Anda di halaman 1dari 10

KUALITAS PERMUKIMAN DI KECAMATAN PASARKLIWON KOTA SURAKARTA

Margareth Mayasari
retha.nez@gmail.com
Su Ritohardoyo
ritohardoyo@ymail.com

Abstract

Settlement environment is a quality and quantity of settlements facilities. The method that
was used is surveying research method. The parameters of settlement a quality were rate and
than scoring, and analysis by descriptive statistics. The representative chosen were householder
whose house in the research area. The technique of analysis used is quantitative research by
using crosstab, correlation, chi square contingency coefficient and qualitative analysis.
The result of the research showed that (1) there is difference of settlement quality is the
research area between the one which placed in the edge of the river and the other one in non
river edge with some factors that influence. a settlement in non river edge is better than the other
one (2) significant relationship between settlement quality and household income. the higher the
income, the higher the settlement quality (3) the most affected factor for settlement quality is
household income.
Key words: settlement, settlement’s quality, urban, population growth.

Abstrak

Kualitas lingkungan permukiman adalah ketersediaan sarana dan prasarana permukiman


baik secara kualitas maupun kuantitas.Metode penelitian yang digunakan adalah survei
lapangan.Sedangkan untuk menilai kualitas permukiman dengan menggunakan pengharkatan
lalu diskoring, dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif.Responden yang dipilih untuk
dijadikan kasus adalah kepala keluarga yang memiliki rumah dan berdomisili di daerah
penelitian.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan tabel silang, chi
kuadrat, koefisien kontingensi, dan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)terdapat perbedaan kualitas permukiman di
daerah penelitian antara permukiman di bantaran sungai dan bukan di bantaran sungai dengan
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Lingkungan permukiman yang berada bukan dibantaran
sungai lebih baik dari pada yang berada dibantaran sungai (2)adanya hubungan yang signifikan
antara kualitas permukiman dengan pendapatan rumah tangga. semakin tinggi pendapatan
semakin tinggi kualitas permukiman (3)faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas
permukiman adalah pendapatan rumah tangga

Kata Kunci : permukiman, kualitas permukiman, kota, pertumbuhan penduduk.

192 
 
PENDAHULUAN
Permukiman diartikan secara sempit berkembang diberbagai kota yang
adalah tempat tinggal atau bangunan nantinya mengakibatkan menurunya
tempat tinggal, sedangkan secara luas kualitas permukiman.
sebagai perihal tempat tinggal atau segala The Committee on The Hygiene of
sesuatu yang berkaitan dengan tempat Housing of The American Public Health
tinggal (Yunus, 1989).Perumahan dan Association (1954; dalam Yunus, 1987)
pemukiman adalah dua hal yang tidak menentukan syarat rumah sehat adalah
dapat dipisahkan dan berkaitan erat rumah yang memenuhi syarat sebagai
dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi berikut :
dan pembangunan.Pemukiman dapat 1. Kebutuhan fisiologis, suhu optimal
diartikan sebagai perumahan atau yang ada dalam rumah, keadaan
kumpulan rumah dengan segala unsur ventilasi yang baik, dan adanya
serta kegiatan yang berkaitan dan yang ruangan.
ada di dalam pemukiman. 2. Kebutuhan psikologis, dapat
Rumah dapat dimengerti sebagai memenuhi kebutuhan individu,
tempat perlindungan untuk menikmati kebebasan dan kesempatan dalam
kehidupan, beristirahat dan bersuka ria keluarga.
bersama keluarga. Di dalam rumah, 3. Memberikan perlindungan terhadap
penghuni memperoleh kesan pertama dari penyakit yang menular dan dapat
kehidupannya di dalam dunia ini.Rumah mencegah adanya penularan, adanya
harus menjamin kepentingan keluarga, air bersih, tersedianya tempat
yaitu untuk tumbuh, memberi pembuangan air kotor.
kemungkinan untuk hidup bergaul dengan 4. Memberikan perlindungan dan
tetangganya lebih dari itu, rumah harus pencegahan apabila terjadi
memberi ketenangan, kesenangan, kecelakaan dalam rumah baik itu
kebahagiaan dan kenyamanan pada segala dilihat pada keadaaan konstruksi
peristiwa hidupnya. bangunan yang kuat, sehingga
Kota merupakan wilayah akumulasi diharapkan dapat menghindari dari
penduduk yang membentuk sistem beberapa kecelakaan, di antaranya
jaringan kehidupan manusia dengan strata roboh.
sosial ekonomi yang heterogen dengan Syarat rumah sehat juga dipaparkan
corak materialistik yang mewarnainya oleh American Public Health Association
(Kurniasih, 2007). Kegiatan utama dari (1954: dalam Ritohardoyo, 1989), dimana
lingkungan kota bukan pertanian tetapi didalamnya mengemukakan adanya
lahan yang tersedia berfungsi sebagai rumah sehat maka dapat memberikan
kawasan permukiman, pemusatan dan beberapa fungsi terkait dengan penghuni
distribusi pelayanan jasa, pemerintahan, yang ada didalamnya, di antaranya :
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 1. Tempat beristirahat dari kegiatan
Masalah kependudukan khususnya di yang telah dilakukan.
daerah perkotaan yang sering menjadi 2. Tempat berkumpulnya anggota
bahan pembicaraan adalah permukiman. keluarga sehingga dapat
Pertumbuhan penduduk di daerah menumbuhkan rasa kekeluargaan.
perkotaan alami menimbulkan masalah 3. Tempat yang dapat melindungi
permukiman terutama masalah hunian liar kemungkinan adanya bahaya baik
atau daerah permukiman kumuh yang

