Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BUDIDAYA JAGUNG MANIS

OLEH

DEDI ISKANDAR

1454211112

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, april 2018

Penyusun

Dedi iskandar
DAFTAR ISI

PENDAHULAN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan

PEMBAHASAN TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG MANIS

2.1 Jagung

2.1.1 Sistematika dan Botani

2.1.2 Kandungan gizi

SYARAT TUMBUH TANAMAN JAGUNG

3.1 Pedoman dan teknis budidaya

3.2 Teknik penanaman

3.3 Panen

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agronomi merupakan istilah yang tidak asing lagi di bidang pertanian. Istilah itu
belakangan ini diartikan sebagai usaha dalam membudidayakan tanaman-tanaman pertanian
atau sering disebut dengan budidaya pertanian. Dalam membudidayakan tanaman yang di
dasar ialah produksi yang tinggi baik mutu maupun jumlahnya.

Dalam rangka mendapatkan produksi tinggi (jumlah dan mutu) perlu penerapan yang
dikenal dengan panca usaha tani yang meliputi: (1) penyediaan bahan tanaman (benih/bibit)
bermutu tinggi yang berasal dari klon/kultivar unggul; (2) pengolahan tanah; (3) pengairan;
(4) pemupukan; (5) perlindungan tanaman.

Tanaman jagung manis merupakan komoditas palawija yang layak dijadikan komoditas
unggulan agrobisnis tanaman pangan. Prospek pengembangan usaha tani jagung manis sangat
cerah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sebagai sumber
pendapatan Negara.
Usaha meningkatkan produksi produktivitas jagung manis nasional ditempuh melalui
program ekstensifikasi, intensifikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi yang ditunjang pula
dengan program penanaman jgung manis diluar musim melalui penerapan pola tanam yang
sesuai di suatu daerah. Kornponen terbesar di dalam biji jagung manis adalah karbohidrat,
terutama berupa pati. Secara kimia, pati adalah polimer dari unit-unit glokasa anhidro
(C6H10O50) dan juga lemak yang berfungsi sebagai bahan cadangan energi. Pati jagung
terdiri dari amilosa dan amilokpeti, namun komposisi kedua komponen tersebut berbeda pada
setiap varietas, sehingga mempengaruhi sifat gelatinasi masing-masing varietas jagung.
Kacang tanah (Arachis Hypogaea L.) merupakan tanaman polong- polongan atau legum dari
fannili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan
sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (l hingga 1 ½ ,
kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil dan merupakan tanaman pangan berupa semak yang
berasal dari Amerika Selatan tepatnya berasal dari Brazilia Penanaman pertama kali
dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman
berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa kacang Tanah ini pertama kali masuk
ke lndonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis.
Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung,
kacang tuban, kacang kole, kacang banggala Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah peanut
atau groundnut.

1.2 Tujuan
Untuk mengenal teknik budidaya jagung manis yang baik dan benar dalam melakukan
budidaya jagung
PEMBAHASAN
TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG MANIS

2.1 Jagung

2.1.1 Sistematika dan Botani


Tanaman jagung manis teunasuk kedalam keluarga (famili) rumput- rumputan (Gramineae).
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan
sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)


Divisio : Speunatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub L)ivisio : Angiospeunae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledore (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Species :Zea mays saccharata Linn.

Tanaman jagung manis temasuk jenis tumbuhan semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan Paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umunnya berketinggian
antara lm sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggt 6 m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari peunukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa
varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umurnnya jagung tidak memiliki
kemarnpuan ini.
Secara morfologi, bagian atau organ-oragan penting tanaman jagung sebagai berikut:

l. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman
8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Akar tanaman jagung manis dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuan dan
perkembangan. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung
manis cukup banyak sedangkan pada tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya
terbatas atau sedikit. Perakaran tanaman jagung manis diawali dengan Proses perkecambahan
biji. Pertumbuhan kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian
diikuti calon batang, Bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula akar
primer yang muncul pada buku terbawah. Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan
tumbuh akar adventif yang muncul pada buku di atasnya
Akar kecambah dan akar primer tumbuhnya bersifat sementara, sedangkan akar adventif terus
tumbuh selama tanaman jagung manis tetap hidup. Pertumbuhan akar tanaman jagung manis
pada umur 4 minggu mencapai kedalaman 45 cm, dan disekitar pangkal batang juga dipadati
sejumlah akar dan cabang-cabang akar. Fungsi akar adventif adalah untuk memperkuat
berdirinya dan membantu menyangga tegaknya tanaman jagung dan menambah organ
penghisap air dan garam-garam tanah.

2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti
padi atau gandum. Batang tanaman jagung manis bentuknya bulat silindris, tidak berlubang
dan beruas-ruas sebanyak 8 - 20 ruas. Ruas terbungkus pclepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak menganduag lignin. Jumlah ruas tersebut
teryantung pada varietas jagung manis yang ditanm dan umur tanaman.
Fungsi batang yang berisi berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media pengangkut zat-zat
makanan dari atas ke bawah atau sebaliknya, Zat-zat yang diserap oleh akar berupa unsur-
unsur hara yang diangkut ke atas melalui berkas-berkas pembuluh menuju daun tanaman
untuk selanjutnya dengan proses asimilasi dihasilkan zal-zat makan yang dikirim keberbagai
jaringan tanaman.

