Anda di halaman 1dari 11

analisis program nawacita kaitannya dengan karakter bangsa dan pendidikan kepramukaan dan

aplikasi permendiknas 63 tahun2 014


Pengertian Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter
adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena
itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula
bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut
pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya
didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada pemikiran lagi karena sudah tertanam
dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991
Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan
pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan
pendidikan yang telah diperolehnya.
Menurut Wikipedia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi secara umum dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat
dilihat.
Dari masing-masing penjelasan antara karakter dan pendidikan setelah kita menghubungkannya maka
pendidikan karakter itu sendiri merupakan usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi dari masing-masing individu untuk membentuk suatu pemikiran yang
tertanam dalam dirinya sebagai suatu kebiasaan. Tentunya tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri
lebih kearah yang positif dikarenakan karakter dari setiap individu tersebut menentukan bagaimana
karakter dari suatu bangsa. Jadi sangatlah penting setiap individu mendapatkan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung. Sehingga pendidikan karakter sudah
menjadi kewajiban yang harus diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.
Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran tentang kualitas
manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan pendidikan, serta menjadi dasar dalam
mengembangkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia
dini, hal ini akan mudah diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada
perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen dalam bukunya
Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan
dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual hanya sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter
akan mudah diberikan melalui jalur pendidikan, salah satunya adalah pendidika nonformal. Jadi
kecerdasan emosional dan sosial lebih membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan karier anak
dikemudian hari. Berbagai media bisa digunakan untuk pendidikan karakter, salah satunya melalui
Kepramukaan.
Melihat permasalahan tersebut, faktor inovasi dan kreativitas ternyata menempati posisi yang sangat
penting bagi keunggulan suatu negara. Bila ditarik secara lebih mendasar maka faktor inovasi dan
kreativiats ini berhubungan erat dengan karakter suatu bangsa sebab hanya bangsa yang berkarakter
mampu memiliki kreativitas dan menciptakan inovasi-inovasi penting bagi peradaban.
Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia ibarat
kemudi dalam wahana berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia, jelas bahwa kemudinya
adalah Pancasila yang merupakan falsafah bangsa. Namun, fenomena keseharian kita menunjukkan
bahwa perilaku masyarakat belum sejalan dengan karakter bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila.
Kondisi ini menyebabkan munculnya keinginan pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat untuk
merevitalisasi peran Pancasila dalam membangun karakter bangsa.
Menanamkan dan Menumbuhkan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan mempergunakan 10 pilar
yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan) yang
menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya,
serta menjadi standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma,
yaitu:
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Dia adalah pencipta yang
ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi
lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan perintah-Nya.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Selain sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial. Artinya, makhluk yang tidak bisa
berdiri sendiri. Kita perlu teman, bergaul, berrtetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita
memerlukan bantuan orang lain.
Patriot yang sopan dan kesatria.
Sebagai Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap dan bertutur kata
mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam
masyarakat.
Patuh dan suka bermusyawarah.
Dalam situasi dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap aturan yang
berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah dalam mengambil keputusan
terbaik dan memuaskan.
Rela menolong dan tabah.
Pramuka senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku. Dan harus
didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa ada sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu seorang
anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan, tantangan, halangan, dan hambatan.
Rajin,terampil dan gembira.
Anggota Pramuka itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia berada dalam
pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Jangan rajin karena waktu
penggodokan dalam kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah. Dalam
melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan senang dan gembira.
Hemat,cermat dan bersahaja.
Kita hendaknya tidak menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura untuk
kepentingan sesaat. Pramuka harus cermat dalam pengeluaran uang, memprioritaskan apa yang harus
dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu janganlah dibeli. Meskipun ia kaya, seorang
Pramuka jangan sombong di depan orang lain, jangan angkuh, tapi bersahaja dalam bergaul.
Disiplin, berani dan setia.
Anggota Pramukaharus hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah, bermain, dan
sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan percuma, tetapi akan berguna dalam
mencapai cita-cita. Anggota Pramuka harus berani karena benar, tetapi takut karena salah. Pramuka
harus setia terhadap janji setianya karena itulah nilai-nilai luhur pribadi manusia.
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Setiap anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat.
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Inilah pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.
Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal diharapkan
mampu menjadi suatu kekuatan perubahan sosial nasional. Peran besar gerakan pramuka dalam
pembentukan kepribadian generasi muda dalam bidang karakter bangsa hendaknya dapat
diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari – hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan
bangsa maka pendidikan kepramukaan yang sebenarnya paling cocok untuk mempersiapkan kaum
muda untuk menanggulangi merosotnya karakter bangsa, karena kegiatan kepramukaan bersumber
dari Dasa Dharma Pramuka. Dengan demikian, dapat menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka sebagai
salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa
terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma.
Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Pelaksanaan pendidikan dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan
sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut; Upacara pada hari Senin, beribadah/sholat bersama,
berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan,
atau teman. Kegiatan yang harus ditinggalkan; Membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-
teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian
tidak senon dan lain sebagainya.
Sikap peserta didik yang baik perlu dipuji; Memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh
prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengoreksi perilaku teman yang tidak
terpuji, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, penuh kasih
sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan lain sebagainya.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat perkembangan masyarakat
yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh
gesekan mental generasi muda yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing
yang masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk
itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.
Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah dapat
dibaca dalam website rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai pendidikan karakter dalam
kepramukaan
Seiring pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah kluster. Sekolah diwajibkan menyelenggrakan ektrakurikuler wajib
yaitu pendidikan kepramukaan. Hal ini berdasarkan Permendikbud Nomor 63 tahun 2015. Ekstrakurikuler wajib
berarti ektrakurikuler tersebut wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali karena hal – hal tertentu yang tidak
memungkinkan peserta didik mengikutinya.
Banyak sekolah seringkali masih menerjemahkan pendidkan kepramukaan sebagai ektrakuriler pramuka, yang
menggunakan seragam pramuka serta kegiatan yang berhubungan dengan pramuka, sehingga ada tekanan bagi
peserta didik untuk selalu mengikuti dan menjadi anggota pramuka. Nah yang terjadi bagaimana???
Pengalalaman disekolah – sekolah trnyata terjadi fenomenamenarik. Setiap kali ada pengumuman bahwa ekstra
pramukan dilaksanakan nada kecewa terlontar di wajah peserta didik. Bahkan ada saja peserta didik yang awalnya
baik – baik saja, seketika merasa sakit ketika menjelang kegiatan pramuka. Jal berkebalikan ketika ada
pengumuman bahwa kegiatan pramuka libur, maka sontak hampir semagian peserta didik berteriah “horeee”.
Sepertinya pramuka menjadi momok yang menakutkan.
Nah mari kita lihat, pendidikan kepramukaan itu apa sih???
Berdasarkan permen nomer 63 tahun 2015, implementasi pendidikan kepramukaan nantinya berbeda dengan
pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Kegiatan Kepramukaan adalah salah satu kegiatan
sebagai aplikasi dari konsep-konsep mata pelajaran. Nah desain induknya seperti ini :

Model pelaksanaannya:
 Model Blok, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan
diberikan penilaian secara umum;
 Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus D
 Model Aktualisasi, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari
di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan
penilaian formal;
Karakteristik aktualisasi pendidikan kepramukaan
 Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
 Dilaksanakan selama 120 menit.
 Dikembangkan dari muatan-muatan pembelajaran yang terdapat dalam Kompetensi Dasar mata pelajaran.
 Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka
serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina.
 Pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan bersamaan dengan kepramukaan model reguler.
 Tidak diharuskan menggunakan seragam pramuka.
Tujuan model aktualisasi kepramukaan
 Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik.
 Media Aktualisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar
kepramukaan.
 Meningkatkan Kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik
Nah intinya, pendidikan kepramukaan itu berbeda dengan pramuka. Pendidikan kepramukaan dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan linearisasi mata pelajaran dengan nilai kepramukaan di dalam SKU. Nah kemudian
dicari titik singgungnya yang kemudian dijadikan rujukan untuk menjadi kompetensi kepramukaan

Dalam acara silaturahmi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan seluruh Indonesia di Gedung
Kemdikbud, Jakarta, Senin 1 Desember 2014, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies
Baswedan juga memaparkan visi-misi pendidikan pemerintah baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang
dirangkum dalam 'Nawacita Pemerintah Terkait Pendidikan'.

1. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Melalui program 'Indonesia Pintar' melalui Wajib Belajar 12
tahun bebas pungutan.

