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir
mempengaruhi keadaan selanjutnya dari bayi. Untuk itu, seorang perawat hendaknya
dapat mengerti tentang bayi baru lahir. Sehingga dapat merawat bayi dengan baik
dan menurunkan angka kematian dan kecacatan pada bayi.

B. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010). Bayi baru lahir (neonatus) adalah
bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Periode neonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbahan dan perkembangan yang amat menakjubkan.
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorang wanita
melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan (4
minggu).

C. Etiologi
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

D. Klasifikasi
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa klasifikasi menurut
Marmi (2015) , yaitu :
1. Neonatus menurut masa gestasinya :
a. Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
b. Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
c. Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
2. Neonatus menurut berat badan lahir :
a. Berat lahir rendah : < 2500 gram
b. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c. Berat lahir lebih : > 4000 gram
3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a. Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

E. Tanda dan Gejala


Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,
umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian
Kesehatan RI, 2010).
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38
cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah
terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada
bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi
perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora,
mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi,
2010)

F. Patofisiologi
Bayi baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong). Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit
sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan
ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan
pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-
sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,
foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena
pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air
ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam
kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan
dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar. Fungsi
hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar
belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat
Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan
pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu
dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih
banyak energi daripada lemak biasa.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak
beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar daripada kalium. Fungsi ginjal belum sempurna karena
jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Pada triwulan
terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna.
Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar
kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat
pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi
dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar
maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan dermis tidak
terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan
epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna
merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari
nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%,
SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir
mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55%
pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan
sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil. Ukuran dan bentuk
kranium dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi baru lahir lutut
saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai
bawah terlihat agak melengkung. Ekstremitas harus simetris, terdapat kuku jari
tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan.

G. Pathway
H. Komplikasi
1. Sebore adalah peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan
timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah atau bagian tubuh lainnya.
2. Ruam
3. Moniliasis (candidiasis/sariawan) adalah adalah infeksi yang disebabkan oleh
jamur candida
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata (seperti mengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Ph tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
2. Pengkajian terhadap factor resiko
a. Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan
riwayat pekerjaan.
b. Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
c. Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,j antung)
d. Intra Partum event :
1) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
2) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II
KPD 24 jam.
3) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
4) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x
sampai dengan 140 x / menit.
5) Penggunaan analgesic
6) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
3. Pengkajian umum
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran
darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat
dilihat frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-
100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis). Pernapasan bayi
normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah dan
seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru
lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari
ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah
sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datar atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan
lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar
kepala normal 32-35 cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan
atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi cairan amnion (Domain
11. Kelas 2. Kode Diagnosis 00031)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakefektifan
ibu menyusui. (Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00002)
3. Resiko hipotermia berhubungan dengan lingkungan yang baru (udara luar ) dan
penurunan jumlah lemak subcutan. ( Domain 11. Kelas 6. Kode Diagnosis
00253)
4. Resiko infeksi b.d trauma jaringan (pemotongan tali pusar) tali pusar masih
basah (Domain 11. Kelas 1. Kode Diagnosis 00004)