3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Peunukaan daun ada yang licin
dan ada yang berarnbut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epideunis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Struktur daun terdiri
atas tiga bagan, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun.
Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda yaitu
panjang antara 30-l50 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak daun pada batang bersilangan.
Daun jagung mempunyai lidah dan telinga daun yang terletak dipangkal daun. Lidah daun
berfungsi untuk mengatasi masuknya air dari atas (air hujan) kedatam batang tanaman
jagung, sehingga terhindar dari kebusukan. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya
prosesing makanan tanaman makanan (asimilasi), mengatur kelebihan air dan sekaligus
menstabilkan suhu yang dibutuhkan tanaman, serta sumber zar hijau daun (klorofil) sebagai
organ fotosintesis.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,
yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasangg glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun. Pada urnumnya satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif,
dan disebut sebagai varietas prolific. Bunga jantan Jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari Iebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina terdiri atas sel telur atau ovari yang dilindungi oleh carpel. Carpel ini
tumbuh menjadi rambut-rambut. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau benang yang
berjumbai diujung tongkol sehingga kepala putiknya menggantung diluar tongkol. Persarian
bunga jagung manis terjadi pada pagi hari. Jumlah serbuk sari sekitar 2-5 juta per tanaman.
Serbuk sari terbentuk selama 7-15 hari, Persarian tanaman jagung manis dibantu oleh angin
dan serangga penyerbuk. Persarian silang dapat terjadi pada jarak sejauh 400 m. Persarian
akan gagal apabila suhu udara panas dan kering, maka keluarnya serbuk sari berlangsgng
cepat, sedangkan rambut pada tongkol keluamya lambat.

4. Bakal Biji
Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan rambit yang memanjang dan keluar melalui
sela-sela antar tongkol dan kelobot (pembungkus). Semakin banyak bunga betina yang siap
untuk dibuahi, maka semakin bertambah jumlah rambut yang keluar melewati ujung tongkol
jagung.
Fungsi tongkol jagung adalah sebagai tempat menempelnya calon biji, tempat
menyimpan persediaan makanan, dan sebagai tempat lembaga muda (calon biji). Proses
persarian bunga jagung berlangsung selama 12-28 jam. Serbuk sari tumbuh mencapai sel
telur dalam bakal biji. Bersatunya sel telur dan sel jantan disebut pembuahan, yang diikuti
dengan perkembangan biji. Mula-mula selama 7-10 hari, perkembangan biji berlangsung
lambat, tetapi setelah itu berlangsung cepat secara linear sampai berat maksimal.
Pertumbuhan sejak keluar buanga jantan sampai dengan masaknya biji disebut pertumbuhan
generatif. Lamanya pertimbuhan generatif berlangsung antara 50-55 hari, bergantung dari
jenis atau varietas jagung dan kesuburan tanah. Setiap batang tanaman Jagung manis idealnya
dipelihara satu tongkol, bergantung varietas dan kesuburan tanaman. Namun, kadeng-kadang
ditemukan lebih dari satu tongkol pertanaman. Anak-anak tongkol yang tumbuh dibagian
bawah sebaiknya dibuang. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji
jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endospeun yang bervariasi pada jenisnya.
Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-
kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji Jagung manis terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu kulit biji (seed coat), endospeun, dan embrio. Biji jagung merupakan organ tanaman
generatif untuk memperbanyak tanaman.

2.1.2 Kandungan Gizi


Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah :
• Kalori : 355 Kalori
• Protein : 92 g
• Lemak : 3,9 gr
• Karbohidrat : 73,7 gr
• Kalsium : l0 mg
• Fosfor : 256mg
• Ferum : 2,4m9
• Vitamin A : 510 SI
• Vitamin Bl : 0,38 mg
• Air : l2gr

Untuk ukuran yang sama, meski jagug mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah
namun mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
SYARAT TUMBUH TANAMAN JAGUNG

1) Keadaan Iklim
a) Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub0tropis/topis yang basah. Jagung dapat tumbuh di
daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
b) Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman
jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan
menjelang musim kemarau.
c) Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar matahari yang
baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang ternaungi, perturnbuhannya
akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk buah.
d) Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 2l-340 C, akan tetapi bagi pertumbuhan
tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antaru 23-270 C. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C.

2) Tanah
a) Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh
optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
b) Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung
berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol)
masih dapat ditanami Jagung dengan hasil yang baik denqan pengolahan tanah secara baik.
Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik
untuk pertunbuhannya
c) Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman.
Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 -7,5.
d) Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam kondisi
baik.
e) Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapl ditanami jagung, karena disana
kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil- Sedangkan daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

3) Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan
yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum
antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.

