PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kandungan komponen bioaktif dalam ekstrak tanaman gandari
dengan pelarut n-Hexana secara kuantitatif
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman merupakan salah satu sumber senyawa kimia yang peting dalam
pengobatan. Umumnya senyawa kimia ini berupa senyawa metabolit sekunder berupa
seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, terpenoid, steroid, dan lain-lain yang memiliki
aktivitas biologis yang beragam. Hal ini mendorong para ahli kimia untuk megisolasi zat
aktif biologis yang terdapat dalam tanaman. Diharapkan nantinya dapat menghasilkan
berbagai zat kimia yang dapat digunakan sebagai obat, baik untuk kesehatan manusia
maupun agronomi (Astriani, 2014; Departemen Kesehatan, 1979)
Gandaria (Bouea macrophylla Griffith) atau nama lokal lainnya jatake adalah
tanaman yang berasal dari kepulauan Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini tumbuh di
daerah tropis, dan banyak dibudidayakan di Sumatera dan Thailand. Gandaria
dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah gandaria berwarna hijau saat masih
muda, dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah
gandaria yang matang berwarna kuning, memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan
langsung. Daunnya digunakan sebagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai
papan. Gandaria adalah flora identitas Jawa Barat (Kurniawan, M.B. dan Pratama, 2010).
Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas mempunyai variasi struktur yang
luas, mudah ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa
fenolik di alam telah diketahui strukturnya antara lain flavonoid, fenol monosiklik
sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tanin), dan kuinon fenolik
(Fauziah, 2008).
Asam galat adalah senyawa golongan asam fenolik C6-C1 (phenolic acid) atau
hidroksibenzoat, yaitu asam 3,4,5-trihidroksibenzoat (Salisbury FB, 1995). Asal kata
galat adalah kata galle dalam bahasa prancis yang berarti pembengkakan pada jaringan
tanaman setelah terserang serangga parasit (Crozier A, Clifford MN, 2006). Senyawa ini
dapat ditemukan pada daun dan anggur dan memiliki aktivitas sebagai antioksidan atau
sebagai penangkal radikal bebas (Golumbic C, 2007). Asam galat adalah subunit
dari galotanin, yaitu polimer heterogen yang mengandung berbagai molekul asam galat
yang saling terkait dengan asam galat lain serta dengan sukrosa dan gula lainnya. Banyak
galotanin yang menghambat pertumbuhan tanaman karena dapat
merombak enzim sitoplasma dengan cara mendenaturasi protein (enzim adalah protein),
dan ketahanan tumbuhan yang mengandungnya kemungkinan disebabkan karena
galatonin diangkut ke vakuola sehingga terpisah dari enzim di sitoplasma (Salisbury FB,
1995)
Flavonoid merupakan golongan fenol tersebar yang senyawanya terdiri dari C6-
C3-C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau
gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Pemeriksaan
golongan-golongan flavonoid dapat dilakukan dengan uji warna yaitu fitokimia untuk
menentukan keberadaan senyawa golongan flavonoid dan adanya senyawa polifenol. Uji
keberadaan senyawa flavonoid dari dalam sampel digunakan uji wilstatter, uji Bate-
Smith, dan uji dengan NaOH 10%. Sedangkan uji adanya senyawa polifenol dilakukan
dengan larutan penambahan FeCl3 (Achmad, 1986; Harbone, 1987)
Flavonoid hampir terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk buah, akar,
daun dan kulit luar batang. Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah
dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi,
dan antikanker (Miller, 1996).
Kuersetin adalah salah satu zat aktif flavonoid yang terdapat di alam dan banyak
terkandung dalam buah-buahan, sayuran, teh, dan kopi. Kuersetin dapat digunakan
sebagai bahan suplemen, minuman, atau makanan. Nama Kuersetin digunakan semenjak
tahun 1857, dan berasal dari kata quercetum (hutan ). Flavonol ini merupakan
inhibitor pengangkut auksin polar yang muncul secara alami (Fischer, Dkk, 1997). Pada
bawang merah, konsetrasi Kuersetin terbesar ada pada cincin paling luar dan di bagian
yang paling dekat dengan akar (Smith, Dkk, 2003). Menurut satu penelitian, tomat yang
tumbuh secara organik memiliki 79% lebih banyak quercetin daripada yang tumbuh
secara kimiawi (Mitchell, Dkk, 2007). Quercetin ada pada berbagai jenis madu dari
berbagai jenis tanaman (Petrus K, Schwartz H, 2011)
Percobaan ini yang berjudul analisis total komponen bioaktif dalam ekstrak
tanaman telah dilaksanakan pada Rabu, 13 November 2019 pukul 13.30- 16.00 WIB.
