PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam
kesehatan reproduksi karena keseluruhan komponen yang lain sangat
berpengaruh oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan
bayi yang sehat yang akan menghasilkan generasi yang kuat. Ibu yang sehat
juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Sebagai tolak ukur
keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator penting untuk menilai
kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi pada suatu wilayah adalah
dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di wilayah tersebut. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
berdasarkan perhitungan BPS diperoleh AKI tahun 2014 sebesar
248/100.000 kehamilan hidup.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 sebesar
26,9/1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu tersebut dapat
terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Penyebab tingginya
kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetrik yaitu perdarahan
berkisar 40-60% dari total angka kematian, preeklamsia atau eklamsia
berkisar 20-30% dan infeksi jalan lahir 20-30%. Komplikasi obstetrik ini
tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu
hamil yang diidentifikasi normal (DEPKES RI, 2014).
Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah
kegawadaruratan persalinan, sehingga sangat diharapkan persalinan di
lakukan difasilitas kesehatan (hasil rapat Riskesdes 2014).
Kehamilan sebenarnya merupakan proses fisiologis, tetapi
kehamilan perlu dipantau untuk memelihara kesehatan ibu dan janin. Untuk
itulah perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan berkala (asuhan antenatal).
1
2
Pada pemeriksaan kehamilan selain dipantau kesehatan ibu dan janin juga
dapat direncanakan persalinan, meningkatkan kesejahteraan keluarga,
meningkatkan produktivitas kerja, serta meningkatkan kesadaran
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga angka kematian
dapat dihindari (Depkes RI, 2014).
Pemeriksaan kehamilan minimal 4 (empat) kali selama kehamilan,
apabila ibu hamil tidak secara rutin memeriksakan kehamilannya
kemungkinan terjadi resiko baik pada ibu maupun bayi yang dikandungnya,
karena ibu hamil yang pada mulanya normal dapat menjadi beresiko tinggi
untuk terjadinya komplikasi kehamilan, hal ini dapat menyebabkan baik
kematian ibu dan janinnya. Mengingat tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) yang terjadi saat perslinan dan penyebab kematian ibu karena
komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka
kebijakan Depertemen Kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI
adalah mengupayakan agar persalinan ditolong oleh bidan dan pelayanan
obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil (Wiknjosastro, 2014).
Menurut Saifuddin (2014), salah satu penyebab kematian ibu
terjadi pada masa nifas. Hal ini disebabkan karena terjadinya sepsis
puerperalis, perdarahan postpartum dan infeksi nifas. Masa nifas adalah
masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali
seperti sebelum hamil. Pentingnya asuhan masa nifas harus diperhatikan
yaitu 4 kali kunjungan yang dilakukan pada masa nifas untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah/mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi. Sebagai tenaga pelaksana bidan
berwenang dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi. Bidan
memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan, mencegah hipoksia sekunder menentukan kelainan dan
menentukan tindakan atau merujuk pada pelayanan kesehatan lebih tinggi.
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ketiga minggu ke-2 dan minggu ke-6 setelah persalinan untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
3
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran yang nyata dan memperoleh pengalaman
yang nyata dan jelas serta dapat membandingkan antra teori dan lahan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada persalinan, nifas dan bayi
baru lahir pada Ny. K usia 36 tahun G2P1A0 Di RSU H. DAMANHURI
BARABAI.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif asuhan kebidanan
pada ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. K usia 34 tahun
G2P1A0 Di RSU H. DAMANHURI BARABAI.
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data objektif pada pasien
bersalin, nifas, bayi baru lahir pada Ny. K usia 34 tahun G2P1A0 dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
b. Mahasiswa dapat melakukan penegakkan diagnosa dan perencanaan
tindakan pada pasien bersalin, nifas, bayi baru lahir dan komplikasi
yang mungkin terjadi.
c. Mahasiswa dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi atau
kelainan yang mungkin terjadi.
4
C. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Asuhan kebidanan ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Menambah pengalaman untuk penulis agar dapat melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif sehingga dapat memacu lebih baik lagi
dalam penanganan persalinan, nifas, dan asuhan bayi baru lahir.
2. Bagi institusi
Dapat di gunakan untuk memperkayah perpustakaan mengenai asuhan
kebidanan secara komprehensif pada ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru
lahir.
3. Bagi Klien
Dapat menurunkan komplikasi terhadap klien sehingga AKI dan AKB
dapat di tekan.
4. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan sebagai bahan kajian sehingga mahasiswa
dapat meningkatkan wawasan dalam melaksanakan persalinan normal.
Dan juga sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan mahasiswa dilahan praktek.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah
mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan
seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan
akan mengalami kehamilan terutama jika kehamilan direncanakan akan
memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Saifuddin, 2014) Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Wiknjosastro,
2014).
1) Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil terutama
sudah kawin mengeluh terlambat haid maka yang dipikirkan
adalah bahwa dia sedang hamil, meskipun keadaan stress, obat-
obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
2) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa
tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam
kedokteran sering dikenal dengan morning sickness karena
munculnya seringkali pada pagi hari. Mual dan muntah diperberat
oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi
penderita yang tidak stabil, untuk mengatasinya penderita perlu
diberi makan makanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan
lupa menerangkan bahwa keadaaan ini masih dalam batas normal
untuk orang yang sedang hamil. Bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obatan anti muntah yang diperbolehkan oleh
dokter.
3) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara
disebabkan payudara membesar, vaskularisasi bertambah,
asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan
progesteron.
4) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama yang
biasanya disadari oleh wanita pada umur kehamilan 18-20
minggu.
5) Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing pada
malam hari yang disebabkan karena desakan uterus yang
membesar dan tarikan uterus ke cranial.
7
6) Konstipasi
Konstipasi terjadi karena efek relaksasi progesteron atau
dapat juga disebabkan karena perubahan pola makanan.
7) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat
badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada
bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai
stabil menjelang aterm.
8) Perubahan temperatur basal
Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu merupakan
tanda telah terjadinya kehamilan.
9) Perubahan warna kulit
Perubahan warna kulit antara lain disebabkan oleh kloasma
yaitu warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama pada wanita dengan
warna kulit tua. Sering muncul setelah kehamilah 16 minggu.
Pada daerah areola dan puting payudara warna kulit menjadi
lebih hitam. Perubahan perubahan ini disebabkan oleh stimulasi
Melanocyte Stimulating Hormone (MSH). Pada kulit daerah
abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang disebut
striae gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut.
Keadaan ini diduga terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid
dan diikuti dengan timbulnya teleangiktasis karena pengaruh
estrogen yang tinggi.
10) Perubahan payudara
Perubahan payudara terjadi akibat stimulasi prolaktin dan
hari perkiraan lahir (HPL), payudara mensekresi kolostrum
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
11) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan
konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak dan bentuknya
8
3. Diagnosa Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan),
kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur,
sedangkan kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
prematur. Kehamilan yang ditinjau dari umur kehamilan dibagi dalam
tiga bagian yaitu kehamilan trimester I (antara 0-12 minggu), trimester
II (antara 12-28 minggu) dan trimester III (antara 28-40 minggu).
4. Fisiologi Kehamilan
1) Kehamilan adalah periode khusus dimana kebutuhan akan sebagian
gizi meningkat selama masa kehamilan. Penambahan berat badan
selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran jaringan
reproduksi, adanya janin dalam kandungan dan cadangan lemak
dalam tubuh ibu. Selama hamil berat badan ibu dapat bertambah
sebanyak kurang lebih 12,5 kg (rentang 9-15 kg), dimana
penambahan sebesar kurang lebih 9 kg diantaranya terjadi dalam 20
minggu terakhir. (Hadyanto, 2014)
2) Pada masa kehamilan, kantung peranakan berkembang untuk
menampung hasil pembuahan. Peningkatan volume sirkulasi darah
digunakan untuk memungkinkan terjadinya aliran CO2 dari sisa
metabolisme lainnya. Terjadinya pembesaran payudara dan
penimbunan lemak dipersiapkan untuk masa menyusui segera
setelah melahirkan. Dengan adanya janin yang dikandung, fungsi
dan kerja tubuh ibu akan berubah. Jumlah cairan darah bertambah,
sel-sel darah tetap dan unsur-unsur darah berkurang. Hemoglobin
dan albumin darah menurun akibatnya terjadi kurang darah.
3) Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme
energi. Terjadi dua proses anabolik fundamental yang bebas antara
satu sama lain yang terjadi selama kehamilan. Ibu akan menjalani
11
B. TEORI PERSALINAN
1. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks ( JNPK-KR, 2014)
1. Fisiologi persalinan
Faktor hormonal yang berkaitan dengan terjadinya kekuatan his
sehingga terjadi persalinan diantaranya: Pertama, estrogen yang
mampu meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
prostaglandin dan rangsangan mekanis. Kedua, progesteron mampu
menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
rangsangan mekanis serta menyebabkan otot rahim dan otot polos
relaksasi. Perubahan keseimbangan antara estrogen dan progesteron
menyebabkan pengeluaran oksitosin yang menimbulkan kontraksi
braxton hicks. Kontraksi braxton hiks akan menjadi kekuatan
dominan saat dimulainya persalinan (Manuaba, 2014).
2. Tanda-tanda persalinan
Pada awal persalinan sering dijumpai his permulaan yang bersifat
pendek, datangnya tidak teratur rasa nyeri ringan dibagian bawah, tidak
bertambah kuat bila beraktifitas. Persalinan dapat diketahui dengan
melihat tanda-tanda sebagai berikut yaitu kekuatan his semakin sering
terjadi dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. Adanya lightening,
adanya lendir, adanya blood show, dapat disertai ketuban pecah. Pada
14
1) Kontraksi
Kontraksi uterus pada persalinan bersifat unik mengingat
kontraksi ini merupakan kontraksi otot fisiologis yang menimbulkan
nyeri pada tubuh. Lebih jauh lagi, kontraksi ini merupakan kontraksi
yang involunter karena berada di bawah pengaruh saraf intrinsik.
