Bab 2 Pak
Bab 2 Pak
Bab 2 Pak
Timbal (Pb) atau timah hitam adalah logam berbentuk padat halus, war a biru kecoklatan dan
resisten korosi. Timbal (Pb) dapat menguap dan bereaksi dengan oksigen di udara.
Sumber polusi Pb berasal dari emisi otomotif, bahan dasar cat dan pe bakaran batu bara.
Pb apat dibedakan menjadi Pb inorganik dan Pb organik. Jenis ind tri pemakai Pb, antara lain:
baterai/aki, lead alloy, pipa & kabel, sold r elektrik, cat, plastik, keramik, herbal remedies,
kosmetik, pabrik gel , perhiasan, bahan kontruksi peredam suara & getaran, antiknock agent
bahan bakar (tetraetil lead, trietil lead). Selain itu sebagian kecil tim I terdapat di alam di pada
batu-batuan, tanah dan tumbuhtum uhan.
Timbal masuk kedalam tubuh melalui pernafasan dan tertelan bersama ma nan atau minuman
yang terkontaminasi timbal. Timbal dalam tub h tidak dibutuhkan, sebagian akan dikeluarkan
lewat kemih (75- 80°/) dan feses (sekitar 15%), sebagian akan terakumulasi di dalam hati, ginjal,
jaringan lemak, kuku dan rambut.
2. Fakto risiko
4. Tatalaksana
a. Keracunan Akut (ICD.10 , T56.0) 1)
1. Efek terhadap kesehatan
Efek timbal inorganic meliputi Kolik abdomen, konstipasi, hepatitis, pankreatitis,
anemia haemolotik, encefalopati (kejangkejang, sakit kepala, oedema pupil, dll), akut
renal failure, insomnia.
2) Diagnosis
Anamnesis, riwayat pekerjaan dan pajanan saat ini dan sebelumnya, gejala dan faktor risiko
3) Penatalaksanaan
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Setelah berada di tempat yang aman, lakukan:
- Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
- Memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen
dan pengeluaran karbon dioksida.
- Bila ada kejang, beri obat anti kejang
4) Prognosis
Bisa menyebabkan kematian karena peningkatan tekanan intrakranial
b. Keracunan kronis
b) Efekterhadap kesehatan
Hematologik anemia, gangguan gastro intestinal, SSP, polineuropati (ICD.10, G62.2),
nefropati (ICD.10, N14.3), kelumpuhan saraf lengan, gangguan paru pekerja tambang
(ICD.10, J63.8).
C) Diagnosis
Anamnesis Riwayat pekerjaan dan pajanan saat ini dan sebelumnya, gejala dan faktor
risiko.
Pemeriksaan Fisik
• Pigmentasi pada gusi berwarna biru keunguan disebut Lead Line/ Burton Line
• Sesuai dengan keluhan yang ada Pemeriksaan Penunjang Sesuai dengan keluhan dan
bila diperlukan.
d) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan Simtomatis, rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan untuk
pengobatan lebih lanjut (chelating agent, seperti kalsium disodium
etilendiaminotetraasetat =CaNa2EDTA). Hati-hati pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal.
5. Pencegahan
B. PENYAKIT KIBAT PAJANAN ARSEN (As) (ICD 10, 1. Pengen Ian logam Arsen (As)
Arse (As) adalah suatu metaloid berkilau seperti perak, tidak berbau, tidak emiliki rasa,
jika dipanaskan akan menyublim tanpa meleleh. As meru akan senyawa alami sebagai
bagian dari tanah, air dan batuan, terda at dalam biji besi dan batubara, tersebar luas
dialam dalam jumlari sedikit.
Arsen elementar murni relatif tidak toksik. Kebanyakan bentuk yang digu akan dalam
industri adalah arsen trioksida dan arsen penta oksida
Arsen masuk kedalam tubuh melalui per oral dari makanan atau minuman yang
terkontaminasi As, dan lewat pernafasan yang berasal dari ebu atau asap, kontak
dengan kulit, kontak dengan mata.
Kebayakan kasus keracunan akut dan kronik disebabkan oleh Arsen triok da. Arsen juga
potensial bersifat karsinogenik dan koka sinogenik.
Arsen dalam tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman berg bung dengan
hidrogen membentuk arsen organik. Senyawa arse organik seperti arsenobetaine
ditemukan pada seafood dan tidak toksi
Arsen diekskresi melalui kemih dan sedikit melalui feses. Ekskresi arse minimum terjadi
dalam 6 jam pertama, 25% dalam 24 jam dan 75% alam 7 hari setelah pajanan.
Arsen tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau sehingga mudah dica purkan pada
makanan atau minuman tanpa dicurigai adanya arse
Gejala keracunan sangat umum dan tidak spesifik seperti muntaber.
Arsen mudah diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pestisida, racu tikus, racun
semut, herbisida, dan obat-obatan homeopati.
2. Faktor isiko
Pekerja yang merokok akan rentan terkena dampak toksisitas arsen. Pekerja wanita yang
hamil rentan untuk terjadinya kelahiran bayi yang abnormaI.
Pekerja peleburan timah hitam, tembaga, emas, dan logam non besi lainnya
Pekerja yang terpajan dengan debu dari pembakaran batubara
Pekerja industri pembuat pestisida, insektisida, herbisida, rodentisida, pupuk
Petani, peternak, tukang kebun
Pekerja pest kontrol Industri mikro elektronik Industri gelas Industri pengawetan
kayu, dll
4. Tatalaksana
Arsen dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan yang bersifat akut (biasanya akibat
kecelakaan yang berakibat terhirup, tertelan, kontak dengan Arsen dalam jumlah besar) dan
bersifat kronis akibat pajanan Arsen dalam dosis kecil dalam waktu lama)
- Pajanan Arsen anorganik melalui alat pernafasan dalam dosis tinggi menyebabkan
iritasi tenggorokan dan paru. Gambaran klasik keracunan gas Arsen adanya masa laten
24 jam dilanjutkan adanya nyeri abdomen, hemolisis dan gaga) ginjal
Gejala klasik berupa sakit kepala, pusing, malaise dan lemah mungkin
merupakan gejala yang muncul pertama kali.
Gejala gastrointestinal berupa mual, muntah, nyeri abdomen.
Pajanan berlanjut menyebabkan konfusion, disorientasi dan gagal jantung
- Pajanan Arsen organik yang tertelan dalam dosis besar bisa menimbulkan gejala
hebat pada gastrointestinal setelah 30 (tiga puluh) menit hingga 2 (dua) jam.
Gejala yang terlihat antara lain:
Mual akibat iritasi lambung, muntah, sakit perut, diare dengan kotoran
seperti air cucian beras (kadang berdarah), kolik abdomen
Mulut terasa kering dan berasa logam
Napas berbau bawang putih
Kerongkongan terasa terbakar dan keluhan sulit menelan.
Terjadi sindrome paralitik akibat tertelan arsen yang cepa
diserap dalam jumlah besar seperti gelisah, sakit kepala kronis, pingsan, pening,
mengigau, somnolen, konvulsi, koma. Kematian dapat terjadi beberapa jam
setelah terpajan.
2)D iagnosis
- Terhirup
Untuk memberikan pertolongan, penolong menggunakan APD yang sesuai.
Segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila perlu memberikan nafas
buatan, gunakan kantong masker berkatup kemudian segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. ( Contoh gambar APD )
- Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air mengalir sampai dipastikan tidak
ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera
cuci mata dengan air mengalir atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%),
selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan
sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada
lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
- Tertelan
Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien
yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah
daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan
kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
4)Prognosis
Pada pajanan akut bila ditangani dengan baik dan penderita dapat ertahan, akan pulih
kembali dalam 1(satu) minggu lebih.
5) Keracunan Kronik efek terhadap kesehatan
Dosis rendah dalam waktu lama bisa berpengaruh terhadap berbagai jenis jaringan
tubuh dan berbagai sistem tubuh. Beberapa organ yang dapat diserang akibat pajanan
Arsen antara lain :
2) Diagnosis
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai keluhan yang dialami, efek yang timbul,
riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pekerjaan saat ini dan sebelumnya, riwayat
pajanan terhadap arsen.
3) Penatalaksanaan
Pengobatan simptomatis sesuai gejala yang timbul. Diberikan antidotum seperti pada
keracunan akut. Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal.
4) Prognosis
Pada keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6 (enam) sampai 12 (duabelas)
bulan. Efek iritasi pada kulit prognosis baik, tetapi kematian pada bronchogenik sangat tinggi,
jarang terjadi kerusakan permanen pada jantung, paru, hati dan sistem saraf.
5) Pencegahan
Untuk mengurangi risiko pajanan Arsen, dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
e. Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memeriksa uji fungsi hati dan
ginjal. Untuk pajanan lebih 10 tahun perlu dilakukan foto thorax
2. Faktor Resiko
3. Sumber pajanan
4. Tatalaksana
2) Diagnosis
- Pemeriksaan foto rontgen Abdomen bila merkuri tertelan lebih dari 2 jam
3) Penatalaksanaan
- Dekontaminasi:
Cuci lambung jika kurang dari 2 jam untuk merkuri organik dan an
organik. Dapat ditambahkan susu atau putih telur dalam cairan cuci
lambung. Jika merkuri teridentifikasi dalam usus besar (lebih dari 2 jam)
dilakukan irigasi usus.
- Khelasi:
• Dengan Meso-2,3-dimercaptosuccinic acid (DMSA) untuk semua
bentuk keracunan merkuri
• Dengan Dimercaprol (BAL) atau d-Penicillamine untuk keracunan
merkuri anorganik dan elemental.
• Hati-hati pada pasien dengan ganguan fungsi ginjal
4) Prognosis
Pada keracunan akut < 2 jam bila ditangani dengan tepat
prognosisnya baik
b) Keracunan kronik
Efek Terhadap Kesehatan
- Keracunan kronik dapat terjadi akibat pajanan melalui inhalasi atau
ingesti dan diperberat melalui absorpsi kulit. Gejala timbul beberapa
minggu-tahun setelah pajanan.
- Pajanan rendah akan menimbulkan gejala patoneurologik/
patopsikologik, berupa tremor, gangguan kepribadian, parkinsonism,
demensia dan kelainan gusi.
- Pada pajanan tinggi akan menyebabkan gangguan pada mulut
(stomatitis), neuropati perifer, ginjal, gastroenteritis dan sistem respirasi.
2) Diagnosis
- Diagnosis keracunan merkuri dapat ditegakkan dengan anamnesis
untuk mengetahui riwayat pajanan clan pemeriksaan fisik sesuai efek
yang ditimbulkan.
- Pemeriksaan penunjang untuk melihat kadar merkuri dalam darah.
• Normal adalah < 10 pg/It
• Absorpsi meningkat, bila > 50 pg/It
• Tanda bahaya, bila > 100 pg/It
• Pindahkan dari pajanan, bila > 200 pg/It
• Timbul gejala keracunan, bila > 300 pg/It
3) Penatalaksanaan.
• Metalik elemen pakai DMSA atau penisilamine
• Keracunan merkuri organik dengan BAL
• Hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi
hati, Defisiensi G6PD 4) Prognosis
Pada keracunan akut > 2 jam dan Keracunan kronis prognosisnya buruk
oleh karena dapat terjadi cacat hingga kematian.
5. Pencegahan
- Mengganti alat-alat medis yang menggunakan merkuri dengan
alatalat edis non merkuri.
- Meng unakan masker dengan catridge yang sesuai
D. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN CHROM (Cr).
- Chr (kromium) adalah suatu logam putih keras yang relatif tidak stabi dan
mudah teroksidasi, dapat dipoles menjadi mengkilap. Perpaduan Kromium
dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan kara .
- Merupakan unsur alami yang ditemukan dalam batuan, hewan, tum uhan,
tanah dan debu vulkanik. Kromium di lingkungan dalam bent k Cr°, Cr3, Cr6.
- Cr3 ecara alami terdapat di alam. Merupakan mikronutrien bagi mak luk hidup
untuk metabolisme hormon insulin dan pengaturan kadar gluk sa darah.
Kekurangan Cr3 menyebabkan Chromium deficiency, teta i dalam dosis tinggi
akan bersifat toksik.
- Sedangkan Cr° dan Cr6 pada umumnya berasal dari proses industri
(Pelapisan).
2. Faktor risiko.
4. Tatalaksana
a. Keracunan Akut
2) Diagnosis
Darah tepi
Spirometri fungsi paru,
Fungsi ginjal
Fungsi hati
Skin patch bila perlu
3) Penatalaksanaan
a) Terhirup
4) Prognosis
b. Keracunan Kronik
2) Diagnosis
Ulserasi nasal dan kulit diobati dengan salep yang mengandung 10% CaNa2 EDTA dan
ditutup dengan kassa steril.
a. Stabilisasi
- Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara, oksigen,
brokodilator bila diperlukan.
- Perhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi dengan tujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun, mencegah kerusakan dan mengurangi absorbsi.
Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air
bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit.
Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter
mata.
Dekontaminasi gastrointestinal
Pertimbangan untuk bilas lambung. Bilas lambung efektif dilakukan 1-4 jam
pertama dan dengan teknik yang baik. Tindakan ini hanya boleh dilakukan di
rumah sakit oleh petugas yang berpengalaman dan pasien yang kooperatif
4) Prognosis.
5. Pencegahan