3.1 Pedoman Teknis Budidaya

1. Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya beunutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun
fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas
lain, tidak mengandung kotoran tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian
dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umunnya benih yang dibutuhkan
sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih.
Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi.
Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas
yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan
dan tersedia dalnm jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai
benih adalah: Hibrida C l, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer I, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1,
Kaliangga, Wiyasa, Arjuna Baster.

2. Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung
yang sehat pertmbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji
lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol
dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian
besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih
akan disimpan dalam jangka lama setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan
disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah
sebagai benih, Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih.
Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih
yang dibutuhkan edalah sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar,

3. Pengolahan Media Tanam


Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan kondisi
menguntungkan bagi pertumbuban akar. Melalui pengolahan tanah drainase dan aerasi yang
kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah.
Tanah yang zudah gembur hanya diolah secara umum,
a. Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah
yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan
tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan
pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan
diratakan.

b. Pembukaan Lahan
Pengolahan Iahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya.
Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar. Abunya dikembalikan ke dalam tanah,
kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.

3.2 Teknik Penanaman


a) Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini
berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat tanah
tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis
seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan
(terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan
jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun
curah hujan. Pola tanam yang biasa diterapkan adalah Tumpang sari (lntercropping),
melakukan psnanaman lebih dari I tanamnn (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari
sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung ketela pohon
padi gogo.

b) Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan
jarak tanam 75 x 5O cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini tidak dapat
tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim
penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi
air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman
sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering perlu diairi
dahulu kecuali bila diduga l-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan
penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan
benih, 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang
dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang
maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka
benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.

c) Lain-lain
Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan,
ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir
musim hujan.
Untuk lebih memaksimalkan lahan yang ada bisa juga memanfaatan dengan cara tanam secara
tumpang sari dengan tanaman kangkung sutera, menurut penelitian ( Surtinah, neng susi dan sri
utami lestari, 2016 ) Kangkung sutera dapat di tanam bersamaan sampai waktu 3 minggu setelah
penanaman jagung manis dan tidak mempengaruhi produksi jagung manis adapun indeks persaingan
antara keduanya 1,73 dan nilai kesetaraan lahan pada sistem tumpangsari ini ialah 1,83.

• Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang
dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman sedangkan yang dikehendaki hanya
2 atau l, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik
dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan
tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang
akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta
perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya
menggunakan benih dari jenis yang sama Waktu penyulaman paling lambat dua minggu
setelah tanam.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma).
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya yang penting dalam
penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum
cukup kuat mencengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh
posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang
bermunculan di atas peunukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat
tanaman berumur 6 minggu bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya tanah di sebelah
kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan
tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga
biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman
berumur 1 bulan.

4) Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg,
pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCI sebanyak 50- l00 kg. Pemupukan
dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan
bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan 1), pupuk diberikan
setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan
II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.

Menurut penelitian ( Surtinah,2017 ) dengan memberikan pupuk Bio Xtrim dan ZPT Hormax
dapat meningkatkan kualitas jagung terbaik dengan bertambahnya kadar gula biji jagung
manis mencapai 30 % pada konsentrasi 2 ml L-1 air.

5) Pengairan dan Penyiraman


Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tenah telah lembab.
Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu.
Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu
dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida


Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat
mernbahayakan proses produksi Jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida
yang dipakai mtuk mengendaliknn ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya
memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang
sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

3.3 Panen
Ciri dan Umur Panen:
Umur panen 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen
sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung dipanen ketika malang susu
dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah malang
fisiologis. Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklar muda, biji
mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai
pangan pokok.

4.2 Saran
Apabila melakukan penanaman, sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu jenis
tanaman yang akan ditanam, media atau tempat menanam. Karena kebutuhan tanaman akan
unsur hara dan bahan organik berbeda-beda, begitu pula dengan tanah mengandung unsur
hara yang berbeda pula, sehingga pemberian pupuk pada tanah dan tanaman berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998).
Budidaya Kedelai dan Jagung. Palangkaraya. Departemen Pertanian. Capricorn Indo Consult.
(1998).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Saenong, Sania. (1988).
Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran JAGUNG & KEDELAI di Indonesia. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988).Bogor
Surtinah, Surtinah. "POTENSI HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata, Sturt) DENGAN
PEMBERIAN PAKET TEKNOLOGI PUPUK DAN ZAT PENGATUR TUMBUH." Jurnal BiBieT 2.1
(2017): 37-44.
Surtinah, Surtinah, Neng Susi, and Sri Utami Lestari. "Optimasi Lahan dengan Sistem Tumpangsari
Jagung Manis (Zea mays saccharata, Strurt) dan Kangkung Sutera (Ipomea reptans) di
Pekanbaru." Jurnal Ilmiah Pertanian 12.2 (2016).
Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sutoro, Yogo Sulaeman, Iskandar. (1988).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Warisno (1998). Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai