Anda di halaman 1dari 26

PENGONTROLAN LAMPU TAMAN OTOMATIS BERBASIS PC

MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SERIAL

LAPORAN
Untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Teknik Antarmuka
Yang dibina oleh Bapak Ilham Ari Elbaith Zaeni

Oleh :
Ahmad Pariyono (110534406825)
Bayu Prihatmoko (110534406821)
Faizatul Afifah (110534406862)
Gigih Tri Setyadi A (110534406862)
Herman (110534406882)
Lia Duwi Seviane (110534406886)
Sudianto (110534431027)
Sulaiman F (110534406862)
Tri Setyo Utomo (110534406862)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI SI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Desember 2013
PENGONTROLAN LAMPU TAMAN OTOMATIS BERBASIS PC
MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SERIAL

Ahmad Pariyono (110534406825), Bayu Prihatmoko (110534406821), Faizatul


Afifah (110534406862), Gigih Tri Setyadi A (110534406862), Herman
(110534406882), Lia Duwi Seviane (110534406886), Sudianto (110534431027),
Sulaiman F (110534406862), Tri Setyo Utomo (110534406862)

ABSTRAK
Pada project ini menggunakan LDR yang merupakan sensor cahaya, yang
akan diantarmukakan dalam bentuk data login tegangan melalui komunikasi serial,
data ini berupa sebuah grafik pada program DELPHI yang diperoleh dari nilai ADC
yang didapat melalui mikrokontroller ATMega 16.

Kata kunci :LDR, IC RS232, ATmega16.

1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan dari
perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IPTEK).
Saling bersinergi satu sama lain ini dimotori oleh perkembangan berbagai jenis ilmu
pengetahuan yang merupakan dasar inovasi dalam menghasilkan teknologi-teknologi
terbaru. Dengan arah arus siklus begitu cepat akan penemuan baru dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempunyai ciri eksponensial telah
mengakibatkan persaingan akan teknologi yang ada semakin ketat untuk menawarkan
solusi dari kebutuhan yang ada. Kebutuhan akan teknologi tidak lain untuk
memberikan kemudahan, kenyamanan serta automatis dalam penggunaannya. Hal
tersebut memberikan nilai tawar dalam penerapan hasil teknologi.
Pada penerapan hasil teknologi tersebut salah satunya adalah lampu taman,
penggunaan lampu taman pada umumnya beroperasi dengan sistem tanpa terkontrol,
sistem tanpa terkontrol yang dimaksud adalah lampu taman akan mati dan nyala

2
sesuai dengan kondisi atau inputan dari sensor yang digunakan. Jika memang ada
sebuah kesalahan sistem atau error, dalam artian lampu taman tidak mampu
memberikan indikator akan kesalahan tersebut ini akan memberikan nilai minus,
karena tidak ada penangan secara sigap dalam sistem karena terbengkala jarak dan
waktu, dengan demikian lampu taman tidak mampu kita kontrol secara berkelanjutan.
Dengan permasalah demikian, lampu taman yang akan diterap kembangkan
yaitu mengantarmukakan penerapan lampu taman dengan sensor LDR tersebut
dengan media komputer, sistem yang akan diterap kembangkan pada lampu taman
dengan sensor LDR mampu kita kontrol melalui PC dengan beberapa indikator
seperti pemakaian daya beban pada lampu, outputan tegangan yang hasilkan sensor,
serta terciptanya report atau progres laporan pada penerapan secara keseluruhan pada
lampu taman tersebut.
Berdasarkan masalah diatas penulis membuat project dengan judul
“Pengontrolan Lampu Taman Otomatis Berbasis PC Menggunakan Komunikasi
Serial”.

1.1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil beberapa tujuan
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengantarmukakan sensor cahaya menggunakan LDR dengan
port serial?
2. Bagaimana mendesain perancangan sensor cahaya LDR dengan port serial?
3. Bagimana prinsip kerja aplikasi sensor cahaya LDR dengan port serial?

1.1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, rumusan masalahnya adalah :
1. Mahasiswa mampu mengerti dan mengetahui cara mengantarmukakan sensor
cahaya menggunakan LDR dengan port serial.
2. Mahasiswa mampu mendesain perancangan sensor cahaya menggunakan
LDR dengan port serial..
3. Mahasiswa mengetahui kinerja atau prinsip kerja aplikasi sensor cahaya
menggunakan LDR dengan port serial.

