Anda di halaman 1dari 3

Kriteria Hasil Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dirancang dengan adanya tujuan-tujuan tertentu.


Keefektifan pendidikan kesehatan ini dapat kita ketahui dengan menilai apakah
tujuan-tujuan yang telah dibuat telah tercapai atau tidak. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu kriteria hasil pendidikan kesehatan agar kita dapat menilai keefektifan
pendidikan kesehatan yang telah dirancang.

Benyamin Bloom (1908) seorang psikologi pendidikan menyatakan bahwa


perilaku manusia dibagi menjadi 3 bagian yaitu domain yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran atau kriteria hasil
pendidikan kesehatan, diantaranya (Efendi & Makhfudli, 2009):

1. Knowledge (Pengetahuan)

Kriteria hasil dari aspek kognitif yaitu pengetahuan. Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui (KBBI, 2016). Pengetahuan dihasilkan dari penginderaan
suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang atau overt behavior (Efendi & Makhfudli, 2009).
Sebuah pengalaman dan penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan antara perilaku
yang didasari dengan pengatahuan dan tidak, perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih bertahan lama dibandingkan dengan yang tidak. Kriteria hasil aspek
kognitif yaitu individu dapat mengadopsi perilaku. Proses individu mengadopsi
perilaku baru yaitu (Rogers dalam Efendi & Makhfudli, 2009):

1. Timbulnya awareness (kesadaran), dimana individu menyadari (mengetahui)


stimulus terlebih dahulu

2. Adanya interest (ketertarikan), dimana individu merasa tertarik dengan


stimulus

3. Individu mempertimbangkan baik buruknya stimulus (evaluation)


4. Trial (mulai mencoba), dimana individu mulai memutuskan dan mencoba
perilaku baru yang telah ia pilih.

5. Adoption (mengadaptasi), dimana individu telah menerapkan perilaku baru


berdasarkan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya.

2. Attitude (Sikap)

Kriteria hasil dari aspek afektif yaitu sikap. Sikap adalah perbuatan dan sebagainya
yang berdasarkan pada pendirian atau keyakinan (KBBI, 2016). Sikap merupakan
reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek (Efendi & Makhfudli, 2009). Sikap merupakan bentuk kesiapan individu
dengan objek atau stimulus di sekitar lingkungan. Kriteria hasil sikap individu
memiliki 4 tingkatan, diantaranya (Notoatmodjo, 2003) :

1. Receiving (Menerima). Hal ini ditunjukkan dengan individu yang


memperhatikan stimulus yang diberikan. Contohnya, sikap orang terhadap status gizi
yaitu dengan kesedian dan perhatian individu terhadap penyuluhan yang membahas
gizi.

2. Responding (Merespons). Hal ini ditunjukkan dengan adanya timbal balik dari
individu atas stimulus yang diberikan, diantaranya dengan menjawab pertanyaan,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai indikasi sebuah sikap.

3. Valuing (Menghargai). Hal ini ditunjukkan dengan adanya ajakan individu


atau mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan stimulus. Contohnya seorang ibu
mengajak tetangganya untuk pergi rutin ke posyandu dan mendiskusikan gizi yang
diperlukan untuk anak.

4. Responsible (Bertanggung jawab). Hal ini ditunjukkan dengan adanya


tanggung jawab individu atas seluruh hal yang dipilihnya dan menanggung risikonya.
Contohnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB walaupun mendapat tantangan dari
ibu mertua dan orang tuanya.

3. Practice (Praktik atau Tindakan)

Kriteria hasil dari aspek psikomotor yaitu adanya tindakan individu terhadap stimulus
yang diberikan karena suatu sikap belum tentu menjadi sebuah tindakan. Oleh karena
itu, diperlukan beberapa penunjang agar sikap dapat terwujud dalam sebuah tindakan
nyata, diantaranya yaitu fasilitas dan sistem pendukung. Tindakan ini memiliki
beberapa tingkatan, diantaranya (Notoatmodjo, 2003) :

1. Perception (Persepsi). Hal ini ditunjukkan dengan individu yang telah


mengenal dan memilih berbagai objek terkait stimulus yang nantinya akan diambil
sebagai suatu tindakan. Contohnya, seorang ibu telah dapat memilih makanan yang
bergizi tinggi untuk anaknya.

2. Guided Response (Respons Terpimpin). Hal ini ditunjukkan dengan individu


telah melakukan tindakan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
Contohnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, yaitu dimulai dengan
cara mencuci tangan, memotong sayuran, lama memasak, dan lain-lain.

3. Mechanism (Mekanisme). Hal ini ditunjukkan dengan melakukan tindakan


yang benar secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan. Contohnya seorang ibu
telah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu tanpa menunggu perintah
atau ajakan orang lain.

4. Adoption (Adopsi). Hal ini ditunjukkan dengan adanya perkembangan atau


modifikasi tindakan tanpa mengurangi kebenaran tindakan. Contohnya seorang ibu
dapat memilih dan memasak makanan bergizi tinggi dengan bahan makanan
sederhana.

Anda mungkin juga menyukai