Percobaan ini dilakukan di dalam Laboratorium Kimia Bahan Alam Lantai 3 Pusat
Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat
Tabung reaksi
Pipet ukur
Labu ukur 25 mL
2. Bahan
Metanol
Reagen Folin Ciocalteu (50%) 50 mL
Na2CO3 20% 50 mL
NaNO3 5% 50 mL
AlCl3 10% 50 mL
Ditambahkan 2 mL larutan Na2O3 20% dan dibiarkan pada water bath yang mendidih
selama 1 menit
Didinginkan pada ice bath dan diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 750 nm
Digunakan larutan asam galat 0 ppm sampai 100 ppm sebagai larutan standar. Dimana
kandungan fenolik sebanding dengan jumlah mg ekuivalen asam galat dalam 100 mL
sampel
Total Flavonoid
1 mL sampel ditambahkan 3 mL air destilasi dan 0,3 mL larutan NaNO3 5%. Kemudian
diinkubasi selama 5 menit
Ditambahkan 0,3 mL larutan AlCl3 10%, larutan yang dihasilkan disentrifugasi dan
diinkubasi selama 5 menit dan ditambahkan aquadest hingga volume 10 mL
Diukur nilai absorbansi pada panjang gelombang 430 nm. Digunakan larutan kuersetin
sebagai larutan standar. Dimana kandungan flavonoid dianggap sebagai jumlah ekuivalen
mg kuersetin dalam 100 mL sampel
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji kuantitatif dilakukan penentuan kadar fenolik total pada ekstrak n-Hexana
daun gandaria (Bouea macrophylla Griffith) yang merujuk pada prosedur Chun, Dkk
(2003) menggunakan metode Folin-Ciocalteau. Metode ini merupakan metode yang
paling umum digunakan untuk menentukan kandungan fenolik total dalam tanaman
dengan pertimbangan bahwa dengan teknik ini proses perlakuan lebih sederhana dan
reagen Folin-Ciocalteau digunakan karena senyawa fenolik dapat bereaksi dengan Folin
membentuk larutan yang dapat diukur absorbansinya.
Senyawa fenolik bereaksi dengan oksidator fosfomolibdat di bawah kondisi
alkalis menghasilkan senyawa fenolat dan kompleks molibdenum-tungsten berwarna
biru. Tingginya intensitas warna biru terbentuk setara dengan banyaknya kandungan
senyawa fenolik dalam bahan. Total fenolik dalam sampel diperoleh dengan memasukkan
nilai absorbansi sampel pada persamaan kurva kalibrasi standar asam galat (Rorong, J.A.,
Suryanto, 2010)
Sebagai larutan standar atau pembanding digunakan asam galat yang merupakan
salah satu fenolik alami dan stabil. Menurut Viranda (2009) asam galat termasuk dalam
senyawa fenolik turunan asam hidroksibenzoat yang tergolong asam fenolik sederhana.
Asam galat direaksikan dengan reagen Folin-Ciocalteau menghasilkan warna kuning
yang menandakan bahwa mengandung fenolik, setelah itu ditambahkan dengan larutan
Na2CO3 sebagai pemberi suasana basa. Selama reaksi berlangsung, gugus hidroksil pada
senyawa fenolik bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteau, membentuk kompleks
molibdenum-tungsten berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat
dideteksi dengan spektrofotometri UV-VIS. Warna biru yang terbetuk akan semakin
pekat, setara dengan konsentrasi ion fenolik yang terbentuk, artinya semakin besar
konsentrasi senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolik yang akan mereduksi asam
heteropoli (fosfomolibdat-fosfotungstat) menjadi kompleks molibdenum-tungsten
sehingga warna yang dihasilkan semakin pekat.
0.25
Absorbansi
0.2
Y-Values
0.15 Linear (Y-Values)
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi Asam Galat
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata kadar fenolik total ekstrak n-Hexana daun gandaria (Bouea
macrophylla Griffith) sebesar 6.1824 mgGAE/gram ekstrak. Pada ekstrak n-Hexana
daun gandaria (Bouea macrophylla Griffith) tidak terdeteksi adanya senyawa flavonoid
karena perbedaan kepolaran yang menyebabkan ketidakmampuan pelarut dalam
melarutkan senyawa flavonoid.
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih banyak mengenai uji senyawa metabolit
sekunder seperti ini, terutama terhadap tumbuh-tumbuhan yang banyak hidup disekitar
kita. Hal ini dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai gizi yang terkandung
dalam tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
20 ppm
y = 0.0306x + 0.0288
0.095 = 0.0306x + 0.0288
x = 2.163
40 ppm
y = 0.0306x + 0.0288
0.197 = 0.0306x + 0.0288
x = 5.496
60 ppm
y = 0.0306x + 0.0288
0.198 = 0.0306x + 0.0288
x = 5.529
80 ppm
y = 0.0306x + 0.0288
0.288 = 0.0306x + 0.0288
x = 8.47
100 ppm
y = 0.0306x + 0.0288
0.312 = 0.0306x + 0.0288
x = 9.254
30.912
Rata-rata x = = 6.1824
5
6.1824 x 10 x 1
TPC = = 6.1824 mg GAE/ gram ekstrak
10
(Astriani, 2014; Chun, O.K., Kim, D.O., dan Lee, C, 2003; Crozier A, Clifford MN,
2006; Fauziah, 2008; Fischer C, Speth V, Fleig-Eberenz S, 1997; Golumbic C, 2007)