Anda di halaman 1dari 20

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.

4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

A. Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Perkembangan kurikulum di Indonesia, sebagai berikut :


1. Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Saat itu mulai ditetapkan asas pendidikan ditetapkan
Pancasila. Kurikulum ini sebutan Rentjana Pelajaran 1947, dan baru
dilaksanakan pada 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan
yang diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi
ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran,
melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Adanya kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya,
merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
Indonesia. Seperti setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar
satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya
Rentjana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional
atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama sejak jatuhnya Soekarno dan digantikan Soeharto.
Bersifat politis dan menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan
sebagai produk Orde Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang
tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik sehat dan kuat.
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

5. Kurikulum 1975
Pemerintah memperbaiki kurikulum pada tahun itu. Kurikulum ini
menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur
Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum
ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management
by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan
pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya
memadukan kurikulum kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975
dan 1984. Namun, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil.
Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa
dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Misalnya
bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Pada 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai
pengganti Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi
harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai,
spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.
KBK mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada
hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan
dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol
terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa
dari desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006,
pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai
kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata
pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

10. Kurikulum 2013


Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki
tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek
sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa
Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika.

Kurikulum Matematika SMP di Indonesia


Pembelajaran matematika di SMP/MTs diarahkan untuk mendorong peserta
didik mencari tahu dari berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan
hanya menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berpikir logis
dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta mampu bekerja sama dan
berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching).
Pendidikan matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam
mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1. memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam
kehidupan sehari-hari,
2. membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta, fenomena, atau data yang
ada,
3. melakukan operasi matematika untuk penyederhanaan, dan analisis
komponen yang ada
4. melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat dugaan dan
memverifikasinya
5. memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
6. menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan
tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

Kompetensi matematika untuk SMP/MTS, sebagai berikut :

Aspek Kompetensi Matematika SMP/MTS


BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

Bilangan Menggunakan bilangan bulat, bilangan


pecahan, pangkat dan akar, pola bilangan,
barisan dan deret dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari.
Aljabar Menggunakan himpunan, ekspresi
aljabar, relasi dan fungsi, perbandingan,
aritmatika sosial, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel,
system persamaan linear dua variabel,
persamaan garis lurus, persamaan dan
fungsi kuadrat dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.
Geometri dan Pengukuran Menggunakan garis dan sudut, bangun
datar (segiempat dan segitiga), bangun
ruang sisi datar, bangun datar sisi
lengkung, lingkaran, kesebangunan dan
kekongruenan, dan teorema Pythagoras,
transformasi dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.
Statistika dan Pengukuran Mengolah, menyajikan dan menafsirkan
data, dan menggunakan peluang (empirik
dan teoritik) dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.

Peta materi pelajaran matematika SMP/MTS

Ruang Kelas
Lingkup VII VIII IX
Bilangan Bilangan bulat dan Pola bilangan : Bilangan
pecahan :  pola bilangan berpangkat dan
 membandingkan  pola konfigurasi bentuk akar :
bilangan bulat objek  bilangan
dan pecahan  pemecahan berpangkat
 mengurutkan masalah yang bilangan bulat
bilangan bulat melibatkan pola (bilangan
dan pecahan bilangan berpangkat bulat
 operasi dan sifat- positif, sifat-sifat
sifat operasi operasi bilangan
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

hitung bilangan berpangkat, sifat


bulat dan perpangkatan
pecahan bilangan
 mengubah berpangkat)
bentuk bilangan  bilangan
pecahan berpangkat bulat
 menyatakan negatif dan nol
bilangan dalam (bilangan
bentuk bilangan berpangkat bulat
berpangkat bulat negatif, bilangan
positif berpangkat nol)
 kelipatan  bentuk akar
persekutuan (merasionalkan
terkecil (KPK) bentuk akar)
 factor
persekutuan
terbesar (FPB)