193 
 
yang dari keadaan alam dan 2) Individualisme, misalnya sifat
makhluk lainnya. kegotongroyongan yang tidak murni,
4. Dapat digunakan sebagai status. kemampuan komunikasi.
5. Merupakan tempat untuk 3) Toleransi sosial, misalnya kurangnya
menyimpan segala harta/ barang perhatian sesame warga.
yang berharga. 4) Jarak sosial, misalnya perbedaan
6. Modal kebutuhan dan kepentingan.
7. Kepemilikan barang dan 5) Penilaian sosial, misalnya perbedaan
kesempatan yang dapat menunjang status, perbedaan latar belakang
anggota keluarga untuk dapat ekonomi, pendidikan dan filsafat.
menunjukkan adanya prestasi dan Kemampuan manusia dalam
nilai. beradaptasi dengan lingkungannya dapat
Kualitas permukiman memiliki makna terlihat pada kondisi
erat kaitanya dengan kondisi dari suatu permukimannya.Adaptasi tersebut
permukiman yang berbeda – beda sesuai disebabkan oleh faktor fisik dan non fisik.
dengan kemampuan penghuninya dalam Faktor fisik antara lain kondisi
memanfaatkan permukiman tersebut. bentuklahan, topografi, kemiringan
Kualitas permukiman mencakup lereng, tanah dan iklim. Faktor bukan
mengenai kondisi bangunan rumah, fisik antara lain interaksi sosial, kondisi
lingkungan rumah dan manusia yang ada ekonomi dan faktor–faktor politik dan
didalamnya. keamanan.Perkembangan daerah
Kualitas permukiman juga erat perkotaan menyebabkan terbatasnya lahan
kaitannya dengan kondisi biofisik, seperti permukiman dan terbatasnya dana untuk
letak, topografi, batuan, tanah, air dan membangun permukiman yang murah
vegetasi. Berbanding lurus juga dengan oleh pihak pemerintah kota. Beberapa
penghuni yang ada didalamnya, yang di permasalahan masyarakat dan pemerintah
pengaruhi oleh tingkat pendidikan, yang menghambat bagi peningkatan
pendapatan, kesehatan, dan pekerjaan. kualitas permukiman disebabkan oleh
Kondisi yang wajar tentu saja dapat beberapa hal :
dijelaskan bahwa kualitas permukiman 1) Terbatasnya kemampuan ekonomi
yang dimiliki akan terlihat sejajar dengan penduduk untuk membeli atau
kondisi penghuninya. Namun dalam membangun rumah sehingga untuk
kondisi tertentu kadang juga tidak terlihat masyarakat yang berpenghasilan
sejajar. rendah tidak dapat memperoleh dan
Permukiman kota seperti tersebut di menikmati permukiman yang layak.
atas tentunya berbeda dengan 2) Pertambahan penduduk yang
permukiman desa. Ciri permukiman kota meningkat baik yang berasal dari
sangat erat hubunganya dengan ciri sosial pertambahanp penduduk secara alami
kota itu sendiri. Ciri sosial kota terutama maupun dari perpindahan penduduk
yang terdapat di kota – kota mencakup ke daerah perkotaan.
aspek berikut (Kurniasih : 2007) : 3) Perkampungan yang tidak tertata
1) Lapisan sosial ekonomi, misalnya dengan baik dengan kondisi fisik,
perbedaan pendidikan, status sosial dan sosial, ekonomi, dan kesehatan yang
pekerjaan. tidak memenuhi standar.
4) Terdapatnya kampung–kampung
dengan prasarana lingkungan yang

