LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Tifoid dan paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Paratifoid
biasanya lebih ringan dan menunjukan gambaran klinis yang sama, atau
menyebabkan enteritis akut. Sinonim dengan tifoid adalah typoid and paratyphoid
fever, enteric fever, typhus and paratypus abdominalis. (Soeparman, 1999, Edisi
II, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI)
Tifoid merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang
disebabkan oleh salmonella thypii, penyakit ini dapat ditularkan melalui makan,
mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii. (Hidayat
Alimul Azis.A, 2006, Edisi I, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta,
Salemba Medika)
Demam tifoid, enteric fever ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Ngastiyah,
2005, Edisi II, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC)
2.3 Etiologi
Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B, S.
Paratyphii C .
Terjadi pelepasan
Terutama kedalam basil berkembang biak zat pirogen
kelenjer limfoid
usus halus
organ-organ membesar inflamasi lokal
disertai nyeri pada perabaan
menimbulkan tukak
Jaringan meradang
Peningkatan panas
anoreksia melena
gangguan thermoregulasi
gangguan pemenuhan intake berkurang
Nutrisi
1. Pengkajian
Pada pengkajian dengan tifoid dapat ditemukan timbulnya demam yang khas
yang berlansung selama kurang lebih tiga minggu dan menurun pada pagi hari serta
meningkat pada sore dan malam hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan pecah-
pecah, lidah kotor dan ujung dan tepinya kemerahan, adanya meteorismus, terjadi
pembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan tidak terjadi komplikasi
seperti apatis sampai samnolen, adanya bradikardia, kemungkinan terjadi komplikasi
seperti perdarahan pada usus halus, adanya perforasi usus, peritonitis, peradangan
pada meningen, bronchopneumonia, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leucopenia dengan limfositosis
relative, pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urine, feces, dan uji
serologis widal menunjukan kenaikan pada titer antibody O lebih besar atau sama
dengan 1/200 dan H: 1/200.(Hidayat Alimul Aziz. A. 2006, Edisi I, Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak, Jakarta, Salemba Medika).
2. Diagnosa /Masalah Keperawatan
Diagnosa atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan tifoid adalah
sebagai berikut:
a. Kurang nutrisi.
b. Hipertermia.
c. Risiko terjadi komplikasi (cedera)
d. Gangguan eliminasi BAB
e. Gangguan rasa nyaman
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Kurang Nutrisi (Kurang dari kebutuhan)
Kekurangan nutrisi ini dapat disebabkan adanya asupan yang tidak
adekuat oleh karena menurunnya nafsu makan akibat proses patologis, maka
tujuan keperawatannya diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak.
INTERVENSI RASIONAL
Tingkatkan intake makanan melalui: Cara khusus untuk
Mengurangi gangguan dari meningkatkan nafsu makan.
lingkungan seperti berisik dan
lain-lain.
Jaga kebersihan ruangan
(barang-barang seperti
sputumpot, urinal tidak berada
dekat tempat tidur.
Berikan obat sebelum makan jika
ada indikasi Mulut yang bersih meningkatkan
nafsu makan.
Jaga kebersihan mulut pasien.
Membantu pasien makan.
Hipertermia
Terjadinya Hipertermia ini dapat disebabkan oleh adanya reaksi kuman
salmonella typhosa yang masuk kedalam tubuh. Untuk mengatasinya adalah
dengan tujuan mempertahankan kondisi suhu tubuh dalam batas normal dengan
cara menurunkannya.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan kepada pasien dan keluarga Agar kesehatan pasien tetap terjaga
tentang pentingnya menjaga kesehatan
fekal
Gangguan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman pada pasien thypoid ini dapat disebabkan oleh adanya
imflamasi jaringan, infeksi virus salmonella thyposa yang mengakibatkan nyeri pada
abdomen pasien.
Intervensi Rasional
Ciptakan posisi yang nyaman bagi Agar nyeri yang dialami dapat diatasi
pasien
Gangguan rasa nyaman yang dialami
Identifikasi penyebab terjadinya dapat ditanggulangi
gangguan rasa nyaman
Memonitor dan membatasi kegiatan
Kolaborasi dengan keluarga dalam pasien
aktivitas pasien
Agar pasien dapat mengontrol emosi
Membatasi pengunjung dalam suasana yang sepi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol.1. EGC:
Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Media Aesculapius:
Jakarta
Staf Pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak, Buku kuliah 1. Bagian IKA FKUI:
Jakarta
Suriadi & Rita Yuliani.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. CV. Sagung
Seto: Jakarta