Aljabar Himpunan Persamaan linear Persamaan kuadrat


 menyatakan dua variabel  persamaan
himpunan  penyelesaian kuadrat
 diagram venn persamaan  pemfaktoran
 himpunan linear dua persamaan
bagian, kosong, variabel kuadrat
semesta  model dan  akar persamaan
 hubungan antar system kuadrat
himpunan persamaan  penyelesaian
 komplemen linear dua persamaan
himpunan variabel kuadrat
 permasalahan  pemecahan
Bentuk aljabar yang masalah yang
 menjelaskan melibatkan melibatkan
koefisien, persamaan persamaan
variabel, linear dua kuadrat
konstanta, dan variabel
suku pada Fungsi kuadrat
bentuk aljabar  fungsi kuadrat
 penjumlahan dan dengan table,
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

pengurangan grafik, dan


bentuk aljabar persamaan
 perkalian dan  sifat-sifat fungsi
pembagian kuadrat
bentuk aljabar  nilai maksimum
 penyederhanaan  nilai minimum
bentuk aljabar  pemecahan
masalah
Persamaan dan melibatkan sifat-
pertidaksamaan sifat fungsi
linear satu variabel kuadrat
 pernyataan
 kalimat terbuka
 penyelesaian
persamaan linar
satu variabel dan
pertidaksamaan
linear satu
variabel

Perbandingan
 pengertian dan
jenis-jenis
perbandingan
 membandingkan
dua besaran
 perbandingan
senilai dan
berbalik nilai
 pemecahan
masalah yang
melibatkan
perbandingan

Aritmatika sosial
 nilai suatu
barang
 harga penjualan
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

dan pembelian
 presentase
untung dan rugi
 diskon, pajak,
bruto, tara, dan
netto
 bunga tunggal
 pajak
Geometri Garis dan sudut Relasi dan Fungsi Transformasi
dan  garis  pengertian relasi  translasi
Pengukuran  kedudukan garis  pengertian fungsi  refleksi
 membagi garis atau pemetaan  rotasi
 perbandingan  ciri-ciri relasi dan (perputaran)
ruas garis fungsi  dilatasi
 pengertian sudut  rumus fungsi
 jenis-jenis sudut  grafik fungsi Kesebangunan dan
 hubungan antar kekongruenan
sudut Persamaan garis  kesebangunan
 melukis sudut lurus dua bangun datar
 kemiringan  segitiga-segitiga
Bangun datar (segi  persamaan garis sebangun
empat dan segitiga) lurus  segitiga-segitiga
 pengertian segi  titik potong garis kongruen
empat dan  kedudukan dua  pemecahan
segitiga garis maslaah yang
 jenis-jenis dan melibatkan
sifat-sifat Teorema kesebangunan
bangun datar Pythagoras dan
 menaksir luas  hubungan antar kekongruenan
bangun datar panjang sisi pada
yang tak segitiga siku-siku bangun ruang sisi
beraturan  pemecahan lengkung
masalah yang  tabung
melibatkan  kerucut
teorema  bola
Pythagoras  luas permukaan :
tabung, kerucut,
Lingkaran dan bola
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

 pengertian  volume : tabung,


lingkaran kerucut, dan bola
 unsur-unsur
lingkaran
 hubungan sudut
pusat dan sudut
keliling
 panjang busur
 luas juring
 garis singgung
persekutuan luar
dua lingkaran
 garis singgung
persekutuan
dalam dua
lingkaran

Bangun ruang sisi


datar
 pengertian :
kubus, balok,
prisma, dan limas
 jarring-jaring :
kubus, balok,
prisma, dan limas
 luas permukaan :
kubus, balok,
prisma, dan limas
 volume : kubus,
balok, prisma,
dan limas
 menaksir volume
bangun ruang
Statistika Penyajian data Statistika
dan  jenis data  rata-rata, median,
peluang  tabel dan modus
 diagram garis  mengambil
 diagram batang keputusan
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

 diagram lingkaran berdasarkan


analisis data
 membuat
prediksi
berdasarkan
analisis data

Peluang
 titik sampel
 ruang sampel
 kejadian
 peluang empiric
 peluang teoretik
 hubungan antara
peluang empiric
dengan peluang
teoretik
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

B. Kurikulum Pendidikan di Jepang


Bangsa Jepang, walaupun sudah maju diberbagai bidang kehidupan termasuk
di bidang pendidikan tetapi dalam rangka mempersiapkan diri secara lebih baik
lagi, maka pengembangan kurikulum terus ditingkatkan demi kemajuan-
kemajuan kualitas pendidikan di negara Jepang itu sendiri. Kurikulum di Jepang
disusun oleh bagian perencanaan kurikulum yang terdapat dalam Kementrian
Pendidikan (MEXT, 2006). Penyusunan kurikulum Jepang lebih ditekankan pada
sistem pendidikan di sekolah, bukan pada perubahan mata pelajaran atau metode
mengajar. Sifatnya fleksibel dan responsif dalam konteks penerapan
kurikulumnya memungkinkan para pendidik untuk melakukan pengembangan
dan penyesuaian-penyesuaian pada tataran implementatif di dalam kelas.
Menurut Chibi (2014 : 11), kurikulum Jepang, pertama kali dikeluarkan pada
tahun 1947, bertepatan dengan lahirnya UU pendidikan di Jepang, selanjutnya
berkali-kali mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1951, 1956, 1961, 1971,
1980, 1992, 2002, dan 2011. Hal-hal yang ditegaskan oleh Kementerian
Pendidikan Jepang terkait dengan menyusun kurikulum adalah: 1) standar
kurikulum nasional, 2) mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan
rohani siswa, 3) menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, 4) memperhatikan
step perkembangan siswa, dan 5) memperhatikan karakteristik course
pendidikan/jurusan pada level SMA.
Panduan kurikulum Jepang disebut Gakushū Shidōyōryō (GS) yang diakui
secara hukum, sehingga pelanggaran terhadapnya akan dikenai sanksi hukum.
GS merupakan panduan kurikulum untuk SD (shōgakkō), SMP (chūgakkō),
SMPSMA satu atap (chūtōkyōikugakkō), SMA (kōtōgakkō), dan SLB
(tokubetsushiengakkō). Sedangkan untuk panduan kurikulum Taman Kanak-
Kanak (yōchien) disebut yōchienkyouikuyōryō. Untuk penyusunan dan publikasi
kurikulum dilakukan tiga tahun sebelum diterapkan. Misalnya untuk reformasi
kurikulum SMP yang direncanakan akan diterapkan pada tahun 2012, telah
terselesaikan penyusunannya sekaligus diumumkan ke publik padabulan Maret
2011 untuk mendapatkan masukan. Reformasi kurikulum ini dengan tujuan
memacu kreativitas para guru termasuk guru bidang studi termasuk guru
matematika dalam merancang dan mengimplementasikan pengalaman belajar
bagi para peserta didik di kelas. Pengembangan profesional guru dilakukan
secara terus-menerus sebab Jepang menyadari karena miskin sumber daya alam
maka pengembangan sumber daya manusia (termasuk guru), dilakukan secara
terusmenerus.
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

Karakteristik kurikulum SD di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di


Indonesia. Kurikulum SD di Jepang meliputi bahasa Jepang, ilmu sosial,
matematika, ilmu pengetahuan, pendidikan moral, musik, seni dan kerajinan,
kerumahtanggaan, dan pendidikan jasmani.Perbedaannya dengan kurikulum SD
di Indonesia terlihat pada mata pelajaran seikatsuka (kebiasaan hidup) yang
diajarkan di kelas 1 dan 2 SD. Mapel ini bertujuan untuk membiasakan anak-
anak dengan cara hidup mandiri sehari-hari kepada anak-anak yang baru
menyelesaikan pembelajaran di TK. Pembelajaran bahasa Jepang dan berhitung
diajarkan lebih banyak dibandingkan pelajaran lainnya. Sedangkan sekolah-
sekolah agama lebih banyak mengajarkan pendidikan agama (Kristen, Buddha,
Sinto) sebagai bagian dari pendidikan moral. Selain itu, pendidikan estetika
berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2
Sekolah Dasar.
Untuk kurikulum SMP meliputi bahasa Jepang, matematika, ilmu sosial, ilmu
pengetahuan, bahasa Inggris, musik, seni, pendidikan jasmani, pendidikan moral,
dan klub ekskul. Pelajaran bahasa asing diajarkan dalam bentuk mapel pilihan, di
antaranya bahasa Inggris, bahasa Perancis, dan bahasa Jerman. Semua mata
pelajaran dialokasikan waktupembelajaran integrated course diberikan lebih
besar (90 jam) dibandingkan dengan mapel di SD. Mata pelajaranbahasa Inggris
dijadikan mapel wajib SMP. Sementara mata pelajaran pilihan yaitu bahasa
Jepang, IPS, Matematika,IPA,Musik, pendidikan jasmani dan kesehatan,
keterampilan/Homemaking. Dan bahasa Asing, merupakan perbedaan khas antara
kurikulum SMP di Indonesia dan Jepang.
Selanjutnya, karakteristik kurikulum SMA di Jepang paling sering
berubahubah. Perubahan tampak pada nomenklatur mata pelajaran, kategorisasi,
dan sistem penjurusan. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya mapel
yang diajarkan. Pelajaran bahasa Jepang dikelompokkan lebih detil menjadi
pendidikan bahasa Jepang, literature klasik dan literature modern. Untuk
kurikulum bahasa Asing, Jepang memperkenalkan bahasa Inggris, bahasa
Jerman, dan bahasa Perancis. Sementara, penjurusan dilakukan sejak kelas 3
SMA, dan jurusan yang ada pada dasarnya adalah jurusan rika (IPA) dan bunka
(budaya/sosial).
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

Penjurusan dikembangkan dengan melihat nilai mata pelajaran, yang ada


hubungannya dengan jurusanteknik, pertanian,perikanan, kesejahteraan
masyarakat, sesuai kebutuhan lapangan. Selain itu, sekolah juga membagi lebih
detil penjurusan menjadi Jurusan yang dipersiapkan untuk menghadapi ujian
masuk universitas negeri dan Jurusan yang memilih universitas swasta. Lebih
jauh, pendidikan dasar di Jepang dilengkapi dengan tokubetsukatsudou, sebagai
aktivitas khusus atau semacam ekstra kurikuler di Indonesia, tetapi agak berbeda
karena kegiatan ini meliputi OSIS, kegiatan kelas, kegiatan klub olahraga dan
seni, event sekolah dan pendidikan moral. Even sekolah seperti festival sekolah
(gakkousai) dipersiapkan perkelas dengan bimbingan penuh dari wali kelas.
Jumlah jam pelajaran di SMP sebanyak 385 jam, hal ini dimaksudkan
memberikan waktu dan ruang kepada guru dalam melaksanakan Yutorikyouiku.
Yutorikyouikudalam kaitannya dengan sistem pendidikan di Jepangdapat
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar. Chibi (2014) menyatakan bahwa
pelaksanaan Yutorikyouiku, pemerintah menerapkan 5 hari sekolah, yaitu dari
hari Senin sampai Jumat. Tujuan kebijakan ini adalah agar siswa dapat lebih
banyak memanfaatkan waktunya dengan keluarga dan belajar lebih banyak di
lingkungannya dan atau mengikuti berbagai les privat.

Kurikulum Matematika SMP di Jepang


Secara umum pembelajaran matematika yang berlangsung di Jepang,
sebagaimana dicatat oleh Stevenson & Nerison-Low (2002) bahwa struktur
pembelajaran matematika di Jepang penekanannya pada penyajian permasalahan
praktis, menjelaskan perbedaan-perbedaan solusi yang diberikan siswa, meminta
siswa lain mengomentari dan mengevaluasi efektivitas penyelesaian siswa,
kemudian membawa pelajaran matematika kepada suatu ringkasan dan penutup
dengan menyatakan aturan yang mendasari penyelesaian persoalan matematika
yang disajikan. Umumnya persoalan matematika yang disajikan kepada siswa
merupakan soal-soal yang bersifat problem solving.

Ruang Kelas
Lingkup VII VIII IX
Numbers and  Need for and  Addition and  The necessity
Algebraic meaning of subtraction of and the meaning
Expression positive and polynomials and of square roots
negative multiplication  Calculation of
numbers and division of expressions
 Four arithmetic monomials involving square
operations with  Ideas that can be roots
positive and captured and  Representing and
negative explained by
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

numbers and using algebraic processing with


their meaning expressions with square roots
 Representing letters  Multiplication of
and processing  Transforming monomials and
with positive algebraic polynomials and
and negative expressions dividing
numbers purposefully polynomials by
 Need for and  Meaning of monomials
meaning of the linear equations  Multiplication of
use of letters with two linear expressions
 To know about variables and and expansion
how to express their solutions and factoring of
multiplication  The necessity polynomials
and division of and the meaning  Grasping and
algebraic of simultaneous explaining with
expressions with linear equations algebraic
letters with two expressions with
 Addition and variables and the letters
subtraction of meaning of their  Prime
linear solutions factorization of
expressions  Solving natural numbers
 Writing and simultaneous  Solving
interpreting linear equations quadratic
algebraic with two equations by
expressions with variables factoring and by
letters  Use of completing the
 The necessity simultaneous square
and the meaning linear equations  Knowing the
of equations and with two formula for the
the meaning of variables solutions and
their solutions solving the
 Properties of quadratic
equality equations
relationships  Using quadratic
 Use of linear equations
equations with
one variable
Geometrical  Fundamental  Properties of  Meaning of
Figures geometrical parallel lines and similarity
constructions angles  Conditions for
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