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 ATmega 16

3
Arsitektur ATMEGA16
Secara garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari :
1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz.
2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM
1Kbyte
3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Bandar A, Bandar B, Bandar C, dan Bandar D.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5. User interupsi internal dan eksternal
6. Bandar antarmuka SPI dan Bandar USART sebagai komunikasi serial

Konfigurasi Pena (Pin) Atmega16


Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler Atmega16 dengan kemasan 40-pena
dapat dilihat pada Gambar 2.2. Dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega16
memiliki 8 pena untuk masing-masing bandar A (Port A), bandar B (Port B), bandar

C (Port C), dan bandar D (Port D).


Gambar 1.1 Konfigurasi IC Atmega16

Deskripsi Mikrokontroler Atmega16


 VCC (Power Supply) dan GND(Ground)
 Bandar A (PA7..PA0)

4
Bandar A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D. Bandar Ajuga
sebagai suatu bandar I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan.
Pena - pena Bandar dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih
untuk masing-masing bit). Bandar A output buffer mempunyai karakteristik
gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika
pena PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarik rendah,
pena–pena akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up
diaktifkan. Pena Bandar A adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi
aktif, sekalipun waktu habis.
 Bandar B (PB7..PB0)
Bandar B adalah suatu bandar I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Bandar B output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan
sumber. Sebagai input, pena Bandar B yang secara eksternal ditarik rendah akan
arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Bandar B adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
 Bandar C (PC7..PC0)
Bandar C adalah suatu bandar I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Bandar C output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan
sumber. Sebagai input, pena bandar C yang secara eksternal ditarik rendah akan
arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena bandar C adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
 Bandar D (PD7..PD0)
Bandar D adalah suatu bandar I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Bandar D output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan
sumber. Sebagai input, pena bandar D yang secara eksternal ditarik rendah akan
arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Bandar D adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

5
 RESET (Reset input)
 XTAL1 (Input Oscillator)
 XTAL2 (Output Oscillator)
 AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk bandar A dan Konverter A/D.
 AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D.

1.2.2 LDR
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat/berfungsi mengubah
suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan
perubahan elektrik yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Photovoltaic : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran optik
(cahaya) menjadi perubahan tegangan. Salah satu sensor cahaya jenis
photovoltaic adalah solar cell.
2. Photoconductive : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran
optik (cahaya) menjadi perubahan nilai konduktansi (dalam hal ini nilai
resistansi). Contoh sensor cahaya jenis photoconductive adalah LDR, Photo
Diode,Photo

LDR (Light Dependent Resistor)


Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor
yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan
penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR
itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang
peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan
bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya
(sinar) yang mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya
mencapai sekitar 10 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun
menjadi sekitar 150 Ω. Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam
suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa. Simbol LDR dapat
dilihat seperti pada gambar berikut.

6
Simbol Dan Fisik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Gambar simbol dan fisik LDR


Aplikasi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan sebagai :
 Sensor pada rangkaian saklar cahaya
 Sensor pada lampu otomatis
 Sensor pada alarm brankas
 Sensor pada tracker cahaya matahari
 Sensor pada kontrol arah solar cell
 Sensor pada robot line follower

Karakteristik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)


Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral
sebagai berikut :
1. Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Bila sebuah “Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)” dibawa dari suatu
ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap,
maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah
resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Na-mun LDR tersebut hanya akan
bisa menca-pai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju
recovery meru-pakan suatu ukuran praktis dan suatu ke-naikan nilai resistansi dalam
waktu tertentu.
2. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas
yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna).
Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,

7
aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantaryang baik
(TEDC,1998)

Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)


Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah
seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada
disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan
terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti
kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih
banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan
telah mengalami penurunan.

1.2.3 ADC
Penggunaan ADC sebagai pengonversi data analog menjadi data digital
merupakan sesuatu hal yang diperlukan jika data yang masuk ke dalam
mikrokontroler, biasanya data dari sensor berupa sinyal analog.
Fitur ADC dalam ATMega8535 adalah sebagai berikut:
 Resolusi 10 bit.
 Waktu konversi 65-260 μs.
 Input 8 kanal.
 Input ADC 0-5Vcc.
 3 Mode pemilihan tegangan referensi.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk inisialisasi ADC, yaitu
penentuan clock, tegangan referensi, format data output dan mode pembacaan.
Inisialisasi ini dilakukan pada register-register berikut:
ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register)
ADMUX merupakan register yang mengatur tegangan referensi yang digunakan
ADC,

8
format data output dan saluran ADC.

REFS0-1 (Reference Selection Bits)


REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC.

ADLAR (ADC Left Adjust Result)


ADLAR adalah bit keluaran ADC. Jika ADC telah selesai konversi, maka data ADC
akan diletakkan di 2 register, yaitu ADCH dan ADCL dengan format sesuai ADLAR.

Format data ADC jika ADLAR=0

FORMAT DATA ADC JIKA ADLAR=1

 MUX0-4 (Analog Channel and Gain Selection Bits)


MUX0-4 adalah bit-bit pemilih saluran pembacaan ADC.

9
 ADCSRA (ADC Control and Status Register A)

10
ADCSRA adalah register 8 bit yang berfungsi untuk melakukan manajemen sinyal
kontrol dan status ADC.

 ADEN (ADC Enable)


ADEN merupakan bit pengatur aktivasi ADC. Jika bernilai 1 maka ADC akan
aktif.
 ADCS (ADC Start Conversion)
ADCS merupakan bit penanda dimulainya konversi ADC. Selama konversi
berlogika 1 dan akan berlogika 0 jika selesai konversi.
 ADATE (ADC Auto Trigger Enable)
ADATE merupakan bit pengatur aktivasi picu otomatis. Jika bernilai 1 maka
konversi ADC akan dimulai pada saat tepi positif pada sinyal trigger yang
digunakan.
 ADIF (ADC Interrupt Flag)
ADIF merupakan bit penanda akhir konversi ADC. Jika bernilai 1 konversi ADC
pada suatu saluran telah selesai dan siap diakses.
 ADIE (ADC Interrupt Enable)
ADIE merupakan bit pengatur aktivasi interupsi. Jika bernilai 1 maka interupsi
penandaan telah selesai. Konversi ADC diaktifkan.
 ADPS0-2 (ADC Prescaler Select Bit)
ADPS0-2 merupakan bit pengatur clock ADC.

SFIOR (Special Function IO Register)

11
SFIOR adalah register 8 bit yang mengatur sumber pemicu ADC. Jika bit
ADATE pada register ADCSRA bernilai 0 maka ADTS0-2 tidak berfungsi.

Rangkaian yang digunakan untuk mempelajari ADC dapat dilihat dalam Gambar
dibawah. Rangkaian ini merupakan rangkaian pembagi tegangan dimana tegangan
keluaran dapat dihitung dengan rumus:
Vout = R2 x Vcc
R1+R2

1.2.4 Data Login


Data logging adalah pengukuran dan pencatatan dari parameter fisika atau
elektrik selama periode waktu tertentu. Data yang diukur dan dicatat dapat berupa
temperatur, tekanan, pergeseran, aliran, tegangan, arus, resistansi, daya dan banyak
parameter yang lain. Cakupan produk yang dapat dikategorikan sebagai data
logger sangat luas, mulai dari perangkat sederhana yang hanya dapat melakukan
satu buah pengukuran sampai dengan perangkat yang kompleks yang
memberikan fungsi analisis dan display terintegrasi.

Beberapa komponen yang harus dimiliki oleh setiap data logger meliputi:
 Hardware untuk mendigitalkan parameter yang dicatat, meliputi sensor,

12
pengkondisi sinyal dan perangkat keras pengkonversi dari analog ke digital.
 Long-term data storage, umumnya berupa memori atau sebuah PC
 Perangkat lunak Data-logging untuk akuisisi data, analisis, dan presentasi

Gambar 1.3 Analogi data login

1.2.5 Program Interface


Program interface dengan komputer bisa dilakukan dengan banyak cara salah
satunya secara serial. Transfer data secara serial berarti juga data dikirim dari devais
luar misalnya mikrokontroller ke komputer secara serial dengan standard yang telah
ditentukan. Data dikirim per 8 bit dengan bit star dan bit stop bisa juga ditambahkan
parity.
Pembuatan program interface untuk komunikasi serial dapat dilakukan dengan
menggunakan Delphi 7 sebagai GUI nya. Delphi 7 tidak mempunyai package serial
sehingga package untuk komunikasi serial perlu di-install terlebih dahulu. Salah satu
komponen/package komunikasi serial untuk delphi adalah Cport. Setelah menginstall
serial package maka akan muncul CportLib tab dengan komponen seperti dibawah
ini:

Gambar 1.4 Serial Packae Cport

13
a. Program Mengirim Data
Untuk mengirim data maka perlu dipersiapkan sebuah variabel yang bertipe string
atau integer. Untuk memulai proses pengiriman data maka com serial harus dibuka
atau dikoneksikan terlebih dahulu dengan delphinya. Adapun program transmit data
seperti yang terlihat dibawah:

Maksud program:
comport1.Open → open koneksi delphi dengan com serial computer
comport1.WriteStr(str) → transfer data string

b. Program Menerima Data


Untuk membuat program menerima data dapat dilihat pada gambar dibawah:

Gambar 1.5 Membuat program menerima data

maksud Program:
comport1.ReadStr(str5,count) → menerima data dari luar dan dipindahkan ke
variabel str5 yang bertipe string.

1.3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN


1.3.1 ALAT DAN BAHAN
1. ATmega 16 1 buah

14
2. IC LM 7805 1 buah
3. IC LM 35 1 buah
4. IC max 232 1 buah
5. Kapasitor 1000 µF / 16V 1 buah
6. Kapasitor 22 pF 2 buah
7. Kapasitor 10 µF / 16V 2 buah
8. Kapasitor 100 µF / 16V 4 buah
9. Soket IC 40 pin 1 buah
10. Soket IC 14 pin 1 buah
11. Kristal 12000 MHz 1 buah
12. Tombol on off 1 buah
13. Push button 1 buah
14. Resistor 1 kΩ 1 buah
15. Resistor 330 Ω 2 buah
16. Led 1 buah
17. PCB 1 buah
18. Header secukupnya
19. Serial RS232 1 buah
20. Downloader 1 buah

1.3.2 Blog Diagram

Siang
Malam

Sensor Mikrokotroler PC Report

Gambar 1.6 Blog Diagram


Lampu Database

1.3.3 Prinsip Kerja Alat


Input yang masuk dari sensor suhu akan di hubungkan dengan ADC
mikrokontroller 16 Kemudian pada PC menggunakan DELPHI untuk
menampilkan grafik respon yang dihasilkan oleh sensor suhu untuk
mengetahui seberapa suhu ketika suhu itu naik atau turun melalui tegangan
(data login).

15
1.3.4 Prosedur Pembuatan Alat
1. Mendesain rancangan sensor suhu LM35 pada PCB express.
2. Hasil desainnya kita cetak pada mika.
3. Desain rancangan pada mika kita setrika diatas PCB untuk mencetak jalur
PCB yang telah dibuat agar tidak ikut larut ketika di etcing.
4. Setelah panas dan menempel, kita larutkan dalam larutan fericloride.
5. Setelah beberapa menit kita angkat dan bersikan dengan air putih.
6. Setelah itu, kita gosok dengan amplas untuk menghilangkan bekas cetakan
jalur PCB dari mika dan untuk membuat goresan pada PCB agar mudah
disoder.
7. Lalu, pasangkan semua komponen pada PCB serta tentukan input dan
outputnya.
8. Solder semua komponennya pada PCB.
9. Pasang trafo, LCD dan motor.
10. Rancangan yang sudah jadi, bisa diujicoba

1.3.5 Langkah Kerja


Buat Program untuk Mikrokontroller
a. Hubungkan rangkaian mikrokontroller dan sensor ke serial RS232
b. Hubungkan downloader dengan Mikrokontroller dan PC
c. Atur setting komunikasi serial dan ADC.
d. Compile dan donwload program

Gambar 1.7 Rangkaian Percobaan

16
Gambar 1.8 Setting komunikasi ADC

Masukkan Program AVR

while (1)
{
getchar();
read_adc(0);
Z=read_adc(0);
printf("%d",(int)Z);
}

Buat Program untuk PC

1. Buatlah program seperti berikut :

Gambar 1.9 Program Pendeteksi Suhu Ruangan

17
2. Masukkan komponen berikut :

Form Nama Komponen Group


Form1 Label1 Standard
Label2 Standard
Label3 Standard
Label4 Standard
Button1 Standard
Button2 Standard
Mainmenu Standard
Chart Additional
Timer System
Opendialog Dialog
Savedialog Dialog
Comport Cportlib

3. Buatlah menu dengan cara double click pada komponen Mainmenu kemudian
masukkan menu berikut ini.

Gambar 1.10 Mainmenu

4. Komponen/Objek yang digunakan dan pengaturan propertiesnya adalah :

Nama Komponen Properti Nilai Properti


Label1 caption Nilai ADC
Label2 caption 0
Label3 caption Nilai Suhu
Label4 caption 0
Button1 caption Start
Button2 caption Stop
Chart serieslist tambahkan series1 (klik tombol
Timer interval 100
enable FALSE

18
5. Masukkan perintah pada kejadian/event disetiap komponen di bawah ini.