194 
 
buruk, tidak ada air bersih, saluran– ditentukan yaitu pendidikan kepala
saluran pembuangan sampah yang keluarga, pendapatan rumah tangga, dan
tidak terkendali, dan fasilitas sosial jumlah tanggungan keluarga.
lainnya. (Kurniasih : 2007)
Permasalahan yang ditemui ditengah 2. Perolehan data sekunder
masyarakat di antaranya yaitu masalah Pengumpulan data sekunder dilakukan
permukiman, salah satu penyebab melalui survei sekunder dengan mendatangi
masalah permukiman ini adalah akibat instansi yang berkaitan dengan penelitian
perilaku manusia dalam kebutuhan lahan untuk meminta data yang dibutuhkan.Data
permukiman yang semakin mendesak, sekunder ini khususnya berupa peta, dan data
serta kebutuhan faktor sosial ekonomi statistik yang dilakukan dengan meng-copy
masyarakat, di antaranya penambahan dokumen.Data sekunder tersebut terutama
perluasan permukiman juga penambahan terdiri dari data luas daerah penelitian dan
perumahan baru, penambahan fasilitas penggunaan lahan, jumlah penduduk dan
perdagangan seperti jumlah pasar, pertumbuhan, yang didukung oleh data
pertokoan dan swalayan serta fasilitas sekunder lainnya untuk membantu dalam
lainnya. Akibatnya faktor-faktor ini akan melakukan analisis pada penelitian ini.
menimbulkan semakin tidak 3. Pengolahan data dan analisis data
diperhatikannya lingkungan permukiman Data diolah terlebih dahulu dengan
dan akan menimbulkan tata letak melakukan input data yang telah diperoleh
permukiman yang tidak teratur, dari hasil survei lapangan, skoring,
permukiman bertambah padat serta pengolahan dengan menggunakan software
kondisi parmukiman yang buruk. dan membuktikan hipotesis.Analisis data
METODE PENELITIAN dalam penelitian bertujuan untuk
Metode yang digunakan adalah Mixed memberikan penjelasan hasil yang telah
Methodology yaitu menggabungkan didapat dan dapat memberikan arahan untuk
metode kuantitatif dan kualitatif. meningkatkan kualitas permukiman.
1. Perolehan data primer Analisis yang dilakukan adalah
Data-data primer diperoleh dengan menggabungkan analisis kuantitatif dan
melakukan hal-hal sebagai berikut : kualitatif.Analisis kuantitatif melalui teknik
a. Observasi dan pengambilan data pada statistik deskriptif dengan mengggunakan
rumah tangga yang menjadi sampel menyajikan data penelitian berupa angka-
dengan menggunakan kuesioner, angka, diagram, tabel silang, dan hasil
b. Survei kualitatif untuk menghasilkan data korelasi kendall’s tau-c. Sedangkan analisis
primer. Metode pemilihan sampel yang kualitatif menjelaskan hasil secara mendalam
digunakan adalah quota sampling. Survei terhadap hasil perhitungan
kualitatif ini dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
penyebaran kuesioner terhadap 80 1. Karakteristik Rumah Tangga
responden di Kecamatan Pasarkliwon Daerah penelitian merupakan
yang dibagi menjadi 40 responden pinggiran kota dengan jumlah
dibantaran sungai dan 40 responden penduduk yang padat dengan berbagai
bukan dibantaran sungai. Dengan strata ekonomi yang berbeda–beda.
demikian diharapkan dapat mewakili Penentuan 80 responden dilakukan
untuk perolehan informasi mengenai secara spasial dari sebaran kualitas
hubungan antara kualitas permukiman permukiman dengan cara memilih
dengan variabel pengaruh yang telah titik–titik sampel. Berdasarkan pada