and their use  Properties of similarity of


 Translations, angles in triangles
reflections, and polygons  Properties of
rotations  Meaning of ratio of line
 Position congruence and segments related
relationships of the congruence to parallel lines
lines and planes conditions of  Relationship
in space triangles Two between the ratio
 Composing  Mathematical of similarity
space figures by reasoning (scale factor) and
moving plane  The necessity the ratio of area,
figures and the meaning and the ratio of
 Representing of proofs and volume
and interpreting their methods  Making use of
plane  Properties of properties of
representations triangles and similar figures
of space figures parallelograms  To know that the
 Length of an arc  Reading proofs relationship
and area of a and discovering between
sector new properties inscribed angles
 Surface area and and central
the volume of angles can be
prisms, proven
pyramids, and  Making use of
spheres the relationship
between
inscribed angles
and central
angles
 Meaning of the
Pythagorean
theorem
 To know that the
Pythagorean
theorem can be
proven
 Using the
Pythagorean
theorem
Function  Meaning of  Phenomena and  Phenomena and
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

functional linear functions function y = ax2


relationships  Tables, algebraic  Table, algebraic
 Meaning of expressions, and expression, and
direct and graphs of linear graph of
inverse functions and function, y = ax2
proportional their and their
relationships relationships relationships
 Meaning of  Linear equations  To grasp
coordinates with two phenomena
 Tables, variables and using function y
algebraic linear functions = ax2
expressions, and  Grasping and  Various
graphs of direct explaining phenomena and
and inverse phenomena functions
proportional using linear
relationships functions
 To explain
concrete
phenomena
using the ideas
of direct and
inverse
proportional
relationships
Making use  Need for and  The necessity  The necessity
of data meaning of and the meaning and the meaning
histograms of probability of sampling
 Need for and  Determining  To carry out
meaning of probability for sample surveys
representative simple cases in simple cases
values  Grasping and  To grasp and
 Need for and explaining explain trends
meaning of uncertain of the
relative phenomena population
frequency  Using tools
 Grasping and such as
explaining computers
trends in data
 Use of tools
such as
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

computers
 Errors and
approximations

C. Perbandingan Kurikulum Pendidikan di Jepang Dan di Indonesia


Dengan memperhatikan kurikulum pendidikan di Jepang tersebut, dapatlah
kiranya dibuat suatu perbandingan kurikulum pendidikan di Jepang dengan di
Indonesia sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

Unsur/komponen Gakusyuushidouyouryou
No yang di cermati Kurnas di Indonesia
Jepang
1. Karakteristik Menyesuaikan kondisi Berkembang sejalan
Kurikulum dan pemikiran, dan dengan perkembangan teori
berkembang sejalan dan praktek di lapangan
dengan perkembangan
teori dan praktek
pendidikan yang
dianutnya.

2. Program Kurikulumnya tunggal, Kurikulumnya satu disiplin


pendidikan pada misalnya musik saja, ilmu, terutama ilmu
Junior College melukis saja, atau sastra terapan, misalnya akademi
(Akademik) Inggris. Kebanyakan ilmu ekonomi. Tujuanya
untuk wanita, dengan lebih diarahkan untuk
tujuan untuk
menjadi tenaga terampil
meningkatkan
kemampuan wanita yang siap kerja.
sebagai ibu rumah
tangga.

3. Pengembangan Lebih menekankan pada Tampaknya masih


Kurikulum sistem pendidikan di bertumpu pada mata
Sekolah sekolah, bukan pada pelajaran, belum pada
perubahan mata pelajaran sistem pendidikannya.
atau metode mengajar. Dimulai dari Rencana
Gakusyuushidouyouryou Pelajaran 1947, 1952,
(kurikulum) pertama kali 1964, kurikulum 1968,
dikeluarkan pada tahun 1975, 1984, 1988, 1994,
1947, bertepatan dengan Suplemen 1999, 2004
lahirnya UU Pendidikan (KBK), 2006 (KTSP),
di Jepang. Selanjutnya 2013 (Kurikulum
berkali-kali mengalami Nasional) .
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

pembaharuan yaitu pada


tahun 1951, 1956, 1961,
1971, 1980, 1992, 2002,
dan 2011.

4. Kurikulum SD Meliputi bahasa Jepang, Perbedaannya pada mata


ilmu sosial, matematika, pelajaran seikatsuka
ilmu pengetahuan, (kebiasaan hidup) yang
pendidikan moral, musik, diajarkan di kelas 1 &2
seni dan kerajinan, Sekolah Dasar.Alokasi
kerumahtanggaan, dan
waktu pembelajaran
pendidikan jasmani.
Pembelajaran bahasa bahasa daerah dan
Jepang dan berhitung berhitung lebih sedikit
diajarkan lebih banyak dibandingkan mata
dibandingkan pelajaran pelajaran lainnya.
lainnya.