Nama Event Perintah


Komponen
Form1 oncreate procedure TForm1.FormCreate(Sender:
TObject);
begin
ShellExecute(Handle, 'open',
PAnsiChar('regsvr32.exe'), PAnsiChar('/s
VCF132.OCX'), nil, SW_HIDE);
end;

File ==> Open onClick procedure TForm1.Open1Click(Sender:


TObject);
var ftype: smallint;
begin
OpenDialog1.Initial
Dir
:=ExtractFilePath(Application.ExeName);
if OpenDialog1.Execute then begin
form2.f1book1.Read(opendialog1.FileName
,ftype); form2.Visible:=true;
end;
i:=1;
while form2.F1Book1.TextRC[i,1]<>'' do
begin
keluaran:=strtofloat(form2.F1Book1.Text
RC[i,1]);
series1.AddXY(i,keluaran,'',clTeeColor);
i:=i+1;
end; end;

19
1.3.6 Rangkaian RS232 pada PCB express

Gambar 1.11 Layout rangkaian RS232

Gambar 1.12 Layout Minimum System

1.3.7 Gambar Rangkaian

Gambar 1.13. Skema Rangkaian

1.3.8 Skrip Program Pada AVR


int SUHU;
#include <mega16.h>
#include <delay.h>
// Standard Input/Output functions
#include <stdio.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
unsigned char Z;
unsigned char data_rx;
// Declare your global variables here

void main(void)
{
// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization


// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;

// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;

// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;

18
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;

// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;

18
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization


TIMSK=0x00;

// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity
// USART Receiver: On
// USART Transmitter: On
// USART Mode: Asynchronous
// USART Baud Rate: 19200
UCSRA=0x00;
UCSRB=0x18;
UCSRC=0x86;
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x26;

// Analog Comparator initialization


// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;

// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 93.750 kHz
// ADC Voltage Reference: AVCC pin
// ADC Auto Trigger Source: Free Running
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0xA7;
SFIOR&=0x1F;

// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;

// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;

while (1)
{
getchar();

18
read_adc(0);
Z=read_adc(0);
printf("%d",(int)Z);
}
}

1.4 HASIL
1.4.1 Gambar Alat

Gambar 1.14. Gambar Alat

1.4.2 Gambar Grafik

Gambar 1.15 Tampilan hasil grafik

1.5 ANALISA
Berdasarkan data yang didapat diatas, diketahui bahwa setiap kenaikan
sensor suhu jika di panaskan akan semakin besar begitu juga dengan nilai
tegangannya. Sehingga nilai tegangan dan suhu yang dihasilkan dalam

18
tampilan Delphi akan berubah-ubah begtu pun dengan hasil grafik yang di
dapat semakin panas suhu yang diberikan maka gambar grafik akan semakin
naik dan berlaku sebaliknya.
Prinsip kerja dari project ini sama seperti data login yang merupakan data
dengan merubah nilai ADC yang ada pada suhu ketika dipanaskan atau tidak
yang diolah melalui mikrokontroller ATMega16 kemudian nilai ADC dikirim
melalui port serial ke computer dan selanjutnya diolah menjadi data login
yang berupa nilai ADC, nilai suhu dan grafik yang nilainya akan berubah-
rubah ketika sensor suhu diberi perlakuan.

1.6 KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan yang menghasilkan suatu project ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Project ini menggunakan data login tegangan komunikasi serial yang
dihasilkan oleh Sensor Suhu yang di antarmukakan melalui ADC pada
mikrokontroller ATMega16.
2. Hasil percobaan yang dihasilkan berupa nilai ADC, nilai suhu dan
grafik yang berubah-nilainya ketika suhu dinaikkan ataupun
diturunkan.
3. Semakin besar suhu yang diberikan maka semakin besar nilai ADC
dan gambar grafik yang dihasilkan semakin tinggi dan berlaku
sebaliknya ketika suhu diturunkan.

1.7 DAFTAR PUSTAKA


Shatomedia.2008. Sensor Suhu LM35.
(online)http://shatomedia.com/2008/12/sensor-suhu-lm35/. Diakses pada
tanggal 15-11-2013

Teknik Elektro Links.2010. Rangkaian Sensor Suhu LM3. (online). http://telinks.


wordpress.com/2010/04/09/rangkaian-sensor-suhu-lm35/.Diakses pada
tanggal 15-11-2013

Tutorial Elektronika.2009. Apa dan Bagaimana Karakteristik Sensor. (online).


http://tutorial-elektronika.blogspot.com/2009/02/apa-dan-bagaimana-
karakteristik-sensor.html. Diakses pada tanggal 15-11-2013

Jobshet Praktikum 6 Komunikasi Serial

18
Jobshet Praktikum 8 Data Login Teggangan Melalui Komunikasi Serial

18

Anda mungkin juga menyukai