195 
 
titik–titik sampel yang ada,
karakteristik responden yang
digunakan meliputi pendidikan
anggota keluarga, jenis pekerjaan, dan
pendapatan seluruh anggota keluarga.
Pendapatan seluruh anggota keluarga
merupakan pendapatan kepala keluarga
ditambah dengan anggota keluarga
yang lain yang dialokasikan untuk
pemenuhan kebutuhan sehari–hari. 2. Kualitas Permukiman
Perbedaan lokasi permukiman Kualitas permukiman pada penelitian
dalam penelitian dan ini terdiri dari beberapa komponen, di
perkembangannya, maka pembahasan antaranya adalah kondisi fisik bangunan
ini dimaksudkan mampu menunjukkan dan kondisi lingkungan permukiman yang
adanya faktor yang menyebabkan kesemuanya itu akan mempengaruhi
perbedaan kualitas permukiman kualitas permukiman. Tinggi rendahnya
dengan fenomena yang ada di wilayah kualitas permukimn akan di pengaruhi
penelitian.Pentingnya mempelajari oleh keseluruhan komponen–komponen
keadaan sosial ekonomi dengan yang membentuk permukiman.Kualitas
berbagai komponen yang ada, agar permukiman dihitung menggunakan
diketahui aspek mana yang paling metode scoring pada masing–masing
dominan dalam mempengaruhi tinggi variabel yang ada, kemudian dilakukan
rendahnya kualitas permukiman, pengklasan dengan menggunakan metode
kemudian diharapkan dapat Standar Deviasi.Kualitas permukiman
menggambarkan ciri–ciri khusus yang pada penelitian ini dikategorikan menjadi
membedakan kualitas permukiman. 3 klas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

a. Kondisi Fisik Permukiman


Fungsi bangunan sebagai tempat
tinggal biasa diasumsikan lebih baik
daripada bangunan yang difungsikan
sebagai tempat tinggal
campuran.Bangunan sebagai tempat
tinggal biasanya jauh lebih terawat
daripada yang digunakan sebagai tempat
tinggal campuran.Rumah yang
digunakan sebagai tempat tinggal
campuran seperti rumah tempat tinggal