5. Kurikulum SMP Meliputi bahasa Jepang, Perbedaan pada khas


matematika, ilmu sosial, bahasa Asing, dimana
ilmu pengetahuan, musik, mata pelajaran bahasa
seni, pendidikan jasmani, Inggris Indonesia sebagai
pendidikan moral, dan mata pelajaran wajib.
klub ekskul. Sedangkan
mapel pilihan, di
antaranya bahasa Inggris,
bahasa Perancis, dan
bahasa Jerman.
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

6. Kurikulum SMA Sering berubah-ubah, Mata pelajaran yang


pada nomenklatur mata ditetapkan tidak
pelajaran dan berubahubah. Perbedaan
kategorisasi. Pelajaran pada khas bahasa
bahasa Jepang Asing,dimana mata
dikelompokkan lebih
pelajaran bahasa Inggris
detil menjadi pendidikan
bahasa Jepang, literature Indonesia sebagai mata
klasik dan literature pelajaran wajib.
modern. Untuk bahasa Penjurusan dilakukan sejak
Asing, Jepang kelas 2 SMA.
memperkenalkan bahasa
Inggris, bahasa Jerman,
dan bahasa Perancis.
Sementara, penjurusan
dilakukan sejak kelas 3
SMA.
7. Hari efektif 5 hari (Senin s.d Jumat 6 hari (Senin s.d Sabtu)
belajar
8. Kemunduran Kemunduran pendidikan Pelaksanaan pendidikan di
Pendidikan di Jepang ditandai antara Indonesia lebih longgar,
lain: menurunnya minat tidak seketat Jepang,
bersekolah anak-anak, namun tandatanda
kedisplinan yang mulai kemunduran pendidikan di
rapuh, dan prestasi Jepang tampaknya juga
belajar yang menurun. terjadi Indonesia.
9. Pengembangan Dilakukan secara terus Dilakukan secara terus
profesionalisme menerus. Jepang menerus, antara lain melalui
Guru menyadari karena miskin Sertifikasi Guru dan Uji
sumber daya alam maka Kompetensi Guru agar
pengembangan sumber memenuhi kompetensi
daya manusia (termasuk pedagogik, kepribadian
guru) perlu dilakukan sosial, dan profesional.
terus menerus.
10 Peningkatan Dimulai dengan Peningkatan mutu
mutu pendidikan peningkatan mutu pendidikan dilihat dari
pembelajaran di dalam sistem pendidikan dan
kelas, sistem pendidikan hasil ujian Nasional di
di sekolah, dan bukan sekolah.
pada perubahan mata
pelajaran atau metode
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

mengajar.

11. Prinsip Ada tiga prisip mengajar Prinsip mengajar yang


Mengajar yaitu Tanoshii jogyou digunakan guru adalah
(kelas harus tradisional, dengan
menyenangkan), Wakaru anggapan yang penting
ko (anak harus mengerti), siswa bisa menerima dan
Dekiru ko (anak harus mengerti materi dengan
bisa). baik. Diaman guru
menjelaskan rumus-rumus
dan dalil-dalil matematika
kemudian siswa berlatih
dengan soal-soal yang ada
dalam buku paket.
12. Metode Dengan menerapkan Guru sebagai fasilitator,
Pembelajaran metode tutor sebaya dan menganut sistem
(Peer learning) atau yang pembelajaran tradisional
disebut Lesson Study,
pendekatan openended,
problem solving, dan
kontekstual.
13. Struktur Pada umumnya persoalan Pada umumnya, siswa
pembelajaran yang disajikan kepada menonton bagaimana guru
matematika siswa merupakan soal-soal mendemonstrasikan
yang bersifat problem penyelesaian soal-soal di
solving, dan atau papan tulis dan siswa
mengkopi apa yang telah
menggunakan bentuk
dituliskan oleh gurunya.
representasi materi Dan pada umumnya guru
pelajaran yang beragam. menjelaskan matematika
dengan mengungkapkan
rumus-rumus dan dalil-dalil
terlebih dahulu, baru siswa
berlatih dengan soal-soal
yang tersedia dalam buku
paket.
14 Pelaksanaan Tidak ada pelaksanaan Pelaksanaan Ujian Nasional
Ujian Nasional Ujian Nasional (UN)
BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335

Anda mungkin juga menyukai