Model pelaksanaannya:
Model Blok, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan
diberikan penilaian secara umum;
Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus D
Model Aktualisasi, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari
di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan
penilaian formal;
Karakteristik aktualisasi pendidikan kepramukaan
Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
Dilaksanakan selama 120 menit.
Dikembangkan dari muatan-muatan pembelajaran yang terdapat dalam Kompetensi Dasar mata pelajaran.
Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka
serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina.
Pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan bersamaan dengan kepramukaan model reguler.
Tidak diharuskan menggunakan seragam pramuka.
Tujuan model aktualisasi kepramukaan
Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik.
Media Aktualisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar
kepramukaan.
Meningkatkan Kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik
Nah intinya, pendidikan kepramukaan itu berbeda dengan pramuka. Pendidikan kepramukaan dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan linearisasi mata pelajaran dengan nilai kepramukaan di dalam SKU. Nah kemudian
dicari titik singgungnya yang kemudian dijadikan rujukan untuk menjadi kompetensi kepramukaan
Dalam acara silaturahmi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan seluruh Indonesia di Gedung
Kemdikbud, Jakarta, Senin 1 Desember 2014, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies
Baswedan juga memaparkan visi-misi pendidikan pemerintah baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang
dirangkum dalam 'Nawacita Pemerintah Terkait Pendidikan'.
1. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Melalui program 'Indonesia Pintar' melalui Wajib Belajar 12
tahun bebas pungutan.
2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Membangun sejumlah science and
technopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.
- Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan di daerah terpencil
- Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya
Pada saat ini kaum muda dihadapkan pada dua masalah besar yaitu yang berkaitan dengan masalah sosial dan
masalah kebangsaan. Masalah sosial meliputi penggunaan NAPZA dan obat terlarang; hubungan seksual pra-
nikah dan aborsi yang disebabkan pergaulan bebas; perkelahian, tawuran dan kekerasan, serta kriminalitas
remaja. Sedangkan masalah kebangsaan meliputi antara lain solidaritas sosial rendah; semangat kebangsaan
rendah; semangat bela negara rendah; dan semangat persatuan dan kesatuan rendah. Hampir setiap hari
massa media cetak dan elektronik memberitakan bahwa gambaran kaum muda masih mengalami tingginya
angka putus sekolah; sulitnya mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya ketrampilan yang dimiliki; rendahnya
rasa hormat kaum muda kepada orang yang lebih tua dan para guru; perubahan gaya hidup yang menjurus pada
perilaku tidak sehat, meningkatnya perilaku merokok pada usia muda. Dari berbagai permasalahan tersebut,
Ketua Kwartir Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengatakan melalui gerakan pramuka bisa menjadi solusi
masalah remaja. Kepedulian gerakan pramuka terhadap pembentukan karakter Bangsa dapat dilakukan melalui
sekolah atau gugus depan. Dengan diberlakukannya pendidikan kepramukaan wajib di sekolah, maka perlu
dilakukan pelatihan bagi para pendidik. Ia menjelaskan ekstra kurikuler wajib pramuka untuk kepentingan
pendidikan karakter generasi muda Indonesia. Ekskul wajib pramuka mendukung dengan pendidikan karakter
yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Karena tidaklah cukup anak-anak bila hanya mendapatkan pendidikan
formal di sekolah, tanpa pendidikan informal dalam keluarga dan pendidikan nonformal yang diisi oleh
pendidikan kepramukaan. Di sinilah menjadi penting peranan Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan
non formal yang tujuan utamanya adalah untuk membentuk kaum muda berkarakter, menanamkan semangat
kebangsaan, dan meningkatkan keterampilan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bh-q/gerakan-pramuka-bisa-menjadi-pendidikan-karakter-bagi-
remaja_558bcd01a423bda4068b4567
Berikut inti dari sembilan program tersebut yang disarikan dari situs www.kpu.go.id:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan
pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian,
pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan
"Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program
rumah Kampung Deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek
pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat
pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
NAWACITA PENDIDIKAN, MANUSIA UNGGUL DAN
BERKARAKTER
FacebookTwitterGoogle+PinterestLinkedInWhatsAppLineSMSKakaoGoogle GmailYahoo
MailYahoo MessengerEmailPrintShare
LenteraEdukasi.com — Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Jokowi-JK, terutama
dalam bidang pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-JK
adalah meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi
karakter bangsa.
Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan. Pertama, menata
kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada budi pekerti dan
Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi modal untuk melakukan
revolusi karakter manusia Indonesia.
Beberapa muatan yang akan menjadi focus utama adalah pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela negara, dan budi pekerti.