196 
 
dan gudang atau rumah dan usaha rumah b. Kondisi Lingkungan Permukiman
tangga. Lingkungan rumah adalah bagian
Kondisi fisik bangunan merupakan depan rumah yang berupa halaman dan
komponen yang paling berpengaruh fasilitas lain yang mendukung
dalam kualitas permukiman termasuk terbentuknya suatu rumah. Penilaian
juga fasilitas yang lingkungan permukiman tersebut dapat
dimilikinya.Komponen yang ada dilihat dari salah satunya adalah kondisi
didalamnya dapat langsung halaman di suatu rumah. rumah yang
diidentifikasi dengan melihat fisik memiliki halaman atau pekarangan
bangunan rumah yang dihuni.Variabel diasumsikan memiliki kualitas yang
yang dapat mempengaruhi kondisi fisik lebih baik daripada yang tidak memiliki
bangunan terdiri dari jenis bangunan halaman atau pekarangan.Karena dengan
fisik, tipe bubungan, dinding rumah, adanya halaman atau pekarangan
jenis atap, tipe bangunan, lantai tersebut dapat di bentuk berbagai
bangunan, pintu, jendela, plafon, dan pendukung fasilitas rumah. Fasilitas
ventilasi.Adanya penilaiandari yang dapat terbentuk dengan adanya
keberadaan seluruh kondisi fisik rumah pekarangan seperti sumber air minum,
tersebut dikaji mengenai ketersediaan MCK, tempat pembuangan air limbah,
ventilasi karena salah satu sumber tempat pembuangan sampah, jenis
pencahayaan alami pada masing-masing penerangan, pencemaran baik air, udara,
ruang. tanah, dan suara, keberadaan pepohonan,
Kualitas permukiman dapat dinilai ketersediaan pagar rumah, dan pintu
dari segi bangunan rumah, fasilitas pagar.
rumah, dan lingkungan rumah. Namun tidak semua rumah dengan
Kemudian setelah diketahui kualitas halaman atau pekarangan memiliki
permukiman yang ada diwilayah kualitas yang bagus. Karena kondisi
penelitian, maka dapat dijelaskan halaman juga menentukan. Halaman
mengenai parameter pengukuran yang kotor, banyak sampahnya, becek,
kualitas permukiman di daerah bau tak sedap, dan perawatan serta
penelitian. penataannya tidak teratur termasuk
Penilaian kualitas bangunan rumah halaman dengan kualitas buruk.
digunakan metode wawancara dan Halaman dengan kualitas sedang adalah
observasi. Pengukuran kualitas halaman dengan kondisi penataannya
bangunan rumah dilihat dari jenis atap, tidak teratur dan agak kotor.
tipe bubungan, jenis dinding, jenis
lantai, jenis bahan pintu, jenis bahan 3. Kualitas Permukiman di Bantaran
jendela, jenis bahan plafon, ada tidaknya Sungai Bengawan Solo dan bukan
ventilasi dan kondisi bangunan secara Bantaran Sungai Bengawan Solo
umum pada saat penelitian. Kemudian Komponen pembentuk lingkungan
setelah semua data tersebut terkumpul permukiman tersebut saling
lalu di skoring. Setelah diketahui skor berhubungan antara satu dengan yang
kualitas bangunan rumah, masing- lain. Karena antar komponen penilaian
masing skor tersebut dikelaskan kualitas lingkungan permukiman saling
sehingga dapat diketahui kualitas berkaitan, maka jika ada gangguan pada
bangunan rumah pada tiap-tiap rumah salah satu komponen maka akan
responden. menimbulkan gangguan pada komponen

197 
 
yang lainnya. Begitu pula jika ada sehingga kualitasnya juga akan semakin
perbaikan pada salah satu komponen baik. Dengan perlakukan perawatan
maka juga akan mempengaruhi yang baik tersebut, maka rumah akan
komponen yang lainnya menjadi lebih menjadi lebih bersih dan sehat sehingga
baik. Kondisi keseluruhan komponen dapat meningkatkan kualitas diri dari
penilaian kualitas lingkungan rumah itu sendiri dan individu yang ada
permukiman akan membentuk didalamnya merasa nyaman.
lingkungan permukiman memiliki
kualitas tertentu yang mana juga
terbentuk akibat aktivitas manusia yang
ada didalamnya.
Kualitas lingkungan permukiman di
daerah penelitian berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan  
menunjukkan bahwa kualitas
permukiman yang bukan di bantaran
4. Faktor Yang Berpengaruh
sungai lebih baik ditunjukkan pada
Terhadap Kualitas Permukiman
Tabel 4.4 bahwa kualitas permukiman
Sub bab ini akan menjelaskan
dengan kualitas tinggi sebesar 37,5
hubungan antara variabel terpengaruh
persen, jika dibandingkan dengan
yaitu kualitas permukiman dengan
kualitas permukiman yang ada di
variabel pengaruh yaitu pendidikan
bantaran sungai dengan kualitas tinggai
kepala keluarga, pendapatan rumah
sebesar 30 persen. Dengan diketahuinya
tangga, dan jumlah tanggungan
skor kualitas permukiman tersebut dapat
keluarga. Dari berbagai variabel
diketahui bahwa ada perbedaan kualitas
pengaruh yang ada tersebut, ditabulasi
permukiman diantara dua wilayah
silangkan dengan variabel terpengaruh
tersebut.
untuk melihat hubungan yang signifikan.
Perbedaan lingkungan permukiman
a. Hubungan antara kualitas
satu dengan yang lainnya dikarenakan
permukiman dengan pendidikan
perbedaan daerahnya secara fisiografis.
kepala keluarga
Selain dipengaruhi oleh kondisi faktor
Hipotesis a dinyatakan bahwa
fisik permukiman dan lingkungan
“Terdapat hubungan positif antara
permukiman, kulitas permukiman juga
tingkat pendidikan kepala keluarga
dipengaruhi oleh perlakuan perawatan
dengan kaliatas permukiman atau
yang meliputi cara dan frekuensi
semakin tinggi pendidikan kepala
perawatan. Dalam mengetahui hal ini
keluarga maka semakin baik kualitas
dalam penelitian didasarkan pada saat
permukiman”.Dengan anggapan tingkat
melakukan pengambilan responden
pendidikan yang lebih tinggi seseorang
dilapangan melalui kepala keluarga.
mempunyai wawasan maupun
Permukiman dengan segala
pengetahuan yang lebih luas tentang
komponen yang ada didalamnya
kondisi permukiman dan lingkungannya
memerlukan cara perawatan yang baik.
dengan baik, sehingga dapat menjadi
Semakin baik cara perawatan yang
bekal dalam menjaga dan merawat
digunakan maka kondisi lingkungan
rumah.Pengujian hipotesis ini
permukiman semakin baik dan terawat

198 
 
menggunakan tabulasi silang nilai uji pendidikan kepala keluarga rendah
kendall tau-c. sebanyak 10 responden atau 71,43
persen, kualitas permukiman sedang dan
pendidikan kepala keluarga sedang
sebanyak 13 responden atau 39,39
persen, dan kualitas permukiman tinggi
dan pendidikan kepala keluarga tinggi
sebanyak 19 responden atau 57,58
persen.
Tingkat pendidikan seseorang pada
umumnya baik formal maupun informal
akan berpengaruh terhadap pandangan,
sikap, dan cara berfikir seseorang. Pada
penelitian ini semakin bagus pendidikan
kepala keluarga dianggap akan berimbas
pada tingginya kualitas lingkungan
permukiman. Namun ternyata dalam
penelitian ini ditemui kondisi yang tidak
demikian. Tingginya tingkat pendidikan
kepala keluarga tidak sepenuhnya
berpengaruh terhadap kualitas
lingkungan permukiman. Kepala
keluarga dengan tingkat pendidikan
yang tinggi atau mempunyai jumlah
Tabel 4.6 dapat diketahui hasil uji tahun sukses pendidikan yang lebih
kendall tau-c didapatkan nilai Approx. banyak tidak semuanya mempunyai
Tb sebesar 4,595. Angka tersebut kualitas pemukiman yang bagus.
menunjukkan terdapat hubungan antara b. Hubungan antara kualitas
kualitas permukiman dengan pendidikan permukiman dengan pendapatan
kepala keluarga.Setelah diketahui rumah tangga
adanya hubungan, maka dalam analisis Hipotesis b dinyatakan bahwa
tersebut juga dapat diketahui “Terdapat hubungan positif antara
signifikansinya.Hubungan signifikansi tingkat pendapatan rumah tangga dengan
antara pendidikan kepala keluarga kualitas permukiman atau semakin
dengan kualitas permukiman sebesar tinggi tingkat pendapatan rumah tangga
0,000. maka semakin baik kualitas
Hubungan antara kualiatas permukiman”.Pengujian hipotesis ini
permukiman dengan pendidikan kepala menggunakan tabulasi silang nilai uji
keluarga memiliki hubungan yang kendall tau c.
positif.Pernyataan tersebut diperkuat
dengan adalah hubungan yang
membentuk garis diagonal antara
kualitas permukiman dengan pendidikan
kepala keluarga. Pada tabel 4.5 dapat
dijelaskan bahwa dengan kualitas
permukiman yang rendah dan