2) Penipisan dan pembukaan
Penipisan dan pembukaan merupakan akibat langsung
kontraksi, sebagaimana penjelasan di atas. Penipisan terjadi karena
16
b. Kala II Persalinan
Batasan persalinan Kala II dimulai ketika pembukaan serviks
sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua
juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
18
d. Kala IV persalinan
Batasan persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam setelah itu. Asuhan dan pemantauan pada kala
empat:
Setelah plasenta lahir.
1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus, untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat.
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda
secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya,
fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah pusat.
3) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomi) perineum.
5) Evaluasi keadaan umum ibu dan pencegahan infeksi.
C. KONSEP NIFAS
1. Definisi nifas
Nifas adalah masa dimana masa setelah melahirkan selama 6
minggu atau 40 hari menurut hitungan awam. Masa ini penting sekali
untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan Rahim, sama
halnya seperti masa haid. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah
plasenta lahir dan berakhir sampai ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu.
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas,
yaitu sebagai berikut.
a. Pengecilan Rahim atau involusi
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena
dapat mengecil serta membesar dengan menambah atau mengurangi
jumlah selnya. Pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30
gram dengan ukuran kurang lebih sebesar telur ayam. Selama
kehamilan,rahim makin lama akan makin membesar.
Bentuk otot rahim mirip jala tipis tiga dengan serat-seratnya
yang melintang kanan, kiri, dan transversal. Di antara otot-otot itu
ada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke plasenta. Setelah
plasenta lepas, otot rahim akan berkonstraksi atau mengerut,
sehingga pembuluh darah terjepit dan perdarahan berhenti. Setelah
bayi lahir, umumnya berat rahim menjadi sekitar 1.000 gram dan
dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari dibawah umbilicus. Setelah 1
minggu kemudian beratnya berkurang jadi sekitar 500 gram. Sekitar
2 minggu beratnya sekitar 300 gram dan tidak dapat diraba lagi.
Jadi, secara alamiah rahim akan kembali mengecil perlahan-
lahan ke bentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar
40—60 gram. Pada saat ini dianggap bahwa masa nifas sudah
selesai. Namun, sebenarnya rahim akan kembali ke posisinya yang
normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa
22
nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini, bukan hanya rahim saja
yang kembali normal, tapi juga kondisi tubuh ibu secara
keseluruhan.
b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil, darah ibu relative lebih encer, karena cairan
darah ibu banyak, sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobinnya (Hb) akan tampak sedikit
menurun dari angka normalnya sebesar 11—12 gr%. Jika
hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau
kekurangan darah.
Oleh karena itu, selama hamil ibu perlu diberi obat-obatan
penambah darah, sehingga sel-sel darahnya bertambah dan
konsentrasi darah, sehingga sel-sel darahnya bertambah dan
konsentrasi darah atau hemoglobin normal atau tidak terlalu rendah.
Setelah melahirkan, system sirkulasi darah ibu akan kembali seperti
semula. Darah kembali nprmal. Umumnya hal ini terjadi pada hari
ke-3 sampai ke -15 pasca persalinan.
c. Proses laktasi atau menyusui
Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas. Plasenta
mengandung hormone penghambat prolactin (hormone plasenta)
yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas,
hormone plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi
ASI. ASI keluar 2—3 hari setelah melahirkan. Namun, hal yang luar
biasa adalah sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolostrum
yang sangat baik untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan
antibody pembunuh kuman.
dalam dua minggu telah turun masuk ke dalam rongga pelvis dan
tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan
pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta penglupasan
situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan dengan pengurangan
dalam ukuran den berat serta oleh warna dan banyaknya lochea.
Banyanknya lochea dan kecepatan involusi tidak akan
terpengaruh oleh pemberian sejumlah preparat metergin dan
lainnya dalam proses persalinan. Involusi tersebut dapat
dipercepat prosesnya bila ibu menyusui bayinya.
Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi.
c) Lochea serosa
Muncul pada hari ke 7—14 cairan yang keluar berwarna kuning
kecoklatan karena mengandung lendir dan leukosit.
d) Lochea alba
Muncul pada hari ke 14 sampai 6 minggu cairan yang keluar
berwarna putih karena mengandung leukosit, sel epetil, verniks,
dan serabut jaring yang mati.
2) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbul thrombosis,
degenerasi, dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari
pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari
mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada
bekas implantasi plasenta.
3) Serviks
Segera setelah berakhir kala TU, serviks menjadi sangat
lembek, terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang
mencerminkan vaskularitasnya, yang tinggi, lubang serviks lambat
laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan diri retak karena
robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan
membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu
postpartum.
4) Vagina
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium
merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara
berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali
seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada
minggu ke tiga. Higmen tampak sebagai tonjolan jaringan yang
kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi
karunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
28
5) Payudara (Mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi
terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme
fisiologis, yaitu sebagai berikut.
a) Produksi susu
b) Sekresi susu atau let down
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru
lahir. Setelah melahirkan, ketika hormone yang dihasilkan plasenta
tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar putiitari akan
mengeluarkan prolactin (hormone laktogenik). Sampai hari ketiga
setelah melahirkan, efek prolactin pada payudara mulai dirasakan.
Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga
timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel acini yang
menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi menghisap
putting, fefleks saraf merangsang lobus posterior pituitary untuk
menyekresi hormone oksitosin. Oksitosin merangsang reflex let
down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui
sinus aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada putting.
Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan pompa sel-sel
acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Refleks ini
dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama.
1) Perubahan sistem pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap
makanannya dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting
untuk gigi pad kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini
terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena
meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, terutama pada bayi
yang di kandungnya untuk proses pertumbuhan janin juga pada
ibu dalam masa laktasi. Selama proses kelahiran bayi, mobilitas
lambung berkurang akibat nyeri, rasa khawatir, dan obat
29
2) Sistem perkemihan
Berkemih adalah miksi harus secepatnya dilakukan
sendiri oleh ibu nifas, trauma yang dialami ibu saat persalinan
pada kandung kemih biasanya menyebabkan odema dan
hiperenia kandung kemih. Trauma selama proses persalinan
biasanya diakibatkan partus lama, pemakaian forcep, prosudur
analgesia dan tekanan oleh persentasi janin selam kelahiran.
Perubahan pada kandung kemih selama masa nifas akan
meningkatkan insiden terjadinya infeksi pada saluran kemih.
Nyeri yang dirasakan ibu pada kandungan kemih menandakan
bahwa ia mengalami infeksi saluran kandung kemih.
Keseimbangan cairan dan elektrolit kembali normal dalam 21
30
3) Sistem musculoskeletal
Ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang
meregang sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur
kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligament rotundum
mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan
penunjang alat genetalia yang mengendur dapat diatasi dengan
latihan-latihan tertentu. Mobilisasi sendi berkurang dan posisi
lordosis kembali secara perlahan-lahan. Proses kembalinya
ligamentum dan terus berlangsung sekitar 6—8 minggu setelah
persalinan.
4) Sistem Endokrin
Pada awal masa nifas terjadi perubahan hormonal yaitu :
a) Hormon Plasenta
Segera setelah plasenta lahir pada proses persalinan
terjadi penurunan secara cepat pada hormone yang
diproduksi oleh plasenta selama persalinan. Hormon yang
diproduksi oleh plasenta adalah estrogen dan progesterone.
b) Hormon Pituitari
Segera setelah persalinan hormone prolaktin
meningkat dengan cepat, dengan di dukung oleh adanya
isapan mulut bayi pada puting susu saat bayi menyusu dalam
jam-jam meningkat setelah persalinan. Hormon yang
berpengaruh pada proses ovulasi seperti FSH dan LH akan
mencapai kenaikan pada minggu ke 2, sehingga setelah
hormon melahirkan.
31
c) Hormon Oksitosin
Pada awal proses persalinan oksitosin meningkat
sehingga menimbulkan kontraksi adalah His dalam
persalinan. Setelah bayi dan plasenta lahir memasuki masa
nifas hoormon oksitosin tetap tinggi dan menimbulkan
kontraksi guna membantu uterus kembali seperti semula
adanya kontraksi guna membantu menghentikan perdarahan
pada bekas implantasi plasenta.
Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga
tahan berikut ini.
1) Taking in period
Terjadi pada 1—2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
bergantung pada orang lain, focus perhatian terhadap tubuhnya, ibu
lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang
dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.
2) Taking hold period
Berlangsung 3—4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya
terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensetif,
sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3) Letting go period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau
merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.
Hal-hal yang harus dapat dipengaruhi selama masa nifas
adalah sebagai berikut.
34
a) Fisik
Istirahat, memakan makanan bergizi, sering menghirup udara
segar, dan lingkungan yang bersih.
b) Psikologi
Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan
dukungan dari keluarga yang menunjukkan rasa simpati,
mengakui, dan menghargai ibu.
c) Sosial
Menemani ibu bila terlihat kesepian, ikut menyayangi anaknya,
menanggapi dan memerhatikan kebahagiaan ibu, serta
menghibur bila ibu terlihat sedih.
d) Psikososial
Tujuan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas adalah sebagai
berikut:
- Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologisnya.
- Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, serta mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, serta
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
- Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini.
Menurut para ahli mereka didiagnosis menderita depresi
postpartum. Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling
sering dijumpai pada masa postpartum (Gorrie, 2014).
Walaupun insidensinya sulit untuk diketahui secara pasti,
namun diyakini 10—15% ibu yang melahirkan mengalami
gangguan ini (Green dan Adams, 2014). Angka kejadian
35
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
o. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
p. Reflek rooting mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut )sudah terbentuk dengan baik
q. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
r. Reflek grasping atau menggenggan sudah baik
s. Genitalia;
1) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
2) Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
t. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
meconium berwarna hitam kecoklatan.
2) Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau
masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek
muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
3) Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan
mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3—4 bulan.
4) Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan
jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.
5) Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan
mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan.
6) Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus
terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir.
c. Ekstrimitas
1) Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
menyebabkan fleksi tangan dan jari.
2) Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan
menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan
haluks dorso fleksi.
d. Masa tubuh
45
1) Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang
menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta
mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C”
diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi
dengan lemah.
2) Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan
fleksi siku tangan tetap tergenggam.
3) Tonik Neck
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan
kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang
berlawanan dan kaki fleksi.
4) Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan
batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
5) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak kearah sisi yang terstimulasi.
1. Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
46
Asuhan segera pada bayi BBL adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.
a. Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir
1) Membersihkan jalan lahir
Bayi normal menangis, spontan segera setelah lahir. Apabila bayi
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nifas.
2) Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis maka tali pusat
segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi
pada bayi.
3) Mempertahankan suhu tubuh
Pada waktu BBL, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat.
4) Memberi vitamin K
Kejadian pengarahan karena defisiensi vit. K, pada bayi BBL
dilaporkan cukup tinggi berkisar 0,25—0,5 %. Untuk mencegah
terjadinya perdarahan tersebut, semua BBL normal dan cukup bulan
penuh diberi Vit. K peroral 1 mg/hari selama 3 hari. Sedangkan bayi
resiko tinggal diberi Vit. K parentoral dengan dosis 0,5—1 mg 1 m.
5) Memberi obat tetes/salep mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi yang BBC secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonaforum,
pipaerah dimana provalensi gonorhoe tinggi, setiap BBC perlu
diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir.
6) Identifikasi Bayi
49
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan reaksi terhadap sekelilng
Perlu dikenali kurangnya terhadap rayuan, rangsangan saat atau
suara keras yang mengejutkan/suara mainan.
2) Keaktifan
Bayi normal memerlukan gerakan-gerakan tangan kaki yang sesuai
pada waktu bangun, adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan pada
waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu
tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
3) Simetris
Apakah kepala keseluruhan badan seimbang.
4) Kepala
Apakah tidak simetris, berupa tumor lunak di belakang atas yang
menyebabkan kepala tampak lebih panjang. Sebagai akibat proses
kelahiran/tumor lunak hanya dibelahan kiri/kanan saja/disis kiri dan
kanan tidak melampaui garis tengah bujur kepala, ukur lingkar
kepala.
5) Muka wajah
Bayi tanpa ekspresi.
6) Mata
50
14) Refleks
51
1) Bercak mongol
2) Hemangioma
3) Ikterus
4) Muntah
5) Gumoh
6) Oral trush
7) Diaper rash
8) Seborrhea
9) Furunkel
10) Milliariasis
11) Diare
12) Obstipasi
13) Infeksi
14) Sindrom bayi meninggal mendadak
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
a. Identitas Ibu b. Identitas Suami
Nama : Ny. K Nama : Tn. R
Umur : 36 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia Suku/bangsa : Banjar/indonesia
Alamat : Hantakan Alamat : Hantakan
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan di RSU H. Damanhuri Barabai
56
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar lendir darah jam 19.00 wita tanggal 12 desember
2018. Mules-mules seperti ingin BAB jam 16.00 wita dan sakit perut
menjalar ke pinggang.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC,
HIV/AIDS, hepatitis B), menurun (asma, hipertensi, DM) dan menahun
(jantung, hati, ginjal).
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti (TBC,
HIV/AIDS, hepatitis B), menurun (asma, hipertensi, DM) dan menahun
(jantung, hati, ginjal).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti ( TBC, HIV/AIDS, hepatitis B ) , menurun (asma,
hipertensi, DM ) dan menahun ( jantung, hati, ginjal ).
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada tahun 2007, pada usia 25 tahun dan
suami 27 tahun, lama pernikahan ± 11 tahun.
6. Riwayat menstruasi
a. Manarche : 14 tahun f. Disminorea : kadang-kadang
a. Siklus : 28 hari g. Flour albus : kadang-kadang
b. Lamanya : 4-5 hari h. HPHT : 03-02-2017
c. Banyaknya : 3-4x ganti i. HPL : 10-11-2017
pembalut
d. Konsistensi : Cair bergumpal
57
Tdk 2700 50
1 2008 38 Spontan Bpm Bidan Tdk ada ♀ Baik Tdk ada
ada (gr) (cm)
2 2018 38 H A M I L I N I
9. Riwayat KB
No Jenis Lama Keluhan Alasan berhenti Rencana kb
KB selanjutnya
KB ±8 Tidak ada Ingin punya anak -
1. suntik1 tahun
bulan
Personal Ibu mandi dan gosok gigi Ibu terakhir mandi, gosok
hygiene 2x sehari gigi, keramas pukul 09.00
Ibu keramas 4x seminggu WITA, pada vulva terlihat
lender bercampur darah
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepal : rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
penyebaran rambut merata.
b. Wajah : tidak oedem, tidak pucat,tidak ada cloasma
gravidarum
c. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
60
k. Ekstermitas
Atas : kanan dan kiri tidak oedem, tidak ada kelainan,
gerak aktif
Bawah : kanan dan kiri tidak oedem, tidak ada kelainan dan
reflek patella (+/+)
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb : 12,3 gr/dl
Glokusa urine : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
USG : tidak dilakukan
III. ASSESMENT
Ny. K umur 36 tahun G2 P1 A0 hamil 38 minggu, janin tunggal hidup intra
uteri, punggung kanan (Pu-ka), presentasi belakang kepala, letak memanjang
dengan inpartu kala I normal.