Kedua, evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional, termasuk
didalamnya Ujian Nasional.Ketiga, menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek
muatan nasional dan aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman
filosofi Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat, pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk
pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains. Kelima, meningkatkan kesejahteraan kaum
guru dengan jalan meningkatkan tunjangan fungsional, pemberian asuransi yang menjamin
keselamatan kerja, dan fasilitas yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan
karir.
Keenam, pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.
Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir kesenjangan kualitas
pendidikan. Hal tersebut senafas dengan pola rekrutmen guru di Finlandia, dimana kualitas guru
merata dan disertai dengan fasilitas yang sama juga. (Paul MG/dbs)
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek akademis dan kecerdasan,
namun mengabaikan pendidikan karakter. Pengetahuan tentang kaidah moral yang didapatkan dalam pendidikan
moral atau etika di sekolah-sekolah saat ini semakin ditinggalkan. Sebagian orang mulai tidak memperhatikan lagi
bahwa pendidikan tersebut berdampak pada perilaku seseorang. Padahal pendidikan diharapkan mampu
menghadirkan generasi yang berkarakter kuat, karena manusia sesungguhnya dapat dididik. Meski manusia
memiliki karakter bawaan, tidak berarti karakter itu tak dapat diubah. Pendidikan karakter adalah upaya
mempersiapkan kekayaan batin dan pikiran peserta didik yang berdimensi agama, sosial, budaya, yang mampu
diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan
kepribadian. Pendidikan Karakter merupakan peranan pendidikan dalam membangun karakter peserta didik.
Karena saat ini banyak kasus yang melibatkan pelajar ke arah perpecahan bangsa, mulai dari tawuran, tidak
menghargai orang lain, tidak menghormati orang tua, kurangnya kedisiplinan, melakukan pornoaksi serta kasus
lainnya yang sudah keluar dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Padahal sejak dahulu Bangsa Indonesia dikenal
dengan sikap ramah tamah, gotong royong, dan sangat menghargai orang lain. Saat ini pendidikan karakter
menjadi fokus program Kementerian Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, pemerintah mulai menggalakkan
kegiatan Pramuka sebab tujuan dari gerakan pramuka sejalan dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi
program utama Kementerian Pendidikan Nasional yaitu membentuk setiap anggota pramuka agar memiliki
kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, dan melestarikan lingkungan hidup. Pada
makalah ini penulis akan membahas pentingnya kegiatan pramuka dalam pembentukan karakter deng
an mengambil judul “Pengembangan Pendidkan Karakter
melalui Kegiatan Pramuka
”. Dan penulis berharap agar makalah ini dapat
menumbuhkan minat para pelajar terhadap kegiatan pramuka dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
kegiatan pramuka.
1.2
Identifikasi Masalah
Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program Kementrian Pendidikan Nasional sebab pada saat ini
pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek akademis namun mengabaikan pendidikan karakter sehingga
menyebabkan kerusakan moral pada anak bangsa. Untuk menanggulangi adanya pengaruh negatif dalam
perkembangan intelektual dan karakter anak bangsa dibutuhkan pendidikan karakter yang tepat. Pendidikan
karakter merupakan salah satu upaya mempersiapkan anak bangsa yang siap menghadapi tantangan di masa
depan. Pemerintah mulai menggalakkan kegiatan Pramuka sebab tujuan dari gerakan Pramuka sejalan dengan
fokus pendidikan karakter yang menjadi program utama Kementerian Pendidikan Nasional. Pramuka sebagai
ekstrakulikuler di sekolah dapat menjadi sarana seorang guru untuk menanamkan pendidikan karakter kepada
para siswanya. Melalui kegiatan Pramuka diharapkan dapat mendidika karakter para siswa menuju ke arah yang
lebih positif. Oleh karena itu, kegiatan Pramuka dapat menjadi suatu sarana dalam mendidik karakter siswa. Pada
kenyataannya saat ini kegiatan Pramuka menjadi kurang diminati para pelajar. Meskipun pada dasarnya mereka
menyukai kegiatan Pramuka tetapi terdapat beberapa kendala yang menyebabkan para pelajar kurang
menunjukan sikap antusiasnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : para
remaja saat ini lebih menikmati hiburan dan permainan modern. kegiatan Pramuka dianggap kuno, mengurangi
jam pelajaran, membuat kulit menjadi hitam, dan materi yang membosankan.
1.3
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.
Bagaimana cara agar Pramuka menjadi lebih diminati oleh para pelajar?
1.4
Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui beberapa cara agar kegiatan pramuka menjadi lebih diminati oleh para pelajar.
1.5 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, dapat disimpulkan manfaat sebagai berikut : 1.
2.