2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Membangun sejumlah science and
technopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.

3. Melakukan revolusi karakter bangsa, antara lain:

- Membangun pendidikan kewarganegaraan

- Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional

- Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan di daerah terpencil

4. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, antara lain:

- Memperkuat pendidikan ke-bhinneka-an dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga

- Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal

- Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya

Langkah Kementerian ke depan....

Pada saat ini kaum muda dihadapkan pada dua masalah besar yaitu yang berkaitan dengan masalah sosial dan
masalah kebangsaan. Masalah sosial meliputi penggunaan NAPZA dan obat terlarang; hubungan seksual pra-
nikah dan aborsi yang disebabkan pergaulan bebas; perkelahian, tawuran dan kekerasan, serta kriminalitas
remaja. Sedangkan masalah kebangsaan meliputi antara lain solidaritas sosial rendah; semangat kebangsaan
rendah; semangat bela negara rendah; dan semangat persatuan dan kesatuan rendah. Hampir setiap hari
massa media cetak dan elektronik memberitakan bahwa gambaran kaum muda masih mengalami tingginya
angka putus sekolah; sulitnya mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya ketrampilan yang dimiliki; rendahnya
rasa hormat kaum muda kepada orang yang lebih tua dan para guru; perubahan gaya hidup yang menjurus pada
perilaku tidak sehat, meningkatnya perilaku merokok pada usia muda. Dari berbagai permasalahan tersebut,
Ketua Kwartir Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengatakan melalui gerakan pramuka bisa menjadi solusi
masalah remaja. Kepedulian gerakan pramuka terhadap pembentukan karakter Bangsa dapat dilakukan melalui
sekolah atau gugus depan. Dengan diberlakukannya pendidikan kepramukaan wajib di sekolah, maka perlu
dilakukan pelatihan bagi para pendidik. Ia menjelaskan ekstra kurikuler wajib pramuka untuk kepentingan
pendidikan karakter generasi muda Indonesia. Ekskul wajib pramuka mendukung dengan pendidikan karakter
yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Karena tidaklah cukup anak-anak bila hanya mendapatkan pendidikan
formal di sekolah, tanpa pendidikan informal dalam keluarga dan pendidikan nonformal yang diisi oleh
pendidikan kepramukaan. Di sinilah menjadi penting peranan Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan
non formal yang tujuan utamanya adalah untuk membentuk kaum muda berkarakter, menanamkan semangat
kebangsaan, dan meningkatkan keterampilan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bh-q/gerakan-pramuka-bisa-menjadi-pendidikan-karakter-bagi-
remaja_558bcd01a423bda4068b4567

Berikut inti dari sembilan program tersebut yang disarikan dari situs www.kpu.go.id:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan
pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian,
pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.

5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan
"Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program
rumah Kampung Deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek
pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat
pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
NAWACITA PENDIDIKAN, MANUSIA UNGGUL DAN
BERKARAKTER

October 28, 2016 Redaksi Lentera Edukasi

FacebookTwitterGoogle+PinterestLinkedInWhatsAppLineSMSKakaoGoogle GmailYahoo

MailYahoo MessengerEmailPrintShare

LenteraEdukasi.com — Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Jokowi-JK, terutama
dalam bidang pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-JK
adalah meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi
karakter bangsa.

Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan. Pertama, menata
kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada budi pekerti dan
Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi modal untuk melakukan
revolusi karakter manusia Indonesia.

Beberapa muatan yang akan menjadi focus utama adalah pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela negara, dan budi pekerti.

Kedua, evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional, termasuk
didalamnya Ujian Nasional.Ketiga, menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek
muatan nasional dan aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman
filosofi Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat, pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk
pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains. Kelima, meningkatkan kesejahteraan kaum
guru dengan jalan meningkatkan tunjangan fungsional, pemberian asuransi yang menjamin
keselamatan kerja, dan fasilitas yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan
karir.

Keenam, pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.
Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir kesenjangan kualitas
pendidikan. Hal tersebut senafas dengan pola rekrutmen guru di Finlandia, dimana kualitas guru
merata dan disertai dengan fasilitas yang sama juga. (Paul MG/dbs)
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek akademis dan kecerdasan,
namun mengabaikan pendidikan karakter. Pengetahuan tentang kaidah moral yang didapatkan dalam pendidikan
moral atau etika di sekolah-sekolah saat ini semakin ditinggalkan. Sebagian orang mulai tidak memperhatikan lagi
bahwa pendidikan tersebut berdampak pada perilaku seseorang. Padahal pendidikan diharapkan mampu
menghadirkan generasi yang berkarakter kuat, karena manusia sesungguhnya dapat dididik. Meski manusia
memiliki karakter bawaan, tidak berarti karakter itu tak dapat diubah. Pendidikan karakter adalah upaya
mempersiapkan kekayaan batin dan pikiran peserta didik yang berdimensi agama, sosial, budaya, yang mampu
diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan
kepribadian. Pendidikan Karakter merupakan peranan pendidikan dalam membangun karakter peserta didik.
Karena saat ini banyak kasus yang melibatkan pelajar ke arah perpecahan bangsa, mulai dari tawuran, tidak
menghargai orang lain, tidak menghormati orang tua, kurangnya kedisiplinan, melakukan pornoaksi serta kasus
lainnya yang sudah keluar dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Padahal sejak dahulu Bangsa Indonesia dikenal
dengan sikap ramah tamah, gotong royong, dan sangat menghargai orang lain. Saat ini pendidikan karakter
menjadi fokus program Kementerian Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, pemerintah mulai menggalakkan
kegiatan Pramuka sebab tujuan dari gerakan pramuka sejalan dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi
program utama Kementerian Pendidikan Nasional yaitu membentuk setiap anggota pramuka agar memiliki
kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun

Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, dan melestarikan lingkungan hidup. Pada
makalah ini penulis akan membahas pentingnya kegiatan pramuka dalam pembentukan karakter deng
an mengambil judul “Pengembangan Pendidkan Karakter
melalui Kegiatan Pramuka
”. Dan penulis berharap agar makalah ini dapat
menumbuhkan minat para pelajar terhadap kegiatan pramuka dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
kegiatan pramuka.
1.2

Identifikasi Masalah
Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program Kementrian Pendidikan Nasional sebab pada saat ini
pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek akademis namun mengabaikan pendidikan karakter sehingga
menyebabkan kerusakan moral pada anak bangsa. Untuk menanggulangi adanya pengaruh negatif dalam
perkembangan intelektual dan karakter anak bangsa dibutuhkan pendidikan karakter yang tepat. Pendidikan
karakter merupakan salah satu upaya mempersiapkan anak bangsa yang siap menghadapi tantangan di masa
depan. Pemerintah mulai menggalakkan kegiatan Pramuka sebab tujuan dari gerakan Pramuka sejalan dengan
fokus pendidikan karakter yang menjadi program utama Kementerian Pendidikan Nasional. Pramuka sebagai
ekstrakulikuler di sekolah dapat menjadi sarana seorang guru untuk menanamkan pendidikan karakter kepada
para siswanya. Melalui kegiatan Pramuka diharapkan dapat mendidika karakter para siswa menuju ke arah yang
lebih positif. Oleh karena itu, kegiatan Pramuka dapat menjadi suatu sarana dalam mendidik karakter siswa. Pada
kenyataannya saat ini kegiatan Pramuka menjadi kurang diminati para pelajar. Meskipun pada dasarnya mereka
menyukai kegiatan Pramuka tetapi terdapat beberapa kendala yang menyebabkan para pelajar kurang
menunjukan sikap antusiasnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : para

remaja saat ini lebih menikmati hiburan dan permainan modern. kegiatan Pramuka dianggap kuno, mengurangi
jam pelajaran, membuat kulit menjadi hitam, dan materi yang membosankan.
1.3

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.

Apa hubungan antara Pramuka dengan pembetukkan karakter bangsa? 2.

Bagaimana cara agar Pramuka menjadi lebih diminati oleh para pelajar?
1.4

Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1.

Mengetahui hubungan Pramuka dengan pembentukkan karakter bangsa. 2.

Mengetahui beberapa cara agar kegiatan pramuka menjadi lebih diminati oleh para pelajar.
1.5 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, dapat disimpulkan manfaat sebagai berikut : 1.

Meningkatkan minat para pelajar terhadap kegiatan Pramuka.

2.

Meningkatkan kesadaran para pelajar terhadap pentingnya kegiatan Pramuk

Anda mungkin juga menyukai