C. Rencana Tindakan
Dx NOC NIC Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan Penghisapan lendir
keperawatan selama 2x24 jam pada jalan nafas
diharapkan ketidakefektifan (3160)
bersihan jalan nafas dapat 1. Tentukan 1. Agar penggunaannya
teratasi dengan kriteria hasil perlunya suction lebih efektif
NOC: Status pernafasan= mulut atau 2. Untuk melakukan
kepatenan jalan nafas (0410) trakhea suction nasotracheal
Indikator 2. Masukkan sesuai kebutuhan
Frekuensi pernafasan nasopharingeal 3. Untuk menghindari
Irama pernafasan airway iritasi dari
Kedalaman inspirasi 3. Gunakan closed penggunaan suction
system suctioning dengan angka
Keterangan sesuai indikasi berlebih
1: Deviasi berat dari kisaran 4. Buang sekret dan 4. Untuk mengetahui
normal cek respon pasien keadaan pasien
2: Deviasi cukup berat dari terhadap suction setelah dilakukan
kisaran normal 5. Lakukan suction suction
3: Deviasi sedang dari kisaran orofaring setelah 5. Agar sekret keluar
normal menyelesaikan
4: Deviasi ringan dari kisaran suction trachea
normal
5: Tidak ada deviasi dari kisaran
normal
2. Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
keperawatan selama 2x24 jam (1100)
diharapkan nutrisi dapat 1. Tentukan status 1. Sebagai tolak ukur
tercukupi dengan kriteria hasil gizi pasien dan pada pasien
NOC: Status nutrisi bayi (1020) kemampuan 2. Untuk menghindari
Indikator (pasien) untuk terjadinya alergi
Intake nutrisi memenuhi 3. Untuk memenuhi
Intake cairan lewat mulut kebutuhan gizi kebutuhan nutrisi
Intake protein 2. Identifikasi pasien
(adanya) alergi 4. Agar nutrisi
Keterangan atau intoleransi tercukupi sesuai
1: Tidak adekuat makanan yang dengan tumbuh
2: Sedikit adekuat dimiliki pasien kembangnya
3: Cukup adekuat 3. Tentukan jumlah
4: Sebagian besar adekuat kalori dan jenis
5: Sepenuhnya adekuat nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi
persyaratan gizi
4. Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan
makanan
berdasarkan usia
atau
perkembangan
3. Setelah dilakukan tindakan Perawatan Bayi Baru
keperawatan selama 2x24 jam Lahir (6824)
diharapkan resiko hipotermia 1. Monitor suhu 1. Suhu tubuh bayi baru
dapat teratasi dengan kriteria tubuh bayi sampai lahir mudah mengalami
hasil : stabil penurunan
2. Monitor warna 2. Mengetahui
kulit perubahan warna kulit
3. Jaga suhu tubuh pada bayi baru lahir
yang adekuat dari 3. Untuk mencegah
bayi baru lahir terjadinya hipotermi
NOC : Termoregulasi : Bayi 4. Bantu 4. Menjaga suhu tubuh
Baru Lahir (0801) memandikan bayi agar tetap hangat
Indikator baru lahir pertama
Suhu tidak stabil kali setelah suhu
Perubahan warna kulit stabil
Penyapihan dari inkubator 5. Tempatkan bayi
Keterangan : baru lahir dalam
1 : Berat incubator atau
2 : Cukup berat dibawah
3 : Sedang penghangat sesuai
4 : Ringan kebutuhan
5 : Tidak ada
4. Setelah dilakukan tindakan Perlindungan infeksi
keperawatan selama 2x24 jam (6550)
diharapkan tidak terjadi infeksi 1. Monitor adanya 1. Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil tanda dan gejala adanya infeksi
NOC: Keparahan infeksi baru infeksi sistemik sistemik dan lokal
lahir (0708) dan lokal 2. Untuk mengetahui
Indikator 2. Monitor daya tahan terhadap
Ketidakstabilan suhu kerentanan infeksi
Kulit kemerahan terhadap infeksi 3. Untuk daya tahan
Menangis kuat 3. Tingkatkan tubuh kuat
Keterangan: asupan nutrisi 4. Agar keluarga ikut
1: Tidak pernah menunjukkan yang cukup dalam pencegahan
2: Jarang menunjukkan 4. Ajarkan anggota infeksi bakteri
3: Kadang menunjukkan keluarga 5. Untuk
4: Sering menunjukkan bagaimana cara menghindari
5:Secara konsisten menunjukkan menghindari keparahan akibat
infeksi infeksi
5. Berikan imunisasi
dengan tepat
D. Implementasi
Diagnosa Implementasi
Ketidakefektifan bersihan jalan 1. Memonitor pola nafas pada bayi
nafas b.d akumulasi cairan 2. Membuang sekret menggunakan suction
amnion (00031) 3. Memonitor dan mencatat respon pasien
4. Memonitor tanda-tanda vital
Ketidakseimbangan nutrisi kurang 1. Memonitor status nutrisi bayi
dari kebutuhan tubuh b.d 2. Menganjurkan ibu untuk memberikan asi
ketidakefektifan ibu menyusui eksklusif
(00002) 3. Mengidentifikasi adanya alergi
Resiko hipotermia berhubungan 1. Memonitor suhu tubuh
dengan lingkungan yang baru 2. Memonitor perubahan warna kulit
(udara luar ) dan penurunan 3. Menempatkan bayi di incobator agar tidak
jumlah lemak subcutan (00253) terjadi hipotermia
Resiko infeksi b.d trauma jaringan 1. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi
(pemotongan tali pusar) tali pusar sistemik dan lokal
masih basah (00004) 2. Memonitor adanya kerentanan terhadap
infeksi
3. Mengajarkan kepada keluarga tentang
bagaimana cara menghindari infeksi

E. Evaluasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi cairan amnion
Evaluasi : Jalan nafas dapat kembali efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakefektifan
ibu menyusui.
Evaluasi : Nutrisi dapat tercukupi dengan optimal
3. Resiko hipotermia berhubungan dengan lingkungan yang baru (udara luar ) dan
penurunan jumlah lemak subcutan.
Evaluasi : Suhu tubuh kembali stabil
4. Resiko infeksi b.d trauma jaringan (pemotongan tali pusar) tali pusar masih
basah.
Evaluasi : Tidak terjadi infeksi pada bayi baru lahir
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan Indonesia. 2010. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2009.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bulecheck,G,M., Butcher,H,K. (2016). Nursing Intervention Classification. Yogyakarta:
Nocomedia.
Herdman,T,H., Kamitsuru,S. (2017). Nanda I Diagnosis Keperawatan definisi dan
klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC Medical Publisher.
Moorhead,S., Johnson,M. (2016). Nursing Outcome Clasification. Yogyakarta:
Nocomedia.

Anda mungkin juga menyukai