199 
 
rumah tangga yang bekerja. Pendapatan
rumah tangga akan mempengaruhi
kesejahteraan rumah tangga tersebut.
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa
pendapatan rumah tangga akan
berpengaruh terhadap kualitas
lingkungan permukiman. Setelah
dilakukan uji hipotesis diperoleh
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan
antara tingkat pendapatan rumah tangga
dengan kualitas lingkungan
permukiman.
c. Hubungan antara kualitas
permukiman dengan jumlah
tanggungan keluarga
Hipotesis c dinyatakan bahwa
“Terdapat hubungan negatif antara
tingkat jumlah tanggungan keluarga
Tabel 4.9 dapat diketahui hasil uji dengan kualitas permukiman atau
kendall tau-c didapatkan nilai Approx. semakin tinggi tanggungan keluarga
Tb sebesar 6,162. Angka tersebut maka semakin rendah kualitas
menunjukkan terdapat hubungan antara permukiman”.Pengujian hipotesis ini
kualitas permukiman dengan pendapatan menggunakan tabulasi silang nilai uji
rumah tangga.Setelah diketahui adanya kendall tau c.
hubungan, maka dalam analisis tersebut
juga dapat diketahui
signifikansinya.Hubungan signifikansi
antara pendapatan rumah tangga dengan
kualitas permukiman sebesar 0,000.
Hubungan antara kualiatas
permukiman dengan pendapatan rumah
tangga pada hasil tabel silang tidak
menunjukkan pola garis diagonal. Tabel
4.8 dijelaskan bahwa dengan kualitas
permukiman yang rendah dan
pendapatan rumah tangga rendah
sebanyak 7 responden atau 77,78 persen,
kualitas permukiman sedang pendapatan
rumah tangga sedang sebanyak 9
responden atau 75 persen, dan kualitas
permukiman tinggi dan pendapatan
rumah tangga tinggi sebanyak 29
responden atau 49,15 persen. Tabel 4.12 dapat diketahui hasil uji
Tingkat pendapatan rumah tangga kendall tau-c didapatkan nilai Approx.
adalah banyaknya penghasilan dalam Tb sebesar -1,042. Angka tersebut
satu bulan dari keseluruhan anggota menunjukkan terdapat hubungan antara

200 
 
kualitas permukiman dengan jumlah tangga, sedangkan jumlah tanggungan
tanggungan keluarga, tanda minus pada keluarga tidak berpengaruh secara
nilai tersebut hanya menunjukkan arah nyata.
hubungan.Setelah diketahui adanya
hubungan, maka dalam analisis tersebut DAFTAR PUSTAKA
juga dapat diketahui Kurniasih, Sri. 2007. Usaha Perbaikan
signifikansinya.Hubungan signifikansi Permukiman Kumuh di Petukangan
antara pendapatan rumah tangga dengan Utara – Jakarta Utara. Jakarta Selatan
kualitas permukiman sebesar 0,297. : Fakultas Teknik Arsitektur
Hubungan antara kualitas Universitas Budi Luhur.
permukiman dengan jumlah tanggungan Yunus, Hadi Sabari. 1989. Subyek Matter
keluarga tidak memiliki hubungan, dan Metode Penelitian Geografi
karena dari hasil tabel silang tidak Permukiman Kota. Yogyakarta:
menunjukkan pola garis diagonal dan Fakultas Geografi Universitas Gadjah
sebaran jumlah tanggungan keluarga Mada.
yang ada tidak bervariasi. Tabel 4.11 Yunus, Hadi Sabari. 1978. Konsep
dijelaskan bahwa dengan kualitas Perkembangan dan Pengembangan
permukiman yang rendah dan Daerah Perkotaan.Yogyakarta:
pendapatan rumah tangga rendah Fakultas Geografi Universitas Gadjah
sebanyak 10 responden atau 47,62 Mada.
persen, kualitas permukiman sedang
pendapatan rumah tangga sedang
sebanyak 9 responden atau 40,91 persen,
dan kualitas permukiman tinggi dan
pendapatan rumah tangga tinggi
sebanyak 16 responden atau 43,24
persen. Jumlah tanggungan kepala
keluarga yang dimaksud adalah
banyaknya anggota keluarga yang masih
dibiayai oleh kepala keluarga.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan pembahasan,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan kualitas
permukiman di daerah penelitian
berdasarkan pada hasil survei lapangan
yang telah dilakukan dan hasil
pengolahan data. Data yang diperoleh
adalah keadaan sosial ekonomi rumah
tangga, kondisi fisik rumah dan
lingkungan permukiman.
2. Faktor yang mempengaruhi kualitas
pemukiman adalah pendidikan kepala
keluarga, tingkat pendapatan rumah

201 
 

Anda mungkin juga menyukai