62
IV. PLANNING
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 24 x/menit
S : 36.5 0C
His : 5x dalam10 menit selama 40 detik
DJJ : 158 x/menit
Ketuban: ( - )
Pembukaan : 6 cm
E/ pemeriksaan sudah dilakukan
5. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar mempercepat penurunan kepala
E/ ibu bersedia miring ke kiri
6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing agar kandung kemih tidak
penuh yang bisa mengakibatkan lambatnya penurunan kepala
E/ ibu bersedia untuk tidak menahan kencing
7. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas lewat hidung dan dikeluarkan lewat
mulutdan jangan mengedan jika ada kontraksi karena pembukaan belum
lengkap.
E/ ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
Tabel observasi
N JAM TD S N R HIS Ø Penur ket Eff Uri DJJ
O (mmh (0C) (x/m (x/mn (cm) unan uba ic en x/me
g) nt) t) n me nit
nt
B M L
150/10 Hodg
1 19.30 36’8 82 24 5 10 40 6 (-) 60 - 158
0 e II
Hodg 10
2 19.55 130/90 37’1 81 25 5 10 40 10 (-) - 160
e IV 0
Hasil : observasi sudah dilakukan
Catatan Perkembangan
Jam 19.55 WITA
64
KALA II
Jam 20.00 wita
P : Menejemen aktif kala II
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan
ibu sudah masuk proses melahirkan.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui dan siap menghadapi persalinan
65
2. Menjurkan ibu untuk mengedan jika ada kontraksi dengan cara dagu
menempel kedada, mata jangan ditutup, kedua tangan menarik paha dan
mengedan seperti ingin BAB jam 20.00 wita.
Evaluasi : ibu mengert dan mau mengikuti anjuran bidan
3. Mendekatkan partus set
Evaluasi : Partus set sudah didekatkan
4. Menyiapkan alas bokong dan meletakan handuk diatas perut ibu.
Evaluasi : alas bokong dan handuk sudah disiapkan
5. Mengatur posisi ibu melahirkan yaitu dengan posisi setengah duduk, kedua
tangan menarik paha, menempel sampai keperut.
Evaluasi : ibu sudah mengatur posisi
6. Menyiapkan diri untuk menolong persalinan yaitu memakai APD,
kemudian mencuci tangan dan memasang sarung tangan.
Evaluasi : persiapan penolong persalinan sudah dilakukan
7. Memimpin ibu meneran saat ada persalinan jam 20.00 wita.
Evaluasi : ibu sudah dipimpin meneran
8. Saat kepala didepan vulva, letakkan tangan kanan diperenium ibu untuk
mencegah robekan jalan lahir, tangan kiri diatas vulva ibu untuk mencegah
defleksi maksimal.
Evaluasi : Tangan sudah dalam posisi
9. Kepala sudah lahir, periksa apakah ada lilitan tali pusat di leher bayi
Evaluasi : sudah diperiksa, tidak ada lilitan tali pusat
10. Sambil menunggu putaran paksi luar, bersihkan mulut dan wajah bayi dari
lendir darah dengan kassa bersih
Evaluasi : muka sudah dibersihkan
11. Kedua tangan memegang secara biparental, kemudian lahirkan bahu
anterior dan posterior, kemudian sanggah bahu bayi, dan susuri bagian
belakang punggung bayi, sampai mata kaki, lahirkan seluruh badan.
Evaluasi : bayi lahir spontan, pada pukul 20.25 wita dengan JK : ♂, BB :
2800 gram, PB : 47cm, bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerak
aktif.
66
KALA III
Pukul 20.25 wita
S : ibu mengatakan perutnya terasa masih mules-mules
ibu mengtakan senang karena bayinya sudah lahir
O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TFU : 2 jari di atas pusat
Abdomen : teraba keras, membulat ada globuler
kandung kemih kosong
Genetalia : adanya pengeluran darah tiba-tiba
KALA IV
Jam 20.45 wita
S : ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg S : 36,5 0C
N : 80 x/m R : 24 x/m
TFU : 2 jari ↓ pusat
Kontraksi : Baik teratur
Kandung kemih : kosong
Jumlah perdarahan : 150 cc
Laserasi : tidak ada
68
a. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
a. Identitas Ibu b. Identitas Suami
Nama : Ny. K Nama : Tn. R
Umur : 36 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia Suku/bangsa : Banjar/indonesia
Alamat : Hantakan Alamat : Hantakan
2. Alasan Datang : -
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa sedikit mules
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti ( TBC,
HIV/AIDS, hepatitis B ), menurun (asma, hipertensi, DM ) dan menahun
( jantung, hati, ginjal).
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada tahun 2007, pada usia 25 tahun dan
suami 27 tahun, lama pernikahan ± 11 tahun.
6. Riwayat menstruasi
a. Manarche : 14 tahun f. Disminorea : kadang-kadang
b. Siklus : 28 hari g. Flour albus : kadang-kadang
c. Lamanya : 4-54 hari h. HPHT : 03-02-2017
d. Banyaknya : 3-4x ganti i. HPL : 10-11-2017
Pembalut
e. Konsistensi : Cair bergumpal
Tdk 2700 50
1 2008 38 Spontan Bpm Bidan Tdk ada ♀ Baik Tdk ada
ada (gr) (cm)
2 2018 38 H A M I L I N I
kala I : 50 menit
kala II : 5 menit
kala III : 15 menit
kala IV : 2 jam
f. Keadaan ketuban
pecah jam : 20.00 wita
warna : jernih
banyak/jumlah : + 1000 cc
bau : amis
g. Penyulit persalinan : tidak ada
h. Tindakan saat persalinan : tidak ada
i. Keadaan plasenta
lahir jam : 20.40 wita
lahir : spontan
keadaan plasenta : lengkap
diameter : 19 cm
tebal : 2 cm
jumlah perdarahan : + 150 cc
panjang tali pusat : 50 cm
j. Keadaan perineum : utuh
Hecting : Tidak dilakukan
10. Riwayat KB
Jenis Rencana kb
No Lama Keluhan Alasan berhenti
KB selanjutnya
KB
±1
1. suntik1 Tidak ada Ingin punya anak -
tahun
bulan
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe,
tidak rontok dan penyebaran rambut merata.
b. Wajah : tidak oedem, tidak pucat,tidak ada cloasma gravidarum
c. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik,
reflek pupil (+/+)
d. Telinga : simetris, tidak ada penumpukan serumen dan
tidak ada pengeluaran cairan abnormal
e. Hidung : tidak terdapat polip dan tidak ada secret
i. Mulut : tidak kering, bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi, tidak
ada stomatitis
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar
getah bening
76
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
III. ASSESMENT
Ny K umur 36 tahun P2 A0 dengan 2 jam postpartum normal.
V. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya saat ini baik TD :
130/90 mmHg, N : 80x/ menit, S : 36,50c, R : 24x/ menit dan TFU 2 jari di
bawah pusat.
E/ Ibu sudah mengetahui hasil pe meriksaan dan ibu merasa senang
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan adalah hal yang
normal, karena rahim yang mengeras menandakan rahim yang sedang
berkontraksi dan sangat dibutuhkan sekali dalam proses pengembalian
bentuk rahim seperti semula, serta dapat mencegah terjadinya perdarahan.
E/ Ibu mengerti mengenai keluhan yang dirasakannya adalah hal yang
normal
77
Catatan Perkembangan
NO Tanggal / jam SOAP
KU : Baik
Kesadaran : Composmenthis
Tanda – tanda vital
TD : 130 / 90 mmHg
N : 80 x / menit
S : 36,5º C
Rr : 24x /menit
Pengeluaran darah : +200 cc
BAB : ibu belum ada BAB
BAK : 3x/hari konsestensi cair warna jernih
bau khas amoniak
ASI : ( + ) lancar
Pemeriksaan kebidanan
Genitalia
1. Lochea : Rubra
2. Warna : Merah kehitaman
3. Bau : Amis
Palpasi
TFU : Teraba 2 jari dibawah pusat
Kontraksi baik dan teraba keras
A = Ny K umur 36 tahun P2A0 dengan 2 jam postpartum
P=
Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa kondisi ibu saat ini dalam keadaan normal, yaitu TD
: 130 / 90 mmHg, N : 80 x / menit, S : 36,5º c, Rr : 24 x /
menit, Ku baik dan kotraksi baik.
E / Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
80
I. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
a. Identitas Bayi b. Identitas Ibu
Nama : Bayi Ny. K Nama : Ny. K
Umur : 0 jam Umur : 36 tahun
JK : Laki-laki Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Hantakan
2. Keluhan utama
Tidak ada
3. Keluhan utama
Tidak ada
4. Riwayat kehamilan
a. UK : 38 minggu
b. Pertama merasakan gerakan janin : 16 minggu
c. ANC : TM 1 : 2 kali, TM 2 : 2 kali,
TM 3 : 3 kali
d. Imunisasi TT
TT I : SD TT III : CATEN TT V : Lengkap
TT II : SD TT IV : Lengkap
e. Keluhan Ibu
Keluhan TM I : mual muntah Therapy : asam folat, B6
83
f. Pemeriksaan Antropometrin
BB : 2800 gram
PB : 47 cm
LK : 33 cm
LD : 32 cm
LILA : 11 cm
g. Ekstermitas atas dan bawah
Kanan : simetris, tidak ada kelainan ( polidaktili dan
sindaktili )
Kiri : simetris, tidak ada kelainan ( polidaktili dan
sindaktili )
h. Eliminas
BAB : bayi belum ada BAB
BAK : bayi belum ada BAK
i. Pemeriksaan Refleks
a) Reflek moro : baik, bayi mampu melakukan gerakan
Memeluk ( + )
b) Reflek rooting : baik, bayi mampu mencari putting susu( + )
c) Reflek grasping : baik, bayi mampu menggenggam ( + )
d) Reflek sucking : baik, bayi mampu mengisap ( + )
e) Reflek swallowing : baik, bayi mampu menelan ( + )Reflek
f) tonik neck : baik, bayi mampu menggerakan leher ( + )
2. .Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : normal, ubun-ubun datar, tidak ada molase, tidak ada
caput succadeneum dan tidak ada cepalhematoma
2) Wajah : simetris, tidak ada bahaya syndrom dan tidak odem
Secret
5) Mulut : bersih, tidak ada labioskizis/labiopalatoskizis
6) Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
7) Leher : tidak ada benjolan abnormal, leher tidak terpikolis
8) Dada : simetris, tidak ad praktur klavikula, bunyi jantung
Normal, tidak ada bunyi whezing/ronchi
tidak ada retraksi dinding dada.
9) Payudara : simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal,
tidak ada benjolan abnormal
10) Abdomen : bentuk normal datar, tidak bulat, tidak ada
ompalokel
11) Bising usus: terdengar diseluruh bagian perut
12) Tali pusat : tidak terdapat perdarahan dan tidak terlihat tanda
infeksi
13) Genetalia : normal, tidak terdapat kelainan, testis sudah turun
Skrotum sudah ada
14) Anus : terdapat lubang pada anus, tidak terdapat atresiaani
15) Ekstermitas: simetris, tidak ada kelainan, gerak aktif, tidak ada
Polidaktili dan sindaktili kanan dan kiri.
16) Kulit : warna kulit kemerahan , terdapat verniks caseosa,
terdapat bercak mongol, terdapat lanugo dan tanda lahir
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
III. ASSESMENT
Bayi Ny. N umur 2 jam dengan bayi baru lahir normal.
IV. PLANNING
86
BAB IV
91
PEMBAHASAN
A. Persalinan
Menurut teori asuhan persalinan normal sesuai standar APN 58 langkah
yaitu diberikan melalui kala I, II, III dan IV yang sesuai standar Menurut
JNPK-KR/POGI, APN (2007).
Inisiasi menyusui dini ( IMD atau permulaan menyusui dini ) adalah
bayi menyusui sendiri segera setelah lahir.
Penyuntikan oxytosin 10 IU di berikan 1 menit setelah bayi baru lahir
di paha kanan bagian luar secara IM.
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah alat – alat atau perlengkapan yang
wajib untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan
proses persalinan.
Persalinan merupakan suatu kejadian yang alami dan normal yang
pastiakan di alami oleh semua wanita di dunia ini, mereka mengandung
selama 9 bulan dan akhirnya melahirkan.
Persalinan terjadi dikarenakan ada berbagai factor pendorong yaitu:
passage, power, passenger dan penolong persalinan.
Pada asuhan kebidanan pada Ny “K” G2P1A0 UK 38 minggu dengan
persalinan normal di RSU H. DAMANHURI BARABAI, ibu mengatakan
mules menjalar kepinggang jam 18.30 WITA / 12-12-2018. Pada
pemeriksaan tekanan darah 120/80 MmHg, suhu 36,50C, nadi 80 x/menit,
pernafasan 24 x/menit, leopold I tinggi fundus uteri (28 cm) teraba lunak,
bulat dan tidak melenting, leopold II sebelah kiri teraba bagian kecil janin,
sedangkan sebelah kanan ibu teraba keras panjang seperti papan, leopold III
teraba keras, bulat, dan melenting, kepala tidak dapat digoyangkan leopold
IV divergen, denyut jantung janin 158 x/menit, kontraksi teratur 4 kali
dalam 10 menit selama 40 detik, pembukaan 10 cm, penurunan 1/5 bagian.
Dari hasil diagnosa diatas ibu Ny. “K” usia 36 tahun G2P1A0 UK 38
minggu janin tunggal, hidup, intra uterin, preskep, pu-ka, letak memanjang
inpartu kala II normal.
92
B. Nifas
93
BAB V
95
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan pada Ny”K”
di RSU H. DAMANHURI BARABAI adalah ibu melahirkan ditolong oleh
bidan di Rumah Sakit tersebut dengan tindakan persalinan 58 langkah.
Kondisi ibu setelah melahirkan baik tanpa adanya komplikasi.
Perkembangan kondisi ibu dan bayi tetap dalam pemantauan sampai ibu
pulang dari Rumah Sakit.
Dalam kasus ini bidan telah memberikan beberapa konseling tentang
pantangan makanan yang tidak perlu dilakukan, melakukan istirahat selama
masa nifas, menjelaskan cara perawatan payudara dan menyusui yang benar
serta ibu aktif memantau keadaan bayinya di rumah.
Secara umum pelayanan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin, bayi
baru lahir dan nifas yang dilakukan telah baik. Namun ada sedikit
perbedaan yang bisa dijadikan bahan perbandingan baik buruknya untuk
diterapkan di kemudian hari.
B. SARAN
96
1. Untuk mahasiswa
Menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa tentang
penanganan masalah – masalah yang terjadi pada ibu bersalin.
3. Untuk Pasien
Diharapkan kepada setiap ibu hamil agar menjaga kehamilannya dengan
baik, penuhi nutrisi dan gizi yng cukup untuk janin, sehingga tidak akan
terjadi kelainan pada saat hamil, bersalin dan nifas. Kepada keluarga agar
memberi dukungan serta perhatian pada ibu dan janinnya
Menambah wawasan dan informasi bagi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
4. Bagi institusi
Selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa, sehingga
mahasiswa mampu untuk melakukan asuhan kebidanan yang sesuai
dengan teori dalam melakukan kegiatan praktek di lapangan.